Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DEMOKRASI

Dibuat sebagai salah satu syarat mata kuliah Konsep Dasar PKn SD

DOSEN PENGAMPU

GALIH MAHARDIKA CHRISTIAN PUTRA, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. PUTRI NADIA.A. (1401420078)


2. ARZECTA NANDYA. K. (1401420118)
3. FITRIA SALSABILA. K. (1401420148)
4. HALIMATUSY SYA’DIYAH (1401420188)
5. RIKA MUSFIROTUN (1401420318)
6. BERLINA SINDHI ARYANTI (1401420338)
7. DIMAS VERI IRFANUDIN (1401420448)

ROMBEL H
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang memberikan penerangan dan petunjuk
kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak kenikmatan yang masih kita rasakan
sampai saat ini. shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan dan tauladan kita semua,
Rasulullah SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya. Karena jasa-jasa
beliaulah kita dapat mengenal dan merasakan indahnya Islam.

Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan bermalas-malas.
Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
berjudul ‘Demokrasi’. Makalah ini berisi tentang pengertian demokrasi.

Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang demokrasi
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Makalah ini tidak lepas dari
kekurangan karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami berusaha untuk membagi
ilmu dan wawasan yang telah kami rangkum dalam makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menjadi rujukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Semarang, 22 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4
C. TUJUAN MAKALAH ............................................................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN................................................................................................................................................ 5
1. Makna dan Hakikat Demokrasi.......................................................................................................... 5
2. Unsur dan Syarat Demokrasi ............................................................................................................. 6
3. Macam-macam Demokrasi................................................................................................................ 8
4. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat .................................................................................... 10
5. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia ............................................................................. 10
6. Perbedaan – Perbedaan Demokrasi .................................................................................................... 15
BAB III .......................................................................................................................................................... 19
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 19
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................... 19
B. SARAN .............................................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi juga
dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama
untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu.
Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan
yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia
dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-
nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Makna dan Hakikat Demokrasi?
2. Apa Unsur dan Syarat Demokrasi?
3. Apa Macam-Macam Demokrasi?
4. Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat?
5. Bagaimana Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia?
6. Apa Perbedaan-Perbedaan Demokrasi?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui Makna dan Hakikat Demokrasi
2. Untuk mengetahui Unsur dan Syarat Demokrasi
3. Untuk mengetahui Macam-Macam Demokrasi
4. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat
5. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Dempkrasi di Indonesia
6. Untuk mengetahui Perbedaan-Perbedaan Demokrasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Makna dan Hakikat Demokrasi

Demokrasi merupakan suatu sistem yang memberikan hak bersuara dan


menyampaikan pendapatnya secara bebas namun tetap berpegang teguh pada ketentuan
hukum yang berlaku. Contoh demokrasi dalam suatu negara dapat dengan mudah kita temui
pada pemilihan pemimpin rakyat seperti pilpres, pilgub dan lain sebagainya. pemilihan ini
menggunakan asas demokratis yakni pemerintahan tertinggi berada di tangan rakyat.
Selain pengertian demokrasi secara umum di atas, adapula definisi demokrasi menurut
para ahli. Adapun beberapa pengertian demokrasi menurut ahli yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Joseph A. Schmeter:
Demokrasi adalah sebuah perencanaan institusional guna mencapai suatu keputusan
politik dimana setiap individu memiliki kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
yang kompetitif.
b. Menurut Sidney Hook:

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan dimana keputusan penting


pemerintahan baik secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada suatu
kesepakatan mayoritas yang tercipta dari suara rakyat.

c. Menurut Terry L. Karl dan Philippe C. Schmiter:

Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan dimana pihak pemerintah akan


diberikan tanggung jawab atas segala tindakan mereka di wilayah publik. pemberian
tanggung jawab ini didasarkan oleh keputusan yang dibuat oleh rakyat dengan melakukan
pemungutan suara yang menganut asa kebebasan.

d. Menurut Henry B. Mayo:

Demokrasi adalah suatu sistem yang menunjukan kebijakan umum ditentukan


berdasarkan keputusan mayoritas yang diselenggarakan dengan melakukan pemilihan
secara selektif, diawasi dan dilakukan oleh rakyat dengan landasan persamaan pandangan
atau politik tanpa ada paksaan dari pihak lain.

e. Menurut bahasanya (etimologis),

Pengertian demokrasi terdiri dari dua kata yakni “demos” dan “krator”. Demos berarti
“Rakyat” dan Kratos berarti “kekuasaan”. Jadi dapat disimpulkan bahwapengertian

5
demokrasi menurut bahasanya adalah kekuasaan ada ditangan rakyat.vJadi dapat
disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat. Rakyat memiliki kesetaraan hak dan bebas menyuaraka
pendapatnya.

Makna demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Makna ini memiliki arti bahwa rakyat yang menentukan sebuah keputusan dan
permasalahan yang mempengaruhi kehidupannya. Hal ini mencakup kebijakan negara karena
pada dasarnya kebijakan yang dibuat pemerintah akan mempengaruhi kehidupan rakyat.
Sama halnya dengan sebuah negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi yakni
Negara diselenggarakan berdasarkan kehendak rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Singkatnya tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintah.

Dari pengertian dan makna demokrasi di atas dapat diterik kesimpulan bahwa hakikat
demokrasi dapat dikatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Pemerintahan dari rakyat memiliki arti bahwa sebuah sistem pemerintahan yang sah
dan diakui oleh rakyat. Diakui dan sah memiliki arti bahwa tanggung jawab pemerintahan
diberikan oleh rakyat. Sebaliknya pemerintah yang tidak diakui adalah pemerintah yang tidak
mendapatkan dukungan dan persetujuan dari rakyat. Rakyat memegang kendali penuh atas
pemilihan pemerintahan berdasarkan persamaan pandangan dan politik tanpa ada unsur
paksaan.

Pemerintahan oleh rakyat memiliki pengertian bahwa pemerintah menjalankan


kekuasaannya bukan atas dorongan atau tujuan pribadinya melainkan didasari oleh keinginan
rakyat. Segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah akan dikaji, dinilai dan diawasi oleh
rakyat baik secara langsung maupun melalui lembaga rakyat (DPR, MPR). Maka dari itu
pemerintah harus tunduk pada pengawasan rakyat.

Pemerintahan untuk rakyat memiliki arti bahwa segala kuasa yang dilimpahkan
kepada pemerintah dibuat untuk kepentingan rakyat. Maka dari itu kepentingan rakyat sudah
seharusnya didahulukan sebelum kepentingan pemerintah. Dalam membuat suatu putusan
pemerintah juga harus mempertimbangkan aspirasi rakyat karena baik buruknya putusan yang
dibuat oleh pemerintah juga akan mempengaruhi nasib rakyat

2. Unsur dan Syarat Demokrasi

Unsur-unsur penegak demokrasi antara lain :


a. Negara Hukum (Rechtsstaat dan Rule Of Law)

6
Konsepsi perlindungan hukum bagi warga Negara memberikan perlindungan hukum bagi
warga negara melalui perlembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak pada
penjaminan hak asasi manusia.
Konsep Rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya perlindungan terhadap HAM.
2. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga Negara untuk menjamin
perlindungan HAM
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan
4. Adanya peradilan admisitrasi

Adapun Rule Of Law ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya supremasi aturan-aturan hukum


2. Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law)
3. Adanya jaminan perlindungan HAM

Dengan demikian Konsep Negara Hukum sebagai gabungan dari kedua konsep diatas
dapat dicirkan sebagai berikut:

1. Adanya perlindungan HAM


2. Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan
3. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga Negara
b. Masyarakat Madani (Civil Society)
Dicirikan sebagai berikut:
1. Masyarakat terbuka
2. Masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara
3. Masyarakat yang kritis dan berpartisipasi aktif
4. Masyarakat egaliter, sikap setiap orang pada kelompok manusia yang berbagi
wilayah umum, dan telah mengorganisir diri untuk kelangsungan hidup dan
melestarikan cara untuk hidup mandiri tanpa ada perbedaan derajat dan tingkat
c. Infrastruktur Politik
Terdiri dari :
1. Partai Politik (political party), yaitu:
✓ Kelembagaan politik yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, cita-cita
yang sama
2. Kelompok Gerakan (Movement Group), yaitu:

7
✓ Sekumpulan orang yang berhimpunan dalam satu wadah organisasi pada
pemberdayaan warganya
3. Kelompok Penekan atau Kelompok Kepentingan (Pressure/Inters Group), yaitu:
✓ Sekelompok orang dalam wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria
professionalitas dan keilmuan tertentu
4. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam suatu pemerintahan yang demokratis adalah sebagai
berikut :

1. Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga negara berarti hak-hak warga
negara itu dilindungi oleh konstitusi atau Undang Undang Dasar.
2. Badan kehakiman atau peradilan yang bebas dan tidak memihak artinya badan atau
lembaga itu tidak dapat dicampurtangani oleh lembaga manapun, termasuk pemerintah,
serta bertindak adil
3. Pemilihan umum yang bebas artinya pemilihan umum yang dilakukan sesuai dengan hati
nurani, tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat adalah kebebasan warga negara untuk
menyatakan pendapatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik secara lisan
maupun tulisan
5. Kebebasan berserikat adalah mengacu kepada hak seseorang untuk bergabung dengan
suatu kelompok dan juga keluar dari kelompok tersebut secara sukarela
6. Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar warga negara menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, serta mampu menunjukkan partisipasinya dalam
kehidupan bernegara

3. Macam-macam Demokrasi

Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara


menerapkan sistem politik demokrasi. Ada 3 sudut pandang demokrasi, yaitu :
a. Berdasarkan ideologi
1) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri
khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya
terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan yang bertindak sewenang-
wenang terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2) Demokrasi rakyat

8
Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang
didasari dri paham sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan
negara dan kepentingan umum. Mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan
tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi
yang memenuhi fungsi diktator proletar.
b. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
1) Demokrasi langsung
Demokrasi lamgsung merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan
seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan negara.
2) Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk
menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.
c. Berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara
1) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem demokrasi yang
dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap di kontrol
oleh referendum.
2) Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi yang
didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan legislatif.
3) Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan sistem
demokrasi dimana kedudukan antara eksekutif dengan legislatif tepisah, sehingga
keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti sistem parlemen.
4) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif rakyat merupakan
sistem demokrasi gabungan dari demokrasi perwakilan/tidak langsung dan demokrasi
secara langsung
d. Berdasarkan titik perhatian
1) Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model Barat.
Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Dalam demokrasi formal, semua
orang dianggap mempunyai derajat dan hak yang sama.
2) Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan
pada upayaupaya menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi,
sedangkan persamaan bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang
9
dihilangkan. Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh
partai penguasa dengan mengatasnamakan negara di mana segala sesuatu sebagai hak
milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui.
3) Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta
membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasil material. Persamaan derajat
dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh aktivitas rakyat dibatasi.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai
mengabdikan apalagi menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia.

4. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan hukum di
Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abade ke-6 sampai abad ke-4
M. Demokrasi yang dipraktikkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung. Gagasan
demokrasi Yunani kuno berakhir pada abad pertenggahan. Pada masa ini pula lahir keinginan
menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta ( piagam besar) sebagaiuis uatu piagam
yang memuat perjanjain antara kaum bangsawan dan Raja John di Inggris merupakan tonggak
baru kemunculan demokrasi empirik.

Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di dunia Barat


adalah gerakan renaissance dan reformasi. Renaissance merupakan gerakan yang
menghidupkan kembali minat para sastra dan budaya Yunani kuno. Renaissance di Eropa
yang bersumber dari tradisi keilmuan Islam dan berintikan pada pemuliaan akal pikiran untuk
selalu mencipta dan mengembangkan ilmu pengetahuan telah mengilhami munculnya
gerakan demokrasi.
Sejarah dan perkembangan demokrasi di Barat diawali berbentuk demokrasi langsung
yang berakhir pada abad pertengahan. Menjelang akhir abad pertengahan lahir Magna Charta
dan dilanjutkan munculnya renaissance dan reformasi yang menekankan pada hak atas hidup,
hak kebebasan dan hak memiliki. Dan selanjutnya, pada abad ke-19 muncul gerakan
demokrasi konstitusional. Dari demokrasi konstitusional melahirkan demokrasi welfare state.

5. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana
10
kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy).

Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara rakyat disatu
pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI
tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebahagian terbesarnya pernah
mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropah
Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia
sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi
yang berkembang di negara-negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan lagi
suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar
sebagai pemenang Perang Dunia-II.

Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.Sejalan dengan
diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950) Indonesia mempraktekkan model
Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai
dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan
nyaris berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.

Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi
Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik
yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.Namun belum berlangsung lama,
yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan
kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada
peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan
Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.

Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila
(Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya
sesuai dengan ideologi negara Pancasila.Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif

11
cukup lama dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan
sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih dengan
lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan
meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di
amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru.Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan
ini dinamakan saja sebagai Demokrasi Reformasi, karena memang belum ada kesepakatan
mengenai namanya) yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir ini, nampaknya
belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan
kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga
eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah
terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai mekanisme
demokrasi.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi yang


pernah ada di Indonesiai ini. Pelaksanaan demokrasi di indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa periodesasi antara lain :

1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali
ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu
disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi
sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh
Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah
negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
12
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi
lembaga legislatif.

b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.

c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem


pemerintahn presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal 1950 - 1959

Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau


berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi
ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-
partai politik.Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan :

-Dominannya partai politik

-Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

-Tidak mampunyai konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

-Bubarkan konstituante

-Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

-Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah


kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara
semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom
dengan ciri:

1. Dominasi Presiden

2. Terbatasnya peran partai politik

3. Berkembangnya pengaruh PKI

13
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain :

1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR

3. Jaminan HAM lemah

4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

5. Terbatasnya peranan pers

6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang


menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 – 1998

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru


ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II,
III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Namun demikian perjalanan demokrasi pada
masa orde baru ini dianggap gagal sebab:

1. Rotasi

kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

2. Rekrutmen politik yang tertutup

3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

4. Pengakuan HAM yang terbatas

5. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )

2. Terjadinya krisis politik

14
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun


jadi Presiden.

4. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi {1998 - Sekarang).

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari


Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.Masa
reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum

3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN

4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali
yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

6. Perbedaan – Perbedaan Demokrasi

1. Berkenaan dengan Kedaulatan Rakyat.

a. Demokrasi Liberal.

Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dilaksanakan oleh DPR (Parlemen). Dan DPR


membentuk serta memberhentikan Pemerintah/Eksekutif (Kabinet).

b. Demokrasi Terpimpin.

Meskipun secara normatif konstitusional ditetapkan bahwa Kedaulatan ada ditangan


rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusya-waratan Rakyat (MPR),
namun secara praktis justru kedaulatan sepenuhnya berada ditangan Presiden. Dan
Presiden membentuk MPR(S) dan DPR-GR berdasarkan Keputusan Presiden

c. Demokrasi Pancasila (Orba).

15
Kedaulatan Rakyat sepenuhnya dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), baru kemudian MPR membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam bentuk
kekuasaan-kekuasaan kepada lembaga-lembaga negara lainnya (Presiden, DPR, MA,
Bepeka dsb.)

d. Demokrasi Reformasi.

Kedaulatan Rakyat sepenuhnya tetap berada ditangan rakyat, dan rakyat secara langsung
membagi-bagikan kedaulatan tersebut kedalam bentuk kekuasaan-kekuasaan kepada
lembaga-lembaga negara lainnya (Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, dsb.)

2. Berkenaan dengan Pembagian Kekuasaan

a. Demokrasi Liberal

Kekuasaan DPR (Legislatif) sangat kuat dibandingkan dengan kekuasaan


Pemerintah/Kabinet (Eksekutif), bahkan DPR dapat memberhentikan
Pemerintah/Kabinet. Sementara Presiden hanya berkedudukan sebagai Kepala
Negara saja (Simbol Negara saja).

b. Demokrasi Terpimpin.

Kekuasaan Pemerintah/Presiden (Eksekutif) sangat kuat (dominan) dibandingkan


dengan kekuasaan DPR (Legislatif), bahkan Presiden dapat membubarkan DPR serta
mengangkat anggota-anggota DPR (GR).

Jabatan Presiden ditetapkan untuk masa seumur hidup, sehingga tidak bisa
diberhentikan oleh MPRS.

c. Demokrasi Pancasila (Orba)

Meskipun secara normatif konstitusional, ditetapkan :

1). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) maupun Kepala


Negara lebih kuat dibandingkan kekuasaan DPR (Legislatif).

2). Kecuali dalam hal Anggaran Belanja Negara, maka kekuasaan Presiden dibidang
legislasi (pembentukan undang-undang) lebih kuat dibanding-kan kekuasaan DPR
(Legislatif).

Namun secara praktis Kekuasaan Pemerintah/Presiden (Eksekutif) sangat kuat


(dominan) dibandingkan dengan kekuasaan DPR (Legislatif), sebagai akibat adanya :

16
1). Campur tangan Pemerintah didalam kehidupan kepartaian.

2). Dominasi Pemerintah didalam penyelenggaraan pemilihan umum anggota


Legislatif (termasuk menyeleksi calon-calon Legislatif dari partai peserta pemilu).

3). Kewenangan Presiden didalam pengangkatan anggota MPR dari unsur Utusan
Golongan yang jumlahnya cukup besar.

d. Demokrasi Reformasi.

1). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) maupun Kepala


Negara jauh berkurang karena harus dibagi kepada DPR (Legislatif).

2). Kekuasaan Presiden dibidang legislasi (pembentukan undang-undang termasuk


UU-APBN) lebih lemah dibandingkan kekuasaan DPR (Legislatif). Bahkan sebuah
Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui oleh DPR dapat berlaku meskipun
tidak disetujui dan tidak diundangkan oleh Presiden/Pemerintah.

3). Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) menjadi semakin


berkurang dengan dilaksanakannya Otonomi Daerah.

3. Berkenaan dengan Mekanisme Pengambilan Keputusan

a. Demokrasi Liberal

Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (DPR) diambil berdasarkan voting


dengan suara terbanyak.

b. Demokrasi Terpimpin

Semua pengambilan keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPRS dan DPR-GR)


harus berdasarkan musyawarah mufakat (suara bulat).

(Ada Ketetapan MPRS yang khusus menetapkan hal ini).

c. Demokrasi Pancasila (Orba)

Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPR dan DPR) pertama-tama


diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan jika musyawarah tidak berhasil
mencapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan voting dengan suara
terbanyak.

17
Namun didalam prakteknya pihak Pemerintah senantiasa mengupayakan agar
keputusan di DPR dan MPR diambil secara musyawarah (suara bulat) untuk
membuat kesan bahwa keputusan tersebut didukung oleh segenap rakyat.

d. Demokrasi Reformasi

Semua keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPR dan DPR) didalam prakteknya
langsung diambil berdasarkan voting dengan suara terbanyak.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demokrasi merupakan suatu sistem yang memberikan hak bersuara dan menyampaikan
pendapatnya secara bebas namun tetap berpegang teguh pada ketentuan hukum yang berlaku.
Contoh demokrasi dalam suatu negara dapat dengan mudah kita temui pada pemilihan pemimpin
rakyat seperti pilpres, pilgub dan lain sebagainya. pemilihan ini menggunakan asas demokratis
yakni pemerintahan tertinggi berada di tangan rakyat.

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945,
para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
(selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan
(kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara
yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy).

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan implementasi dan pengaplikasian
pengetahuan yang didapatkan pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca
dalam ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang akan dating.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan,


Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha Sakti, 2018.

Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta Timur: PT Balai Pustaka, 2012.

http://www.antotunggal.com/2017/01/demokrasi-pengertian-makna-dan-hakikat.html

https://osf.io/984eb/download/?format=pdf

http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEMOKRASI%20dwi.pdf

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:vpffraOpjIUJ:https://osf.io/984eb/downlo
ad/%3Fformat%3Dpdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

20

Anda mungkin juga menyukai