id
BAB II
A. Kajian Pustaka
10
11
4) Membaca Intensif
a) Pengertian Membaca Intensif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “intensif”
berarti secara sungguh-sungguh dan secara terus-menerus
mengerjakan sesuatu sehingga memperoleh hasil yang optimal
(Depdiknas, 2014: 241). Berkaitan dengan membaca intensif,
menurut Brooks (1964) yang dimaksud dengan membaca
intensif atau intensive reading adalah sebuah studi seksama,
telaah teliti, dan penanganan terperinci terhadap suatu tugas
yang pendek kira-kira 2-4 halaman setiap hari. Kuisioner,
latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata, dikte,
dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik dari membaca
intensif (Tarigan, 2008: 36-37).
Tarigan mengemukakan bahwa membaca intensif pada
hakikatnya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari
500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan
kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik) (Dalman, 2014: 71).
Sementara itu, Rashidi (2011: 471) mengemukakan bahwa
“Intensive reading deals with comperehension” yang berarti
bahwa membaca intensif memiliki kaitan dengan pemahaman.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian membaca intensif adalah membaca dengan cara
sungguh-sungguh, terus-menerus dengan penuh penghayatan,
dan bertujuan untuk menyerap keterangan yang terdapat dalam
bacaan sehingga dapat memahami isi bacaan.
b) Tujuan Membaca Intensif
Menurut Tarigan (2008: 37) tujuan utama membaca intensif
adalah untuk memperoleh informasi dengan sukses melalui
pemahaman terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-
urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-
nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
B. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal, proses pembelajaran di SD Negeri 7 Kutosari khususnya
kelas III mata pelajaran Bahasa Indonesia masih cenderung berpusat pada guru
dan siswa kurang berperan aktif. Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah
dan jarang menggunakan metode yang membutuhkan partisipasi serta antusias
siswa sehingga menyebabkan proses pembelajaran bersifat searah. Berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan di kelas III SD Negeri 7 Kutosari hal tersebut
berdampak pada nilai UTS Bahasa Indonesia yang kebanyakan masih di bawah
KKM yaitu 70. Dari 22 siswa, diketahui 13 atau 59% anak memperoleh nilai di
bawah KKM.
24
25
Keterampilan
Kondisi membaca intensif
Akhir siswa meningkat
C. Hipotesis Tindakan