Anda di halaman 1dari 17

KETERAMPILAN

MEMBACA

Nama : Vidya Rachma


NIM : 2022310020
Prodi : D3 Farmasi
1. Hakikat Keterampilan Membaca

Orientasi di dalam pembelajaran bahasa pada dasarnya ialah empat keterampilan berbahasa yaitu

 keterampilan menyimak
 keterampilan berbicara
 keterampilan membaca
 keterampilan menulis

Keempat keterampilan ini saling berkait dan menunjang satu dengan yang lainnya.

Membaca pada hakikatnya bukan sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan banyak hal, antara lain aktivitas
visual, berpikir psikolinguistik, dan metakognitif (Farida Rahim, 2003:7). Keterampilan membaca juga ditentukan
kemampuan pembaca dalam kesadaran fonemik, ilmu pengetahuan secara umum, kelancaran, kosa kata, dan pemahaman
teks (Mellard, Fall, & Woods, 2010: 155).
a. Pengertian Membaca
Dalam keterampilan membaca, terdapat aneka ragam batasan tentang membaca.
Hal ini disebabkan kecenderungan para ahli bahasa dari segi mana meninjaunya.
• Hasan Alwi, dkk. (KBBI, 2007: 83) secara umum menyatakan bahwa membaca adalah
(1) melihat serta memahami dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya di dalam hati);
(2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4) mengetahui, meramalkan ;
(5) memperhitungkan, memahami
Sedangkan pengertian membaca bahasa ialah membaca sambil mempelajari makna kata dari bahan bacaan

• Harimurti Kridalaksana (2009: 151) mengartikan membaca adalah menggali informasi dari teks, baik dari yang berupa tulisan
maupun dari gambar atau diagram, maupun dari kombinasi itu semua. Membaca merupakan keterampilan mengenal dan
memahami bahasa tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam
bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.
• Kirby (2007:1) mendefinisikan membaca adalah proses seseorang memahami teks yang dibaca, dengan tujuan apa,
mengapa diajarkannya, dan mengapa peduli dengan hal tersebut.

• Klein (1991: 22) mengemukakan bahwa membaca mencakup


1. Membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
2. Membaca adalah suatu strategis, mengandung makna keefektifan membaca ditentukan oleh penggunaan berbagai
strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkontruksi makna ketika membaca. Strategi ini
bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.
3. Membaca merupakan interaktif mengandung makna keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks.

• Ahli lain, mengartikan membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks
(Iskandarwassid dan Sunendar, 2009: 146).
• Secara umum pada dasarnya membaca mencakupi dua aspek, yakni aspek mekanik dan aspek pemahaman. Aspek mekanik
atau visual berkaitan dengan kemahiran membaca dalam menggerakkan dan memanfaat organ wicara lainnya pada waktu
membaca. Sedangkan aspek pemahaman berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca.
Pemahaman terhadap bacaan lebih diutamakan. Ini selaras dengan apa yang dikatakan Durkin (1993) bahwa pemahaman
membaca adalah esensi dalam keterampilan membaca untuk dapat mempelajari masa depan, untuk mendesain kegiatan,
membuat strategi, dan juga pemahaman membaca merupakan cermin dari kemampuan subjek.

• Sementara itu, Kirbi memaknai membaca hanya ditinjau dari pemahaman saja tetapi dilengkapi dengan penjelasan apa tujuan
membaca itu, mengapa harus mengajarkan membaca, dan mengapa seseorang memiliki kepedulian dengan membaca. Jadi
Kirby menjelaskan tentang membaca dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sedangkan Klein, Iskandarwassid, dan Martinis
Yamin memaknai membaca lebih pada aspek pemahaman dengan indikator-indikatornya.
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Membaca

1. Faktor fisiologis meliputi kesehatan fisik (gangguan alat bicara, alat pendengaran, alat pendengaran, kelelahan, dan
sebagainya), pertimbangan neurologis (berbagai cacat otak dan syaraf untuk membaca), dan jenis kelamin (laki-laki dan
wanita memiliki karakteristik yang berbeda).

2. Faktor intelektual atau intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri atas pemahaman yang
esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. Intelegensi juga merupakan kemampuan global
individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.

3. Faktor lingkungan, mencakupi latar belakang dan pengalaman siswa di rumah dan sosial ekonomi keluarga siswa. Anak-
anak yang mendapatkan fasilitas yang buku, surat kabar, majalah yang memadai akan lebih cepat terampil membaca. Anak-
anak yang di rumahnya mendapatkan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan
yang beragam akan mempunyai keterampilan membaca yang tinggi (Crawley & Mountain, 1995:112).

4. Faktor psikologis mencakupi motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Motivasi termasuk
faktor kunci di dalam keterampilan membaca. Anak yang memiliki motivasi yang tinggi akan sangat berhasil dalam
membaca, karena dengan motivasi tinggi mereka akan senang dan menikmati membaca.
c. Keterampilan Membaca Pemahaman

Secara umum kegiatan membaca terdiri atas dua komponen, yaitu proses membaca dan produk membaca (Burn, dkk, 1996: 7).
Proses membaca terdiri atas tiga komponen dasar yaitu recording, decoding, dan meaning yang dapat diurai menjadi sembilan
aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Kesembilan aspek ini
saling berkait dan mendukung untuk membentuk proses membaca yang selaras.

 Kegiatan sensori adalah pengungkapan simbol-simbol grafis yang digunakan untuk merepresentasikan bahasa lisan melalui
indra penglihatan.

 Kegiatan perseptual merupakan aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman masa
lalu. Ketika orang membaca, otak menerima gambaran kata-kata kemudian mengungkapkannya berdasarkan pengalaman
pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau emosi.

 Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang
umumnya tampil pada suatu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

 Pengalaman sangat berperan dalam kegiatan membaca. Anak-anak yang mempunyai banyak pengalaman akan memiliki
kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosa kata dan konsep yang mereka hadapi dalam
membaca dibandingkan dengan anak-anak yang pengalamannya terbatas.
 Membaca merupakan proses berpikir. Pembaca terlebih dahulu memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapi
melalui proses asosiasi dan eksperimen, kemudian membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang
terdapat dalam bacaan. Untuk itulah pembaca harus berpikir sistematis, logis, dan kreatif.

 Pembelajaran dalam membaca merupakan suatu keniscayaan. Melalui pembelajaran membaca sejak usia dini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak.

 Aspek asosiasi yaitu mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna dalam membaca. Anak-anak
menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna, tanpa kedua kemampuan asosiasi ini, siswa
tidak akan dapat memahami teks.

 Aspek sikap berkenaan dengan perhatian, kegemaran, maupun motivasi. Hal-hal tersebut diperlukan dalam membaca
karena akan meningkatkan kemampuan membaca siswa.

 Aspek gagasan, yaitu penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif
serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Pembaca dengan latar belakang pengalaman yang
berbeda dan reaksi afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda walaupun membaca teks yang sama.
Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca.Komunikasi
dapat terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan
informasi yang disajikan dalam teks, dengan demikian terjalinnya kesamaan pikiran antara penulis teks dan
pembaca adalah sebuah keniscayaan (Bell, 1998:99).

Hal selaras juga ditegaskan oleh Nunan (1991: 65-66) bahwa dalam proses membaca sangat dilibatkan eksploitasi
pengetahuan latar belakang, pengetahuan tersebut dianggap sebagai penyedia platform dalam membaca untuk memprediksi
isi teks berdasarkan skema yang sudah ada sebelumnya. Ketika siswa membaca, skema ini diaktifkan dan membantu
pembaca untuk memecahkan dan menafsirkan pesan di luar kata-kata yang tercetak. Proses ini mengandaikan bahwa
pembaca memprediksi, mengambil sampel, hipotesis, dan mereorganisasi pemahaman mereka tentang pesan tersebut seperti
yang diungkapkan saat membaca.

Crawley dan Mountain (1995: 14) mengatakan sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakupi aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Nurhadi (2004: 57) menyatakan bahwa pemahaman dalam membaca berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam
menangkap isi bacaan, yaitu kemampuan membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif.

Ahli lain, menyatakan bahwa membaca sebagai sesuatu yang merujuk pada proses memahami makna, proses memahami ini
melalui berbagai tingkat, mulai dari tingkat literal sampai pada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif (Imam Syafei,
1999: 22).
d. Tujuan Keterampilan Membaca Pemahaman

Setiap orang membaca memiliki tujuan yang beerbeda-beda. Seseorang yang membaca dengan tujuan yang pasti cenderung
lebih mudah memahami bacaan dibandingkan dengan orang yang membaca tanpa tujuan (Berardo, 2006: 60).

Secara umum tujuan membaca ialah menangkap isi bahasa yang tertulis dengan tepat dan teratur. Menangkap bahasa yang
tertulis yang dimaksudkan adalah memahami isi bacaan yang merupakan buah pikiran penulisnya. Dengan membaca maka
pembaca dapat memahami idea tau gagasan yang dituliskan oleh penulis dengan tepat dan teratur. Membaca ialah menangkap
pikiran dan perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan (Ngalim Purwanto, 1997: 27).

Kemampuan membaca sangat diperlukan seseorang untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya pikir,
mempertajam penalaran, untuk mencapai tujuan, dan meningkatkan diri (Slamet, 2008:58).
Dalam pembelajaran membaca, guru harus menyusun tujuan membaca dengan menentukan tujuan khusus yang sesuai dengan kepentingan membaca atau
dengan membantu siswa menyusun tujuan membacanya sendiri. Blanton, dkk. (dalam Burns, Betty & Ross, 1996 : 36-38) menjelaskan beberapa tujuan
membaca mencakupi sebagai berikut:

(1) membaca untuk kesenangan atau rekreasi


(2) untuk menyempurnakan membaca nyaring
(3) menggunakan strategi tertentu
(4) memperbarui pengetahuan tentang suatu topik
(5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
(6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
(7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
(8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks
(9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

Sementara itu, Grabe & Stoller (2002: 13) menyatakan bahwa tujuan membaca meliputi tujuh jenis, yaitu
(1) menemukan informasi sederhana
(2) sepintas dan cepat
(3) mempelajari isi teks
(4) mengintegrasikan infomasi
(5) menemukan informasi untuk kepentingan menulis
(6) mengkritisi teks
(7) memperoleh pemahaman secara umum
Berpijak dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk:
1. Kesenangan atau rekreasi
2. Menyempurnakan membaca nyaring
3. Menemukan informasi sederhana
4. Mempelajari isi teks
5. Mengintegrasikan informasi
6. Menemukan informasi untuk kepentingan menulis/membuat laporan
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi/mengkritisi teks
8. Memperoleh pemahaman teks secara menyeluruh
9. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa
cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
10. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik yang ada kaitannya dengan teks
e. Jenis Keterampilan Membaca Pemahaman

Keterampilan membaca adalah suatu proses berpikir, membaca mencakupi aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,
interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (Crawley dan Mountain, 1995: 14).

Nurhadi (2004: 57) menyatakan bahwa pemahaman dalam membaca berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap
isi bacaan, yaitu kemampuan membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif

Membaca sebagai sesuatu yang merujuk pada proses memahami makna, proses memahami ini melalui berbagai tingkat, mulai dari
tingkat literal sampai pada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif (Imam Syafei, 1999: 22).

Brown (2004: 189) menyatakan bahwa membaca pemahaman meliputi beberapa jenis, yaitu membaca perseptif, membaca selektif,
membaca interaktif, dan membaca ekstensif. Sementara itu, Leak (2005, 7-10) membagi keterampilan membaca menjadi lima
tingkatan, yakni membaca pengenalan, membaca seleksi, membaca interpretatif, membaca kritis, dan membaca kreatif.
Berpijak dari beberapa batasan di atas, dapat ditarik suatu kejelasan bahwa keterampilan membaca pemahaman
pada hakikatnya mencakupi lima jenis pemahaman, yakni pengenalan kata, pemahaman literal, interpretatif (evaluatif),
membaca kritis, dan membaca kreatif.

 Keterampilan pengenalan kata adalah keterampilan pembaca untuk mengenal bahan bacaan yang tertera secara tersurat.
Pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak dengan jelas dalam bacaan yaitu merujuk kata dan kalimat dalam
wacana yang kemudian mengingatnya dalam pikiran. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan
menggunakan kamus (Crawley dan Mountain, 1995: 31).

 Keterampilan membaca literal adalah keterampilan pembaca untuk menangkap dan memahami bahan bacaan yang
tertera secara eksplisit. Eksplisit artinya pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara tampak jelas
dalam bacaan. Ciri-ciri keterampilan membaca ini adalah tidak melibatkan berpikir kritis, hanya menerima apa
adanya dan mengasosiasikan kembali tentang apa yang dikatakan penulis, bersifat pasif, pemahaman hanya pada
aspek yang tersurat, hanya dapat menjawab pertanyaan: apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana seperti apa
yang disampaikan pengarang (Nurhadi, 2004: 57- 58).
 Keterampilan membaca interpretatif adalah keterampilan pembaca untuk menangkap dan memahami bahan bacaan yang tersirat.
Mengharuskan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih lengkap, menjelaskan pentingnya sesuatu itu, dan
melengkapi konsep yang disampaikan (Leak, 2005: 7). Pemahaman ini diperoleh melalui kesan, pendapat, dan pandangan yang
berhubungan dengan adanya tafsiran.

 Keterampilan membaca kritis adalah keterampilan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan
keseluruhan makna bacaan, baik makna yang tersurat maupun yang tersirat. Siswa diminta berdiri di luar objek bacaan agar
berlaku objektif untuk melihat proses, membandingkan, dan memahami dampak sesuatu itu (Leak, 2005: 7). Kegiatan ini
dilakukan melalui tahapan mengenal, memahami, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi

 Keterampilan membaca kreatif yaitu keterampilan membaca, yang tidak hanya menangkap makna yang tersurat ataupun makna
tersirat, lebih dari itu pembaca juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingkan sehari-hari
f. Definisi Konseptual Keterampilan Membaca Pemahaman

Kata keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca
yang esensial adalah membaca pemahaman. Keterampilan membaca yang dimaksud adalah kecakapan seseorang untuk
memakai bahasa dalam pikirannya untuk menanggapi secara betul stimulus tulisan, memahami pola gramatikal dan kosa kata
secara tepat.
Pemahaman yang utama meliputi lima komponen, yaitu
1. Pengenalan kata
2. Pemahaman literal
3. Membaca interpretatif (evaluatif)
4. Membaca kritis
5. Membaca kreatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai