Anda di halaman 1dari 7

ISLAM SEBAGAI SOLUSI PROBLEMATIKA UMAT

1.Problematika Umat Islam

A.Problematika Umat

Pertama, perpecahan dan konflik di lingkungan umat Islam. Kehadiran ISIS (Islamic State in
Iraq and Syria) menambah keras dan kompleks dunia Islam, sehingga Kawasan Muslim tidak
menjadi kekuatan yang disegani di ranah global. Harapan Kebangkitan Islam 15 Hijriyah
makin lama makin redup dan menjauh dari sumbunya.

Kedua, ketertinggalan umat Islam di bidang ekonomi, pendidikan, serta penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Akibatnya kaum muslimun kalah daya saing di hadapan
golongan dan bangsa lain. Kondisi kaum muslim mayoritas masih “yad as-sufla” (tangan di
bawah) dan belum “yad al-ulya” (tangan di atas) atau “menjadi santapan” pihak lain.

Ketiga, masalah multikulturalisme yaitu meluasnya pengaruh demokrasi, hak asasi manusia,
dan pluralisme yang bercorak liberal-sekular dan berparadigma Barat. Meski banyak hal yang
perlu dikritisi, tetapi tidak sedikit pula aspek multikulturalisme yang positif dan menyangkut
hajat hidup publik seperti keterbukaan, kesetaraan, penghargaan terhadap hak-hak manusia,
serta jaminan hidup damai dan toleran dalam kebhinekaan.

B.Problematika Pemahaman Terhadap Islam

Pemahaman Islam yang baik adalah pemahaman yang didasari pada Al-Qur'an dan Sunnah
yang shahih sehingga Islam dipahami secara utuh, yakni secara syamil (menyeluruh) dan
kamil (sempurna).Realitanya, tidak sedikit dari umat Islam yang memahami Islam secara
parsial (juz'iyah) sehingga Islam hanya dipahami dalam satu aspek sehingga mereka
mengamalkan satu aspek dari Islam itu lalu mengabaikan aspek lainnya. 

C.Problematika Pendidikan

Sistem pendidikan dinegara Muslim selama ini adalah sistem yang mengadopsi Barat yang
penuh dengan sekulerisme dan menimbulkan keraguan pada umat Islam tentang ajaran
agamanya.Pemuda Islam tidak diajarkan bagaimana sejarah masa lampau dan kejayaan
agamanya. Malah diberikan keraguan terhadap kesempurnaan Islam dengan membelokan
sejarah.Bangsa Barat medirikan instritut-institut kebudayaan mereka. Sehingga, melepaskan
pemuda Muslim dari warisan budaya Islam dan mengagungkan apa saja yang berbau Barat.
Meremehkan agama dan minder dengan identitas keIslamannya.

Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Di


Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, masih memiliki beberapa
problematika terkait pendidikan khususnya pendidikan Islam. Berikut akan diuraikan
permasalahan pendidikan Islam yang terjadi di masa kini.

1. Problem Konseptual Teoretik Pendidikan Islam.

a. System pendekatan orientasi Ditengah gelombang krisis nilai-nilai cultural berkat pengaruh
ilmu dan teknologi yang berdampak pada perubahan sosial. Pendidikan Islam masa kini
dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih berat dari tantangan yang dihadapi pada masa
permulaan penyebaran Islam. Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas
umat manusia yang serba multiinteres yang berdimensi nilai ganda dengan tuntutan hidup
yang simplisistis dan sangat kompleks. Akibat permintaan yang bertambah manusia semakin
kompleks pula, hidup kejiwaannya semakin tidak mudah sehingga jiwa manusia itu perlu
diberi nafas Agama.

b. Pelembagaan proses kependidikan islam. Kelembagaan pendidikan Islam merupakan


subsistem dari system masyarakat atau bangsa. Dalam operasionalisasinya selalu mengacu
dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan masyarakat. Disamping itu pergeseran
idealitas masyarakat yang menuju kearah pola pikir rasional teknologis yang cenderung
melepaskan diri dari tradisionalisme cultural-edukatif makin membengkak. Apalagi bila
diingat bahwa misi pendidikan Islam lebih berorientasi kepada nilainilai luhur dari Tuhan
yang harus diinternalisasikan kedalam lubuk hati tiap pribadi manusia melalui bidang-bidang
kehidupan manusia.

c. Pengaruh sains dan teknologi canggih. Sebagaimana kita ketahui bahwa dampak positif
dari kemajuan teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatis (memudahkan). Memudahkan
kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin rumuit.
Dampak negative dari teknologi modern telah mulai menampakkan diri didepan mata kita.
Pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritual atau jiwa yang sedang
tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya. Permasalahan
baru yang harus dipecahkan oleh pendidikan Islam khususnya adalah mampu
menyeimbangkan Iptek dan Imtak, dan mengarahkan nilai-nilai tradisional kepada individu
atau sosial.

d. Krisis pendidikan islam Beberapa ahli perencanaan kependidikan masa depan telah
mengidentifikasikan krisis pendidikan yang bersumber dari krisis orientasi masyarakat masa
kini, dapat pula dijadikan wawasan perubahan system pendidikan Islam, yang mencakup
fenomena-fenomena antara lain:

1) Krisis nilai-nilai. Bangsa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, berbudaya, memiliki moral dan
akhlak yang begitu tinggi, namun pada saat ini, lambat laun moral ini sudah terkikis oleh
globalisasi yang demikian kuat. Nilai-nilai kehidupan yang dipelihara menjadi goyah bahkan
berangsur hilang.

2) Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik. Masyarakat mulai mengubah
pandangan tentang cara hidup bermasyarakat yang baik dalam bidang ekonomi., politik,
kemayarakatan dan implikasinya terhadap kehidupan sosial.

3) Kurangnya sikap idealism dan citra remaja kita tentang pola hidupnya di masa depan
bangsa. Sekolah dituntut untuk mengembangkan idealisme generasi muda untuk berwawasan
masa depan yang realistic.

4) Makin bergesarnya sikap manusia kearah pragmatisme yang pada gilirannya membawa
kearah materialism dan individualism. Hubungan antar manusia bukan lagi berdasarkan
sambung rasa, tetapi berdasarkan hubungan keuntungan materill dan status.

2. Hancurnya Pilar-pilar Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter yang ditopang oleh pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan
agama, dan pendidikan kewarganegaraan sama-sama membantu siswa untuk tumbuh secara
lebih matang dan kaya, baik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam konteks
kehidupan bersama. Akan tetapi pada kenyataannya di dalam lembaga pendidikan masih
terdapat praktik budaya yang tidak sejalan dengan pendidikan karakter. Budaya sekolah atau
madrasah yang tidak baik, seperti kultur tidak jujur, menyontek, mengatrol nilai, manipulasi
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bisnis buku pelajaran yang merugikan siswa, tidak
disiplin, kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, hingga
pelecehan seks masih mewarnai lembaga pendidikan saat ini. Semua contoh ini sama sekali
bertentangan dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan karakter. Dalam realitasnya pilar-pilar
pendukung karakter tersebut saat ini kurang berfungsi lagi secara efektif, sebagai akibat dari
kelemahan dalam bidang metodologi. Pengajaran tentang moral, nilai, agama dan
kewarganegaraan sebagaimana yang berjalan selama ini memang penting, karena perilaku
manusia banyak dituntun oleh sebuah pengertian dan pemahaman tentang sesuatu yang akan
dikerjakannya. Namun upaya ini harus disertai dengan keteladanan dari seluruh komponen
yang terlibat dalam pendidikan (terutama guru), lingkungan dan atmosfer pendidikan yang
kondusif, berbagai tindakan yang bersifat edukatif dan didaktis, penentuan prioritas nilai
yang akan dijadikan acuan, bukti praksis dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan,
kemudian dievaluasi dan direfleksikan secara berkesinambungan dan kritis.

D.Problematika Politik

Umat Islam juga memiliki banyak masalah di bidang politik sehingga nilai-nilai Islam belum
bisa mewarnai kehidupan berpolitik, bahkan yang terjadi justru tidak sedikit umat Islam yang
diekploitasi untuk kepentingan politik kalangan tertentu.Tidak sedikit juga yang tidak mau
menggunakan politik Islam, sehingga sama sekali tidak mau menyebut politik Islam dalam
sepak terjang kehidupan politiknya. Malah cenderung Islam hanya untuk kepentingan politik,
bukan politik untuk kepentingan Islam. 

E.Problematika Dakwah

Islam adalah agama da'wah, karena itu Islam akan berkembang pesat apabila dida'wahkan ke
berbagai penjuru dan halayak. Itu pula sebabnya mengapa da'wah menjadi kewajiban yang
harus diemban oleh setiap muslim, bukan hanya oleh mereka yang selama ini disebut dengan
ustadz, khatib, muballigh atau kiyai dan ulama. Yang terjadi, da'wah baru diemban oleh
sedikit dari umat, itupun para da'inya belum terbina dengan baik dengan potensi yang baru
apa adanya, belum kepada yang seharusnya. 

F.Problematika Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah merupakan pilar penting dalam membangun kekuatan umat, dengan
ukhuwah yang kuat umat ini nantinya bisa saling bahu membahu, sepenanggungan dan sama-
sama berjuang menegakkan nilai-nilai Islam itu sendiri.Dalam hal ini diperparah lagi dengan
adanya sikap fanatisme golongan diantara sesama umat, padahal mestinya golongan yang
terbagi-bagi dalam bentuk organisasi kemasyarakatan, yayasan, kelompok, hingga partai
politik menjadi alat untuk menjayakan Islam dan umat Islam secara keseluruhan, bukan
semata-mata golongannya. 

G.Problematika Ekonomi

Kehidupan perekonomian umat yang baik merupakan salah satu pilar penting dari kehidupan
masyarakat muslim, karena itu Rasulullah r mengingatkan akan kemungkinan seseorang
menjadi kufur karena kefakiran (kemiskinan), meskipun bukan sebuah jaminan kalau orang
sudah kaya menjadi taat.Dalam kehidupan kita sekarang, masih amat banyak penduduk
muslim yang miskin sehingga menimbulkan berbagai persoalan baru. Dan juga persoalan
sistem perekonomian yang belum sejalan dengan nilai-nilai Islam. 

2.Langkah-Langkah Untuk Mengatasi Problematika Umat Islam

 Pertama, mensucikan jiwa kaum muslimin dengan aqidah atau keimanan yang mantap
sehingga memiliki komitmen yang kuat kepada Allah YME dan Rasul-Nya dengan
segala nilai-nilai yang diturunkannya.
 Kedua, membangun pola berfikir dan menumbuhkan pemahaman yang utuh tentang
Islam sehingga segala sikap dan prilaku umat Islam diukur dengan konsep-konsep
Islam yang utuh dalam berbagai aspeknya.
 Ketiga, Membangun kesadaran ideologi bahwa Islam merupakan ideologi dalam
kehidupan seorang muslim sehingga kerangka hidup ini didasarkan pada nilai-nilai
Islam yang universal.
 Keempat, Memiliki Penguasaan medan, karena setiap muslim adalah bagian dari
muslim lainnya yang harus bangkit, guna meraih kembali kejayaannya, dari sini setiap
muslim harus memahami ruang lingkup tugasnya dalam meraih kejayaan itu dan peta
wilayah yang menjadi garapannya, baik yang terkait dengan informasi, komunikasi,
data, fakta, kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancamannya.
 Kelima, Menyepakati dam Mengatur taktik serta strategi perjuangan umat menjadi
sebuah gerakan umat yang terpadu.
 Keenam, Mambangun soliditas umat dalam perjuangan sehingga tidak mudah bagi
orang lain melakukan intervensi ke dalam tubuh umat Islam, dan dengan soliditas itu,
strategi  perjuangan bisa dijalankan dengan baik.
 Ketujuh, Mendayagunakan segala potensi yang dimiliki untuk mengatasi persoalan
umat dan membawanya kepada kemajuan tanpa mengabaikan petumbuhannya dari
benih-benih yang baru.

 Kedelapan, mengembangkan Tafsir Al-Quran dengan pendekatan bayani, burhani,


dan irfani yang interkonesitas.

 Kesembilan, mengembalikan fikih dan ushul fikih ke aselinya sebagai metode


memahami dan mewujudkan ajaran Islam multiaspek untuk menjawab permasalahan
umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang sejalan dengan perkembangan
zaman.Langkah tajdid merupakan pilihan utama menghadapi permasalahan dan
perkembangan zaman. Tajdid rekonstruksi atau usaha membangun kembali fikih dan
pemikiran Islam yang komprehensif, multiaspek, dan multiparadigmatik dapat
dikembangkan sebagai perspektif alternatif (at-tafkir al-badil).

 Kesepuluh, melakukan integrasi atau keterhubungan antara agama, ilmu, dan filsafat.
Penguatan filsafat, ilmu kalam, dan logika sesuai paradigma Islam sangatlah penting.
Hal tersebut akan membawa ragam mazhab pemikiran untuk berdialog lintas batas.
Dalam khazanah pemikiran keislaman di abad pertengahan, misalnya, umat Islam
terbiasa berdialog dengan para penganut Aristotelian, Neo Platonis, hingga polemik
Al-Ghazali dan Ibn Rusyd, di mana pengaruh filsafat Timur dan Barat menemukan
“melting pot”.“Dunia Islam di masa kejayaan justru dimeriahkan oleh gerakan
berpikir dan pemikiran yang luar biasa. Selain ilmu keislaman khusus yang
melahirkan kebinekaan mazhab, juga terjadi perkembangan pesat di bisang sains,
filsafat, ilmu kalam, soiologi, ilmu politik, dan logika,”
Rekonstruksi fikih dan pemikiran keislaman di era modern abad ke-21 dalam
menangani permasalahan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta merupakan
perwujudan dari aktualisasi risalah Islam “rahmatan lil-‘alamin” di era kemajuan
zaman sesuai kredo “Al-Islam shalihun li-kulli zaman wa makan”!

DAFTAR PUSTAKA

 https://mahadibnuauf.com/problematika-ummat-dan-solusinya
 https://umsrappang.ac.id/berita/detail/peta-permasalahan-umat-islam-secara-global-dan-
solusinya
 https://www.researchgate.net/publication/
331705405_PROBLEMATIKA_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM
 https://core.ac.uk/download/268132687.pdf

Anda mungkin juga menyukai