Oleh,
H. MAS'OED ABIDIN
Membiarkan diri terbawa arus deras perubahan sejagat tanpa memperhitungkan jati diri
akhirnya menyisakan malapetaka. Pemahaman ini, perlu ditanamkan di kala melangkah
ke alaf baru. Kelemahan mendasar terdapat pada melemahnya jati diri. Kelemahan ini
dapat terjadi karena kurangnya komitmen kepada nilai luhur agama (syarak) yang menjadi
anutan bangsa. Lemahnya jati diri akan dipertajam oleh tindakan isolasi diri lantaran
kurang kemampuan dalam penguasaan “bahasa dunia” (politik, ekonomi, sosial, budaya).
Ujungnya, generasi bangsa menjadi terjajah di negerinya sendiri. Mau tidak mau, tertutup
peluang berperan serta dalam kesejagatan. Kurang percaya diri lebih banyak disebabkan
oleh, (a). Lemah penguasaan teknologi dasar yang menopang perekonomian bangsa, dan
(b). Lemah minat menuntut ilmu.
GENERASI PENYUMBANG
Membentuk generasi penyumbang dalam bidang pemikiran (aqliyah), ataupun
pembaharuan (inovator) harus menjadi sasaran perioritas. Keberhasilan akan selalu
ditentukan oleh adanya keunggulan pada institusi di bidang pendidikan yang ditujukan
untuk membentuk generasi yang menguasai pengetahuan dengan kemampuan dan
pemahaman mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Seterusnya, mengarah kepada
kaderisasi diiringi oleh penswadayaan kesempatan-kesempatan yang ada. Generasi baru
yang mampu mencipta akan menjadi syarat utama keunggulan.
Generasi penerus harus taat hukum. Upaya ini dilakukan dengan memulai dari lembaga
keluarga dan rumah tangga. Mengokohkan peran orang tua, ibu bapak, dan memungsikan
peranan ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif. Memperkaya warisan budaya
dilakukan dengan menanamkan sikap setia, cinta dan rasa tanggung jawab, sehingga patah
tumbuh hilang berganti. Menanamkan aqidah shahih (tauhid) dengan istiqamah pada
agama Islam yang dianut. Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.
Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlak, niscaya yang akan lahir saintis tak
bermoral agama. Kesudahannya, ilmu banyak dengan iman yang tipis, berujung dengan
sedikit kepedulian di tengah bermasyarakat.
Di samping itu perlu pula menanamkan kesadaran serta tanggung jawab terhadap hak dan
kewajiban asasi individu secara amanah. Sikap penyayang dan adil, akan dapat
memelihara hubungan harmonis dengan alam, sehingga lingkungan ulayat dan ekosistim
dapat terpelihara. Melazimkan musyawarah dengan disiplin, akan menjadikan masyarakat
teguh politik dan kuat dalam menetapkan posisi tawar. Kukuh ekonomi serta bijak memilih
prioritas pada yang hak, menjadi identitas generasi yang menjaga nilai puncak budaya
Islami yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Semestinya disadari bahwa
budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan
oleh kekuatan budayanya.
Masyarakat madani (al hadhariyyu) adalah masyarakat berbudaya yang maju, modern,
berakhlak dan mempunyai peradaban melaksanakan ajaran agama (syarak) dengan benar.
Masyarakat madani (tamaddun) adalah masyarakat berbudaya dan berakhlaq. Akhlaq
adalah melaksanakan ajaran agama (Islam). Memerankan nilai-nilai tamaddun -- agama
dan adat budaya -- di dalam tatanan kehidupan masyarakat, menjadi landasan kokoh
meletakkan dasar pengkaderan (re-generasi) agar tidak terlahir generasi yang lemah.
Kegiatan utama diarahkan kepada kehidupan sehari-hari.
Keterlibatan generasi muda pada aktifitas-aktifitas lembaga agama dan budaya, dan
penjalinan hubungan erat yang timbal balik antara badan-badan kebudayaan di dalam
maupun di luar daerah , menjadi pendorong lahirnya generasi penyumbang yang
bertanggung jawab. Generasi penyumbang (inovator) sangat perlu dibentuk dalam
kerangka pembangunan berjangka panjang. Bila terlupakan, yang akan lahir adalah
generasi pengguna (konsumptif) yang tidak bersikap produktif, dan akan menjadi benalu
bagi bangsa dan negara.
Bila pendidikan ingin dijadikan modus operandus didalam membentuk SDM, maka di
samping kurikulum ilmu terpadu dan holistik, sangat perlu dirancang kualita pendidik
(murabbi) yang sejak awal mendapatkan pembinaan terpadu. Pendekatan integratif
dengan mempertimbangkan seluruh aspek metodologis berasas kokoh tamaddun yang
holistik, dan bukan utopis. Keberhasilan perkembangan generasi penerus ditentukan
dalam menumbuhkan sumber daya manusia yang handal. Mereka, mesti mempunyai daya
kreatif dan ino¬vatif, dipadukan dengan kerja sama berdisiplin, kritis dan dinamis.
Mempunyai vitalitas tinggi, dan tidak mudah terbawa arus.
Generasi yang sanggup menghadapi realita baru, hanya dengan memahami nilai nilai
budaya luhur. Selalu siap bersaing dalam basis ilmu pengetahuan dengan jati diri yang
jelas dan sanggup menjaga destiny, mempunyai perilaku berakhlak. Berpegang teguh
kepada nilai-nilai mulia iman dan taqwa, mempunyai motivasi yang bergantung kepada
Allah, yang patuh dan taat beragama. Mereka, akan berkembang secara pasti menjadi agen
perubahan. Memahami dan mengamalkan nilai nilai ajaran Islam sebagai kekuatan spritual,
memberikan motivasi emansipatoris dalam mewujudkan sebuah kemajuan fisik material,
tanpa harus mengorbankan nilai nilai kemanusiaan. Semestinya dipahami bahwa kekuatan
hubungan ruhaniyah (spiritual emosional) dengan basis iman dan taqwa akan memberikan
ketahanan bagi umat. Hubungan ruhaniyah ini akan lebih lama bertahan daripada
hubungan struktural fungsional. Karena itu, perlulah domein ruhiyah itu dibangun dengan
sungguh-sungguh; a. pemantapan metodologi, b. pengembangan program pendidikan,
c. pembinaan keluarga, institusi, dan lingkungan, d. pemantapan aqidah (pemahaman aktif
ajaran Agama)
Para pendidik (murabbi) adalah bagian dari suluah bendang dengan uswah hidup
mempunyai sahsiah ( )شخصيةbermakna pribadi yang melukiskan sifat individu mencakup
gaya hidup, kepercayaan, kesadaran beragama dan harapan, nilai, motivasi, pemikiran,
perasaan, budi pekerti, persepsi, tabiat, sikap dan watak akan mampu menghadirkan
kesan positif masyarakat Nagari. Faktor kepribadian tetap diperlukan dalam proses
pematangan sikap perilaku anak didik yang mencerminkan watak, sifat fisik, kognitif,
emosi, sosial dan rohani seseorang.
Satu daftar senarai panjang menerangkan sikap pendidik adalah berkelakuan baik
(penyayang dan penyabar), berdisiplin baik, adil dalam menerapkan aturan. Memahami
masalah dengan amanah dan mampu memilah intan dari kaca. Mempunyai kemauan yang
kuat serta bersedia memperbaiki kesalahan dengan sadar. Selanjutnya tidak menyimpang
dari ruh syari’at. Maknanya, mampu melakukan strukturisasi ruhaniyah.
Para murabbi dapat mewujudkan delapan tanggung jawab dalam hidup; 1).
Tanggungjawab terhadap Allah, dengan keyakinan iman dan kukuh ibadah bersifat
istiqamah, iltizam beramal soleh dengan rasa khusyuk dalam mencapai derajat taqwa dan
mengagungkan syiar Islam dengan perilaku beradat dan beradab. 2). Tanggungjawab
terhadap Diri, mengupayakan keselamatan diri, baik aspek fisik, emosional, mental maupun
moral, bersih dan mampu berkhidmat kepada Allah, masyarakat dan negara. 3).
Tanggungjawab terhadap Ilmu, menguasai ilmu takhassus secara mendalam dan
menelusuri dimensi spiritualitas Islam dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan untuk
tujuan kemanusiaan dan kesejahteraan umat manusia. 4). Tanggungjawab terhadap
Profesi, tidak bertingkah laku yang menghilangkan kepercayaan orang ramai dan dapat
memelihara maruah diri dengan amanah. 5). Tanggungjawab terhadap Nagari,
mengutamakan keselamatan anak Nagari dan memfungsikan lembaga lembaga pendidikan
(surau) dengan ikhlas. 6). Tangungjawab Terhadap Sejawat, menghindari tindakan yang
mencemarkan sejawat dengan berusaha sepenuh hati mengedepankan kemajuan social
hanya karena Allah. 7). Tanggungjawab terhadap Masyarakat dan Negara, tidak merusak
kepentingan masyarakat atau negara dan selalu menjaga kerukunan bernegara di bawah
syari’at Allah. 8). Tanggung jawab kepada Rumah Tangga dan Ibu Bapa, dengan
menghormati tanggungjawab utama ibu bapa dengan mewujudkan hubungan mesra dan
kerjasama yang erat di antara institusi pendidikan dengan rumahtangga.
Langkah awal yang harus ditempuh adalah menanamkan kesadaran tinggi tentang
perlunya perubahan dan dinamik yang futuristik. Penggarapan secara sistematik dengan
pendekatan proaktif, untuk mendorong terbangunnya proses pengupayaan (the process of
empowerment), umat membangun dan memelihara akhlak.
Dakwah selalu akan berkembang sesuai variasi zaman yang senantiasa berubah. Tahapan
berikutnya perencanaan terarah, untuk mewujudkan keseimbangan antara minat dan
keterampilan dengan strategi (siyasah) yang jelas. Aspek pelatihan menjadi faktor utama
pengupayaan. Konsep-konsep visi, misi, memang sering terbentur oleh lemahnya
metodologi dalam operasional (pencapaian). Maka dalam tahap pelaksanaan mesti
diupayakan secara sistematis (the level of actualization). Menetapkan langkah ke depan
pembinaan human capital dengan keluasan ruang gerak mendapatkan pendidikan.
Pembinaan generasi muda yang akan mewarisi pimpinan berkualitas wajib mempunyai jati
diri, padu dan lasak, integreted inovatif. Langkah yang dapat dilakukan adalah
mengasaskan agama dan akhlak mulia sebagai dasar pembinaan. Langkah drastik
berikutnya mencetak ilmuan beriman taqwa seiring dengan pembinaan minat dan
wawasan. Generasi muda Sumbar ke depan mesti menyatukan akidah, budaya dan bahasa
bangsa, untuk dapat mewujudkan masyarakat madani yang berteras keadilan sosial yang
terang. Strategi pendidikan yang madani (maju, dan berperadaban) menjadi satu nikmat
yang wajib dipelihara, agar selalu bertambah.
Perlu ada kepastian dari pemerintah daerah dengan satu political action yang jelas tegas
berkelanjutan, untuk mendorong pengamalan ajaran Agama (syarak) Islam, melalui jalur
pendidikan formal dan non-formal secara nyata. Political will, akan sangat menentukan
dalam membentuk generasi muda Sumbar yang kuat dan berjaya di masa datang. Ajaran
tauhid mengajarkan agar kita menguatkan hati, karena Allah selalu beserta orang yang
beriman. Dengan bermodal keyakinan tauhid ini, niscaya generasi terpelajar akan bangkit
dengan pasti dan sikap yang positif. (a). Menjadi sumber kekuatan dalam proses
pembangunan, (b). Menggerakkan integrasi aktif, (c). Menjadi subjek dan penggerak
pembangunan nagari dan daerahnya sendiri.
Semoga Allah memberi kekuatan memelihara amanah bangsa ini dan senantiasa meredhai.
Amin. Wabillahit-taufiq wal hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wa barakatuh.
Padang 10 Muharram 1431 H/7 Desember 2010 M