Akhir-akhir ini kita merasa prihatin, melihat tayangan televisi dan berita di
media massa bahwa semakin banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh generasi-generasi muda atau para remaja. Beberapa contoh yang bisa
diambil adalah meningkatnya angka kriminalitas, tawuran antar pelajar, miras,
narkoba, free sex remaja, dan masih banyak kasus lainnya.
Kondisi ini semakin memperkuat asumsi bahwa dewasa ini telah terjadi
dekadensi moral generasi muda yang luar biasa, yang dalam istilah Alqur’an
disebut sebagai generasi dzurriyatan dhi’afan yaitu suatu generasi yang lemah
iman, ekonomi, fisik, mental, serta menjadi beban hidup orang lain.
Yang lebih memprihatinkan lagi bahwa dekadensi moral ini tidak hanya terjadi
di kalangan remaja saja, namun telah merambah ke seluruh aspek kehidupan
masyarakat, termasuk anak-anak dan para pelajar.
Kelima, Krisis Uswatun Hasanah. Salah satu hal yang penting dilakukan oleh
semua pihak dalam membangun generasi khoira ummah adalah adanya
uswatun hasanah atau keteladanan. Dewasa ini kita mengalami krisis
keteladanan, baik di lingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat, maupun
pejabat dan pemimpin-peminpin bangsa.
Ironisnya, kondisi ini juga telah menjalar pada lembaga pendidikan Islam
(madrasah) sebagai basis pendidikan agama. Dewasa ini kita masih sering
menjumpai perilaku dan karakteristik peserta didik yang kurang menunjukkan
nilai-nilai yang terkandung dalam materi pendidikan Agama Islam itu sendiri,
disebabkan oleh lemahnya implementasi nilai-nilai agama dan budi pekerti
yang diajarkan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Oleh karena itu masyarakat juga memiliki tanggung jawab secara sosial
terhadap masa depan generasi muda kita. Diantara upaya-upaya yang bisa
dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan penanaman nilai-nilai
agama sejak dini baik melalui pendidikan formal di madrasah, pondok
pesantren maupun pendidikan non formal seperti Taman Pendidikan Alqur’an,
Madrasah Diniyah, Majlis Ta’lim, dan sebagainya, serta membangun tradisi
keteladanan (uswatun hasanah) dalam setiap aktivitas keseharian.
Hal yang tidak kalah penting juga dilakukan oleh para orang tua adalah
senantiasa memberikan perhatian yang penuh pada setiap aktivitas anak-
anaknya, termasuk selektif dalam memilihkan informasi dan teknologi,
senantiasa mengontrol buah hatinya untuk tidak salah dalam memilih
komunitas (teman bergaul), turut menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan jasmani dan rohani remaja ke arah yang lebih baik,
memberikan informasi yang konstruktif, membimbingnya dan memberikan
pemahaman keagamaan sesuai dengan pertumbuhan kejiwaan sejak dini,
sehingga tercipta generasi remaja mengetahui tanggungjawabnya sebagai abdi
(hamba) dan juga sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Generasi Khoira Ummah masa depan yang diharapkan di era globalisasi ini
adalah generasi yang lahir dengan budaya luhur (tamaddun), dijiwai oleh nilai-
nilai tauhid yang kokoh, kreatif dan dinamik, memiliki wawasan ilmu yang
tinggi, berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain adalah generasi ulama yang
intelek dan intelektual yang ‘alim.