Anda di halaman 1dari 2

Pudarnya Nilai Moral Generasi Muda di Era Globalisasi

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Pemuda menjadi tongkat estafet perjuangan dan
pembangunan bangsa di masa depan. Di tangan merekalah kelak nasib bangsa akan di tentukan.
Apakah bangsa ini akan terus bertahan dan semakin maju ataupun sebaliknya, bangsa ini akan hancur
dan binasa, semua tergantung bagaimana moral mereka kelak. Era globalisasi membuat teknologi
semakin berkembang, maraknya suatu trend atau budaya baru mengakibatkan banyak perubahan terjadi
yaitu dimana para pemuda atau remaja ingin mengenal satu sama lain tidak dengan caranya sendiri
dengan cara memperbaiki diri seperti memperbaiki sikap dan penampilan melalui peran budaya.

Rusaknya generasi muda di tandai dengan lunturnya nilai-nilai moral yang diawali dari
hilangnya budaya malu dan minimnya pendidikan agama. Masuknya budaya asing tanpa adanya upaya
pencegahan yang serius oleh pemerintah mengakibatkan banyaknya budaya asing yang negatif yang
cenderung merugikan dan merusak moral generasi muda. Mereka para remaja cenderung mengagung-
agungkan budaya barat di bandingkan dengan budaya asli indonesia yang sebenarnya sangat unik dan
beragam.Masa remaja di sebut juga sturm und drung yang artinya suatu masa dimana terdapat
ketegangan emosi yang di pertinggi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam keadaan fisik
dan berkerjanya kelenjar-kelenjar yanag terjadi pada waktu remaja. Generasi muda saat ini telah
banyak kehilangan arah dan tersesat dalam area yang berbahaya dan cenderung hanya menggunakan
nafsu sebaga takaranya dan telah kehilangan iman yang bisa menepis pengaruh budaya luar yang dapat
merusak kepribadian mereka.

Di era globalisasi ini, perilaku masyarakat terutama remaja semakin menurun. Hal ini memang
sangat ironis, para remaja yang harusnya menjadi generasi penerus bangsa yang bisa mengharumkan
nama bangsa kini malah lebih mencintai budaya luar dan mulai meninggalkan budaya sendiri yang
diikuti dengan menurunnya nilai moral. Turunnya nilai moral dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu peran keluarga dimana harmonisasi dalam keluarga dan perhatian orang tua sangat
mempengaruhi pembentukan moral pada anak. Kedua, faktor lingkungan sekitar dan pola pergaulan,
kita generasi muda harus pandai mencari pergaulan yang baik sekali saja kita terjerumus dalam
pergaulan bebas maka rusak sudah moral kita. Sebagian generasi muda misalnya di dikalangan remaja
lebih banyak menghabiskan waktu bersama temannya. Misalnya seorang remaja meminta izin kepada
orangtuanya untuk mengerjakan tugas bersama di rumah temannya namun faktanya mereka berhura-
hura atau bersenang-senang dan berkumpul dengan lawan jenis tanpa membicarakan tugas sekolah.
Sebagian remaja memiliki perilaku tidak sopan dan tata krama yang kurang baik serta
melakukan perilaku menyimpang seperti, minum, berjudi, berkelahi, merokok dibawah umur, mencuri
dan jauh dari nilai-nilai agama, dan rata-rata usia meraka adalah 13-20 tahun. Perbuatan seperti inilah
yang disebut pergaulan bebas. Mereka bertindak seolah yang dilakukan di era milenials ini sudah benar
dan tidak memikirkan dampak dari apa yang dilakukan. Faktor yang terakhir yaitu peranan media
massa atau media sosial dan perkembangan teknologi. Fasilitas teknologi dan komunikasi merupakan
salah satu faktor yang merubah kemuliaan generasi muda dewasa ini. Misalnya jaringan internet,
merupakan sebuah trobosan baru yang bisa menghubungkan mereka yang jaraknya jauh sekalipun,
sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran informasi sangat pesat baik informasi positif yang
menguntungkan ataupun informasi negatif yang menjerumuskan, tinggal bagaimana kita
menyikapinya.

Fenomena kehidupan remaja saat ini jika dilihat dari segi nilai, norma, moral dan akhlak sangat
memprihatinkan, dan pada kenyataanya gejala-gejala degradasi moral semakin nyata di eraglobalisasi
ini, dimana banyak generasi muda melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma yang ada,
baik dalam bertutur kata dan bertingkah laku, yang seharusnya, para remaja lebih mengutamakan
pendidikan, dan pengetahuan agama, malah sebaliknya mereka abaikan. Semua ini diakibatkan oleh
merosotnya moralitas anak dan adanya hubungan antara kaburnya nilai/norma dengan penyimpangan
prilaku masyarakat.

Moral generasi muda yang pudar dapat kembali dipulihkan atau diatasi dengan beberapa cara,
diantaranya melalui pendidikan formal atau sekolah, dimana pendidikan yang lebih mengutamakan
bimbingan dan pembinaan perilaku konstruktif, mandiri, dan kreatif menjadi faktor penting mulai dari
tingkat pendidikan usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah umum,
hal ini untuk melatih integritas mental dan moral remaja menuju terbentuknya ketahanan pribadi dan
sosial untuk menghadapi benturan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan remaja itu sendiri. Yang
kedua dari lingkungan keluarga yang memberi andil sangat signifikan terhadap berkembangnya
perilaku remaja, peran orang tua dan keluarga lebih dominan dalam mendidik, membimbing dan
mengawasi serta memberikan perhatian yang super lebih terhadap perkembangan perilaku remaja.
Yang ketiga yaitu lingkungan pergaulan perlu diciptakan yang kondusif agar situasi dan kondisi
pergaulan serta hubungan sosial saling memberi perngaruh dan nilai-nilai positif bagi aktivitas remaja.
Solusi yang terakhir penegakan hukum atau sanksi dapat menjadi shoch terapiy bagi remaja yang
melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang, sanksi ini diterapkan mulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan kepolisian serta lembaga lainya.

Anda mungkin juga menyukai