Anda di halaman 1dari 3

Degradasi Nilai Moral Remaja

Hudzaifah XI
Remaja merupakan suatu kekayaan terbesar yang dimiliki oleh sebuah negara. Karena
berkembang atau tidaknya suatu negara itu tergantung dari tindakan para generasi muda itu
sendiri. Seiring berjalannya waktu, peran-peran penting di berbagai posisi penting seperti
pemerintahan atau perusahaan akan digantikan oleh para generasi muda yang akan datang.
Tapi, apakah para generasi muda saat ini sudah cocok untuk menggantikan para pendahulu
mereka demi kemajuan negara yang kita cintai.
Naasnya, para generasi muda saat ini memiliki masalah yang sangat membahayakan
masa depan mereka, yaitu degradasi moralitas. Turunnya tingkat moralitas para remaja saat
ini dibuktikan dengan maraknya kenakalan remaja seperti tawuran, vandalisme, rasisme,
pelecehan, dan masih banyak lagi. Tindakan para remaja ini seakan-akan membuat pudarnya
nilai-nilai berbudi luhur Indonesia yang terus dijunjung oleh para pendahulu kita. Dengan
masuknya nilai-nilai barat kedalam remaja Indonesia, mereka jadi terbawa oleh pengaruh
etika-etika buruk yang dicerminkan oleh masyarakat.
Bukti yang menunujukkan bahwa remaja Indonesia mengalami degradasi moralitas
adalah banyaknya kasus siswa melawan gurunya sendiri, salah satunya bahkan masih duduk
di bangku sekolah dasar (SD). Dilansir dari tribunnews.com, tersebar berita siswa SD yang
memaki gurunya bahkan hingga membanting pintu kelasnya di Kab. Lima Puluh, Sumatera
Barat. Masih banyak kasus serupa terkait degradasi moralitas para remaja saat ini, karena
pudarnya nilai-nilai berbudi luhur mereka.
Faktor media massa merupakan salah satu pemicu degradasi moralitas para remaja
saat ini. Saat ini banyak sekali tayangan sinetron yang kurang mendidik, mulai dari adegan
berkelahi, balap-balapan, pacaran, cara berpakaian, dan juga cara bicara masing-masing
tokoh. Belum lagi dengan adanya media sosial dunia maya yang memberikan pandangan baru
kepada remaja mengenai gaya hidup remaja secara global yang pada akhirnya kerap dicontoh
oleh remaja di Indonesia. Seperti bermewah-mewahan, menginap di hotel dengan lawan
jenis, pergi ke club malam dan hal lainnya yang secara tidak sadar dicontoh dan diikuti oleh
remaja di Indonesia.
Faktor eksternal terealisasi dalam kondisi sekarang yang secara realita kebudayaan
terus berubah karena masuknya budaya barat yang akan sulit mempertahankan kesopanan
disemua keadaan ataupun disemua tempat. Perubahan tersebut mengalami dekadensi karena
berbedanya kebudayaan barat dengan kebudayaan kita. Misalnya saja sopan santun dalam
tutur kata.
Dampak lunturnya budaya sopan santun di kalangan remaja akan merugikan bagi diri
mereka sendiri. Ketidakmampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif akan
menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Selain itu
akan menghambat mereka untuk bekerja sama dalam tim.
Efek lain kurangnya kepedulian akan tata krama yang baik adalah menimbulkan
perilaku yang tidak menyenangkan dan dapat merugikan orang lain. Untuk mengatasi
masalah tersebut, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Paling utama adalah orang tua, para
pendidik, dan tentunya masyarakat secara keseluruhan.
Semua elemen perlu bekerja sama untuk memastikan nilai sopan santun tetap dijaga
dan diperkuat di era moderen seperti sekarang. Diharapkan remaja sekarang dapat menjadi
generasi yang lebih beradab dan sopan , dan dapat membangun masyarakat yang lebih
harmonis dan sejahtera.
Daftar Pustaka :
https://aceh.tribunnews.com/2023/07/18/tak-lagi-punya-adab-anak-sd-ini-tendang-pintu-
hingga-bentak-dan-maki-guru-dengan-kata-kotor
https://www.kompasiana.com/zigrah/605de61e8ede48207056d143/lunturnya-nilai-budaya-
kesopanan-dan-beretika-pada-remaja
https://www.sehatfresh.com/penyebab-kurangnya-rasa-sopan-santun-pada-remaja-masa-kini/
https://klikpsikolog.com/pudarnya-nilai-kesopanan-di-kalangan-remaja/

Anda mungkin juga menyukai