Anda di halaman 1dari 22

Pendidikan Akhlak oleh Orangtua terhadap Anaknya

(Studi Kasus Pola Keluarga Sakinah Teladan)


di Kalimantan Selatan

Taufiqurrahman
Ahdi Makmur
Hajiannor
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari

In the informal education which takes place at home, parents have the central role
to consistently educate and shape their children to posses positive traits. To
anticipate today’s development of information and global cultural flows, a matrix of
family education which is affiliated to the construction of children’s good character
becomes urgent. It is hoped that such matrix of family education can be the
instrument to filter information and culture. The model ideal family taken as the
study sample is the choosen model ideal family that has been selected to represent
South Kalimantan in the national level from 2008 to 2012. The selected family is
considered to be refresentatif and valid. The result of study points that: the model
ideal family has performed a positive character education. It is proved by the fact
that the parents have been successful to educate their children.

Keywords: Model Ideal Family, character, parents.

Dalam pendidikan informal dirumah tangga, yang sangat berperan mendidik


akhlak anak-anak agar mempunyai kepribadian yang mulia dan berakhlakul
karimah adalah orangtua, yang terdiri dari ayah dan ibu secara kontinu dan
konsisten. Dalam mengantisifasi perkembangan informasi dan arus budaya global
yang semakin maju dan berkembang sekarang ini, perlu suatu acuan pola
pendidikan keluarga yang berapiliasi pada pembentukan akhlakul karimah pada
anak, agar mereka dapat menjadikan pedoman hidup dan menjadi kannya sebagai
alat pemilter budaya yang sedang berkembang, justeru itu sebagai pola pedoman
yang dianggap intensif adalah keluarga sakinah teladan. Keluarga sakinah
teladan yang dijadikan sampel kasus adalah keluarga sakinah teladan yang
terpilih mewakili provinsi Kalimantan Selatan ke tingkat nasional dari tahun 2008
sampai tahun 2012, yang dianggap refresentatif dan valid. Data hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Keluarga Sakinah Teladan telah mempunyai Pola Pendidikan
Akhlak yang sangat positif. Hal dibuktikan atas keberhasilan orangtua mendidik
anak-anaknya.

Kata kunci: Keluarga Sakinah Teladan, akhlak, orangtua.

Pendidikan agama Islam dalam keluarga itu lembaga pendidikan Islam, tidak
sangat mengutamakan kemahiran terkecuali keluarga atau masyarakat
membiasakan pengamalan nilai-nilai harus mampu menumbuhkan
akhlak dalam berbagai aspek ilmu penghayatan nilai-nilai akhlak dan
pengetahuan, sebab menurut nilai-nilai budaya terhadap pola hidup
pandangan Islam; ilmu harus yang dikembangkan, yang disebut
diamalkan. Tidak ada gunanya ilmu sebagai "reading-learning cultural
tanpa membuahkan amal, oleh karena scientist". Secara konkritnya keluarga

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 57
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

dan lembaga-lembaga masyarakat Ketiga, dari sisi temuan para peneliti


wujud keberadaannya merupakan ahli pengajaran tingkat dunia,
kekuatan untuk memotivasi dan kecerdasan emosional (EQ) ternyata
membiasakan generasi muda dalam menjadi faktor utama keberhasilan
mengembangkan nilai-nilai spritual dan hidup seperti studi, bisnis, religius,
nilai-nilai budaya yang Islami. berkeluarga, dan berbangsa. Tetapi
Sebenarnya masalah pedoman sebaliknya, sangat tidak mungkin akan
pendidikan dan pembinaan akhlak tertanam nilai-nilai budaya pada
dalam keluarga ini secara dogmatis masyarakat suatu bangsa jika tidak
sudah lengkap tertulis dalam al Qur‟an adanya pendidikan nilai moral atau
dan Sunnah Nabi SAW, namun untuk pendidikan akhlak. Dan akibat yang
meng-implementasikannya dalam akan muncul adalah akan lahir pribadi
kehidupan keseharian, kita perlu yang kabur, culun, lemah daya juang,
melihat model dan pola yang ideal tanpa idealisme luhur, mengandalkan
sesuai dengan geografis dan demografis orang lain, parasit, meskipun anak pada
yang serba hetrogen, yakni Keluarga setiap generasi tampak pintar (Tanje
teladan di perkotaan. Justeru itulah 2011).
penelitian ini mencari pola yang ideal Pada era globalisasi sekarang ini
untuk masyarakat perkotaan, yakni banyak orang pandai yang perilakunya
Keluarga Teladan untuk di jadikan pola seperti orang bodoh; Begitu banyak
pendidikan yang ideal dalam keluarga. orang yang terisolasi dengan dunianya
SelanjutnyaSixlusTanjemenegaskan dan jauh dari: Tuhan, alam, manusia
(2011), ada tiga hal yang lain, dirinya sendiri; Banyak orang yang
melatarbelakangi perlunya menata sangat cemas karena ancaman dari luar
moralitas masyarakat bangsa pada saat dirinya sendiri; Terjadi mekanisasi
ini; Pertama, menyadari bahwa akar kehidupan yang demikian jauh, fungsi
dari krisis ekonomi, politik, dan sosial manusia seperti robot; Begitu banyak
bangsa Indonesia adalah krisis orang yang tidak patuh pada aturan,
moral/akhlak; telah terjadi devaluasi kurang disiplin, kurang menghargai
harkat manusia. Bagi generasi muda orang lain, perilaku yang jelek dan
saat ini, sejarah kontemporer bangsa kenakalan remaja yang deharmonisasi
Indonesia menggoreskan jejak dengan nilai-nilai kehidupan beragama
keteladanan dalam skala minim. dan berbudaya.
Kedua, kini dan mendatang manusia Terjadi dehumanisasi manusia
makin memasuki era multi peradaban menyebabkan pengembangan dimensi
yang ditandai dengan paradoks budaya; kepribadian tidak utuh,antara sikap
antara budaya global dengan budaya dan perilaku bermasalah (pribadi yang
lokal. Semua itu akan dengan tidak utuh): Split personality, Munafiq,
sendirinya menentukan warna-warni dan Lemah. Dehumanisasi sangat
perilaku dan akhlak setiap individu. menentukan pertumbuhan dalam dunia
Generasi muda bangsa ini nantinya pendidikan dilingkungan keluarga,
akan mengalami retak mental, gegar lingkungan masyarakat, dan iklim
budaya, atau sebaliknya akan muncul pendidikan formal yang sedang
generasi muda yang cerdas dan membangun kultur, dan kultur itu akan
berakhlak/berbudi pekerti luhur. menentukan karakteristik kepribadian
Keberadaan generasi muda ini sangat anak didik.
tergantung persiapan kita hari ini dalam Pada kondisi dan situasi seperti
menata kembali moralitas bangsa yang inilah sangat diperlukan penanaman
telah dikikis krisis. nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai budaya

58 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

sebagai antisipasi dan filterisasi nilai- nilai akhlakul karimah pada


terhadap masukan nilai-nilai budaya anak-anaknya.
global yang melanda masyarakat kita, 2. Mengetahui alat pendidikan dan
yang tidak terkecuali berdampak pada nilai-nilai akhlakul karimah yang
masyarakat Kota Banjarmasin ditanamkan orangtua untuk mendidik
Sebenarnya masalah pedoman anak-anaknya.
pendidikan dan pembinaan akhlak 3. Mengkaji adakah tingkat
dalam keluarga ini secara dogmatis pendidikan, pengalaman agama, jenis
sudah lengkap tertulis dalam al Qur‟an pekerjaan, tingkat ekonomi, dan
dan Sunnah Nabi SAW, namun untuk lingkungan budaya Banjar berperan
meng-implementasikannya dalam bagi orangtua dalam mendidik anak-
kehidupan keseharian, kita perlu anaknya
melihat model dan pola yang ideal Sesuai dengan tujuan penelitian
sesuai dengan geografis dan demografis tersebut, maka penelitian ini
yang serba hetrogen, yakni keluarga diharapkan berguna bagi:
teladan sakinah di perkotaan. Justeru 1. Mengetahui berbagai bentuk
itulah penelitian ini mencari pola yang pendidikan keluarga di Kota
ideal untuk masyarakat perkotaan, Banjarmasin, untuk mencari bentuk
yakni Keluarga Sakinah Teladan untuk ideal dalam pembinaan generasi muda
di jadikan pola pendidikan yang ideal yang berkepribadian, berbudaya, dan
dalam keluarga masyarakat Kota berilmu pengetahuan untuk
Banjarmasin. pembangunan sumber daya manusia
Berdasarkan pengamatan yang beriman dan bertakwa.
pendahuluan seperti tersebut diatas, 2. Melihat bentuk pergeseran nilai-
maka permasalahan yang akan dikaji nilai akhlak dan nilai-nilai budaya serta
dalam penelitian ini adalah sebagai tugas dan tanggung jawab orangtua
berikut: dengan melihat jenis pekerjaan dan
1. Bagaimana peran dan tanggung tingkat pendidikan orangtua sebagai
jawab orangtua pada keluarga sakinah agen pembaharu dalam bentuk
teladan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan keluarga di Kota
akhlakul karimah kepada anak- Banjarmasin.
anaknya? 3. Mengetahui adakah karakteristik
2. Apa saja alat pendidikan dan budaya dan sistem budaya masyarakat
nilai-nilai akhlakul karimah yang Banjar turut berperan dalam
ditanamkan oleh orangtua sakinah penanaman nilai–nilai akhlak dan
teladan kepada anaknya pada pengamalan nilai–nilai agama, nilai
masyarakat Kota Banjarmasin ? pendidikan, dan tingkat pendidikan
3. Apakah tingkat pendidikan, yang dapat dijadikan dasar dalam
pekerjaan, tingkat ekonomi, dan bentuk pendidikan keluarga Kota
lingkungan berperan bagi orangtua Banjarmasin.
sakinah teladan dalam menentukan
terhadap keberhasilan penanaman nilai- Definisi Konsep Penelitian
nilai akhlakul karimah pada anak-
anaknya. Pendidikan Akhlak oleh Orangtua
Sesuai dengan fokus permasalahan, Pada Anaknya disini adalah usaha
penelitian ini bertujuan untuk: Orangtua Sakinah Teladan dalam
1. Mengetahui peran dan tanggung menanamkan nilai-nilai akhlakul
jawab orangtua dalam menanamkan karimah kepada anaknya dalam
komunitas orangtua teladan sebagai

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 59
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

model, teladan, pemimpin, penasehat; 1.1.1. Keluarga Pra Sakinah, yaitu


Komunitas rumah-tangga yang keluarga-keluarga yang dibentuk bukan
bermoral; Disiplin moral; Lingkungan melalui perkawinan yang sah, tidak
keluarga yang demokratis; Nasehat, dapat memenuhi kebutuhan dasar
Penanaman nilai melalui Suriteladan, spritual dan material (basic needs)
pembiasaan; nasihat, kebersamaan secara minimal, seperti keimanan,
membagi waktu untuk anak, shalat, zakat fitrah, puasa, sandang,
penghargaan pada karya anak; pangan, papan, dan kesehatan.
pembiasaan mengatasi masalah, 1.1.2. Keluarga Sakinah I, yaitu
pengawasan terhadap aktivitas anak, keluarga-keluarga yang telah dapat
penanaman dan pembiasaan nilai-nilai memenuhi kebutuhan dasar spritual
akhlakul karimah maupun nilai-nilai dan material secara maksimal, tetapi
budaya iptek yang positif pada anak, masih taklik dan belum dapat
sehingga terbentuk anak yang sholeh memenuhi kebutuhan sosial
dan sholehah berkepribadian muslim psikologisnya seperti kebutuhan akan
sejati. pendidikan, bimbingan keagamaan
Bimbingan orangtua sebagai model dalam keluarga dan belum mampu
adalah sebagai suri-teladan dalam mengikuti interaksi sosial keagamaan
perilaku, penasihat dalam menanamkan dalam keluarga dan belum mampu
nilai-nilai akhlak; memperlakukan anak mengikuti interaksi sosial keagamaan
dengan: kedekatan, keterbukaan, dengan lingkungannya.
pengaruh positif, dan bantuan; 1.1.3. Keluarga Sakinah II, yaitu
mengkombinasikan contoh-contoh yang keluarga-keluarga di samping telah
baik dan pembelajaran nilai moral dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
secara langsung dengan: diskusi isu-isu juga telah mampu memahami
moral penting, mengajarkan nilai-nilai pentingnya pelaksanaan ajaran agama
moral dan nasehat kepada semua serta bimbingan keagamaan dalam
anaknya. keluarga, dan telah mampu
mengadakan interaksi sosial keagamaan
Tinjauan Pustaka dengan lingkungannya, tetapi belum
mampu menghayati serta
1. KeluargaSakinahTeladan mengembangkan nilai-nilai keimanan,
ketaqwaan dan akhlaqul karimah, infaq,
1.1. Keluarga sakinah adalah wakaf, amal jariah, menabung dan
keluarga yang dibina atas perkawinan sebagainya.
yang sah, mampu memenuhi hajat 1.1.4. Keluarga Sakinah III, yaitu
hidup spritual dan material secara layak keluarga-keluarga yang dapat
dan seimbang, diliputi suasana kasih memenuhi seluruh kebutuhan
sayang antara anggota keluarga dan keimanan, ketaqwaan, sosial psikologis,
lingkungannya dengan selaras, dan dan pengembangan keluarganya, tetapi
serasi, serta mampu mengamalkan, belum mampu menjadi suri tauladan
menghayati dan memperdalam nilai- bagi lingkungannya.
nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak 1.1.5. Keluarga Sakinah III Plus,
mulia (Ditjen Binbaga Islam dan yaitu keluarga-keluarga yang telah
Penyelenggaraan Haji 2006). dapat memenuhi seluruh kebutuhan
Keluarga sakinah ini terbagi pada keimanan, ketaqwaan, akhlaqul
beberapa tingkatan sesuai dengan karimah secara sempurna, kebutuhan
statusnya sebagai berikut; sosal-psikologis dan pengembangannya
serta dapat menjadi suri tauladan bagi

60 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

lingkungannya (Ditjen Binbaga Islam 3.2. Tujuan khusus program


dan Penyelenggraan Haji 2006). Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah
2. Dasar Pembinaan Keluarga adalah sebagai berikut:
Sakinah Teladan. a. Menanamkan nilai-nilai
2.1. Dalam rangka pelaksanaan keimanan, ketaqwaan dan akhlaq mulia
pembinaan keluarga sakinah teladan, melalui pendidikan agama dalam
yang dijadikan dasar adalah Keputusan keluarga, masyarakat, dan pendidikan
Menteri Agama Republik Indonesia formal.
Nomor 3 Tahun 1999 Tentang b. Memberdayakan ekonomi umat
Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah melalui peningkatan kemampuan
dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ekonomi keluarga, kelompok keluarga
Nomor 400/564/III/Bangda Tahun sakinah, koperasi masjid, koperasi
1999, maka Departemen Agama telah majelis taklim dan upaya peningkatan
melakukan upaya meningkatkan ekonomi kerakyatan lainnya, serta
penghayatan moral, pendalaman memobilisasi potensi zakat, infaq dan
spritual dan etika keagamaan, serta sadaqah.
penghormatan atas keanekaragaman c. Meningkatkan gizi masyarakat
keyakinan keagamaan melalui melalui pembinaan calon pengantin, ibu
pengembangan kehidupan keluarga hamil dan menyusui, bayi, balita dan
sakinah yang dilaksanakan bersama- anak usia sekolah dengan pendekatan
sama masyarakat, lembaga keagamaan agama.
dan instansi terkait lainnya. d. Meningkatkan kesehatan
2.2. Dalam melaksanakan misi keluarga, masyarakat dan lingkungan
pembinaan gerakan keluarga sakinah melalui pendekatan agama dan gerakan
tersebut saat ini telah diprioritaskan Jum‟at Bersih.
empat program utama yaitu penurunan e. Meningkatkan upaya
angka perselisihan perkawinan dan penanggulangan Penyakit Menular
perceraian, pendidikan agama dalam Seksual dan HIV/AIDS melalui
keluarga untuk menanamkan nilai-nilai pendekatan moral keagamaan.
keimanan, ketaqwaan, akhlaqul
karimah, dan pemberdayaan ekonomi 4. Program Gerakan Keluarga
keluarga pra sakinah sebagai upaya Sakinah.
mengentaskan kemiskinan, serta 4.1. Pendidikan Agama dalam
penanggulangan penyalahgunaan Keluarga.Program ini pada prisipnya
narkoba dan penyakit sosial lainnya. dilakukan oleh ayah dan ibu.
Tujuannya adalah untuk menanamkan
3. Tujuan Pembinaan Keluarga nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan
Sakinah Teladan. akhlaq mulia dalam kehidupan keluarga
3.1. Tujuan umum program dan lingkungannya. Jika orangtua tidak
Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah mampu melaksanakan tugas tersebut,
adalah sebagai upaya peningkatan maka program menyelenggarakan
kualitas sumber daya manusia secara bimbingan agama secara terpadu untuk
terpadu antara masyarakat dan kelompok para ayah dan keluarganya.
pemerintah dalam mempercepat Apabila masih ada sebagian orangtua
mengatasi krisis yang melanda bangsa yang karena sesuatu hal tidak mampu
Indonesia untuk mewujudkan melaksanakan pola tersebut, program
masyarakat madani yang bermoral menyediakan tenaga pembimbing yang
tinggi, penuh keimanan, ketaqwaan dan datang ke rumah-rumah. Untuk
akhlaq mulia. menunjang kelancaran kegiatan

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 61
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

tersebut perlu disiapkan sarana dan 4.5. Pembinaan Gizi


prasarananya termasuk modul, Keluarga.Program ini dilaksanakan
pedoman, pelatihan-pelatihan dan dengan memberikan motivasi dan
penyediaan tenaga pembimbing bimbingan kepada keluarga dan
keluarga. masyarakat melalui pendekatan agama
4.2.Pendidikan Agama di agar masyarakat mementingkan gizi
Masyarakat.Program ini dilaksanakan yang baik bagi remaja putri, calon
melalui upaya peningkatan pendidikan pengantin, ibu hamil, bayi dan balita.
formal di lembaga pendidikan Untuk menunjang kelancaran program
keagamaan di masyarakat melalui tersebut dipersiapkan sarana dan
kelompok keluarga sakinah, kelompok prasarana, termasuk pelatihan
pengajian, kelompok majelis taklim, motivator, buku pegangan, modul,
kelompok wirid dan kelompok kegiatan pedoman, dan pelatihan-pelatihan.
agama lainnya. Untuk menunjang 4.6.Pembinaan Kesehatan
kelancaran kegiatan tersebut perlu Keluarga.Program ini dilaksanakan
disiapkan sarana dan prasarananya dengan memberikan motivasi dan
termasuk modul, pedoman, pelatihan- bimbingan kepada keluarga dan
pelatihan, dan penyediaan tenaga masyarakat melalui pendekatan agama,
pembimbing masyarakat. agar masyarakat memperhatikan
4.3. Peningkatan Pendidikan kesehatan ibu, bayi, anak balita dan
Agama Melalui Pendidikan Formal. lingkungannya. Untuk melaksanakan
Program ini dilaksanakan melalui upaya program tersebut kegiatan difokuskan
peningkatan pendidikan formal di pada imunisasi catin, bayi, dan ibu
lembaga pendidikan agama dan hamil dan kegiatan kesehatan keluarga.
pendidikan informal pada keluarga, 4.7. Sanitasi Lingkungan.Program
pendidikan umum dan kejuruan mulai ini dilaksanakan dengan memberikan
dari tingkat pra sekolah sampai motivasi, bimbingan dan bantuan
perguruan tinggi. Untuk kelancaran penyediaan air bersih, jambanisasi, dan
kegiatan tersebut perlu disiapkan sanitasi lingkungan. Untuk menunjang
sarana dan prasarananya termasuk kelancaran kegiatan tersebut perlu
modul, pedoman, pelatihan-pelatihan disiapkan sarana dan prasarana
dan kecukupan tenaga guru agama. termasuk pelatihan motivator, buku
4.4. Pemberdayaan Ekonomi pegangan, modul, pedoman, dan
Keluarga.Program ini dilaksanakan pelatihan-pelatihan.
melalui peningkatan kegiatan ekonomi
kerakyatan seperti koperasi mesjid, 2. Pendidikan Islam
kelompok usaha produksi keluarga Istilah kata pendidikan dalam
sakinah, koperasi majelis taklim, dan bahasa Inggris adalah education, bahasa
upaya pemberdayaan ekonomi keluarga latin educare yang dapat diartikan
lainnya. Untuk memacu usaha ini, perimbangan berkelanjutan (to lead
dikaitkan dengan zakat, infaq, dan forth), sedangkan dalam bahasa arabnya
shadaqah. Untuk menunjang adalah tarbiyah.1 Di dalam al Qur‟an
kelancaranusaha tersebut disiapkan
sarana dan prasarana, termasuk modul, 1
Tarbiyah merupakan masdar dari “Rabba”,
pedoman, pelatihan-pelatihan dan pengajaran (ta’lim), pendidikan dan pengajaran
penyediaan tenaga pembimbing (tarbiyah wa ta’lim), pendidikan Islam (tarbiyah
keluarga. Islamiyah). Pengartian ini berbeda dengan Naquib Al
Attas, seorang pemikir pendidikan asal negeri Jiran. Ia
mendefinisikan pengertian pendidikan Islam dengan
mempertentangkan peristilahan “Tarbiyah”, “Ta’lim”,

62 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

sebagai sumber utama ajaran Islam menciptakan adam, ia secara


dapat ditemukan kata-kata atau istilah- bersamaan membekalinya dengan
istilah yang pengertiannya terkait pengetahuan.
dengan pendidikan, yaitu rabba dan Dalam surah al Baqarah ayat 31,
„alama. Allah berfirman :
“Dia yang mengajarkan kepada “Dan dia mengajarkan kepada Adam
manusia apa yang tidak diketahuinya.” nama-nama (benda-benda) seluruhnya.”
(Q.S. al Alaq : 5). (QS. Al Baqarah : 31).
Ahmad D. Marimba merumuskan Dalam pandangan ulama, kata al
pendidikan adalah bimbingan atau asma dalam ayat ini menunjuk kepada
pimpinan secara sadar oleh si pendidik semua nama yang berkaitan dengan
terhadap perkembangan jasmani dan ketuhanan dan yang berkaitan dengan
rohani si terdidik menuju terbentuknya makhluk-Nya sebagaimana pula
kepribadian yang utama (1974, 20). merujuk kepada forma (bentuk) dan
Menurut M. J. Langeveld, pendidikan substansi (hakikat) yang dengan nama-
merupakan upaya manusia dewasa nama itu, Adam dapat memenuhi
membimbing yang belum kepada tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka
kedewasaan. bumi. Dalam bahasa lain, Allah
Ki Hajar Dewantara mengartikan memberikan kemampuan manusia
pendidikan adalah: "Tuntutan di dalam menemukan sifat-sifat benda.
hidup tumbuhnya anak-anak Hubungan timbal balik, dan hukum-
maksudnya yaitu menuntut segala hukum tabiatnya, termasuk juga
kekuatan kodrat yang ada pada anak- tentang Allah. Pengetahuan diturunkan
anak itu, agar mereka sebagai manusia Allah sebagai bekal manusia dalam
dan sebagai anggota masyarakat rangka memikul amanah kekhalifahan,
dapatlah mencapai keselamatan dan yaitu pemanfaatan alam secara lestari,
kebahagiaan yang setinggi -tingginya." seimbang, dan berwawasan lingkungan,
Ilmu pengetahuan menempati posisi serta penuh kearifan.
signifikan dalam Islam. Melalui ilmu Pendidikan adalah proses dua arah
pengetahuan, manusia dibedakan yang melibatkan pemberian
dengan makhluk-makluk lain, termasuk pengetahuan sebagai upaya pemberian
malaikat. Oleh karena itu, ketika Allah petunjuk dan peringatan, serta
sekaligus upaya perolehan pengetahuan
untuk mendapatkan ketakwaan, bukan
dan “Ta’dib”. Naquib Al-Atas merujuk makna menonjolkan diri dan keangkuhan
pendidikan dari konsep ta’dib, yang mengacu pada
(intelektual) (Abd A‟la, 3).
kata adab dan variatifnya. Berangkat dari pemikiran
Pendidikan Islam dapat pula
tersebut ia merumuskan definisi mendidik adalah
diartikan usaha sadar dan terencana
membentuk manusia dalam menempatkan posisinya
yang sesuai dengan susunan masyarakat, bertingkah
untuk mewujudkan suasana belajar dan
laku secara proposional dan cocok dengan ilmu serta proses pembelajaran agar peserta didik
teknologi yang dikuasainya. Menurut Naquib Al- Atas secara aktif mengembangkan potensi
selanjutnya, bahwa pendidikan Islam lebih cepat dirinya untuk memiliki kekuatan
berorientasi pada ta’dib. Sedangkan tarbiyah dalam spiritual keagamaan, pengendalian diri,
pandangannya mencakup obyek yang lebih luas, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
bukan saja terbatas pada pendidikan manusia tetapi serta keterampilan yang diperlukan
juga meliputi dunia hewan. Sedangkan ta’dib hanya dirinya dan masyarakat. Pendidikan
mencakup pengertian pendidikan untuk manusia Baca meliputi pengajaran keahlian khusus,
Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme dan juga sesuatu yang tidak dapat
Teosentris, karangan Dr. Achmadi, (Yogyakarta : dilihat, tetapi lebih mendalam yaitu
Pustaka Pelajar, 2005), hal. 26

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 63
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

pemberian pengetahuan, pertimbangan perubahan. Dengan kata lain,


dan kebijaksanaan. Salah satu dasar pendidikan Islam yang cukup dan
utama pendidikan adalah untuk kualitas manusia yang memadai, maka
mengajar kebudayaan melewati akan tercipta produk manusia yang
generasi(http://id.wikipedia.org/wiki/Pe bermutu. Artinya bermutu, terjadi
ndidikan). perubahan pada diri seseorang sebelum
Pendidikan Islam diperlukan bagi dan sesudah. Yang awalnya tidak tahu,
manusia sebagai media transformasi menjadi tahu setelah memperoleh
pengetahuan manusia, serta sebagai pendidikan Islam (Fakih 1999, 13).
usaha mengembangkan pengetahuan Bahkan tak jarang setelah
tersebut. Dalam Muqaddimah Ibnu mendapatkan pendidikan Islam terjadi
Khaldun mengungkapkan sebagai mana perubahan ekonomi atau status sosial.
dikutip M. Sholehuddin dalam Dalam hal ini sepadan yang dimaksud
telaahnya terhadap Muqaddimah oleh filosof pendidikan, Paulo Freire
tersebut bahwa untuk (1970). Bagi penganut madzhab
mentransformasikan, melestarikan, dan Freirean, pendidikan adalah demi
mengembangkan ilmu pengetahuan dan membangkitkan kesadaran kritis (fakih
teknologi yang diciptakan dan 1999, 13). Kritis disini paham akan
dirumuskan oleh generasi masa lalu sesuatu yang terjadi pada dirinya dan
kepada generasi selanjutnya, maka lingkungannya. Sehingga tidak menjadi
diperlukan penyelenggaraan golongan masyarakat yang ditindas.
pendidikan. Alasannya adalah pada Seseorang yang telah memperoleh
asalnya manusia adalah makhluk yang pendidikan akan mengalami perubahan
bodoh (tidak memiliki pengetahuan dalam dirinya, rumah tangga dan
ketika dilahirkan kedunia). Akan tetapi, lingkungannya. Apalah artinya
ia dapat menjadi pandai melalui upaya seseorang yang telah mendapatkan
pendidikan. Oleh karena itulah, Ibnu pendidikan tidak ada perubahan sama
Khaldun menyatakan inna al-insan sekali dalam dirinya.
jahilun bi al-dzat, ’alimunn bi al-kasz Bagi Freire pendidikan adalah proses
(sesungguhnya manusia pada dasarnya memanusiakan manusia kembali.
adalah bodoh ia dapat pandai melalui Gagasan ini berangkat dari suatu
usaha)(Depag Prop. Jatim, 2001, 33). analisis bahwa sistem kehidupan sosial,
Ibnu Khaldun beranggapan bahwa politik, ekonomi, dan budaya, membuat
pendidikan Islam dapat menghantarkan masyarakat mengalami proses
anak didik ke jenjang selanjutnya, „dehumanisasi‟. Pendidikan sebagai
menjadi penerus bagi masa yang akan bagian dari sistem justru menjadi
datang. Dengan pendidikan juga akan pelanggeng proses dehumanisasi
menghapus kebodohan yang ada dalam tersebut. Secara lebih rinci Freire
masyarakat, baik berupa kebodohan menjelaskan proses dehumanisasi
individu maupun kebodohan tersebut dengan menganalisis tentang
masyarakat. Usaha pencerdasan ini kesadaran atau pandangan hidup
semata-mata untuk menghilangkan masyarakat terhadap diri mereka
kebodohan. sendiri. Freire menggolongkan
Dengan demikian, masih menurut kesadaran manusia menjadi: kesadaran
Ibnu Khaldun, maka ilmu pengetahuan magis (magical consciousness),
dan pengajaran merupakan suatu hal kesadaran naïf (naival consciousness),
yang alami pada diri manusia. Bahkan dan kesadaran kritis (critical
pendidikan Islam merupakan aspek consciousness). Kesadaran seperti inilah
terpenting dalam melakukan yang diketahui para pendidik, agar

64 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

nantinya dalam mengajar akan lebih rohani? Pertanyaan-pertanyaan diatas,


mengarah kepada tujuan awal memerlukan jawaban yang menentukan
pendidikan yaitu melahirkan kaum pandangan terhadap hakikat dan
intelektual yang kritis. tujuan pendidikan, dan dari sini juga
Arti Pendidikan menurut UU RI No. sebagai pangkal perbedaan rumusan
20 Tentang Sistem Pendidikan Tahun pendidikan atau timbulnya aliran-aliran
2003: Pendidikan adalah usaha sadar pendidikan seperti, pendidikan Islam,
dan terencana untuk mewujudkan Kristen, Liberal, progresif atau
suasana belajar dan proses pragmatis, komunis, demokratis dan
pembelajaran agar peserta didik secara lain-lain. Dengan demikian, terdapat
aktif mengembangkan potensi dirinya keanekaragaman pandangan tentang
untuk memiliki kekuatan spiritual pendidikan. Tetapi dalam
keagamaan, pengendalian diri, keanekaragaman pandangan tentang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, pendidikan terdapat titik persamaan
serta keterampilan yang diperlukan tentang pengertian pendidikan, yaitu
dirinya, masyarakat, bangsa dan pendidikan dilihat sebagai suatu proses.
negara. Proses adalah kegiatan mengarahkan
Mengamati maksud dari tujuan perkembangan seseorang sesuai dengan
pendidikan nasional atau belajar tidak nilai-nilai yang merupakan jawaban
hanya diperuntukkan dirinya sendiri, atas pertanyaan diatas. Maka, proses
namun orang lain harus ikut pendidikan hanya berlaku pada
merasakan atas pendidikan kita. Empat makhluk manusia tidak pada hewan.
pilar dalam pendidikan ini harus Pendidikan Islam dengan
terlaksana baik pada lembaga sekolah keseluruhan proses (general process)
atau di dalam kelas. Pertama, Belajar yang dibawanya, dapat diajukan sebagai
untuk mengetahui (Learning to know), helper bagi manusia dalam
Belajar untuk melakukan (Learning to mengejawantahkan kehidupannya.
do), Belajar untuk menjadi diri sendiri Karenanya, pendidikan Islam
(Learning to be), Belajar untuk menempati central position yang
kebersamaan (Learning to live together). strategis dalam rangka mengkonstruk
Hasbullah menerangkan bahwa kehidupan individu dan sosial yang
dalam artian sederhana pendidikan diharapkan mampu memposisikan
Islam sering diartikan sebagai usaha kehidupan bersamaan dengan pluralitas
manusia untuk membina kehidupan makro manusia itu sendiri.
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai Bahkan, urgensitas pendidikan Islam
di dalam masyarakat dan kebudayaan, semakin tampak jelas dengan
atau disebut juga penanaman nilai-nilai masuknya eksistensi dan esensi
akhlak (transfer of values). manusia ke dalam dimensi ruang dan
Para ahli filsafat pendidikan, waktu kehidupan umat manusia
menyatakan bahwa dalam merumuskan menjelang masuknya new revival age
pengertian pendidikan sebenarnya (millennium III) (Nizamia 2002, 60).
sangat tergantung kepada pandangan Dari beberapa pengertian di atas,
terhadap manusia, hakikat, sifat-sifat maka dapat dirumuskan apa yang
atau karakteristik dan tujuan hidup dimaksud dengan pendidikan Islam
manusia itu sendiri. Perumusan adalah tranformasi knowledge, budaya,
pendidikan tergantung kepada sekaligus nilai-nilai akhlak yang
pandangan hidupnya. Apakah manusia berkembang pada suatu generasi agar
dilihat sebagai kesatuan badan dan dapat ditranformasikan kepada generasi
jasmani, jiwa dan roh atau jasmani dan berikutnya untuk menjadi pribadi Islami

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 65
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

yang siap terjun ke masyarakat, serta akhirat; (b) Pengembangan keimanan


menjadi orang yang bisa bermanfaat dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
bagi orang sekitarnya. akhlaq mulia peserta didik seoptimal
Adapun tujuan umum ialah yang mungkin, yang telah ditanamkan lebih
akan dicapai dengan semua kegiatan dahulu dalam lingkungan keluarga; (c)
pendidikan Islam, baik dengan Penyesuaian mental anak terhadap
pengajaran atau dengan cara lain. lingkungan fisik dan sosial melalui
Tujuan kegiatan pendidikan Islam Aqidah Akhlaq; (d) Perbaikan kesalahan-
meliputi sikap tingkah laku, kesalahan, kelemahan-kelemahan
penampilan, kebiasaan dan pandangan. peserta didik dalam keyakinan,
Tujuan ini berlaku pada setiap tingkat pengamalan ajaran agama Islam dalam
umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan
dengan kerangka yang sama. anak dari hal-hal yang negatif dari
lingkungannya atau dari budaya asing
3. Pendidikan Akhlaq sebagai yang akan dihadapinya sehari-hari; (f)
bagian integral dari pendidikan Pengajaran tentang informasi dan
Agama Islam, pengetahuan keimanan dan akhlaq,
Pendidikan akhlak memang bukan serta sistem dan fungsionalnya; (g)
satu-satunya faktor yang menentukan Penyaluran anak untuk mendalami
dalam pembentukan watak dan Aqidah Akhlaq pada jenjang pendidikan
kepribadian anak. Tetapi secara yang lebih tinggi (Abrasyi 2002, 29).
substansial pelajaran Akhlaq memiliki Pendidikan Akhlaq bertujuan untuk
kontribusi dalam memberikan motivasi menumbuhkan dan meningkatkan
kepada anak untuk mempraktikkan keimanan anak yang diwujudkan dalam
nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) akhlaknya yang terpuji, melalui
dan Akhlakqul Karimah dalam pemberian dan pemupukan
kehidupan sehari-hari. pengetahuan, penghayatan, pengamalan
Pendidikan Akhlaq adalah upaya serta pengamalan anak tentang Aqidah
sadar dan terencana dalam menyiapkan dan Akhlaq Islam, sehingga menjadi
anak untuk mengenal, memahami, manusia muslim yan terus berkembang
menghayati dan mengimani Allah SWT, dan meningkat kualitas keimanan dan
serta merealisasikannya dalam perilaku ketakwaannya kepada Allah SWT, serta
akhlak mulia dalam kehidupan sehari- berakhlak mulia dalam kehidupan
hari melalui kegiatan bimbingan, pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
pengajaran, latihan, penggunaan bernegara, serta untuk dapat
pengalaman, keteladanan dan melanjutkan pada jenjang pendidikan
pembiasaan. Dalam kehidupan yang lebih tinggi.
masyarakat yang majemuk di bidang Pendidikan akhlak memiliki
keagamaan, pendidikan akhlak itu juga karakteristik tertentu yang dapat
diarahkan pada peneguhan aqidah di membedakannya dengan pelajaran lain.
satu sisi dan peningkatan toleransi Adapun karakteristik pendidikan Akhlaq
serta saling menghormati dengan adalah sebagai berikut:
penganut agama lain dalam rangka a. Pendidikan Aqidah dan Akhlaq
mewujudkan kesatuan dan persatuan merupakan pembiasaan yang
bangsa. dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar
Pendidikan Akhlaq di rumah-tangga yang terdapat dalam agama Islam yang
berfungsi untuk : (a) Penanaman nilai bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.
ajaran Islam sebagai pedoman mencapai Untuk kepentingan pendidikan,
kebahagiaan hidup di dunia dan dikembangkan Akhlaq pada tingkat

66 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

yang lebih rinci sesuai dengan usia dan psikomotorik yang dilandasi oleh
anak dalam pendidikan dirumah- ranah kognitif.
tangga. e. Tujuan pendidikan Akhlaq adalah
b. Prinsip-prinsip dasar Akhlak untuk membentuk anak beriman dan
adalah keimanan atau keyakinan yang bertaqwa kepada Allah SWT serta
tersimpul dan terhujam kuat di dalam memiliki akhlaq mulia. Tujuan inilah
lubuk jiwa atau hati manusia yang yang sebenarnya merupakan misi
diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, utama diutusnya Nabi Muhammad
dan wijdani atau perasaan halus dalam SAW, untuk memperbaiki akhlak
meyakini dan mewujudkan rukun iman manusia. Dengan demikian, pendidikan
yang enam yaitu, iman kepada Allah, Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul- pendidikan agama Islam.
rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada Mengembangkan dan membangun
takdir. Prinsip-prinsip Akhlaq adalah akhlak yang mulia merupakan tujuan
pembentukan sikap dan kepribadian sebenarnya dalam setiap pelaksanaan
seseorang agar berakhlak mulia atau pendidikan. Sejalan dengan tujuan itu
Akhlaq Al-Mahmudah dan pendidikan akhlak yang diajarkan
mengeliminasi akhlak tercela atau kepada anak haruslah memuat
akhlak Al-Madzmumah sebagai pendidikan akhlak dan oleh karena itu
manifestasi akidahnya dalam perilaku setiap orang tua mengemban tugas
hidup seseorang dalam berakhlak menjadikan diri dan anaknya berakhlak
kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada mulia.
diri sendiri, kepada sesama manusia, Sedangkan Ruang Lingkup
dan kepada alam serta makhluk lain. pendidikan akhlak yang diajarkan
c. Pendidikan Akhlaq merupakan kepada anak meliputi;
salah satu rumpun dari pendidikan a. Aspek aqidah terdiri atas
agama (Al-Qur‟an Hadits, Aqidah keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil
Akhlaq, Syari‟ah/Fiqih Ibadah dan Jaiz Allah, keimanan kepada kitab
Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan
Islam) yang secara integratif menjadi Mu‟jizat-Nya dan Hari Akhir.
sumber nilai dan landasan moral b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri
spiritual yang kokoh dalam atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
pengembangan keilmuan dan kajian bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri,
keislaman, termasuk kajian Aqidah dan tekad yang kuat, ta‟aruf, ta‟awun,
Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah,
teknologi serta seni dan budaya. menepati janji dan bermusyawarah.
d.Pendidikan Akhlaq tidak hanya c. Aspek akhlaq tercela meliputi
mengantarkan anak untuk menguasai kufur, syirik, munafik, namimah dan
pengetahuan dan pemahaman tentang ghibah (Mizan 2009, 28 dan Qomar
Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam, 2005, 46)).
melainkan yang terpenting adalah Dari semua penjelasan diatas dapat
bagaimana anak dapat mengamalkan disimpulkan bahwa pendidikan akhlak
Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan yang dilaksanakan ibubapa dirumah
sehari-hari. Pendidikan Akhlaq tangga akan terwujud secara harmonis
menekankan keutuhan dan jika dilaksanaakan dengan landasan Al
keterpaduan antara pengetahuan, Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad
sikap, dan perilaku atau lebih SAW, anak akan beriman dan bertakwa
menekankan pembentukan ranah efektif kepada Allah SWT, berakhlak
mulia/berbudi pekerti luhur yang

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 67
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

tercermin dalam perilaku sehari-hari menggunakan asas jati diri yang kuat
dalam hubungannya dengan Allah, bersama beberapa potensi lain yaitu
sesama manusia dan alam sekitar; yang berhubung terus dengan
mampu menjaga kemurnian aqidah kecerdasan ilmu pengetahuan
Islam; memiliki keimanan yang kokoh (Intellectual Qoutient), kecerdasan emosi
yang dilandasi dengan dalil-dalil naqli (emotional Qoutient) dan kecerdasan
(Al Qur‟an dan Hadist), dalil aqli, beragama (Spiritual Qoutient). Apa yang
maupun dalil wijdani (perasaan halus), perlu ditekankan yaitu pendidikan
serta menjadi pelaku ajaran Islam yang dalam keluarga adalah satu proses yang
loyal, komitmen dan penuh dedikatif sangat penting dalam usaha untuk
baik untuk keluarga, masyarakat menanamkan nilai-nilai agama dan
maupun bangsanya, dengan tetap nilai-nilai budaya untuk melahirkan
menjaga terciptanya kerukunan hidup masyarakat yang mempunyai dasar
beragama yang dinamis. ataupun asas dalam hidup terutama
menanamkan nilai-nilai agama Islam
4. Pendidikan Akhlak yaitu keimanan dan ketaqwaan serta
OlehOrangtua Terhadap Anaknya akhlak yang mulia. Pendidikan dasar
Keluarga merupakan kelompok pada anak secara umum bermula dari
masyarakat mikro dan menunjang pada rumah, pendidikan dasar ini
kepada pembangunan masyarakat pada sangat penting sebelum seorang anak
umumnya.Kepala keluarga berperan tersebut memasuki alam persekolahan
memberi pendidikan dan menanamkan yang sebenarnya atau lebih dikenali
nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya sebagai alam pendidikan formal (Mizan,
kepada setiap ahli keluarga baik secara 28).
informal ataupun formal. Proses ini Pada peringkat usia ini seorang anak
sangat penting bagi menjalin hubungan yang masih kecil akan diajarkan dengan
yang erat antara anak dengan Ibu nilai-nilai pengetahuan dasar agama;
bapak. Dalam proses ini, wujud seperti membaca Alquran, Puasa dan
beberapa keadaan yang mempengaruhi Sholat, serta perilaku yang
hubungan kekeluargaan bagi sebuah mulia.Semua proses ini akan berlaku
keluarga, interaksi antara Ibu bapa secara pendidikan informal oleh ahli
dengan anak–anak secara langsung keluarga yang mudahnya berlaku
memberi gambaran wujud interaksi dirumah keluarga. Perlu pula diketahui
yang harmonis dari kedua belah pihak. bahwa pada peringkat ini Ibu Bapak
Dalam hal ini terdapat beberapa faktor bukan sekedar berperan sebagai
lain yang membawa kepada proses pembimbing utama yang menanamkan
interaksi yang berkesan seperti nilai-nilai, malah Ibu Bapak berperan
pengaruh budaya dan agama, sains dan sebagai model yang akan ditiru oleh
tekhnologi (Muhaimin, 27). anak-anaknya. Oleh kerana itu, Ibu
Secara umum keluarga mampu Bapak yang cenderung untuk melihat
memberi sumbangan yang sangat besar anak–anaknya terdidik dalam suasana
kepada pembangunan nilai-nilai serta yang baik perlu menunjukkan nilai-nilai
peradaban sesuatu bangsa yang mana keteladanan yang baik terlebih dahulu
memberi pengaruh yang sangat berguna dihadapan anak-anak mereka.
kepada kemajuan sebuah Negara Dalam banyak kajian yang
Bangsa. Hubungan yang erat didalam dilakukan, telah terbukti bahwa
institusi kekeluargaan sudah pendidikan nilai awal dirumah tangga
semestinya menghasilkan masyarakat memberi pengaruh yang sangat besar
yang mampu berkembang dengan terhadap jiwa seseorang, Sebagai

68 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

contoh, jika seorang anak melihat Ibu dan wawancara terstruktur dan
Bapanya solat berjemaah, maka anak dokumenter. Sedangkan jenis data yang
tersebut juga terdorong untuk membuat digali sesuai dengan rumusan dan
perbuatan yang sama karena pernah tujuan penelitian yakni yang berkaitan
melihat perbuatan seumpama itu dengan latar belakang pendidikan dan
dilakukan oleh Ibu bapaknya. Dalam pengalaman beragama orangtua,
urusan seharian pula, kita tidak bentuk-bentuk dan motivasi serta
mungkin terlepas dari melakukan persepsi masyarakat terhadap
kesalahan meskipun kesalahan kecil penanaman nilai-nilai akhlak dalam
ataupun kesalahan besar. Ibu Bapak kehidupan. Ekplorasi data dengan
yang cerdas pikiran dan akhlaknya menerapkan tehnik “Snow Boll” yakni
selalu akan mengunakan kesalahan penelusuran data menggelinding seperti
yang dilakukan oleh anaknya sebagai bola salju sampai menemukan data
peluang untuk menanamkan nilai-nilai jenuh, apabila sudah ditemukan data
positif seperti memberi teguran, jenuh berarti penelitian sudah dianggap
bimbingan, kebersamaan, pengawasan, refresentatif. Sedangkan sumber data
dan nasehat untuk membina agar anak adalah orangtua sakinah teladan yang
tersebut tidak mengulangi kesalahan rutin melaksanakan penanaman nilai-
yang sama sekaligus menjadikan anak nilai akhlakul karimah kehidupan pada
tersebut seorang insan yang senantiasa anak-anaknya.
sadar dengan kesalahan yang Instrumen penelitian ini terdiri dari
dilakukannya dan berusaha untuk instrument utama dan instrument
memperbaiki kelemahan diri tersebut. penunjang. Sesuai dengan pendekatan
Segala ciri–ciri yang telah deskriftif kualitatif yang digunakan,
dirangkumkan secara jelas di atas maka kehadiran peneliti di lapangan
akhirnya akan melahirkan sebuah sangat penting dan menentukan serta
masyarakat yang mempunyai diperlukan secara optimal. Karenanya
kepribadian yang tinggi, sekaligus dalam penelitian ini, peneliti bertindak
mampu menjelajah segenap bidang ilmu sebagai instrument kunci sekaligus
pengetahuan dan teknologi yang sebagai pengumpul data penelitian.
akhirnya membolehkan masyarakat Sedangkan instrument penunjang
tersebut bersaing seiring dengan berupa rekaman tape recorder, camera,
kemajuan sains dan teknologi dalam catatan harian di lapangan serta daftar
persaingan globa (Depdiknas 2004, 59). pertanyaan yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Metodologi Penelitian Penelitian berangkat dari
permasalahan pendidikan akhlak oleh
Lokasi penelitian ini adalah Provinsi orangtua terhadap anaknya pada
Kalimantan Selatan dan Keluarga keluarga sakinah teladan yang
Sakinah Teladan yang tersebar di berjumlah lima pasangan keluarga yang
seluruh Kabupaten dan Kota yang ada terus berlangsung dan dapat diamati
di Kalimantan Selatan. Alasan serta diverifikasi secara nyata pada saat
pemilihan lokasi Provinsi ini adalah berlangsungnya penelitian. Peristiwa-
karena keterwakilan dari keluarga peristiwa yang diamati dalam konteks
sakinah teladan ini mewakili tingkat kepemimpinan orangtua dalam
provinsi dan tingkat kabupaten dan membimbing anaknya, bentuk nilai-
kota. nilai akhlak yang ditanamkan, alat-alat
Teknik pengumpulan data yang pendidikan yang digunakan, dan
digunakan adalah observasi partisipan keberhasilan anak dalam pendidikan

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 69
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

dan pekerjaan sebagai hasil pembinaan Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan


dari orangtua. dan Pemda Provinsi Kalimantan
Prosedur pengumpulan data pada Selatan, secara snow balling,
tahap penelitian eksploratif ini berdasarkan pada informasi dan
meliputi: pemahaman yang relevan dan
1) Tahap pra lapangan (orientasi), mendalam di lapangan bergulir sampai
selama 10 (sepuluh) hari. pada kejenuhan informasi. Jika sudah
2) Tahap kegiatan di lapangan mencapai titik kejenuhan, maka subjek
(ekspolorasi) selama 30 (tiga puluh hari) dan informan sudah dianggap
3) Tahap analisis data, selama 20 refresentatif.
(dua puluh) hari, sehingga berjumlah 2 Dalam penelitian kualitatif ini,
(dua) bulan) peneliti adalah kunci pengumpul data
Sesuai dengan permasalahan yang atau instrument penelitian utama.
diangkat dalam penelitian, maka dipilih Peneliti turun kelapangan secara
keluarga sakinah teladan yang berhasil langsung untuk mengumpulkan
lulus dalam saringan pemilihan Provinsi sejumlah informasi dandata-data yang
Kalimantan Selatan. Alasan pemilihan diperlukan dalam penelitian sesuai
lokasi ini adalah karena pertimbangan dengan rumusan masalah penelitian.
keterwakilan dari daerah kabupaten Data yang diperoleh ditulis dalam
dan kota, yakni Kota Banjarbaru, Kota bentuk laporan atau data yang
Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan terperinci. Laporan yang disusun
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. berdasarkan data yang diperoleh
Penentuan subyek dalam konteks direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal
penelitian eksplorasi ini secara yang pokok, difokuskan pada hal-hal
purposive (bertujuan) pada keluarga inti yang penting. Data hasil penelitian
(terdiri dari ayah dan ibu sakinah mengikhtisarkan dan memilah-milah
teladan, serta anak) yang tinggal di berdasarkan satuan konsep, tema, dan
provinsi Kalimantan Selatan pada katagori tertentu akan memberikan
priode tahun 2008 sampai 2012. Pada gambaran yang lebih tajam tentang
mulanya dilihat dari unggulan keluarga hasil pengamatan, juga mempermudah
sakinah tingkat kabupaten dan kota peneliti untuk mencari kembali data
peringkat 1, 2, dan 3, sehingga sebagai tambahan atas data
berjumlah 15 keluarga sakinah, namun sebelumnya yang diperoleh jika
yang memenuhi katagori Keluarga diperlukan.
Sakinah Teladan pada setiap tahunnya Analisis data meliputi dua tahapan,
hanya satu keluarga yang terpilih pada yaitu, menganalisis data saat ada di
tingkat provinsi, maka penentuan lapangan dan menganalisis data setelah
subjek penelitian hanya ditentukan 5 selesai dari keseluruhan proses di
(lima) pasangan keluarga yang lapangan. Tahap kedua ini
menyandang Keluarga Saklnah Teladan, dilaksanakan dengan cara
yang mungkin terdapat komunitas yang pengumpulan data, penyederhanaan
hetrogen, baik dari latar belakang data, pemaparan data, pembahasan
tingkat pendidikan, pengalaman agama, data, analisis data, serta penarikan
jenis pekerjaan, dan lingkungan dari kesimpulan.
perilaku anak yang berkembang. Dan Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya,
secara rutin melaksanakan bentuk- langkah selanjutnya adalah
bentuk penanaman nilai-nilai akhlak menyimpulkan dan melakukan
dalam lingkungan keluarga. Penentuan verifikasi atas data-data yang sudah
informan data dari pihak Kabag Urais diproses atau ditransfer ke dalam

70 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola • Selatan berbatasan dengan Laut


pemecahan permasalahan yang Jawa
dilakukan. • Barat berbatasan dengan propinsi
Verifikasi atau penarikan Kalimantan Tengah
kesimpulan dilakukan selama penelitian • Timur berbatasan dengan Selat
berlangsung di lapangan sampai Makasar
sesudah penelitian dan dan pelaporan Luas wilayah propinsi tersebut
hasil penelitian. termasuk wilayah laut propinsi
Data penelitian kasus lapangan ini dibandingkan propinsi Kalimantan
terdiri dari kata-kata, kalimat-kalimat Selatan. Luas wilayah masing-masing
atau paragraf-paragraf yang disajikan Kabupaten Tanah Laut 9,94 %; Tanah
dalam bentuk teks naratif, yakni Bumbu 13,50%; Kotabaru 25,11%;
paparan hasil penelitian lapangan ini di Banjar 12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong
deskripsikan dalam bentuk uraian yang 9,59%; Balangan 5,00%; Batola 6,33%;
mempertemukan pendapat para subjek Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin
penelitian dengan data yang bersumber 0,19%. Daerah aliran sungai yang
dari dukomen yang pernah diajukan terdapat di Propinsi Kalimantan Selatan
mereka ketika mengajukan persyaratan adalah: Barito, Tabanio, Kintap, Satui,
sebagai keluarga sakinah teladan. Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau
Kemudian diambil kesimpulan- Sebuku, Cantung, Sampanahan,
kesimpulan, penerimaan atau Manunggal dan Cengal. Dan memiliki
pembahasan terhadap suatu pemikiran, catchment area sebanyak 10 (sepuluh)
yang akhirnya dimunculkan pemikiran lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga
dari peneliti sendiri secara induksi. Langsat, Mangkuang, Haruyan Dayak,
Menurut Guba dan Lincoln (1996), Intangan, Kahakan, Jaro, Batulicin dan
dengan menggunakan empat Riam Kanan.
pengecekan keabsahan sumber data Ibukota Kalimantan Selatan adalah
literatur, yaitu;-Creadibility Banjarmasin dengan luas wilayah
(kepercayaan),-Transferability 37.530,52 km, luasan tersebut dihuni
(keteralihan), Dependability oleh penduduk sebanyak 3.626.616 jiwa
(kebergantungan), Confirmability (2010).Rata-rata jumlah penduduk yang
(kepastian). ada dalam 1 kilo meter persegi atau
dalam 100 Ha tanah di Kalimantan
Deskripsi Lokasi Penelitian Selatan adalah 86 jiwa/km2.
(www.kalselprov.go.id)
Kalimantan Selatan adalah salah
satu provinsi di Indonesia yang terletak Profil Keluarga Sakinah Teladan
di pulau Kalimantan. Propinsi
Kalimantan Selatan secara geografis 1. Dasar Pertimbangan Pemilihan
terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 Keluarga Sakinah Teladan
33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS, 1.1. Pemilihan Keluarga Sakinah
dengan luas wilayah 37.530,52 km ² Teladan merupakan Program Nasional
atau hanya 6,98% dari luas pulau Departemen Agama pada Dirjen Bimas
Kalimantan. Propinsi Kalimantan Islam.
Selatan memiliki batas wilayah sebagai 1.2. Pemilihan Keluarga Sakinah
berikut: Teladan berdasarkan KeputuSan Dewan
• Utara berbatasan dengan Propinsi Juri pada setiap tahunnya, salah
Kalimantan Timur satunya adalah Keputusan Kepala
Kantor Departemen Agama ProvInsi

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 71
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

Kalimantan Selatan No; Penyajian dan Analisis Data


KW.17.2/2/PW.00/1219/2008.
1.3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Peran dan tanggung jawab orangtua
Keluarga Sakinah Teladan antara lain pada keluarga sakinah teladan dalam
sebagai berikut; menanamkan nilai-nilai akhlakul
1.3.1. Keputusan Menteri Agama karimah kepada anak-anaknya.
No.3/199 tentang Pembinaan Gerakan Dari kelima keluarga sakinah
Keluarga Sakinah; teladan menyatakan, bahwa pendidikan
1.3.2. Surat Menteri Dalam Negeri ibadah dan akhlak secara mutlak
Nomor : 400/564/III/BANGDA Maret diajarkan dalam rumah tangga oleh
1999, perihal Pelaksanaan Pembinaan kedua Ibu Bapa, sedangkan disekolah
Gerakan Keluarga Sakinah; hanya melengkapi saja terhadap
1.3.3. Hasil Munas BP.4 XIII/2004, pendidikan yang dibina oleh
Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan orangtua.Hal ini berarti orangtua secara
Tingkat Nasional; sadar meletakkan pondasi pembinaan
1.3.4. Surat Keputusan Dirjen Bimas ibadah dan akhlak secara berencana
Islam dan Penyelenggara Haji Nomor: dan teratur dirumah tangga, sehingga
DJ.II/139 Tahun 2008 tentang Petunjuk sekolah apapun yang menjadi pilihan
Pelaksanaan Pemilihan Keluarga anak, dan sejauh apapun lembaga
Sakinah Teladan; pendidikan anaknya, orangtua sudah
1.3.5. Surat Keputusan Kantor sangat percaya untuk melepaskannya.
Wilayah Departemen Agama Provinsi Dan dari semua responden yang diteliti
Kalimantan Selatan tentang menyatakan bahwa gaya
Pembentukan Panitia dan Dewan Juri kepemimpinannya dengan gaya
Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan campuran antara demokratis dan
Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, liberal, hal ini juga menunjukkan bahwa
tentang Keluarga Sakinah Teladan orangtua sangat bijaksana dalam
Terbaik I,II, dan III Tingkat Provinsi mengasuh anak-anaknya.
Kalimantan Selatan. Gaya kepemimpinan yang dipegang
Aspek-aspek yang dinilai dalam oleh kedua orangtua dalam mendidik
pemilihan Keluarga Sakinah Teladan akhlak anak-anaknya tidak terfokus
adalah; pada satu gaya kepemimpinan saja,
1.Aspek Pemahaman tetapi menggunakan gaya
danPengamalan Ajaran Agama Islam; kepemimpinan campuran, yakni
2. Penghayatan dan Pengamalan demokratis dan liberal. Demokratis
Kehidupan Beragama; dalam mengambil keputusan yang
3. Perkawinan dan Kehidupan sifatnya kekeluargaan, namun untuk
Rumah Tangga yang sejahtera; pengembangan bakat anak dan masalah
4. Pengetahuan umum. jodoh tetap diserahkan kepada pilihan
anak, namun masih terkontrol oleh
Tim Penilai biasanya terdiri dari 6 kedua orangtua anak.
orang yang terdiri dari Kabag.Urais 1. Jenis akhlak yang ditanamkan
Kemenag. Provinsi, unsur Praktisi kepada anak berkisar pada akhlak
Pendidikan Agama, Kabag. Kesra terhadap Tuhan, terhadap sesama
Provinsi, Tokoh Masyarakat, Tokoh manusia, dan akhlak terhadap diri
Ulama, dan Ketua Dharma Wanita sendiri, serta akhlak terhadap alam
Provinsi. semesta. Akhlak terhadap Allah SWT
berupa pendidikan sholat, puasa, dan
zakat/sedekah, dalam hal ini terdapat

72 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

dua versi pendapat dari orangtua, yang menolong, bekerjasama, bergotong


pertama pendidikan shalat, puasa, dan royong.
zakat/sedekah dilatih langsung oleh Akhlak terhadap sesama ini berjalan
orangtua dalam rumah tangga sampai secara alami menurut budaya banjar
anak benar-benar pandai dan mahir yang berlaku dalam keluarga, dalam hal
melaksanakannya dalam kehidupannya ini prinsip-prinsip yang menjadi acuan
sehari-hari. Selanjutnya anak-anak adalah budaya banjar dengan dipandu
memperoleh pengetahuan dan oleh nilai-nilai agama. Hal ini
pengalaman tentang akhlakul karimah tergantung kepada kedalaman agama
ini diperolehnya dari sekolah dan para orangtua.
masyarakat lingkungan pergaulannya Akhlak terhadap diri sendiri berupa
sehari-hari. Hal ini menunjukkan menjaga kebersihan, kerapian
bahwa; perbekalan dasar yang diterima berpakaian, berdisiplin, bekerja keras,
dari orangtua dapat dijadikannya asas hidup hemat, suka menabung, rajin
untuk mengembangkan akhlakul beribadah. Akhlak terhadap diri sendiri
karimah anak-anak dimana mereka ini menurut pengakuan orangtua
tumbuh pada lingkungan sekolah dan dilaksanakan sejalan dengan perjalanan
masyarakatnya, sekaligus dijadikan waktu, yang dijadikan dasar dalam
asas untuk menfilter perilakunya dari pembinaan ini memakai panduan
dampak-dampak yang negatif dari agama, budaya keluarga, dan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan dari sekolah, dimana
teknologi globalisasi. anaknya belajar.
Sedangkan pada jenis yang kedua Akhlak terhadap alam semesta
orangtua dengan alasan karir dan berupa menjaga lingkungan bersih,
bekerja suami isteri sepanjang hari, suka penghijauan lingkungan,
orangtua mempercayakan pembelajaran menyayangi binatang. Akhlak terhadap
aqidah dan akhlak, ibadah shalat, alam semesta yang dibina pada anak ini
puasa, dan zakat/shadakah pada guru kebanyakan dari hasil binaan
agama di sekolah, less privat, ataupun masyarakat sekitar, lingkungan teman
pengajian di masyarakat. Dan orangtua sejawat, dan sekolah. Orangtau hanya
tidak mampu melatih dan memberikan memberikan motivasi secara berkala
pengawasan dalam rumah tangga, kepada anak-anaknya.
karena waktu bertemu anak sangat Dari jenis akhlak yang berkembang
terbatas. Hal ini menunjukkan pula pada anak sebagai hasil implementasi
bahwa; akhlak yang berimplementasi dari pendidikan orangtua tersebut,
pada anak-anak teragantung kepada sudah dapat dikatakan bahwa
kemauan dan kemampuan anak-anak pembinaan akhlak pada anak-anaknya
untuk beradaptasi pada lingkungan sudah dapat dikatakan baik.
sekolah dan lingkungan masyarakatnya, Menurut orangtua teladan, pada
dan orangtua tetap merasa berhasil umumnya membina pendidikan agama
dalam mendidik anaknya, jika prestasi dan akhlaqul karimah itu kebanyakan
anak-anaknya dalam materi pelajaran hanya di lembaga sekolah dan di
umum mencapai keberhasilan. masyarakat, artinya sebagian
2. Jenis akhlak yang ber- pengetahuan agama dan akhlak yang
iplementasi kepada kepribadian anak mereka amalkan itu kebanyakan
adalah seperti; Akhlak terhadap sesama diperoleh sendiri dari belajar di sekolah
berupa saling menghormati, saling dan di masyarakat, sedang di rumah
menghargai, rasa empati, tolong hanya membina, memotivasi, dan peran
pengawasan.

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 73
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

3. Alat pendidikan dan nilai-nilai mengangkat status keluarga,


akhlakul karimah yang ditanamkan oleh keselamatan, aset ekonomi dan
orangtua sakinah telandan kepada terwujud apa yang dicita-citakan, serta
anaknya. terhindar dari kemudaratan. Hal ini
Semua orangtua menyampaikan hal menunjukkan bahwa; motivasi
yang sama dalam menggunakan alat- pendidikan akhlakul karimah, ada
alat pendidikan, seperti keteladanan, maksud yang positif, dilakukan dengan
Nasehat, kebersamaan, penghargaaan, pembiasaan, keterlibatan langsung,
hukuman, pengawasan, dan bimbingan wawasan dan pengalaman. Sehingga
secara kontinu terhadap keperibadian ritual ini dapat dilestarikan oleh anak-
anak. Begitu pula masalah nilai-nilai anak mereka yang sudah mempunyai
akhlakul karimah yang ditanamkan pengetahuan, kepribadian dan
kepada anak, mereka sepakat keterampilan secara turun temurun.
menyatakan bahwa nilai-nilai aqidah 4. Peranan tingkat pendidikan,
dan akhlak serta ibadah kepada Tuhan pekerjaan, tingkat ekonomi, dan
yang lebih diutamakan; seperti akhlak lingkungan orangtua sakinah teladan
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap terhadap keberhasilan penanaman nilai-
sesama manusia, akhlak terhadap diri nilai akhlakul karimah pada anak-
sendiri dan akhlak terhadap alam anaknya.
semesta. Nilai-nilai itu lebih diperinci Dasar pendidikan orangtua
lagi kepada nilai-nilai sosial kepada bervariasi, dari tingkat madrasah
sesama manusia, nilai-nilai kebersihan, awaliyah sampai pada tingkat sarjana
nilai-nilai adab terhadap ibubapa, S3, namun hal ini sepertinya tidak
seudara dan jiran tetangga. Hal ini terlalu berpengaruh pada anak-
berarti alat pendidikan dan nilai-nilai anaknya, karena ternyata anaknya juga
yang diajarkan orangtua kepada dapat menyelesaikan pendidikan
anaknya sudah mendekati kepada sarjana S1, khususnya anak-anak
kesempurnaan, meskipun nilai-nilai perempuan berpendidikan tidak terlalu
adat istiadat budaya banjar yang tinggi, karena selalu cepat berumah
bersifat positif juga memegang peranan tangga, namun dapat dikatakan
penting dalam membina akhlak anak- orangtua berhasil dalam mendidik
anaknya. anak-anaknya. Hal ini menunjukkan
Dari pernyataan orangtua tersebut bahwa tingkat pendidikan pada
dapat dikatagorekan bahwa; Alat-alat keluarga sakinah teladan ini tidak
Pendidikan akhlak yang digunakan oleh secara mutlak harus sarjana, namun
orangtua Keluarga Sakinah Teladan pengalaman keagamaan dan lingkungan
adalah Keteladanan, Nasehat, yang relegius sangat berperan dalam
kebersamaan, latihan, bimbingan, mewujudkan keberhasilan keluarga
pembiasaan, hadiah, hukuman, sakinah dalam mendidik anak-anak
pengawasan. mereka. Sedangkan pekerjaan orangtua
Demikian pula bahwa; Kelima juga cukup bervariasi, ada yang pegawai
pasangan responden Keluarga Sakinah negeri, dan ada pula sebagai pengajar
Teladan mempunyai persepsi bahwa pada sekolah sewasta. Namun mereka
bentuk ritual dan perilaku akhlakul dapat meningkatkan ekonomi pada
karimah yang mereka laksanakan tidak tahap menengah ke atas. Demikian pula
bertentangan dengan ajaran agama dalam hal lingkungan orangtua anak,
Islam, dan malah ritual ini merupakan cukup bervariasi, namun mereka dapat
bagian dari ajaran agama, yang apabila membina akhlak anak-anak mereka
rutin dilaksanakan, maka akan bergaul dengan tertib dan

74 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul


dengan pembawaan pergaulan akhlakul karimah kepada anak-anaknya.
karimah, sehingga pergaulan anak Berdasarkan permasalahan yang
cukup mendukung yang ditunjang diangkat dalam penelitian ini, penyajian
dengan masyarakat yang agamis dan data bertujuan pada subyek penelitian
beradat budaya banjar. Hal ini
Keluarga Sakinah Teladan yang secara
menunjukkan bahwa tingkat
rutinitas melaksanakan pendidikan
pendidikan, pekerjaan orangtua, tingkatakhlakul karimah terhadap anak-
ekonomi, dan lingkungan cukup
anaknya dengan menampilkan setiap
mendukung terhadap pembinaan
jenis perilaku sesuai dengan inisial kode
akhlak anak-anaknya. subyek, yang meliputi latar belakang
Latar belakang pendidikan dan pendidikan agama dan pengalaman
pendidikan agama Islam keluarga beragama, bentuk perilaku akhlakul
sakinah teladan berada pada kategori karimah, serta motivasi dan persepsi
sedang, begitu pula pengalaman
orang tua mendidik anak-anaknya
keberagamaan mereka sedang, sehingga untuk mewarisi bentuk-bentuk perilaku
mampu membedakan mana perilaku akhlakul karimah tersebut tanggung
yang berasal dari kultur Islami dan jawab orangtua pada keluarga sakinah
mana perilaku yang berasal dari kultur teladan dalam menanamkan nilai-nilai
Banjar. Pekerjaan orangtua sakinah akhlakul karimah kepada anak-
teladan sebagian besar adalah pegawai anaknya.
negeri, terutama bapak, sedangkan ibu 1.1. Dari segi tanggung jawab
sebagian adalah ibu rumah tangga. moral, orangtua merasakan bahwa
Meskipun sebagian dari Keluarga
orangtua menerima amanah dari Allah
Sakinah Teladan ini berpengalaman SWT yang diterima secara ikhlas dan
melaksanakan ibadah haji, namun syukur, dan berusaha mendidik akhlak
semua itu tidak bisa membuktikan anak-anaknya dengan sabar dan
bahwa ibadah hajinya karena
tawakkal.
kedalaman pengetahuan agama atau 1.2. Keluarga sakinah teladan
keberhasilan untuk mendidik akhlak menyatakan, bahwa pendidikan aqidah,
anaknya, tetapi lebih berorentasi pada ibadah dan akhlak secara mutlak di
penempatan status sosial ekonomi yang ajarkan dalam rumah tangga oleh kedua
tinggi. Sedangkan lingkungan turut Ibu Bapa, sedangkan disekolah hanya
mempengaruhi pembinaan orangtua sebagai melengkapi saja terhadap
terhadap akhlak anaknya, terutama pendidikan yang di bina oleh orangtua,
lingkungan orangtua, syarat utama orangtua menyatakan secara sadar
dipilih sebagai orangtua teladan adalahmeletakkan pondasi pembinaan aqidah,
pegawai negeri yang aktif dalam ibadah, dan akhlak secara berencana
program keluarga berencana, aktif pada dan teratur dirumah tangga, sehingga
suatu kegiatan organisasi, mempunyai sekolah apapun yang menjadi pilihan
rumah yang layakhuni, dan
anak, dan sejauh apapun tempat
mengutamakan kebersihan dan
lembaga pendidikan anaknya, orangtua
kesehatan, serta mempunyai taman- sudah sangat percaya untuk
tanaman toga hidup. melepaskannya
1.3. Beberapa orangtua yang
Penutup menyatakan mendidik akhlak anaknya
1. Peran dan tanggung jawab dengan secara rutin dalam rumah
orangtua keluarga sakinah teladan tangga seminggu sekali sejak anak
masih kecil, dan setelah anak

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 75
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

berkeluarga dan pisah rumah, setengah Allah SWT, akhlak terhadap sesama
bulan sekali yang berlangsung sampai manusia, akhlak terhadap diri sendiri
sekarang, orangtua mengajari sendiri dan akhlak terhadap alam semesta.
aspek aqidah, akhlak, ibadah, dan Nilai-nilai itu lebih diperinci lagi kepada
membaca al Qur‟an. Dan sebagian nilai-nilai social kepada sesama
menyatakan pembimbingan rutin manusia, nilai-nilai kebersihan, nilai-
seminggu sekali dengan mendatangkan nilai adab terhadap ibubapa, saudara
seorang ustaz yang mengajarkan dan jiran tetangga. Disamping itu nilai-
berbagai aspek agama Islam, seperti nilai adat istiadat budaya banjar yang
aqidah, akhlak, ibadah, dan membaca bersifat positif juga memegang peranan
al Qur‟an. penting dalam membina akhlak anak-
1.4. Style kepimpinan orang anaknya, seperti gotong royong, peduli
semuanya menyatakan mempunyai lingkungan, disiplin, musyawarah
gaya kepemimpinan campuran, pada mufakat,dan ramah
hal-hal tertentu dengan cara 3. Tingkat pendidikan, pekerjaan,
demokratis, namun pada hal-hal tingkat ekonomi, dan lingkungan sangat
pemilihan jurusan sekolah dan masalah membantu orangtua sakinah teladan
jodoh dengan cara liberal, dan sesekali dan menentukan terhadap keberhasilan
memimpin anak dengan secara tegas. penanaman nilai- nilai akhlakul
karimah pada anak-anaknya.
2. Alat pendidikan dan nilai-nilai 3.1. Pendidikan orangtua bervariasi.
akhlakul karimah yang ditanamkan oleh Kkususnya orangtua laki-laki ada yang
orangtua sakinah teladan kepada berpendidikan Sarjana Agama S 1, S2
anaknya pada masyarakat Kota dan S3, dan lulusan Aliyah Pondok
Banjarmasin Pesantren. Sedangkan ibu-ibu dari
2.1. Semua orangtua menyampaikan tingkat madrasah awaliyah, D1, dan D2,
hal yang sama dalam menggunakan sampai pada tingkat sarjana S1.
alat-alat pendidikan, seperti suri Pendidikan orangtua ini tentu saja
teladan yang baik, kebiasaan sangat berperan untuk merencanakan
bermusyawarah, kebiasaan berdisiplin, pendidikan anak yang terbaik yakni
kebiasaan sihat dan bersih, kebiasaan anak yang shaleh dan shalehah. Dari
hormat pada orangtua, kebiasaan dasar pendidikan orangtua inilah
menghargai pendapat orang, mereka dapat membuka wawasan dan
pembiasaan berbuat empati pada orang menerima pembaharuan dalam setiap
lain, nasihat yang baik, kebersamaan aspek pendidikan anak-anaknya,
dalam keluarga, penghargaaan terhadap sampai anak-anaknya mempunyai
anak, hukuman yang mendidik, akhlakul karimah dan dapat
pengawasan terhadap aktivitas anak, menyelesaikan pendidikan sampai pada
pemberian motivasi, pembiasaan peringkat perguruan tinggi dan bekerja
berbuat empati pada orang lain, untuk masa depannya.
pembimbingan yang rutin, serta 3.2. Sedangkan pengalaman agama
penyuluhan agama secara kontinyu yang dimiliki orangtua juga bervariasi,
terhadap anaknya. sebahagian orangtua laki-laki
2.2. Nilai-nilai akhlakul karimah berpendidikan pondok pesantren dan
yang ditanamkan kepada anak, sarjana agama Islam. Sebahagian lagi
orangtua sepakat menyatakan bahwa berpendidikan umum, namun sangat
nilai-nilai aqidah dan akhlakul karimah gemar mempelajari bidang keagamaan,
serta ibadah kepada Tuhan yang lebih dan malah ada yang mempunyai
diutamakan; adalah; akhlak terhadap Yayasan Pendidikan Keagamaan.

76 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.

Orangtua perempuan lebih banyak menunjukkan bahwa tingkat


menerima pengalaman keagamaan dari pendidikan, pekerjaan orangtua, tingkat
para suami mereka. ekonomi, dan lingkungan cukup
3.3. Sebagian orangtua laki-laki mendukung terhadap pembinaan
berprofesi sebagai pegawai akhlak anak-anak.
negeri/pensiunan. Dan sebahagian lagi
hanya sebagai pegawai swasta/guru Referensi
agama swasta. Sedangkan ibu-ibu
sebagian besar adalah ibu-ibu rumah Achmadi.2005. Ideologi Pendidikan
tangga yang secara rutin melayani Islam (Paradigma Humanisme
suami dan anak-anak, dan ibu-ibu Teosentris), Pustaka Pelajar,
inilah yang sangat pintar memeneg Yogyakarta..
keuangan keluarga dan secara rutin Al-Attas, Syed M.Naquib.2003. Filsafat
mendidik dan membimbing serta dan Praktik Pendidikan Islam, Mizan,
mengawasi akhlak anak-anaknya, Bandung.
sehingga anak-anak dapat melanjutkan Abdul Halim, Subhan. 2002. Wawasan
pendidikan sampai pada peringkat Baru Pendidikan Islam, Kalam Mulia,
perguruan tinggi dan mempunyai Jakarta
pekerjaan yang dapat menjamin masa Al-Syaibany. 2009. Omar Mohammad
depannya secara mandiri dalam Al-Toumy. Filsafat Pendidikan Islam,
berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan Cet V, Bulan Bintang, Jakarta.
ketrampilan. Demikian pula dalam hal Al Abrasyi,Athiyah. 2002. Mendidik
lingkungan orangtua anak, cukup Akhlak Dalam Islam, (tarjamahan
bervariasi, namun mereka dapat Muhammad Nuqaib) al Mizan,
membina akhlak anak-anak mereka Bandung.
bergaul dengan tertib dan Dahlan, Ahmad. 2008. Ilmu,Etika, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan Agama: Representasi Ilmu Ekonomi
dengan pembawaan pergaulan akhlakul Islam, Konklusi-Ibda, Vol.6, P3M
karimah, sehingga pergaulan anak STAIN Purwokerto, No.1.
cukup mendukung yang ditunjang Direktorat Jendral Binbaga Islam dan
dengan masyarakat yang agamis dan Penyelenggara Haji. 2002. Modul
beradat budaya banjar. Hal ini Pembinaan Keluarga Sakinah,
menunjukkan bahwa tingkat Depagri, Jakarta.
pendidikan, pekerjaan orangtua, tingkat DirjenBinbaga Islam dan Pembinaan
ekonomi, dan lingkungan cukup Syari‟ah. 2006. Tuntunan Keluarga
mendukung terhadap pembinaan Sakinah Bagi Remaja Usia Nikah,
akhlak anak-anaka sakinah ini rata- Depagri, Jakarta.
rata tingkat ekonomi menengah keatas. Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara
3.4. Demikian pula dalam hal Haji. 2004. Modul Pelatihan Guru
lingkungan orangtua anak, cukup Keluarga Sakinah, Proyek
bervariasi, namun mereka dapat Peningkatan Kehidupan Keluarga
membina akhlak anak-anak mereka Sakinah, Jakarta.
bergaul dengan tertib dan Embong, Abdul Rahman. 2009.
menyesuaikan diri dengan lingkungan Pendidikan Sosial Dalam Keluarga,
dengan pembawaan pergaulan akhlakul Rajawali, Jakarta.
karimah, sehingga pergaulan anak Grissworl. 2004. Pendidian Nilai Dalam
cukup mendukung yang ditunjang Keluarga, Rajawali, Jakarta.
dengan masyarakat yang agamis dan
beradat budaya banjar. Hal ini

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 77
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak

Mizan Ahmad. 2009. Mendidik Anak


Dengan Akhlakul Karimah, Aneka
Ilmu, Jakarta.
Muhaimin. 2009.Rekonstruksi
Pendidikan Islam;Dan Paradigma
Pengembangan Managemen
Kelembagaan, Kurikulum hingga
Strategi Pembelajaran, PT.Grafindo
Persada, Jakarta.
Marimba, Ahmad D. 2004. Filsafat
Pendidikan Islam, al Ma‟arif, Cet.
ke.20, Bandung.
Nizamia.2002. Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran Islam, Vol.5.No.1. Januari-
Juni.
Nata, Abuddin.2009.Tafsir Ayat-Ayat
Pendidikan (Tafsir al-Ayat al-
Tarbawi), Rajawali, Jakarta.
Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi
Pendidikan Islam (dari Metode
Rasional hingga Metode Kritik),
Erlangga, Jakarta.
Rosyadi, Khoiron.2004.Pendidik Profetik,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
Shihab, Quraish. 2005.Membumikan Al-
Qur'an (Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat),
Mizan, Bandung, Cet. XI.
Soyamukti, Nurani. 2009.Pendidikan
Berspektif Globalisasi, Ar Ruzz
Media, Yogyakarta.
Shihab, Quraish. 2007.Wawasan Al-
Qur'an: Tafsir Maudhu'i Atas
PelbagaiPersoalan Umat, Mizan,
Bandung, Cet. XVIII.
Tanje, Sixlus, http//edukasi
kompasiona,com./2011/12/10/anar
gensi-Pendidikan-Nila
Undang-Undang RI No; 20 Tahun 2003.
2004.Tentang Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Zainuddin, M. 2005.Pendidikan Islam
Paradigma Klasik Hingga
Kontemporer. UIN Malang Press,
Malang.

78 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78

Anda mungkin juga menyukai