Taufiqurrahman
Ahdi Makmur
Hajiannor
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari
In the informal education which takes place at home, parents have the central role
to consistently educate and shape their children to posses positive traits. To
anticipate today’s development of information and global cultural flows, a matrix of
family education which is affiliated to the construction of children’s good character
becomes urgent. It is hoped that such matrix of family education can be the
instrument to filter information and culture. The model ideal family taken as the
study sample is the choosen model ideal family that has been selected to represent
South Kalimantan in the national level from 2008 to 2012. The selected family is
considered to be refresentatif and valid. The result of study points that: the model
ideal family has performed a positive character education. It is proved by the fact
that the parents have been successful to educate their children.
Pendidikan agama Islam dalam keluarga itu lembaga pendidikan Islam, tidak
sangat mengutamakan kemahiran terkecuali keluarga atau masyarakat
membiasakan pengamalan nilai-nilai harus mampu menumbuhkan
akhlak dalam berbagai aspek ilmu penghayatan nilai-nilai akhlak dan
pengetahuan, sebab menurut nilai-nilai budaya terhadap pola hidup
pandangan Islam; ilmu harus yang dikembangkan, yang disebut
diamalkan. Tidak ada gunanya ilmu sebagai "reading-learning cultural
tanpa membuahkan amal, oleh karena scientist". Secara konkritnya keluarga
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 57
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
58 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 59
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
60 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 61
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
62 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 63
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
64 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 65
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
66 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
yang lebih rinci sesuai dengan usia dan psikomotorik yang dilandasi oleh
anak dalam pendidikan dirumah- ranah kognitif.
tangga. e. Tujuan pendidikan Akhlaq adalah
b. Prinsip-prinsip dasar Akhlak untuk membentuk anak beriman dan
adalah keimanan atau keyakinan yang bertaqwa kepada Allah SWT serta
tersimpul dan terhujam kuat di dalam memiliki akhlaq mulia. Tujuan inilah
lubuk jiwa atau hati manusia yang yang sebenarnya merupakan misi
diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, utama diutusnya Nabi Muhammad
dan wijdani atau perasaan halus dalam SAW, untuk memperbaiki akhlak
meyakini dan mewujudkan rukun iman manusia. Dengan demikian, pendidikan
yang enam yaitu, iman kepada Allah, Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul- pendidikan agama Islam.
rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada Mengembangkan dan membangun
takdir. Prinsip-prinsip Akhlaq adalah akhlak yang mulia merupakan tujuan
pembentukan sikap dan kepribadian sebenarnya dalam setiap pelaksanaan
seseorang agar berakhlak mulia atau pendidikan. Sejalan dengan tujuan itu
Akhlaq Al-Mahmudah dan pendidikan akhlak yang diajarkan
mengeliminasi akhlak tercela atau kepada anak haruslah memuat
akhlak Al-Madzmumah sebagai pendidikan akhlak dan oleh karena itu
manifestasi akidahnya dalam perilaku setiap orang tua mengemban tugas
hidup seseorang dalam berakhlak menjadikan diri dan anaknya berakhlak
kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada mulia.
diri sendiri, kepada sesama manusia, Sedangkan Ruang Lingkup
dan kepada alam serta makhluk lain. pendidikan akhlak yang diajarkan
c. Pendidikan Akhlaq merupakan kepada anak meliputi;
salah satu rumpun dari pendidikan a. Aspek aqidah terdiri atas
agama (Al-Qur‟an Hadits, Aqidah keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil
Akhlaq, Syari‟ah/Fiqih Ibadah dan Jaiz Allah, keimanan kepada kitab
Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan
Islam) yang secara integratif menjadi Mu‟jizat-Nya dan Hari Akhir.
sumber nilai dan landasan moral b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri
spiritual yang kokoh dalam atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
pengembangan keilmuan dan kajian bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri,
keislaman, termasuk kajian Aqidah dan tekad yang kuat, ta‟aruf, ta‟awun,
Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah,
teknologi serta seni dan budaya. menepati janji dan bermusyawarah.
d.Pendidikan Akhlaq tidak hanya c. Aspek akhlaq tercela meliputi
mengantarkan anak untuk menguasai kufur, syirik, munafik, namimah dan
pengetahuan dan pemahaman tentang ghibah (Mizan 2009, 28 dan Qomar
Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam, 2005, 46)).
melainkan yang terpenting adalah Dari semua penjelasan diatas dapat
bagaimana anak dapat mengamalkan disimpulkan bahwa pendidikan akhlak
Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan yang dilaksanakan ibubapa dirumah
sehari-hari. Pendidikan Akhlaq tangga akan terwujud secara harmonis
menekankan keutuhan dan jika dilaksanaakan dengan landasan Al
keterpaduan antara pengetahuan, Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad
sikap, dan perilaku atau lebih SAW, anak akan beriman dan bertakwa
menekankan pembentukan ranah efektif kepada Allah SWT, berakhlak
mulia/berbudi pekerti luhur yang
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 67
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
tercermin dalam perilaku sehari-hari menggunakan asas jati diri yang kuat
dalam hubungannya dengan Allah, bersama beberapa potensi lain yaitu
sesama manusia dan alam sekitar; yang berhubung terus dengan
mampu menjaga kemurnian aqidah kecerdasan ilmu pengetahuan
Islam; memiliki keimanan yang kokoh (Intellectual Qoutient), kecerdasan emosi
yang dilandasi dengan dalil-dalil naqli (emotional Qoutient) dan kecerdasan
(Al Qur‟an dan Hadist), dalil aqli, beragama (Spiritual Qoutient). Apa yang
maupun dalil wijdani (perasaan halus), perlu ditekankan yaitu pendidikan
serta menjadi pelaku ajaran Islam yang dalam keluarga adalah satu proses yang
loyal, komitmen dan penuh dedikatif sangat penting dalam usaha untuk
baik untuk keluarga, masyarakat menanamkan nilai-nilai agama dan
maupun bangsanya, dengan tetap nilai-nilai budaya untuk melahirkan
menjaga terciptanya kerukunan hidup masyarakat yang mempunyai dasar
beragama yang dinamis. ataupun asas dalam hidup terutama
menanamkan nilai-nilai agama Islam
4. Pendidikan Akhlak yaitu keimanan dan ketaqwaan serta
OlehOrangtua Terhadap Anaknya akhlak yang mulia. Pendidikan dasar
Keluarga merupakan kelompok pada anak secara umum bermula dari
masyarakat mikro dan menunjang pada rumah, pendidikan dasar ini
kepada pembangunan masyarakat pada sangat penting sebelum seorang anak
umumnya.Kepala keluarga berperan tersebut memasuki alam persekolahan
memberi pendidikan dan menanamkan yang sebenarnya atau lebih dikenali
nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya sebagai alam pendidikan formal (Mizan,
kepada setiap ahli keluarga baik secara 28).
informal ataupun formal. Proses ini Pada peringkat usia ini seorang anak
sangat penting bagi menjalin hubungan yang masih kecil akan diajarkan dengan
yang erat antara anak dengan Ibu nilai-nilai pengetahuan dasar agama;
bapak. Dalam proses ini, wujud seperti membaca Alquran, Puasa dan
beberapa keadaan yang mempengaruhi Sholat, serta perilaku yang
hubungan kekeluargaan bagi sebuah mulia.Semua proses ini akan berlaku
keluarga, interaksi antara Ibu bapa secara pendidikan informal oleh ahli
dengan anak–anak secara langsung keluarga yang mudahnya berlaku
memberi gambaran wujud interaksi dirumah keluarga. Perlu pula diketahui
yang harmonis dari kedua belah pihak. bahwa pada peringkat ini Ibu Bapak
Dalam hal ini terdapat beberapa faktor bukan sekedar berperan sebagai
lain yang membawa kepada proses pembimbing utama yang menanamkan
interaksi yang berkesan seperti nilai-nilai, malah Ibu Bapak berperan
pengaruh budaya dan agama, sains dan sebagai model yang akan ditiru oleh
tekhnologi (Muhaimin, 27). anak-anaknya. Oleh kerana itu, Ibu
Secara umum keluarga mampu Bapak yang cenderung untuk melihat
memberi sumbangan yang sangat besar anak–anaknya terdidik dalam suasana
kepada pembangunan nilai-nilai serta yang baik perlu menunjukkan nilai-nilai
peradaban sesuatu bangsa yang mana keteladanan yang baik terlebih dahulu
memberi pengaruh yang sangat berguna dihadapan anak-anak mereka.
kepada kemajuan sebuah Negara Dalam banyak kajian yang
Bangsa. Hubungan yang erat didalam dilakukan, telah terbukti bahwa
institusi kekeluargaan sudah pendidikan nilai awal dirumah tangga
semestinya menghasilkan masyarakat memberi pengaruh yang sangat besar
yang mampu berkembang dengan terhadap jiwa seseorang, Sebagai
68 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
contoh, jika seorang anak melihat Ibu dan wawancara terstruktur dan
Bapanya solat berjemaah, maka anak dokumenter. Sedangkan jenis data yang
tersebut juga terdorong untuk membuat digali sesuai dengan rumusan dan
perbuatan yang sama karena pernah tujuan penelitian yakni yang berkaitan
melihat perbuatan seumpama itu dengan latar belakang pendidikan dan
dilakukan oleh Ibu bapaknya. Dalam pengalaman beragama orangtua,
urusan seharian pula, kita tidak bentuk-bentuk dan motivasi serta
mungkin terlepas dari melakukan persepsi masyarakat terhadap
kesalahan meskipun kesalahan kecil penanaman nilai-nilai akhlak dalam
ataupun kesalahan besar. Ibu Bapak kehidupan. Ekplorasi data dengan
yang cerdas pikiran dan akhlaknya menerapkan tehnik “Snow Boll” yakni
selalu akan mengunakan kesalahan penelusuran data menggelinding seperti
yang dilakukan oleh anaknya sebagai bola salju sampai menemukan data
peluang untuk menanamkan nilai-nilai jenuh, apabila sudah ditemukan data
positif seperti memberi teguran, jenuh berarti penelitian sudah dianggap
bimbingan, kebersamaan, pengawasan, refresentatif. Sedangkan sumber data
dan nasehat untuk membina agar anak adalah orangtua sakinah teladan yang
tersebut tidak mengulangi kesalahan rutin melaksanakan penanaman nilai-
yang sama sekaligus menjadikan anak nilai akhlakul karimah kehidupan pada
tersebut seorang insan yang senantiasa anak-anaknya.
sadar dengan kesalahan yang Instrumen penelitian ini terdiri dari
dilakukannya dan berusaha untuk instrument utama dan instrument
memperbaiki kelemahan diri tersebut. penunjang. Sesuai dengan pendekatan
Segala ciri–ciri yang telah deskriftif kualitatif yang digunakan,
dirangkumkan secara jelas di atas maka kehadiran peneliti di lapangan
akhirnya akan melahirkan sebuah sangat penting dan menentukan serta
masyarakat yang mempunyai diperlukan secara optimal. Karenanya
kepribadian yang tinggi, sekaligus dalam penelitian ini, peneliti bertindak
mampu menjelajah segenap bidang ilmu sebagai instrument kunci sekaligus
pengetahuan dan teknologi yang sebagai pengumpul data penelitian.
akhirnya membolehkan masyarakat Sedangkan instrument penunjang
tersebut bersaing seiring dengan berupa rekaman tape recorder, camera,
kemajuan sains dan teknologi dalam catatan harian di lapangan serta daftar
persaingan globa (Depdiknas 2004, 59). pertanyaan yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Metodologi Penelitian Penelitian berangkat dari
permasalahan pendidikan akhlak oleh
Lokasi penelitian ini adalah Provinsi orangtua terhadap anaknya pada
Kalimantan Selatan dan Keluarga keluarga sakinah teladan yang
Sakinah Teladan yang tersebar di berjumlah lima pasangan keluarga yang
seluruh Kabupaten dan Kota yang ada terus berlangsung dan dapat diamati
di Kalimantan Selatan. Alasan serta diverifikasi secara nyata pada saat
pemilihan lokasi Provinsi ini adalah berlangsungnya penelitian. Peristiwa-
karena keterwakilan dari keluarga peristiwa yang diamati dalam konteks
sakinah teladan ini mewakili tingkat kepemimpinan orangtua dalam
provinsi dan tingkat kabupaten dan membimbing anaknya, bentuk nilai-
kota. nilai akhlak yang ditanamkan, alat-alat
Teknik pengumpulan data yang pendidikan yang digunakan, dan
digunakan adalah observasi partisipan keberhasilan anak dalam pendidikan
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 69
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
70 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 71
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
72 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 73
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
74 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 75
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
berkeluarga dan pisah rumah, setengah Allah SWT, akhlak terhadap sesama
bulan sekali yang berlangsung sampai manusia, akhlak terhadap diri sendiri
sekarang, orangtua mengajari sendiri dan akhlak terhadap alam semesta.
aspek aqidah, akhlak, ibadah, dan Nilai-nilai itu lebih diperinci lagi kepada
membaca al Qur‟an. Dan sebagian nilai-nilai social kepada sesama
menyatakan pembimbingan rutin manusia, nilai-nilai kebersihan, nilai-
seminggu sekali dengan mendatangkan nilai adab terhadap ibubapa, saudara
seorang ustaz yang mengajarkan dan jiran tetangga. Disamping itu nilai-
berbagai aspek agama Islam, seperti nilai adat istiadat budaya banjar yang
aqidah, akhlak, ibadah, dan membaca bersifat positif juga memegang peranan
al Qur‟an. penting dalam membina akhlak anak-
1.4. Style kepimpinan orang anaknya, seperti gotong royong, peduli
semuanya menyatakan mempunyai lingkungan, disiplin, musyawarah
gaya kepemimpinan campuran, pada mufakat,dan ramah
hal-hal tertentu dengan cara 3. Tingkat pendidikan, pekerjaan,
demokratis, namun pada hal-hal tingkat ekonomi, dan lingkungan sangat
pemilihan jurusan sekolah dan masalah membantu orangtua sakinah teladan
jodoh dengan cara liberal, dan sesekali dan menentukan terhadap keberhasilan
memimpin anak dengan secara tegas. penanaman nilai- nilai akhlakul
karimah pada anak-anaknya.
2. Alat pendidikan dan nilai-nilai 3.1. Pendidikan orangtua bervariasi.
akhlakul karimah yang ditanamkan oleh Kkususnya orangtua laki-laki ada yang
orangtua sakinah teladan kepada berpendidikan Sarjana Agama S 1, S2
anaknya pada masyarakat Kota dan S3, dan lulusan Aliyah Pondok
Banjarmasin Pesantren. Sedangkan ibu-ibu dari
2.1. Semua orangtua menyampaikan tingkat madrasah awaliyah, D1, dan D2,
hal yang sama dalam menggunakan sampai pada tingkat sarjana S1.
alat-alat pendidikan, seperti suri Pendidikan orangtua ini tentu saja
teladan yang baik, kebiasaan sangat berperan untuk merencanakan
bermusyawarah, kebiasaan berdisiplin, pendidikan anak yang terbaik yakni
kebiasaan sihat dan bersih, kebiasaan anak yang shaleh dan shalehah. Dari
hormat pada orangtua, kebiasaan dasar pendidikan orangtua inilah
menghargai pendapat orang, mereka dapat membuka wawasan dan
pembiasaan berbuat empati pada orang menerima pembaharuan dalam setiap
lain, nasihat yang baik, kebersamaan aspek pendidikan anak-anaknya,
dalam keluarga, penghargaaan terhadap sampai anak-anaknya mempunyai
anak, hukuman yang mendidik, akhlakul karimah dan dapat
pengawasan terhadap aktivitas anak, menyelesaikan pendidikan sampai pada
pemberian motivasi, pembiasaan peringkat perguruan tinggi dan bekerja
berbuat empati pada orang lain, untuk masa depannya.
pembimbingan yang rutin, serta 3.2. Sedangkan pengalaman agama
penyuluhan agama secara kontinyu yang dimiliki orangtua juga bervariasi,
terhadap anaknya. sebahagian orangtua laki-laki
2.2. Nilai-nilai akhlakul karimah berpendidikan pondok pesantren dan
yang ditanamkan kepada anak, sarjana agama Islam. Sebahagian lagi
orangtua sepakat menyatakan bahwa berpendidikan umum, namun sangat
nilai-nilai aqidah dan akhlakul karimah gemar mempelajari bidang keagamaan,
serta ibadah kepada Tuhan yang lebih dan malah ada yang mempunyai
diutamakan; adalah; akhlak terhadap Yayasan Pendidikan Keagamaan.
76 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78
Pendidikan Akhlak Taufiqurrahman, dkk.
Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78 77
Taufiqurrahman, dkk. Pendidikan Akhlak
78 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 57-78