Anda di halaman 1dari 9

Pendidikan Karakter Berbasis Iman, Ilmu dan Amal

Fitriana Rusyai Ali Ahmad


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Keywords: Abstract
Character This paper aims to explain the theoretical idea of the concept of character education based on faith,
education, faith, science and charity which is essentially very important because it is needed by a family, society and
knowledge, indeed even country, in order to bear an intelligent generation with good morality. In fact, the character
education is absolutely necessary, because we often see news of immoral acts on television, and are also
reported on various social media. So that some people place their hopes on educational institutions to
be able to become a place for personality development that reflects the character and religioius values.
The result of this paper shows that exemplary and professionalism of all parties from various circles
is the main factor that must be played synergistically, namely through the power of aqidah with a
foundation of faith accompanied by knowledge and charity. The methodology used in this paper is a
descriptive method based on library research
Kata kunci: Abstrak
pendidikan Tulisan ini bertujuan menjelaskan gagasan teori tentang konsep pendidikan karakter berbasis
karakter, iman,ilmu dan amal yang pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting karena
iman, dibutuhkan oleh semua elemen, mulai dari keluarga, masyarakat, bahkan negara, demi
ilmu, menghantarkan generasi yang cerdas dalam nalar dan juga moral. Bahkan kebutuhan akan
amal pendidikan karakter sudah sampai pada kadar darurat yang mutlak diperlukan, sebab tidak
jarang berbagai berita tindakan amoral sering kita lihat di televisi, dan diberitakan pula diberbagai
media sosial. Sehingga sebagian kalangan menumpukan harapan pada lembaga pendidikan untuk
dapat menjadi wadah pembinaan kepribadian yang mencerminkan karakter dan nilai nilai agama.
Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa keteladanan dan profesionalitas dari semua pihak dari
berbagai kalangan menjadi factor utama yang mesti diperankan secara sinergis, yaitu melalui
kekuatan aqidah dengan landasan keimanan yang disertai dengan ilmu,dan amal. Adapun
metodologi yang dipergunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif berdasarkan penelitian
kepustakaan.

PENDAHULUAN Problemanya adalah sudah sejauh


mana hasil yang diperoleh jika memang
Berbicara mengenai pendidikan sudah ada berbagai upaya yang sebelumnya
karakter, sebenarnya sudah ada berbagai dilakukan ini. Yang tentunya semuanya
upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak, diperlukan penelitian mendalam dengan
misalnya yang dilakukan oleh kemendikbud, menelusuri berbagai pihak yang mana saja
salah satu diantaranya yaitu dengan upaya yang sudah melakukan atau melaksanakan
penerapan 8 karakter bagi peserta ddik di pendidikan karakter, kemudian apa yang
sekolah, yaitu religious, jujur, toleransi, dihasilkan dan apakah ada tantangan atau
disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa hambatannya.
ingin tahu, semangat kebangsaan , cinta Tulisan ini hakikatnya
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, mendeskripsikan konsep pendidikan
cinta damai, gemar membaca, peduli karakter dalam ajaran Islam. Sehingga tulisan
lingungan, peduli social, tanggung jawab dll ini merupakann kajian penelitian yang
(yoguruberbagi.kemendikbud.go.id) bersifat mendasar berkenaan teori

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 128
pendidikan karakter dengan basis iman. llmu, Pendidikan Islam, cet-1, IAIN Antasari,
dan amal. Banjarmasin, 2014, h.216.
Di Indonesia, pendidikan karakter Pendidikan Islam merupakan proses
mulai digerakkan kembali sejak awal tahun trans-internalisasi pengetahuan dan nilai
2010,yang sebenarnya di Indonesia Islam kepada peserta didik melalui upaya
pendidikan karakter sudah menjadi goodwill pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
Presiden Pertama Bung Karno dengan istilah pengasuhan, pengawasan dan
semboyan bahwa kemerdekaan bertujuan pengembangan potensinya guna mencapai
untuk nation and character building. Pada saat keselarasan dan kesempurnaan hidup di
itu perhatian terhadap pendidikan karakter dunia dan akhirat.( Abdul Mujib dan Jusuf
terasa sekali hingga menjelang lahirnya orde Mudzakir; 2006, h. 29-28.
baru, dimana pendidikan kepribadian dan Selaras dengan hal tersebut, bahwa
pendidikan agama berfokus pada sebagai bagian integral dari proses
pembentukan akhlak dan kepribadian anak, pendidikan di Indonesia, Pendidikan Agama
sehingga sampai tahun 1960-an terasa sekali Islam diposisikan sebagai basis terdepan
bahwa akhlak dan pribadi mulia menempati yang diharapkan mampu memberikan solusi
posisi tertinggi dalam konteks berbangsa dan atas berbagai problematika seperti dekadensi
bernegara. Kemudian sejalan dengan moral berupa kenakalan remaja dan pelajar
lahirnya orde baru dengan orientasi dari mulai tawuran, narkoba hingga
pembangunan ekonomi, semenjak itu pelan- kriminalitasyang mewarnai kehidupan di era
pelan tapi pasti nilai-nilai akhlak mulia masa kini.Yang penanganannya memerlukan
berganti dengan nilai material. Budaya keseriusan dari berbagai pihak. Bilatidak
spiritual berganti dengan budaya material
terselesaikan, maka moralitas dan
yang menjadikan kemajuan dan sukses spiritualitas generasi muda Indonesiaakan
seseorang diukur dari sampai seberapa jauh terancam. Sehingga, perhatianpenting dari
penguasaannya terhadap materi, bukan lagi semua pihakumumnya dan khususnya bagi
atas dasar sampai seberapa jauh ketinggian para praktisi pendidikan amat sangat
akhlak budi pekertinya. diperlukan. Bahkan menjadi tugas bagi
Sejalan dengan budaya materialis mereka agar dapat mewujudkan sebuah
itulah muncul koruptor dan manipulator, rumusan yang mampu mensinergikan
disertai dengan tumbuh dan berkembangnya pendidikan agama islam sebagai sumber nilai
karakter jelek seperti serakah, tidak jujur, dan tingkah laku.
khianat, nepotis, kolusi, dan lain-lain. Selain itu, perlunya integrasi antara
Dampak dari itu budi kemanusiaan menjadi pengetahuan umum dan agama, sehingga
mati, sehingga ketidak jujuran, kekerasan, anak didik dibekali dengan kepribadian yang
rasa benci, individualis, memotong dalam utuh, yaitu pribadi yang disamping berilmu
lipatan, penjarahan, melanggar amanah, pengetahuan juga harus berakhlak mulia.
menjual jabatan,mafia hukum dan lain-lain,
diiringi dengan minuman keras, narkoba dan Apalagi di saat masyarakat modern
bunuh diri menjadi hal yang mengerikan di dewasa ini telah berhasil mengembangkan
negeri ini. ilmu pengetahuan dan tekhnologi canggih
untuk mengatasi berbagai masalah
Bagaimana semua itu bisa kehidupanya, namun pada sisi lain ilmu
dikembalikan agar manusia memiliki karakter pengetahuan dan tekhnologi canggih
positif atau berkepribadian dan akhlak mulia, tersebut tidak mampu menumbuhkan
tentu tergantung dari kesadaran kita bersama moralitas ( akhlak ) yang mulia.Sebab nilai
untuk mengupayakannya.( Prof. Dr. H. kejujuran, kebenaran,keadilan, tolong
Kamrani Buseri MA, Dasar, Asas, dan prinsip menolong dan kasih sayang telah tertutup

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 129
oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter
saling menjegal dan saling merugikan . Hal dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
ini terjadi dikarenakan beberapa factor yang karsa. sehingga Peserta didik diharapkan
mempengaruhi cara berfikir manusia memiliki karakter yang baik maliputi
modern, sebagaimana diungkapkan oleh kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih
Prof.Zakiyah Darajat yaitu: kebutuhan hidup dan sehat, peduli dan kreatif. Karakter
yang semakin meningkat, rasa individualistis tersebut diharapkan menjadi kepribadian
dan egoitis, persaingan dalam hidup, keadaan utuh yang mencerminkan keselarasan dan
yang tidak stabil, dan terlepasnya keharmonisan dari olah hati, pikir,raga serta
pengetahuan dari agama. (Prof, Dr, H. rasa dan karsa.” )Prof. Dr. H. Kamrani
Abuddin Nata, MA; 2003, h.95-96). Buseri MA;, h. 217.)
Menurut H amirullajh: “Pendidikan
B. Hakikat Pendidikan Karakter dan karakter menekankan pada habit atau
Urgensinya kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan
dan dilakukan.” (H.Amirullah Syarbini,M.Ag,
Hakikat Pendidikan Karakter h. 17)
Apa itu pendidikan karakter?
Sebelum dijelaskan makna pendidikan
Urgensi Pendidikan Karakter
karakter, terlebih dahulu akan diuraikan
Kita tidak boleh meremehkan
definisi karakter. Secara etimologis, kata
persoalan peneguhan akhlak. Karena saat
karakter berarti tabiat,watak,sifat-sifat
kita bercita-cita mengaktualisasikan
kejiwaan , akhlak atau budi pekerti yg
pendidikan Islam seutuhnya maka untuk
membedakan seseorang dengan orang lain.
mencapainya, diperlukan diomensi akhlak
Dalam bahasa inggris, karakter( character)
yang Islami.
diberi arti a distinctive differentiating mark, tanda
atau sifat yg membedakan seseorang dengan Keindahan akhlak yang ditampilkan
orang lain.(H.Amirullah Syarbini,M.Ag; Rasulullah SAW telah membungkam segala
2011, h.13. hujjah orang-orang yang mendustakan
Rasulullah SAW.
Sedangkan secara terminologis,
karakter adalah sifat mantap,stabil, dan Karena semangat menegakkan
khusus melekat dalam pribadi seseorang kebenaran (baca: syari‟at Islam) mendorong
yang membuatnya bersikap dan bertindak setiap pribadi untuk meningkatkan kualitas
secara spontan,tidak dipengaruhi oleh akhlaknya.
keadaan dan tanpa memerlukan pemikiran Prinsip itu berlaku universal dan
terlebih dahulu. )H.Amirullah dipraktikan pula oleh para nabi sebelum
Syarbini,M.Ag, Op.Cit, h. 15-17. Rasulullah SAW. Dapat kita lihat bagaimana
Dari konsep karakter ini, muncullah Allah SWT mengutus Nabi Musa AS dan
istilah pendidikan karakter ( character Nabi Harun AS untuk menghadapi Fir‟aun.
education ).Menurut Ratna Megawangi, Bukan untuk semata-mata menawarkan
pendidikan karakter adalah sebuah usaha kebenaran, namun untuk menawarkan
untuk mendidik anak –anak agar dapat kebenaran dengan menggunakanakhlak.
mengambil keputusan dengan bijak dan Allah SWT berfirman:
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari- “Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun
hari, sehingga mereka dapat memberikan sesungguhnya dia telah melampaui batas.
kontribusi yang positif kepada Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
lingkungannya.dan Martadi mengatakan” dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
pendidikan karakter adalah proses mudahan ia ingat atau takut (kepada
pemberian tuntunan peserta/anak didik agar Allah).” (surah Thaha: 43-44)
Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 130
Sehingga dengan yang sesuai ajaran agama, hendaknya
demikian,terkuaklah betapa mendesak dan menyenangkan dan tidak kaku. (rof.Zakiyah
pentingnya memiliki akhlak yang mulia, yaitu Darajat, Ilmu Jiwa Agama ; 1976, h.77,80.)
yang berkarakter sesuai dengan tuntunan Dan diharapkan dengan adanya
agama.Terutama dengan lajunya arus pendidikan karakter, anak didik dapat
perkembangan tekhnologi canggih yang dibentukdengan karakter yang baik. Kepada
semakin cepat dan pesat seperti saat ini, mereka ditanamkan unsur nilai-nilai moral,
berbagai media dapat diakses sedemikian tindakan moral, kepribadian moral,
rupa , jika pondasi karakter/ akhlak yang emosimoral, penalaran moral, identitas
menjadi benteng /control diri, tidak kokoh moral, dan karakteristik dasardalam
atau lemah,maka akan mudah terpengaruh memberikan respon terkait dengan moralitas
oleh dampak negativenya. seseorang yangharus dimiliki anak didiklalu
Oleh karena itu, setiap orangtua dan kemudian mereka mampu menerapkannya
semua guru, bahkan lingkungan masyarakat dalamkehidupan sehari-hari. Sehingga
hendaknya turut membina anak menjadi dengan benteng moral/akhlak yang dimiliki
orang yang baik, mempunyai kepribadian anak didik tersebut, maka akan terwujudlah
yang kuat dan sikap mental yang sehat serta dua dimensi sekaligus (vertical dan
akhlak yang terpuji.Dan semuanya itu dapat horizontal), atau kesalehan pribadi dan
diusahakan melalui pendidikan, baik yang kesalehan social .
formil (di sekolah) maupun yang informil (di
rumah oleh orangtuadan nonformal (di Problem Pendidikan Karakter
lingkungan social dengan masyarakat Berbicara masalah problem
sekitar).
pendidikan pada dasarnya tidak bisa dengan
Dan hendaknya setiap pendidik hanya melihat pada zaman (era atau masa)
menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi dimana pendidikan karakter diberlakukan,
atau karakter anak sangat diperlukan akan tetapi lebih kepada essensi daripada
pembiasaan-pembiasaan dan latihan,-latihan muatan pendidikn yang ditanamkan dalam
yang cocok dan sesuai dengan pendidikan karakter. Karena zaman boleh
perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan berubah tetapi essensi daripada nilai nilai
dan latihan tersebut akan membentuk sikap karakter yang mencerminkan keluhuran dan
tertentu pada anak, yang lambat laun sikap kemuliaan akhlak pada hakikatnya tidaklah
itu akan bertambah jelas dan kuat, yang pada berubah.
akhirnya tidak tergoyahkanlagi, karena telah Namun tidak dipungkiri bahwa
masuk menjadi bagian dari dalam tataran pelaksanaan pendidikan
pribadi/karakternya. karakter, pastlah ada kendala yang dihadapi,
Karena Latihan keagamaan, yang seperti kurangnya sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat luas tentang pendidikan
menyangkut akhlak dan ibadah social atau
karakter.terutama bagi anak didik di sekolah
hubungan manusia dengan manusia, sesuai
maupun mahasisswa diperguruan tinggi.
dengan ajaran agama, jauh lebih penting dari
Contohnya dalam pengambilan
pada penjelasan dengan kata-kata.Latihan-
keputussan, mahasiswa pada dasarnya,
latihan di sini dilakukan melalui contoh yang
mereka seharusnya sudah mammpu mencari
diberikan oleh pendidik, baik guru maupun
solusi atas permasahan yang mereka hadapi,
orang tua dan lingkungan masyarakat. Oleh
bertindak dengan pertimbangan matang
karena itu, seorang pendidik hendaknya
serta lengkap dengan kesiapannya terhadap
mempunyai kepribadian yang dapat
berbagai konsekuensi atas sikap telah yang
mencerminkan ajaran agama, yang akan
diambil.
diajarkannya kepada anak, lalu sikapnya
dalam melatih kebiasaan –kebiasaan baik

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 131
Dan ini dapoat kita lihat dari apa Dan apabila hati sudah memperoleh
yang sudah ditemukan pada penelitian petunjuk kebaikan, sekuat tenaga amal
penelitian sebelum ini, contohnya penelitian kebaikan akan diupayakan.Mengamalkan
yang dilakukan oleh ali Ibrahim, 2000 di dengan berbagai konsekwensi
Harvard university bahwa kontribusi aqidah/keimananakll, serta komitmen
hardskill pada diri seseorang terhadap dengan prinsip-prinsip aqidah, baik yang
capaian kesuksesannya hanya sekitar 20% berbentuk akhlak, prilaku maupun berjuang
dan selebihnya 80% terletak pada dijalan keimanan dengan berkorban harta
kemampuan softkillnya,sehingga dan jiwa.
karakteristik seseorang memegang peran Oleh karena itu, keimanan kepada
penting dalam penentuan keberhasilan, yang Allah SWT merupakan semulia-mulianya
mana itu dipenggaruhi oleh kualitas ikatan/hubungan antara manusia dengan
pendidikan karaktewr yang diserapolehnya. Sang Penciptanya. Karena manusia adalah
(yoguruberbagi.kemendikbud.go.id) semulia-mulianya makhluk Allah yang ada di
muka bumi, sedangkan semulia-mulia yang
C. Hakikat Iman,Ilmu,dan Amal ada dalam diri manusia itu adalah hatinya,
dan semulia-mulianya sifat yang ada dalam
Iman,Ilmu,dan Amal hati manusia itu adalah keimanan. Sehingga,
Iman berasal dari bahasa arabamana mendapat petunjuk atau hidayah keimanan
yu‟minu, secara bahasa bermakna at-thashdiq merupakan seutama-utamanya kenikmatan
wa al –iqrar ( pembenaran dan pengakuan ). bagi manusia, dan semulia-mulianya karunia
Yaitu menyakini dengan hati,mengakui yang Allah SWT anugrahkan kepada
dengan lisan, dan mengamalkan dengan hambaNya.( Said Sabiq, al-Aqaid al-Islamiyah,
perbuatan. (Nukhbah min al al „ulama, 1421 1983 M, h.79-08.)
H, h.340.) Secara syariat, iman juga dimaknai
sebagai rukun-rukunnya yang enam yaitu Adapun Ilmu berasal dari bahasa
beriman kepada Allah SWT, malaikatNya, arabalima ya‟lamu, yang berarti tahu atau
kitab-kitabNya, para rosulNya, dan hari mengetahui. Secara istilah, ilmu adalah
akhir serta qadar. pengetahuan tentang hakikat sesuatu,
disusun bersistem menurut metode-metode
Keimanan yang dimaksudkan tertentu yang dapat digunakan untuk
bukanlah hanya sekedar ucapan lisan,
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang
ataupun keyakinan di dalam hati, akan tetapi (pengetahuan)itu. Dan dalam aplikasinya,
keyakinan dan keimanan yang sebenar- ilmu dapat dilihat dari beberapa sisi :
benarnya yaitu yang memenuhi seluruh isi
hati nurani, dan tampak dalam amal 1. Ilmu teoritis, berisikan konsep mengenai
perbuatan yang sholih. Sehingga keimanan teori, petunjuk, arahan, dan prediksi yang
kepada Allah SWT adalah pokok pangkal memerlukan tindak lanjut berupa
yang melahirkan amal kebaikan.Allah SWT eksperimen, penelitian, dan lain sebagai
berfirman: nya.
2. Ilmu terapan, berupa teori yang kongkrit
Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal dan telah dapat dipergunakan dalam
sholih itu, akan diberi petunjuk oleh Allah kehidupan seperti membaca, menulis, dan
dengan sebab keimanan mereka. (surah menghitng
Yunus: 9) 3. Ilmu alat/teknologi, yaitu pengetahuan
Barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka yang menghasilkan alat/tekhnologi
Allah SWT akan memberikan petunjuk sehingga dapat dipergunakan untuk
kedalam hatinya. (surah Taghabun:11) memudahkan mengeksploitasi alam guna
memperoleh hasil lebih cepat, lebih

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 132
mudah ,dan lebih banyak.(KH,Amiruddin Korelasi antara Iman, Ilmu danAmal
MS, PhD,Jaksel, 2008, h.29.) Agama islam mengandung
Ilmu merupakan pondasi utama aqidah,syariah,dan akhlak,sedang iman,ilmu
sebelum beramal, karena seseorang dapat dan amal ada dalam cakupan tersebut.
mengetahui amalannya sesuai dengan syariat Walaupun yang paling menentukan dalam
atau tidak sesuai melalui ilmu. Ilmu adalah kehidupan seorang muslim adalah iman atau
salah satu sarana petunjuk jalan atau tarbiyah keimanan, namun tanpa adanya integritas
agar tidak terjerumus tipu daya iblis dan bala antara ilmu dan amal dalam kesehariannya,
tentaranya, karena yang paling awal, iblis maka keislamannya menjadi kurang utuh,
palingkan dari manusia adalah ilmu, bahkan akan mengakibatkan degradasi
disebabkan ilmu itu adalah cahaya atau keimanan pada dirinya, karena eksistensi
penerang. Dan ilmu itu diperlukan oleh prilaku lahiriyah seorang muslim adalah
manusia, karena ilmu dapat membantu perlambangbatinnya.
manusia mengatasi persoalan kehidupan. Seorang yang berilmu, harus
Dengan ilmu, manusia mampu menciptakan memupuk keilmuan yang dimilikinya dengan
tekhnologi, serta membangun peradaban. amal sholih yang nyata dalam kesehariannya
Amal berasal dari bahasa arab „amala berdasarkan keimanan yang benar. Antara
yang berarti berbuat, bertindak. Sedang iman,ilmu dan amal ketiganya terintegrasi
perbuatan atau tindakan itu dilakukan oleh dalam agama islam, ibarat pohon, maka iman
manusia secara sengaja. adalah akarnya, dan ilmu adalah sebagai
batang pohon yang mengeluarkan dahan dan
Adapun kualitas hidup manusia tidak
cabang ilmu pengetahuan, sedang amal
akan bermakna jika tanpa iman dan amal
adalah ibarat buahnya yang menghasilkan
sholih.Allah SWT berfirman:
manfaat.
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-
Segala bentuk amal perbuatan yang
benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
tidak dilandasi oleh ilmu pengetahuan
beriman dan mengerjakan amal sholih dan
tentangnya, justru akan berdampak pada
nasihat menasihati supaya menaati kebenaran
kesalahan dalam berbuat, bahkan
dan nasihat menasihati supaya menetapi
menimbulkan kerusakan. Sehingga benarlah
kesabaran.” (surah al-Ashr: 1-3)
apa yang pernah diucapkan oleh khalifah
Beramal dalam arti luas tidak sekedar Umar bin Abd al-Aziz bahwa
meliputi penunaian kewajiban beribadah barangsiapa yang
secara ritual sebagai pengabdian diri kepada melakukan suatu pekerjaan tanpa didasari
Allah SWT seperti sholat, puasa,menunaikan oleh ilmu pengetahuan tentang itu maka
zakat, dan berhaji. Akan tetapi disamping (akibatnya) apa yang dia rusak akan
itu, semua kegiatan dalam kehidupan sehari- lebih banyak daripada apa yang dia perbaiki.
hari seperti bekerja sebagai pegawai, (Abi Umar Yusuf bin Abdillah anNamary
pedagang, guru, petani, dan lain alQurthuby, 2013, Jilid 1, h: 66. )
sebagainya,juga dapat dikategorikan sebagai
Iman,ilmu dan amal merupakan tiga
amal. Bahkan berbuat kebaikan sekedar
unsure yang harus ada dalam sikap kita,
membantu orang tua yang kesulitan
keyakinan tidak bermakna manakala tanpa
menyebrangi jalan pun termasuk kategori
dibarengi amal perbuatan, ilmu yang kita
amal perbuatan, selama perbuatan itu
miliki tidak punya arti jikalau tanpa amal
bertujuan mencari ridha Allah SWT. Dengan
sholih .Antara keimanan, ilmu, dan amal
demikian, sustansinya dalam hal ini adalah
mestilah diupayakan secara bersamaan,
landasan utama yang menjadikan setiap
sebab ketiganya merupakan satu kesatuan
perbuatan itu bernilai amal ibadah.
yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga unsure
(KH,Amiruddin MS, PhD,Op.Cit,h.30.)

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 133
tersebut harus senantiasa kita asah, kita -Menganalisa awal kejadian diri sendiri
perbaiki,sehingga dalam melakukan tindakan sebagai manusia yang terdiri dari ruh dan
apapun selalu berangkat dari keimanan, dan jasad dengan berbagai elemen jasmani, dan
berdasar ilmu. ruhani yang ada padanya.
Bahkan membiuasakan diri dengan
D. Pendidikan Karakter berbasis ibadah dan ketatan mampu menghadirkan
Iman,Ilmu&Amal keistiqiomahan dalam bersakhlak seperti
dalam sholat, puasa, zaklat dan lain lain
Penumbuhkembangan fithrah anak sebagainya.
merupakan bagian dari upaya Allah SWT berfirman berkenaan
penumbuhkembangan kepribadian beragama balasan ketaatan::
anak kemudian inilah yang menjadi
karakteristyik kepribadian seseorang, yang “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
denghannya mampu menjadikannya yang beriman di antara kamu dan
berwatak mulia. mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
Sedangkan pembiasaan dalam mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
pendidikan anak adalah termasuk bagian Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
yang sangat penting dalam pendidikan mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
karakter, tepatnya dalam pembentukan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
kepribadian atau akhlak. diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-
Prof. Kamrani mengatakan: benar akan menukar (keadaan) mereka,
“pendidikan karakter atau kepribadian harus sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
pula dilanjutkan oleh sekolah setelah aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-
pembinaan awal dilaksanakan di rumah atau Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
keluarga. Dan untuk meningkatkan peran apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
lembaga pendidikan bagi pendidikan (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
karakter, telah dikembangkanfull day school itulah orang-orang yang fasik.” (surah an-
dan boarding Nur: 55)
school atau pondokan. Kemudian yang tidak Dan didalam hadis Rosul
kalah pentingnya adalah peran masyarakat SAW,disebutkan:“Yang selalu merasakan
luas baik masyarakat yang terdekat seperti nikmat iman adalah orang yang rela menjadikan
tetangga, teman sekerja, maupun masyarakat Allah sebagai Robb, menjadikan Islam sebagai
luas lainnya. Masyarakat harus menampilkan agama dan Muhamad sebagai Nabi.”
perilaku yang baik, menyebarluaskan amar (Muhammad bin Abdullah abu Abdullah al
ma‟ruf dan nahi munkar. “ (Prof. Dr. H. Hakim anNisabury, alMustadrak „ala
Kamrani Buseri MA, h: 218,219,223,224.) Shohihain, 1990 M, bab Jihad, jilid 2, h. 102.)
Menurutnya pula bahwa dalam hal Dan dalam pendidikan islam yang
mendidik karakter anak melalui pembinaan diharaokan adalah bagaimana daopat
dan penanaman kesadaran akan adanya sang mewujudkan generasi yang kokoh spiritual
pencipta,maka upaya yang dapat dilakukan dan intelektual serta istiqomah dalam
pendidik supaya benih iman itu tumbuh dan pengamalannya atas asas iman&ilmu yang
kokoh dalam jiwa anak didiknya, adalah benar. Sebagaimana pula termaktub dalam
membekalinya dengan ilmu pengetahuan, undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
diantaranya dengan: no 28 tahun 2883, pasal 1, “ pendididikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
-Memperhatikan kejadian alam sekitar
mewujudkan suasana belajar dan proses
dengan sikap menggagumi dan mengkui
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pasti ada sang penciptanya (Allah SWT)
Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 134
mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi berkurang sehingga untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, menertibkan kembali akan kebiasaan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kebiasaan baik dalam penerapan nilai nilai
akhlak mulia, serta keterampilan yang pendidikan karakter dibutukan kerja keras
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan semua pihak, baik keluraga maupun
negara.” ( sisdiknas no 28 th 2883) masyarakat.
Adapun Pendidikan karakter
berbasisiman,ilmu dan amal bertujuan E. PENUTUP
mewujudkan insane kamil yang cerdas, dan
berdaya nalar yang optimal, mampu Untuk menggagas kembali
mengembangkan diri dan potensi yang ada, kebangkitan dan kejayaan Islam, kita harus
memiliki jiwa yang kokoh , penuh semangat memulainya dengan meyakini kembali nilai-
dan rasa tanggungjawab,jujur dan amanah, nilai kebenaran Islam dan menyerapnya ke
serta senantiasa menghiasi diri dengan akhlak dalam seluruh ruang kehidupan. Dengan
yang mulia. keyakinan ini, diharapkan dalam diri kita
akan lahir kembali kesadaran penuh tentang
ajaran agama ini, dan selanjutnya bertebaran
Relevansi dan implementasainya di era
amal islami dalam kehidupan kita. Oleh
kekinian
karena itu, pendidikan karakter berbasis
Pendidikan merupakan proses iman,ilmu dan amal (akhlak mulia) :
pembelajaran yang berkelanjutan, terus 1)menjadi tumpuan harapan berbagai pihak.
menerus dan bukan hanya sebatas Diantaranya karena pendidikan karakter
mengetahui dan menguasai ilmu mampu menjawanb tantangan abad 21
pengetahuan akan tetapi bagaimana dengan (abuddin.lec.uinjkt.ac.id)
bekal keilmuan dan pengetahuan tersebut 2)menjadi solusi atas krisis moral yang
mampu menjadi cerminan jatidiri seseorang melanda generasi bangsa ini.
dalam bertindak dan bersikap dikeseharian. 3)sumber kekuatan dan kemenangan kaum
Oleh karena itu pendidikan karakter muslimin, selauin bertumpu pada sisi
berbasis iman, ilmu dan amal merupakan aqidah/keimanan atau ibadah, juga diiringi
sebuah konsep yang sempurna dalam dengan sisi ilmu pengetahuan dan ekspansi
membereikan arah dan tujuan bagi kebaikan atau amal islami.
pendidikan pada umumnya dan pendidikan Dan adapun solusi atas berbagai
Islam pada khususnya. persoalan kehidupan saat ini tidak terlepas
dari keseimbangan antara iman,ilmu dan
Dan pendidikan karakter ini sangat amal sehingga kepribadian yang kokoh
relevan untuk diterapkan kepada semua hakikatmnya berdiri tegak di atas tiga pilar
kalangan dalam tingkatan pendidikan mulai yang satu sama lain tidak boleh terpisahkan
dari pendidikan kanak-kanak sampai p[ada yaitu, iman, ilmu dan amal. Namun perlu
pebndidikan tinggi di perguruan tinggi. diingat bahwa keteladanan dan
Hnaya saja muatan praktisnya disesuaikan profesionalitas dari semua pihak dari
dengan jenjang atau tingkat pendidikan. berbagai kalangan menjadi kunci dan factor
Walaupun dalam pelaksananan dan utama yang mesti diperankan secara
penerapannya di era kekinian seperti sinergis, yaitu melalui kekuatan aqidah
sekarang ini tidak lah mudah. Sebab saat dengan landasan keimanan yang disertai
pandemic misalnya control guru sebagai dengan ilmu,dan amal.
pendidik di sekolah kepada anak didik

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 135
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Iman, Ilmu, dan Amal, Tiga Pilar Muhammad SAW Membangun Peradaban,Nizham
Buseri, Kamrani, Dasar, Asas, dan prinsip Pendidikan Islam, cet-1, IAIN Antasari, Banjarmasin, 2014
M.
Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama , Bulan Bintang, Jakarta, 1976 M.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006
M.
Press, Ulujami, Pesangrahan Jaksel, 2008 M.
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia Prenada
Media, Jakarta, 2003 M.
Nisabury, Muhammad bin Abdullah abu Abdullah al Hakim an-, alMustadrak „ala Shohihain, Dar-
Kutub al Ilmiah-Beirut, cet1, 1990 M.
Nukhbah min al al „ulama,kitab ushul al-iman fi dhou‟ al-kitab wa assunnah, wazarah as-syu‟un al
islamiyyah- al mamlakah al‟arabiyah as-su‟udiyyah, 1421 H.
Qurthuby, Abi Umar Yusuf bin Abdillah anNamary al, Jami' Bayan al-'Ilm wa Fadhlihi , Muassasah
ar-Rayyan- Dar ibn Hajm, 2013 M.
Sabiq, Said, al-Aqaid al-Islamiyah, Dar al-Fikr- Beirut, cet-3, 1983 M.
Syarbini, Amirullah, Buku Pintar Pendidikan Karakter, cet-1,As@-Prima Pustaka, Cipayung,
Jakarta, 2011 M.

Proceeding of F-ICIS, IAIN Palangka Raya, August 23-24, 2022 Page 136

Anda mungkin juga menyukai