Anda di halaman 1dari 14

AGAMA DAN

KRISIS
MODERN

Nama Anggota :

1. Dinda Cempaka D (2205015086)


2. Abel Ria Septiani (2205015089)
3. Indah Hermawati (2205015106)
Latar Belakang
Modernitas yang melanda dunia islam dengan segala efek
positf dan negatifnya, menjadi tantangan yang harus
dihadapi umat islam ditengah kondisi keterpurukannya.
Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras mengembangkan
segala potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya.
Tajdid sebagai upaya menjaga dan melestarikan ajaran
Islam menjadi pilihan yang harus dimanfaatkan secara
maksimal oleh umat Islam.
Tantangan yang kita hadapi dewasa ini sebenarnya bukan dalam
bidang ekonomi, politik, social, dan budaya, akan tetapi
tantangan pemikiranlah yang sedang kita hadapi saat ini.
Tantangan yang sudah lama kita sadari adalah tantangan internal
yang berupa kejumudan, fanatisme, taklid buta, bid‟ah, khurafat,
dan sebagainya. Sedangkan tantangan ekstrernal yang sedang
kita hadapi saat ini adalah paham liberalisme, sekularisme,
relativisme, pluralisme agama dan lain sebagainya, kedalam
wacana pemikiran keagamaan kita. Hal ini disebabkan oleh
melemahnya daya tahan umat Islam dalam menghadapi
gelombang globalisasi dengan segala macam bawaannya.
Peran Agama Dalam Menghadapi
Krisis Modernisasi
A.Islam dalam Menghadapi Masalah Krisis
Modernisasi
Modernisasi selalu terkait dengan liberalisme dan Hak Asasi Manusia.
Liberalisme sebagai bentuk bagian dari proyek modernisasi yang
tentunya merupakan tantangan yang sangat serius sehingga
berpengaruh pada agama Oleh karena itu, ketika masyarakat ingin
meninggalkan dunia tradisionalnya maka yang pertama diambil adalah
liberalisme atau kebebasan untuk melakukan sesuatu dalam konteks
pragmatisme. maka ada tiga sikap yang menghinggapi umat Islam, yaitu:
1. Menerima tanpa ada sikap dan pikiran kritis sedikit pun.
2. sikap yang diambil oleh sebagian masyarakat lainnya adalah menerima
dengan sikap kritis.
3. mengambil budaya barat yang positif dan membuang serta
menghindari budaya yang menurut mereka negatif.
B.Esensi dan Urgensi Pemahaman Islam
dalam Menghadapi Krisis Modernisasi
Islam sebagai agama rasional adalah agama masa depan, yaitu agama
yang membawa perubahan untuk kemajuan seiring dengan kemajuan
kehidupan modern. Sebaliknya, Islam yang dipahami secara tekstual
dan dogmatis akan sulit eksis dan sulit beradaptasi dengan lingkungan
kemajuan yang semakin cepat perubahannya. Islam yang dipahami
secara kontekstual akan menjadi solusi dan pemandu dalam
memecahkan berbagai problem kehidupan umat manusia. Islam yang
dipahami secara tekstual akan menjadi penghambat kemajuan,
padahal Islam merupakan ajaran yang berkarakter rasional, fleksibel,
adaptable, dan berwawasan ke masa depan.
Krisis modernisasi juga berpengaruh
terhadap akhlak. Merosotnya akhlak
generasi saat ini selain di sebabkan
oleh globalisasi, tetapi juga di
sebabkan kurangnya pendidikan yang
menekankan pendidikan akhlak dan
adab terutama pada sekolah umum
yang dalam proses pembelajaran
kurangnya penekanan pada
pendidikan akhlak.
Timbulnya Krisis
Akhlak di Indonesia
Menurut Al-Ghazali :“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu”. Akhlak dalam pandangan
Islam mempunyai posisi yang sangat vital dan fundamental. Adapun yang
menjadi akar masalah penyebab timbulnya krisis akhlak dalam masyarakat
cukup banyak, yang terpenting diantaranya adalah :
1. Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan terhadap agama yang
menyebabkan hilangnya pengontrol diri dari dalam (self control).
2. Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh orang
tua, sekolah dan masyarakat sudah kurang efektif.
3. Krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya hidup materialistik,
Akibat Krisis Akhlak
Krisis akhlak pada elite politik terlihat dengan adanya
penyelewengan, penindasan, saling menjegal atau adu
domba, fitnah dan perbuatan maksiat lainnya. Pada lapisan
masyarakat, krisis akhlak juga terlihat pada sebagian sikap
mereka yang sangat mudah merampas hak orang lain,
misalnya menjarah, main hakim sendiri, melanggar
peraturan tanpa merasa bersalah, mudah terpancing emosi,
mudah duombang-ambingkan dan perbuatan lain yang
merugikan orang lain atau diri sendiri.
Cara Mengatasi Krisis Akhlak
1).Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menetapkan
pelaksanaan pendidikan agama, baik di rumah, sekolah maupun
masyarakat.
2). Dengan mengintegrasikan antara pendidikan dan pengajaran.
3). Bahwa pendidikan akhlak bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru agama saja, melainkan tangggung-jawab seluruh
guru bidang studi.
4). Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan,
berbagai sarana termasuk tekhnologi
modern.
Akhlakul Karimah dalam
Kehidupan Modern
Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi
iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan
dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga
mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran.
Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat
sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak
terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati.
Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara
hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik-
bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila .
Makna Amanah dalam Konteks Krisis
Akhlak
Dari segi bahasa, amanah ada hubungannya dengan iman
dan aman.Artinya sifat amanah itu dasamya haruslah pada
keimanan kepada Allah SWT, dan dampak dari sifat amanah,
atau pelaksanaan dari hidup amanah itu akan melahirkan
rasa aman, rasa aman bagi yang bersangkutan dan rasa
aman bagi orang lain. Seperti yang tersebut di muka, dari Al
Qur'an amanah dapat dipahami sebagai sikap kepatuhan
kepada hukum, tanggung jawab dan sadar atas implikasi dari
suatu keputusan. Dalam hadist amanah dapat dipahami
sebagai titipan dan juga sebagai komitmen.
Sebab timbulnya krisis akhlak antara lain:
1. Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan
terhadap agama yangmenyebabkan hilangnya pengontrol
diri dari dalam.
2. Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang
dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat sudah
kurang efektif. Bahwa penanggung jawab pelaksanaan
pendidikan di negara kita adalah keluarga, masyarakat
dan pemerintah.
3. Krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya
hidup materialistik, hedonistik dan sekularistik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai