2. Abel Ria Septiani (2205015089) 3. Indah Hermawati (2205015106) Latar Belakang Modernitas yang melanda dunia islam dengan segala efek positf dan negatifnya, menjadi tantangan yang harus dihadapi umat islam ditengah kondisi keterpurukannya. Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras mengembangkan segala potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya. Tajdid sebagai upaya menjaga dan melestarikan ajaran Islam menjadi pilihan yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh umat Islam. Tantangan yang kita hadapi dewasa ini sebenarnya bukan dalam bidang ekonomi, politik, social, dan budaya, akan tetapi tantangan pemikiranlah yang sedang kita hadapi saat ini. Tantangan yang sudah lama kita sadari adalah tantangan internal yang berupa kejumudan, fanatisme, taklid buta, bid‟ah, khurafat, dan sebagainya. Sedangkan tantangan ekstrernal yang sedang kita hadapi saat ini adalah paham liberalisme, sekularisme, relativisme, pluralisme agama dan lain sebagainya, kedalam wacana pemikiran keagamaan kita. Hal ini disebabkan oleh melemahnya daya tahan umat Islam dalam menghadapi gelombang globalisasi dengan segala macam bawaannya. Peran Agama Dalam Menghadapi Krisis Modernisasi A.Islam dalam Menghadapi Masalah Krisis Modernisasi Modernisasi selalu terkait dengan liberalisme dan Hak Asasi Manusia. Liberalisme sebagai bentuk bagian dari proyek modernisasi yang tentunya merupakan tantangan yang sangat serius sehingga berpengaruh pada agama Oleh karena itu, ketika masyarakat ingin meninggalkan dunia tradisionalnya maka yang pertama diambil adalah liberalisme atau kebebasan untuk melakukan sesuatu dalam konteks pragmatisme. maka ada tiga sikap yang menghinggapi umat Islam, yaitu: 1. Menerima tanpa ada sikap dan pikiran kritis sedikit pun. 2. sikap yang diambil oleh sebagian masyarakat lainnya adalah menerima dengan sikap kritis. 3. mengambil budaya barat yang positif dan membuang serta menghindari budaya yang menurut mereka negatif. B.Esensi dan Urgensi Pemahaman Islam dalam Menghadapi Krisis Modernisasi Islam sebagai agama rasional adalah agama masa depan, yaitu agama yang membawa perubahan untuk kemajuan seiring dengan kemajuan kehidupan modern. Sebaliknya, Islam yang dipahami secara tekstual dan dogmatis akan sulit eksis dan sulit beradaptasi dengan lingkungan kemajuan yang semakin cepat perubahannya. Islam yang dipahami secara kontekstual akan menjadi solusi dan pemandu dalam memecahkan berbagai problem kehidupan umat manusia. Islam yang dipahami secara tekstual akan menjadi penghambat kemajuan, padahal Islam merupakan ajaran yang berkarakter rasional, fleksibel, adaptable, dan berwawasan ke masa depan. Krisis modernisasi juga berpengaruh terhadap akhlak. Merosotnya akhlak generasi saat ini selain di sebabkan oleh globalisasi, tetapi juga di sebabkan kurangnya pendidikan yang menekankan pendidikan akhlak dan adab terutama pada sekolah umum yang dalam proses pembelajaran kurangnya penekanan pada pendidikan akhlak. Timbulnya Krisis Akhlak di Indonesia Menurut Al-Ghazali :“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu”. Akhlak dalam pandangan Islam mempunyai posisi yang sangat vital dan fundamental. Adapun yang menjadi akar masalah penyebab timbulnya krisis akhlak dalam masyarakat cukup banyak, yang terpenting diantaranya adalah : 1. Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan terhadap agama yang menyebabkan hilangnya pengontrol diri dari dalam (self control). 2. Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat sudah kurang efektif. 3. Krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya hidup materialistik, Akibat Krisis Akhlak Krisis akhlak pada elite politik terlihat dengan adanya penyelewengan, penindasan, saling menjegal atau adu domba, fitnah dan perbuatan maksiat lainnya. Pada lapisan masyarakat, krisis akhlak juga terlihat pada sebagian sikap mereka yang sangat mudah merampas hak orang lain, misalnya menjarah, main hakim sendiri, melanggar peraturan tanpa merasa bersalah, mudah terpancing emosi, mudah duombang-ambingkan dan perbuatan lain yang merugikan orang lain atau diri sendiri. Cara Mengatasi Krisis Akhlak 1).Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menetapkan pelaksanaan pendidikan agama, baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. 2). Dengan mengintegrasikan antara pendidikan dan pengajaran. 3). Bahwa pendidikan akhlak bukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama saja, melainkan tangggung-jawab seluruh guru bidang studi. 4). Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk tekhnologi modern. Akhlakul Karimah dalam Kehidupan Modern Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik- bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila . Makna Amanah dalam Konteks Krisis Akhlak Dari segi bahasa, amanah ada hubungannya dengan iman dan aman.Artinya sifat amanah itu dasamya haruslah pada keimanan kepada Allah SWT, dan dampak dari sifat amanah, atau pelaksanaan dari hidup amanah itu akan melahirkan rasa aman, rasa aman bagi yang bersangkutan dan rasa aman bagi orang lain. Seperti yang tersebut di muka, dari Al Qur'an amanah dapat dipahami sebagai sikap kepatuhan kepada hukum, tanggung jawab dan sadar atas implikasi dari suatu keputusan. Dalam hadist amanah dapat dipahami sebagai titipan dan juga sebagai komitmen. Sebab timbulnya krisis akhlak antara lain: 1. Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan terhadap agama yangmenyebabkan hilangnya pengontrol diri dari dalam. 2. Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, sekolah dan masyarakat sudah kurang efektif. Bahwa penanggung jawab pelaksanaan pendidikan di negara kita adalah keluarga, masyarakat dan pemerintah. 3. Krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya hidup materialistik, hedonistik dan sekularistik. TERIMAKASIH