Anda di halaman 1dari 4

SIMPOSIUM

Diskusi Simposium :
Pengertian, Contoh, Kelebihan, Kekurangan, dan peranan penting dalam simposium
A. Pengertian
Istilah symposium berasal dari bahasa Yunani sympo-sium yang diturunkan dari
kata sympinein, yang dibentuk dari akar kata syn (bersama) dan akar kata pinein
(minum). Menurut sejarahnya kegiatan simposium tersebut merupakan kegiatan bersenang-
senang dengan disertai minum anggur, tuak atau arak sambil mendengarkan suatu jenis aliran
musik, serta disertai kegiatan diskusi keilmuan atau diskusi filosofis (Webster's New Twentieth
Century Dictionary, 1979).
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah simposium diartikan sebagai suatu kegiatan
semacam rapat atau pertemuan sosial yang di dalamnya terdapat kegiatan tukar gagasan atau ide-
ide secara bebas. Di samping itu. Istilah simposium juga diartikan sebagai suatu konferensi yang
diorganisasikan untuk mendiskusikan beberapa pokok masalah atau beberapa bidang kajian
secara lebih khusus. Selain itu, pada jaman now, simposium cenderung diartikan sebagai suatu
bentuk diskusi dengan tempat duduk yang diatur secara khusus. Di dalam pertemuan diskusi
tersebut selalu dihadiri oleh para pakar (sebagai pembicara utamanya) dan para pakar atau
ilmuwan lain sebagai partisipannya.
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang
pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan
aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik
persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus,
tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Simposium hampir sama dengan diskusi panel,hanya lebih bersifat formal. Pemresaran harus
menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disorot dari sudut keahlian masin-masing.
Perana moderator tidak seaktif dalam diskusi panel, tetapi sebaliknya para pendengar atau
peserta yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas dalam simposium mempunyai
ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut atau aspek ilmu untuk
mendapatkan perbandingan. Pada simposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu
prasarana dan sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan
pendapatnya secara langsung kepada pemresaran melalui moderator. Dalam simposium tidak di
ambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk mendapatkan perbandingan tentang suatu masalah.

B. Penggunaan Simposium
Simposium dapat digunakan :
1. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2. Jika kelompok peserta besar.
3. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).

Tata Laksana Simposium


Pelaksanaan simposium biasanya dapat dilakukan dengan teknik dan langkah-langkah sebagai
berikut ini.
1. Mula-mula moderator membuka simposium dan memperkenalkan para pakar yang akan
berpidato secara ilmiah.
2. Para pakar menyampaikan pidato ilmiahnya (masing-masing pembicara berpidato selama 5 s/d.
15 menit).
3. Para pakar lain (responder) bertanya, menyanggah, atau menyempurnakan pidato dari pembicara
dalam simposium.
4. Para pembicara yang mendapat sanggahan menjawab bergai pertanyaan dari responder.
5. Begitu selanjutnya sehingga terjadi diskusi ilmiah antara para pakar (pembicara) dengan para
akar lain (responder).
6. Jika perdebatan menyimpang dari topik diskusi, moderator dapat meluruskan jalannya diskusi.
7. Jika waktu diskusi sudah habis atau kegiatan perdebatan dianggap sudah cukup, maka moderator
dapat mengakhirinya dengan membuat kesimpulan sementara dengan dibantu sekretaris.
8. Setelah kegiatan diskusi dalam simposium selesai, tim perumus mengadakan rapat kecil dan
merumuskan secara tertulis hasil simposium tersebut.
9. Jika hasil simposium sudah tertulis atau tercetak, maka hasil simposium tersebut dapat
disebarluaskan pada peserta simposium atau kepada para ilmuwan lain yang membutuhkannya.

C. Kelebihan
1. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2. Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat.
3. Pergantian pembicara dan sorotan dari berbagai segi menjadikan sidang lebih menarik.
4. Dapat direncanakan jauh sebelumnya.

D. Kelemahan
1. Kurang spontanitas dan kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
2. Kurang interaksi kelompok.
3. Menekankan pokok pembicaraan.
4. Cenderung formalistik.
5. Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
6. Sulit mengadakan kontrol waktu.
7. Secara umum membatasi pendapat pembicara.
8. Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati dalam menjamin jangkauan.
9. Pengertian utama simposium cenderung dipakai secara berlebihan.

E. Ciri-ciri Simposium
1. Melibatkan kelompok ahli (Dewan Pakar) yang membahas topik tertentu
2. Seorang juru bicara membuat pertanyaan
3. Kemudian dilanjutkan ke diskusi panel

F. Peranan Penting dalam Diskusi Simposium


Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah
(pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai
berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan
pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat
disebarluaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-
pandangan umum yang dianggap perlu saja. Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan
beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi
saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas
mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab.

G. Lain-lain dalam Simposium


Di dalam pelaksanaan simposium, pembicara dibatasi oleh waktu yang tersedia. Hal ini
disebabkan bahwa para pakar yang bergiliran berbicara saling menunggu giliran untuk
menyampaikan argumentasi ilmiahnya. Oleh sebab itu, pembicara dalam simposium harus
berbicara secara padat, ringkas, dan lugas. Dalam kaitannya dengan hal ini, Monroe (1955: 10)
mengemukakan bahwa peserta simposim layak berbicara apabila:
1) Pembicara diminta menjawab pertanyaan secara langsung (speak, of course, when you are asked
a direct question);
2) Pembicara memiliki komentar atau saran yang bernalar untuk disampaikan (speak when you
have an intelligent comment or suggestion to make);
3) Pembicara dapat membuat lebih jelas dari permasalahan yang membingungkan (speak when you
can make clear an idea another has badly muddled);pembicara ingin meluruskan suatu
kesalahan (speak when you can correct an error);
4) Pembicara ingi menambah informasi pertanyaan (speak when you can offer added information
upon the question);
5) Pembicara mengajukan pertanyaan ilmiah (speak when you can ask an intellegent question);
6) Pembicara ingin menyelipkan humor di dalam situasi diskusi yang "gersang" (speak when you
can inject humor into an otherwise dry discussion); dan
7) Tidak berbicara menyimpang dari pokok pembicaraan (do not speak beside the point).
Pengaturan tempat duduk di dalam simposium beraneka ragam, tergantung dari banyak atau
sedikitnya peserta simposium. Sebagai contoh, di bawah ini akan diilustrasikan posisi tempat
duduk dalam simposium murni (bukan forum simposium).

P1 = Pakar (pembicara pertama);


P2 = Pakar (pembicara kedua);
P3 = Pakar (pembicara ketiga);
P4 = Pakar (pembicara kempat);
M = Moderator (ketua tim perumus);
S = Sekretaris (sekretaris tim perumus);
A = Anggota tim perumus; dan
R = Pakar sebagai Responder.

H. Contoh Simposium
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang memiliki hutan tropis terluas ketiga di dunia,
dengan ekosistem hutan, flora dan fauna yang beragam serta merupakan sumber daya yang
mempunyai peranan sangat penting untuk menunujang keseimbangan ekosistem alam. Namun
seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi nasional, tekanan terhadap
sumber daya hutan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat deforestasi di
Negara ini. Apabila hal tersebut tidak segera ditindak lanjuti, maka diperkirakan jumlah hutan di
Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan negara dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
Dengan dilaksanakannya kegiatan simposium nasional ini, diharapkan dapat
mempertemukan tenaga-tenaga ahli Geomatika (Geodesi) maupun disiplin ilmu lain, instansi-
instansi terkait serta masyakarat umum sehingga diperoleh kesepakatan maupun kerjasama
antara berbagai pihak demi meningkatkan sestem penyediaan data dan strategi pengolahan hutan
yang ideal secara berkelanjutan, serta diharapkan mampu meningkatkan kesadaran seluruh
elemen bangsa ini untuk mempertahankan produktivitas hutan dalam jangka panjang sehingga
dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.

TUJUAN
1. Mengidentifikasi besarnya potensi dan ancaman deforesasi sumber daya hutan
yang dimiliki Indonesia.
2. Sebagai fasilitator terjadinya komunikasi dan kerjasama dari pihak dalam usaha
penyusunan arah kebijakan pengelolaan hutan yang ideal
3. Tercetus Ide dan konsep pemikiran tentang teknologi penyediaan data sistem
pemantauan hutan serta ekosistem didalamnya.
4. Menumbuhkan Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan
melestarikan hutan.
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal :
Pukul : 08.00-16.00
Tempat : Ruang Sidang Pasca Tsunami Lt 3 Kampus TTS
KEYNOTE SPEAKER
RM.S Kapoor Tulis SH,M.Si (Menteri Semak Belukar)
PEMBICARA
1. Prof.Dr.Abis Poninya (Kepala Diatas Bidang Datar)
2. Ir.Nyet.Hong.Dipl Ing(Kepala Deputik Bidang SEMBILAN)
3. Prof.Dr.Ir.Bangun Tidur MS.DEA
4. Dr.Mo Het Lau Anto Lui (CEO WWW Indochina)
CONTACT PERSON
1.Galih (008000000000)
2.Ratna (007000000000)

Demikianlah, Sekian Kunci gitar Simposium kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua.

Sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda mungkin juga menyukai