Anda di halaman 1dari 5

Kalimat ambigu atau ambiguitas merupakan salah satu jenis-jenis kalimat yang kalimatnya

mempunyai makna yang tidak jelas. Dua dari macam-macam kalimat ambiguitas sudah dibahas
sebelumnya, yakni contoh kalimat ambiguitas fonetik dan contoh kalimat ambiguitas gramatikal.
Artikel kali ini juga masih membahas salah satu macam kalimat ambiguitas, yakni kalimat
ambiguitas leksikal.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ambigu diartikan sebagai sesuatu yang bermakna ganda.
Sementara itu, leksikal diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kata. Bisa disimpulkan,
bahwa kalimat ambiguitas leksikal adalah kalimat yang bermakna ganda serta berkaitan dengan
kata. secara istilah, kalimat ambiguitas leksikal adalah kalimat yang menjadi ambigu karena kata
dasarnya sendiri mempunyai lebih dari satu makna tergantung penempatannya dalam kalimat.

Agar lebih paham, berikut disajikan beberapa contoh kalimat ambiguitas leksikal dalam Bahasa
Indonesia.

1. Kelabu
Kata ini bisa bermakna salah satu jenis warna/abu-abu atau juga bisa bermakna sedih. Contoh:

 Wulan sangat menyukai baju berwarna kelabu.


 Hatinya tengah kelabu setelah ditinggal kekasihnya.

2. Hati
Kata ini bisa bermakna alat pencernaan atau tempat bersemayamnya perasaan. Contoh:

 Hati merupakan alat pencernaan yang berfungsi sebagai penghasil empedu.


 Hati ini begitu senang saat menerima hadiah pemberiannya.

3. Putih
Kata putih bisa bermakna nama warna atau suci. Contoh:

 Agus memakai baju berwarna putih.


 Hatinya sungguh sangat putih.
4. Hijau
Hijau bisa bermakna nama warna  atau masih muda/belum banyak pegalaman. Contoh:

 Rumah Andi terletak diujung jalan dan bercat hijau.


 Kamu itu masih hijau, jadi jangan banyak membantah!

5. Biru
Kata di atas bisa bermakna nama warna atau lipatan-lipatan pada baju, kain dan sebagainya
yang berfungsi sebagai hiasan.  Contoh:

 Muka Budi membiru  akibat dipukuli teman-temannya.


 Terdapat biru pada baju yang dikenakan Ibu.

6. Senjakala
Senjakala bisa bermakna waktu senja atau bisa juga bermakna terpuruk. Contoh:

 Langit sudah menunjukan senjakala.


 Perusahaan Pak Broto sedang dalam masa senjakala.

7. Otak
kata otak bisa bermakna organ tubuh yang ada di dalam kepala atau bisa juga
bermakna pusat. Contoh:

 Julian mempunyai otak yang cerdas.


 Luka Modric dan Toni Kroos dianggap sebagai otak permainan Real Madrid.

8. Kepala
Sama seperti otak, kepala  bisa bermakna bagian tubuh tempat bersemayamnya otak atau bisa
juga dimaknai sebagai pemimpin. Contoh:

 Entah mengapa, aku merasa kesakitan di bagian kepalaku.


 Kepala desa Sukamaju tahun ini adalah Pak Mulyadi.
9. Buah
Kata buah bisa bermakna bagian pohon yang berbiji, kata penggolong untuk sejumlah
benda, atau bisa juga bermakna hasil. Contoh:

 Paman membawa oleh-oleh berupa buah stroberi.


 Dua buah  kapal telah berlabuh di pelabuhan Cirebon.
 Kesuksesan yang diperoleh Hasmi hari ini merupakan buah dari kerja kerasnya selama
ini.

10. Dunia
Dunia  bisa bermakna bumi dan seisinya tempat manusia hidup atau lingkungan/lapangan
kehidupan.  Contoh:

 Dunia  ini terdiri atas lautan dan daratan.


 Sudah 25 tahun Pak Syamsuri menggeluti dunia literasi.

11. Sampah
Kata ini bisa bermakna benda yang tidak berguna dan harus dibuang atau bisa juga
bermakna hina. Contoh:

 Jika tengah berjalan di trotoar, pungutlah sampah yang berserakan dan buanglah ke


tempatnya.
 Aku sudah dianggap sampah  oleh keluargaku sendiri.

12. Daki
Kata daki bisa bermakna kotoran yang melekat dikulit yang merupakan campuran keringat dan
debu atau bisa juga bermakna memanjat. Contoh:

 Mandi dan hilangkan daki  di tubuhmu itu!


 Gunung itu akan kudaki  bersama teman-temanku.
Kalimat Ambigu dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Jenis, dan Contohnya – Di dalam
bahasa Indonesia, setiap kata akan mempunyai artinya masing-masing. Namun bagaimana
jadinya jika ada kata, frasa, atau klausa yang justru mempunyai makna lebih dari satu. Kondisi
inilah yang kemudian disebut dengan ambigu. Nah, apa itu ambigu dan bagaimana penjelasan
lengkapnya akan disajikan dalam artikel kali ini. Selamat belajar!

Pengertian Kalimat Ambigu


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambigu berarti mempunyai makna lebih dari satu.
Keambiguan ini dapat menimbulkan keraguan atau ketidakjelasan dalam kalimat yang diucapkan
atau ditulis. Keambiguan lebih sering muncul dalam bahasa tulisan. Hal ini dapat terjadi apabila
penanda ejaan tidak diletakkan secara tepat, maka akan timbul makna ganda. Keambiguan ini
dapat terjadi pada kata, frasa, atau kalimat. Biasanya, untuk menghidari ambigu maka harus
menentukan pemilihan kata yang tepat atau dengan meletakkan tanda baca di tempat yang
semestinya.

Jenis Jenis Kalimat Ambigu


Kalimat ambigu terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuknya, yaitu ambiguitas fonetik,
ambiguitas gramatikal, dan ambiguitas leksikal.

1. Ambiguitas Fonetik
Jenis ambigu yang pertama yaitu ambiguitas fonetik. Jenis keambiguan ini terjadi akibat
persamaan bunyi yang diucapkan. Karena keambiguan ini terjadi saat percakapan, maka jenis ini
sering terjadi dalam dialog sehari-hari. Contoh:

 Putri datang ke sini memberi tahu.

Frasa “memberi tahu” dapat mengandung dua arti yaitu memberi tahu (makanan yang terbuat
dari kedelai), ataukah memberikan suatu informasi.

Keambiguan ini muncul karena bunyi yang diucapkan antara “memberi tahu” yang berarti
memberikan makanan dan “tahu” yang berarti “memberikan informasi” sama. Oleh karena itu
perlu didengarkan pembicaraan secara lengkap.
2. Ambiguitas Gramatikal
Sesuai dengan namanya, ambiguitas gramatikal terjadi karena proses pembentukan
ketatabahasaannya. Akan tetapi, kata-kata yang mengalami ambiguitas jenis ini akan hilang jika
sudah masuk dalam konteks kalimat. Contoh:

 Orang tua

Kata tersebut memiliki dua arti yaitu (1) orang yang sudah tua, dan (2) ibu bapak. Ketidakjelasan
ini akan sirna setelah adanya kalimat berikut :

 Orang tua kandung Budi belum diketahui keberadaannya.  (makna: ibu bapak)
 Kemarin maghrib aku bertemu orang tua bertongkat hitam.  (makna: orang yang sudah
tua)

3. Ambiguitas Leksikal
Jenis ambigu yang ketiga adalah ambiguitas leksikal. Keambiguan jenis ini disebabkan oleh
faktor kata itu sendiri. Contoh:

 Anton berlari dengan sangat kencang ketika lomba maraton.


 Anton lari dari kenyataan hidup yang pahit.

Kata “lari” pada kedua kalimat di atas memiliki beda makna. Pada kalimat pertama, “lari” berarti
aktivitas lari, sedangkan kalimat kedua “lari” berarti menjauh.

Anda mungkin juga menyukai