bahasa lain dalam bahasa tertentu (bahasa Indonesia). Dalam bahasa Indonesia,
hal itu diistilahkan kontaminasi. Rancu ialah kacau. Kerancuan bahasa ialah
kekacauan dalam bahasa. Kerancuan dapat terjadi dalam susunan/
penggabungan ataupun pembentukan kata, frasa, dan kalimat.
Sebagai kaum intelektual, generasi penerus bangsa, sudah seharusnya
mahasiswa menggunakan bahasa, khususnya bahasa Indonesia terlepas dari
kerancuan. Mahasiswa harus mampu menyampaikan gagasan/pendapat,
tanggapan, maupun sanggahan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
terhindar dari kerancuan.
Penggabungan kata ‘berulang’ dan ‘kali’ pada kalimat di atas tidak tepat
karena penggabungan kedua kata tersebut tidak memenuhi sebagai kaidah
penggabungan kata. Seharusnya tidak perlu menggunakan penggabungan dua
kata, cukup dengan mengulang kata-kata tersebut, yaitu: ‘berulang-ulang’ atau
‘berkali-kali’. Dengan demikian, contoh yang tepat sebagai perbaikan kalimat
(1) ialah sebagai berikut.
Contoh lain penggabungan kata yang tidak tepat terjadi pada kata
‘seringkali’ dan ‘kerapkali’. Kedua kata tersebut merupakan hasil
penggabungan dua kata yang tidak tepat. Disadari atau tidak, hasil
penggabungan tersebut sering digunakan dalam kalimat, seperti terlihat pada
contoh berikut.
Adapun frasa ”jangan boleh” merupakan bentuk rancu dari ”jangan biarkan”
dan ”tidak boleh”. Dengan demikian, kalimat:
merupakan kalimat yang rancu. Perbaikan yang tepat untuk kalimat (13) ialah
sebagai berikut.
Contoh lain dari pemakaian frasa yang tidak disadari akan kesalahannya
dan menghantui kita karena sering kita jumpai dalam kalimat dapat dilihat pada
contoh berikut.
Pemakaian frasa ”belakang hari” pada kalimat di atas kurang tepat. Frasa
”belakang hari” merupakan bentuk rancu. Perbaikan yang dapat dilakukan
dengan mengganti frasa ”belakang” hari dengan bentukan frasa baru, seperti:
kemudian hari, kelak, dan masa yang akan datang. Kalimat (17) dapat
diperbaiki sebagai berikut.
(18) Mahasiswa itu belajar dengan tekun agar tidak menyesal di kemudian
hari.
(19) Mahasiswa itu belajar dengan tekun agar tidak menyesal kelak.
(20) Mahasiswa itu belajar dengan tekun agar tidak menyesal di masa yang
akan datang.
3.4 Ketaksaan
Ketaksaan atau ’ambivalen’ ialah perasaan tidak sadar yang saling
bertentangan terhadap situasi yang sama. Ambivalen dapat juga diartikan
sebagai ’kebingungan’, ’keadaan’, ’sikap’, atau ’perasaan’ yang bertentangan
dengan seseorang pada waktu yang sama.
Dalam kajian ini, yang dimaksud ambivalen ialah ketaksaan atau
kemungkinan makna ganda pada kata atau rangkaian kata, baik yang berupa
frase, klausa, dan kalimat.
Contoh:
(24) kandungan : unsur, organ tubuh wanita
(25) kepala : pimpinan, anggota tubuh
(26) kaki : bagian akhir/bawah, anggota tubuh
(27) ramah tamah : sifat, acara makan-makan
(28) canggih : rumit, banyak unsur, modern, utama, lain dari
yang lain
Yang termasuk taksa tingkat frasa ialah gabungan kata yang tidak
predikatif yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh:
(29) bebas parkir : parkir gratis, tidak boleh parkir
(30) hapus papan tulis : meniadakan papan tulis, menghapus tulisan
Yang termasuk taksa tingkat klausa ialah gabungan kata yang memenuhi
unsur sebagai bagian kalimat yang berstruktur gramatikal subjek dan predikat,
tetapi memiliki makna lebih dari satu. Padahal, satu klausa hanya memiliki
makna satu.
Contoh:
(31) terima kasih untuk tidak merokok
Contoh:
(34) HARAP TURUN BANYAK ANAK KECIL
(39) Kucing itu makan tikus yang sudah mati. (tikus mati)
(40) Kucing itu mati karena makan tikus. (kucing mati)
(41) Perwira tinggi yang rendah hati mempunyai anak. (perwira tinggi rendah
hati)
(42) Perwira tinggi itu mempunyai anak yang rendah hati. (anak rendah hati)
Dari beberapa uraian di atas dapat dilihat bahwa salah satu penyebab
kesalahan dalam berbahasa Indonesia disebabkan oleh kebiasaan yang kurang
disiplin dalam berbahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan yang terjadi
dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar. Padahal, sebagai mahasiswa
dituntut selalu bersikap kritis dan memulai perubahan untuk perbaikan, tidak
terkecuali dalam berbahasa Indonesia.