A. Standar Kompetensi
Meningkatkan kualitas kerja pada saat pengaplikasian di dunia kerja sehingga lebih melayani,
berkomunikasi, efektif, produktif dan unggul.
B. Kompetensi Dasar
Mampu membangun lingkungan kerja yang sehat, tanggung jawab, beretika dan disiplin.
D. Uraian Materi
Keempat darma ini kemudian dirumuskan menjadi delapan aspek etos kerja sebagai berikut:
1) Kerja adalah rahmat. Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar
sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup
oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.
2) Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan pada kita sehingga secara
moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab. Etos ini membuat kita bisa bekerja
sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.
3) Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan panggilan jiwa sehingga kita
mampu bekerja dengan penuh integritas. Jadi, jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita
bisa berucap pada diri sendiri, I'm doing my best!. Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil
karya kita kurang baik mutunya.
4) Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai hakikat manusia yang
tertinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh semangat. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter,
akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap
merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa ada. Bagaimanapun
sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk termenung tanpa pekerjaan.
Modul-Etos Kerja-19
5) Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan kepada Tuhan, sehingga melalui
pekerjaan manusia mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam pengabdian. Kesadaran
ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan
semata.
6) Kerja adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan perasaan senang seperti halnya
melakukan hobi. Sinamo mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia
mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena dia bisa
menikmati pekerjaannya.
7) Kerja adalah kehormatan. Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa
menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.
Sinamo mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap
bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis
merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.
8) Kerja adalah pelayanan. Manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi
untuk melayani, sehingga harus bekerja dengan sempurna dan penuh kerendahan hati. Apa pun pekerjaan
kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada
sesama.
Anoraga (2009) juga memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang seharusnya mendasari seseorang
dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan sebagai berikut:
1) Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia.
2) Bekerja adalah suatu berkat Tuhan.
3) Bekerja merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral.
4) Bekerja merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbakti.
5) Bekerja merupakan sarana pelayanan dan perwujudan kasih
Dalam tulisannya, Kusnan (2004) menyimpulkan pemahaman bahwa etos kerja mencerminkan suatu sikap
yang memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan
memiliki etos kerja yang tinggi apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia,
2) Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia,
3) Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia,
4) Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting
dalam mewujudkan cita-cita,
5) Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang rendah, maka akan ditunjukkan ciri-
ciri yang sebaliknya (Kusnan, 2004), yaitu :
1) Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri,
2) Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,
3) Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan,
4) Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,
5) Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
Dari berbagai aspek yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki
etos kerja tinggi akan terus berusaha untuk memperbaiki dirinya, sehingga nilai pekerjaannya bukan hanya
bersifat produktif materialistik tapi juga melibatkan kepuasaan spiritualitas dan emosional.
2
Modul-Etos Kerja-19
C.3.2. Tanggung jawab,
menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung,
memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat
kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.
apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak
yang berbuat. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena
ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengadilan atau pengorbanan .
4
Modul-Etos Kerja-19
Pentingnya Integritas
Berikut ini adalah penjelasang mengapa integritas begitu penting dalam kehidupan setiap orang:
1) Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap orang karena individu yang berintegritas merupakan
pribadi yang konsisten dalam menjalankan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
2) Integritas seseorang akan menentukan dirinya bisa dipimpin dan bisa menjadi pemimpin karena hanya
individu berintegritas yang memiliki kepribadian berkualitas dan mampu belajar dari orang lain.
3) Integritas seseorang akan menentukan seberapa besar dirinya layak dipercaya oleh orang lain karena
tindakannya yang konsisten.
4) Integritas akan menghasilkan reputasi dan prestasi bagi seseorang karena mereka berpikir, berkata, dan
bertindak secara konsisten.
5
Modul-Etos Kerja-19
1). Berpegang Teguh pada Nilai yang Anda Percaya
Katakan 'tidak' pada nilai yang tidak sesuai dengan prinsip Anda (Sumber: marketing91.com)
Mempertahankan nilai yang Anda yakini bukanlah hal yang mudah, apalagi bila orang-orang di
lingkungan kerja Anda cenderung bersikap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang Anda percaya. Mungkin
bukanlah hal yang mudah untuk mengatakan ‘tidak’ bila Anda harus melakukan yang tidak sesuai
dengan keinginan Anda, tetapi Anda bisa tetap mempertahankannya dengan cara yang halus atau lewat
lelucon. Dengan demikian rekan kerja Anda paham bahwa Anda memiliki prinsip dan mereka akan
menghormati itu.
6
Modul-Etos Kerja-19
5). Bertanggung Jawab
7
Modul-Etos Kerja-19
3). Integritas Terbangun Sejalan Dengan Pengambilan Keputusan Dalam Hidupmu
6). Integritas Adalah Sikap Hati yang Berkenan di Hadapan Sang Pencipta
Saat kamu memiliki integritas maka kamu menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan. Karena kamu
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebenaran dan menerapkannya dalam kehidupanmu. Kamu pun akan
selalu menikmati berkat-berkat (tidak hanya bicara uang tapi kebahagiaan, kedamaian, keharmonisan,
kesehatan dsb) dari Sang Maha Kuasa di dalam hidupmu.
7). Orang yang Tidak Memiliki Integritas Akan Banyak Menerima Penolakan
Jika kamu termasuk orang yang tidak memiliki integritas hidup maka kamu akan banyak menerima
penolakan karena kamu termasuk orang yang tidak bisa dipercayai. Banyak kepercayaan yang diberikan
tidak bisa kamu pertanggung jawabkan dengan benar, sehingga akan banyak orang yang tidak akan
mempercayai dirimu kembali.
Kamu ibarat orang yang memiliki banyak ‘lubang-lubang’ dalam hidupmu dan akhirnya hidupmu
seperti ‘telur di ujung tanduk’
follow ig : indonesiaone.org_quote
8
Modul-Etos Kerja-19
Untuk memulihkan integritas yang rusak, dibutuhkan suatu kurun waktu tertentu sampai perubahan dalam
hidupmu terbukti di hadapan orang banyak. Sebaiknya lakukan pemulihan tersebut dengan cara ‘memberikan
diri’ untuk di pimpin oleh seseorang yang telah teruji memiliki integritas hidup dan bermoral. Sehingga
melalui kepemimpinan tersebut kamu dapat melihat sebuah keteladanan dan sikap hati yang dapat
menuntunmu untuk menjadi orang yang berintegritas.
Maka dari itu mari kita bangun integritas dalam hidup kita. Teruslah mengambil keputusan dan bertindak
sesuai dengan prinsip nilai luhur yang hakiki. Jangan biarkan keputusan-keputusan yang ceroboh pada
akhirnya membawa kita untuk menghancurkan integritas kita sendiri. Karena untuk membangun citra diri
atau integritas dalam diri itu membutuhkan waktu yang lama namun untuk menghancurkannya hanya
membutuhkan beberapa detik saja.
Bayangkan jika Anda tidak dipercaya orang lain. Anda mungkin dicap sebagai pribadi yang jelek. Besar
kemungkinan Anda juga akan terkucilkan karena dijauhi teman-teman Anda. Mengerikan, bukan?
Nah, agar bayangan tersebut tidak menjadi kenyataan, Anda perlu memiliki integritas.
Integritas adalah keselarasan antara apa yang Anda ucapkan dengan apa yang Anda lakukan.
Soft skill ini penting karena akan membuat Anda dipercaya orang lain dalam kehidupan pribadi dan
profesional.
Kabar baik lainnya, Anda bisa meningkatkan integritas sehingga menjadi orang yang benar-benar bisa
dipercaya.
Untuk membantu Anda meningkatkan keterampilan tersebut, berikut 7 cara sederhana yang perlu Anda
lakukan
1. Tetapkan nilai-nilai diri Anda
Langkah pertama adalah menetapkan nilai-nilai diri Anda. Ini adalah prinsip-prinsip yang penting
dan berarti bagi Anda. Ambil kertas kosong dan pulpen lalu tulis prinsip-prinsip tersebut, yang mungkin
saja berupa jujur, sabar, menghargai orang lain, atau dapat dipercaya.
Jika masih kesulitan mengetahui nilai-nilai diri Anda, cobalah dua hal berikut:
1) Identifikasi panutan Anda dan tuliskan mengapa Anda menjadikannya sebagai panutan. Sebagai
contoh, jika Anda seorang muslim, panutan Anda mungkin nabi Muhammad SAW. Atau, jika Anda
seorang penyuka teknologi, Steve Jobs mungkin saja menjadi panutan Anda. Siapa pun panutan Anda,
tuliskan mengapa Anda menjadikannya sebagai panutan.
2) Pikirkan apa yang membuat Anda bahagia atau sedih, lalu gali nilai-nilai di balik semua itu. Misalnya,
ketika Anda berada di puncak karier, ketahui nilai-nilai apa yang membawa Anda ke sana.
2. Buat paradigma baru tentang uang
Integritas seseorang bisa dihapus oleh kesombongan, kepentingan diri sendiri dan golongan,
keserakahan, dan kekuasaan. Pangkal dari semua itu adalah uang. Oleh karena itu, buat paradigma baru
tentang uang.
9
Modul-Etos Kerja-19
Sebagai contoh, jika selama ini Anda memandang uang itu segalanya dan segalanya perlu uang, ubah
menjadi uang itu penting namun bukan segalanya. Dengan paradigma uang bukan segalanya, Anda akan
memiliki kompas moral dan bertindak untuk mencari berkah. Bukankah hidup ini indah kalau mencari
berkah?
3. Jaga ucapan Anda
Jaga ucapan Anda sehingga tidak memberi janji yang tidak bisa Anda tepati.
Sebagai contoh, jika Anda tidak punya waktu menghadiri suatu pertemuan, hindari Anda berjanji akan
datang ke pertemuan tersebut.
Katakan bahwa Anda tidak bisa menghadirinya karena sedang sibuk dengan pekerjaan atau yang lainnya.
4. Katakan yang sejujurnya
Hindari berbohong. Mengapa? Karena kebohongan akan meracuni hati, pikiran, dan tindakan Anda.
Meskipun berat, katakan yang sejujurnya (apa adanya). Dengan berkata yang sejujurnya, Anda tidak akan
berpura-pura, bermuka dua, atau manipulatif.
5. Bertanggung jawab
Bertanggung jawablah untuk semua tindakan Anda. Sebagai contoh, jika tindakan Anda berujung
kesalahan, jangan cuci tangan atau menyalahkan orang lain.
Akuilah kesalahan tersebut merupakan tanggung jawab Anda dan segera perbaiki dengan menggunakan
sumber daya yang Anda miliki.
Contoh lain, jika Anda berjanji akan menyelesaikan laporan pada hari Kamis, tepatilah janji tersebut.
Buatlah komitmen pada diri sendiri dan berfokuslah sehingga Anda bisa menyelesaikan laporan tersebut
tepat waktu.
6. Analisis setiap keputusan yang diambil
Jika Anda seorang pejabat, analisislah setiap keputusan yang akan diambil.
Sebagai contoh, jika Anda tergoda melakukan tindakan korupsi, bayangkan Anda ditangkap Komisi
Pemberantasan Korupsi dan wajah Anda terpampang di media massa dan media sosial.
Dengan menganalisis keputusan, Anda akan sadar mana yang benar dan mana yang salah. Ini juga
sekaligus akan mengesampingkan pembenaran tindakan salah yang akan Anda lakukan.
7. Bergaul dengan orang-orang yang berintegritas
Bergaulah dengan orang-orang yang berintegritas juga. Dengan demikian, Anda akan malu berbuat yang
tidak sesuai aturan.
Sebagai contoh, Anda seorang karyawan yang memiliki rekan-rekan kerja yang menghargai waktu kerja.
Anda akan malu jika Anda mengajak mereka untuk buang-buang waktu kerja.
KOMITMEN
10
Modul-Etos Kerja-19
Komitmen menurut Kamus Bahasa Indonesia: adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang
tercermin dalam tanggungjawab tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukkan, mengerjakan. Komitmen
dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu.
Komitmen mengandung unsur kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya pada
saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai selesai. Komitmen itu dimulai dengan kata, dan
mewujudkannya dengan menjalankan kata tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi kita yang membuat
komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa yang Anda katakan. Pastikan Anda tidak menjanjikan
sesuatu yang Anda sudah tahu pasti tidak mungkin dapat tepati. Orang sejati selalu menepati apapun yang
diucapkannya. Inilah awal mula munculnya rasa percaya pada diri sendiri dan dari orang lain.
E. Rangkuman
Inilah 5 cara yang bisa kamu lakukan untuk mencapai aktualisasi diri!
1. Stop membandingkan dirimu dengan orang lain
2. Kenali dan cintai dirimu sendiri
3. Bertanggung jawablah atas tindakanmu dan milikilah integritas diri yang baik
4. Terapkan pola pikir positif dan nikmati setiap momen dalam hidupmu
5. Jangan berhenti karena perjalanan hidup tidak akan pernah berakhir
Menjadi orang yang berintegritas akan membantu Anda menjalani hidup yang lebih positif, mampu
dipercaya, dan konsisten. Oleh karena itu, cobalah ketujuh cara di atas untuk meningkatkan integritas Anda
“Orang-orang tanpa integritas; tidak memiliki karakter, ketegasan, soliditas, kecepatan, keberanian, dan
kekuatan untuk mengatasi tantangan.”~Djajendra
Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang
ada di dalam dirinya. Aktualisasi diri adalah Keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan
dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan. (Disadur dan diterjemahkan dari:
dictionary.cambridge.org).
Ahli jiwa Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa
tanpa memandang suku asal usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan
atau pencapaian dalam kehidupannya masing-masing. Kebutuhan tersebut meliputi:
1) Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun
kebutuhan biologis.
2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja, kemerdekaan dari
rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
3) Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan terhadap persahabatan,
berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
4) Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status, martabat, kehormatan,
dan penghargaan dari pihak lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan diri (self
fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.
11
Modul-Etos Kerja-19
Selanjutnya, kita lihat apa yang dilakukan oleh para murid tersebut: murid pertama bersembunyi di
balik pohon dan makan apel tersebut. Murid pertama sangat yakin tidak ada yang melihatnya makan apel.
Murid kedua mengunci dirinya di kamar mandi dan memakan buah apelnya. Dia yakin tidak ada seorang pun
di kamar mandi tersebut kecuali dirinya. Murid ketiga mengunci kamarnya, masuk ke dalam kolong tempat
tidur, dan bahkan memejamkan matanya sehingga dia sendiri pun tidak melihat bahwa dia memakan apel
tersebut. Murid keempat tidak memakan apelnya. Keesokan harinya, guru bertanya tentang apel itu. Murid
pertama, kedua, dan ketiga menceritakan dengan jujur tentang bagaimana cara mereka makan aple tersebut.
Murid keempat menjawab bahwa dia tidak bisa makan apel karena Tuhan terus mengawasinya.
Guru merasa senang dengan murid keempatnya yang ternyata mampu mempraktikkan integritas dalam
kehidupan sehari-hari. “Dalam kehidupan yang penuh godaan ini ternyata integritas masih bisa
dipraktikkan.” Kata gurunya kepada semua muridnya.
12
Modul-Etos Kerja-19