Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini haruslah dimiliki oleh individu,kelompok,masyarakat, apalagi oleh seorang ASN, Aparat militer /TNI,Kepolisian dsb. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniawian maupun keakhiratan. Jansen sinamo, ahli pengembangan sumberdaya manusia secara sistematis telah memetakan motivasi kerja dalam konsep 8 Etos Kerja yaitu : Etos pertama: Kerja adalah Rahmat. Pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan untuk kita.Apa pun pekerjaan kita, entah petani, pegawai kantor, pedagang sampai buruh kasar sekalipun, semua itu adalah rahmat dari Tuhan. Coba bayangkan kalau anda tidak punya pekerjaan ; anda menganngur ? bagaimana perasaan anda menjadi pengagguran ? tanpa pendapatan untuk menghidupi keluarga anda ? Anda akan diremehkan oleh keluarga dan orang lain bukan ? . Terimalah Anugerah tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeserpun. Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, kita menerima upah jerih payah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Pemahaman demikian akan mendorong untuk bekerja dengan tulus dan sungguh, akan keterlaluan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan, malas-malasan, enggan melayani orang lain .
Etos kedua : Kerja adalah amanah Melalui kerja kita menerima mandat. Sebagai pemegang mandat, kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, kita akan dipercaya dan tanggung jawab akan semakin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan mandat yang akan mengukir prestasi kerja dan pengharapan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas. Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat Kepala Desa mendapat amanah dari masyarakat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela. Etos ketiga : Kerja adalah panggilan. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Tuhan , dalam rangka kita beribadah kepada Allah SWT. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Dengan kesadaran seperti itu maka kerja menjadi sebuah panggilan suci, maka terbukalah perasaan untuk melakukannya secara benar. Seorang ASN memanggul darma untuk masyarakat dan koleganya yang memerlukan bantuannya, seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita dapat berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.
Etos keempat : Kerja adalah aktualisasi Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasi, saya sanggup bekerja keras. Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan sanggup bekerja keras bukan kerja asal-asalan. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.
Etos kelima : Kerja itu ibadah Kerja adalah pengabdian, saya sanggup bekerja serius. Tuhan mewajibkan manusia beribadah (secara ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang dilakukan untuk Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Jadi bekerja harus serius dan sungguh- sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk melayani Tuhan. Tak perduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita dapat bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendetal. Dengan demikian pekerjaan yang kita lakukan dengan tingkat keletihan yang luar biasa akan terobati karena kita tidak hanya mendapatkan nilai untuk kepentingan kita didunia, tetapi pekerjaan kita akan dinilai ibadah oleh Allah SWT dan akan kita bawa sebagai amal ibadal dihadapanNya kelak.
Etos keenam : Kerja adalah seni. Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreatifitas mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih dari pada mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni sehingga kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
Etos ketujuh : Kerja adalah kehormatan. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajiban, saya sanggup bekerja unggul. Sebagai kehormatan kerja memiliki 5 dimensi : 1. Pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja 2. Kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri 3. Hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat 4. Pendapatan memandirikan seseorang sehingga tidak jadi tanggungan atau beban orang lain 5. Pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi- tingginya. Dengan unggul disegala bidang kita akan memenangkan persaingan. Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika dapat menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita. Sebagai contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun dia dikucilkan di pulau Buru yang terbatas. Hasilnya memperlihatkan bahwa semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.
Etos kedelapan : Kerja adalah pelayanan. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna. Kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain, manusia mampu proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja sempurna. Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya dapat dimaknai sebagi pengabdian kepada sesama. Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatangkara karena ditinggal mati oleh isteri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi, sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai- sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur.Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal. Di Indonesia semangat kerja serupa dapat kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dari makna etos kerja yang telah dikemukakan, bagaimana mengaplikasikan etos kerja dalam menjalankan tugas ? . Berikut ini salah satu pengembangan etos kerja yang dapat menjadi penuntun bagi para bagi para pekerja baik formal maupun pekerja informal dan masyarakat umumnya, yaitu: Apa yang anda niatkan, itulah yang akan anda pikirkan. Apa yang anda pikirkan, itulah yang anda ucapkan ; Apa yang anda ucapkan, itulah yang anda lakukan. Apa yang anda lakukan, itulah perilaku anda, itulah etos kerja anda.
ETOS KERJA
1. Pengertian Etos Kerja
2. Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli 2.1. Menurut Gregory (2003) 2.2. Menurut Siregar, 2000 : 25 2.3. Menurut Khasanah, 2004:8 2.4. Menurut Geertz (1982:3) 2.5. Menurut Kamus Webster 2.6. Menurut Usman Pelly (1992:12) 2.7. Menurut Sinamo, 2003,2 2.8. Menurut Toto Tasmara, (2002) 3. Etos Kerja dalam Islam 3.1. Bekerja sebagai kewajiban. 3.2. Menghargai waktu 3.3. Memiliki niat yang ikhlas 3.4. Memiliki sifat jujur 3.5. Memiliki sifat percaya diri 3.6. Emiliki sikap bertanggung jawab 3.7. Iman sebagai landasan bekerja 3.8. Sabar 3.9. Hemat dan sederhana 3.10. Memiliki insting bertanding (Fastabiqul Khoirat) 3.11. Senantiasa bersyukur 3.12. Fungsi Etos Kerja 3.13. Ciri-Ciri Etos Kerja 3.14. Cara Menumbuhkan Etos Kerja 3.15. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja 3.16. Manfaat Etos Kerja 3.16.1. Kita menjadi rajin dan disiplin. 3.16.2. Menciptakan suasana kerja yang nyaman 3.16.3. Dapat menciptakan kekompakan dalam bekerja 3.16.4. Dapat meningkatkan kerja sama 3.17. Perilaku yang Mencerminkan Etos Kerja 4. Contoh Etos Kerja Etos Kerja – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri dan Manfaat – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Etos Kerja yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, ciri dan manfaat, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok. Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian berbeda yaitu: 1. Suatu aturan umum atau cara hidup. 2. Suatu tatanan aturan perilaku. 3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku. Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita cita yang positif. Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi, guna mewujudkan sesuatu cita-cita.
Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.
Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian etos kerja menurut para ahli, terdiri atas: 1. Menurut Gregory (2003) Etos kerja adalah bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan besar dan terkenal telah membuktikan bahwa etos kerja yang militan menjadi salah satu dampak keberhasilan perusahaannya. 2. Menurut Siregar, 2000 : 25 Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap orang memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang. 3. Menurut Khasanah, 2004:8 Etos berasal dari bahasa yunani ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupannya. 4. Menurut Geertz (1982:3) Etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Sikap disini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan . 5. Menurut Kamus Webster Etos didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau sebuah institusi (guiding beliefs of a person, group or institution). 6. Menurut Usman Pelly (1992:12) Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budayaterhadap kerja. Dapat dilihat dari pernyataan di muka bahwa etos kerja mempunyai dasar dari nilai budaya, yang mana dari nilai budaya itulah yang membentuk etos kerja masing-masing pribadi. 7. Menurut Sinamo, 2003,2 Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku kerja mereka secara khas. 8. Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik.
Etos Kerja dalam Islam
Dalam kehidupan pada saat sekarang, setiap manusia dituntut untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja seseorang akan menghasilkan uang, dengan uang tersebut seseorang dapat membelanjakan segala kebutuhan sehari-hari hingga akhirnya ia dapat bertahan hidup. Akan tetapi dengan bekerja saja tidak cukup, perlu adanya peningkatan, motivasi dan niat. Setiap pekerja, terutama yang beragama islam, harus dapat menumbuhkan etos kerja secara Islami, karena pekerjaan yang ditekuni bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan untuk kepentingan ibadah, termasuk didalamnya menghidupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu seleksi memililih pekerjaan menumbuhkan etos kerja yang islami menjadi suatu keharusan bagi semua pekerjaan. Adapun etos kerja yang islami tersebut adalah: niat ikhlas karena Allah semata, kerja keras dan memiliki cita-cita yang tinggi. Dengan demikian etos kerja Islami adalah akhlak dalam bekerja sesuai dengan nilai-nilai islam sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu lagi dipikir-pikir karena jiwanya sudah meyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah laku yang dilandaskan pada satu keyakinan yang mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah.Adasemacam panggilan dari hatinya untuk terus nenerus memperbaiki diri, mencari prestasi dan tampil sebagai bagian dari umat yang terbaik. Adapun karakter etos kerja muslim tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bekerja sebagai kewajiban. Islam mewajibkan manusia untuk bekerja. Bekerja bukanlah bertujuan untuk mendapatkan uang semata sehingga mampu belanja apa saja atau memaksimalkan konsumsi, akan tetapi bekerja merupakan media untuk membuktikan bahwa manusia itu adalah khalifatullah yang patuh mengikuti perintah Allah SWT. Dalam hadis disebutkan, yang artinya “Seseorang yang keluar mencari kayu bakar (lalu hasilnya dijual) untuk bersedekah dan menghindari ketergantungan kepada manusia, itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau pun ditolak. Karena sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) itu lebih baik daripada tangan di bawah (meminta).” (HR Muslim). 2. Menghargai waktu Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja islami adalah menghayati, memahami dan merasakan betapa berharganya waktu. Dan Waktu adalah asset ilahiyah yang sangat berharga, mengabaikannya akan diperbudak kelemahan namun jika memanfaatkannya dengan baik maka berada di atas jalan keberuntungan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt: “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘ashr). Berdasar pada firman Allah di atas, seorang muslim bagaikan kecanduan waktu. Dia tidak ingin ada waktu yang hilang dan terbuang tanpa makna. Jiwanya merintih bila ada satu detik berlalu tanpa makna. Baginya, waktu adalah rahmat yang tidak terhitung. Pengertian terhadap makna waktu merupakan rasa tanggung jawab yang sangat besar atas kemuliaan hidupnya. Sebagai konsekwensinya, dia menjadikan waktu sebagai wadah produktivitas. Ada semacam bisikan dalam jiwanya agar jangan melewatkan barang seditik pun kehidupan ini tanpa memberi arti. 3. Memiliki niat yang ikhlas Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja islami itu adalah nilai keikhlasan. Sehingga ia memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpanggilan untuk menunaikan tugas-tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang seharusnya ia lakukan. Motovasi unggul yang ada hanyalah pamrih pada hati nuraninya sendiri, kalaupun ada imbalan itu bukanlah tujuan utama melainkan sekedar akibat sampingan dari pengabdiannya tersebut. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih. Bahkan, cara dirinya mencari rezeki, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya adalah bersih. Tidak mungkin di dalam tubuh orang yang ikhlas terdapat makanan dan minuman yang haram. Dengan demikian,ikhlas merupakan energy batin yang akan membentengi diri dari segala yang kotor. Itulah sebabnya Allah swt berfirman,”wa rujza fahjur” dan tinggalkanlah segala bentuk yang kotor.” (Al Muddatstsir: 5) 4. Memiliki sifat jujur Shadiq (orang yang jujur) berasal dari kata shidq (kejujuran). Kata shiddiq adalah bentuk penekanan dari shadiq dan berarti orang yang didominasi kejujuran. Dengan demikian, di dalam jiwa seorang yang jujur itu terdapat komponen nilai ruhani yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji. Prilaku yang jujur adalah prilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya (integritas). Kejujuran dan integritas dapat mendorong sikap untuk siap menghadapi resiko dan bertanggung jawab. 5. Memiliki sifat percaya diri Pribadi muslim yang percaya diri tampil bagaikan lampu yang benderang, memancarkan raut wajah yang cerah dan berkharisma. Orang yang berada di sekitarnya merasa tercerahkan, optimis, tentram, dan mutma’innah. Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Orang yang percaya diri, tangkas mengambil keputusan tanpa tanpak arogan atau defensive dan mereka tangguh mempertahankan pendiriannya. Kita menyaksikan sebuah sejarah perjuangan yang sangat monumental ketika Thariq Bin Ziyad membakar seluruh armadanya untuk kemudian hanya menyodorkan dua pilihan. Mundur, kapal telah hangus terbakar dan hanya hamparan samudra yang akan menerkam para pengecut. Maju berarti kemenangan telah ditangan dan kematian dalam sebuah perjuangan suci merupakan kerinduan para syuhada. 6. Miliki sikap bertanggung jawab Takwa merupakan bentuk rasa bertanggung jawab yang dilaksanakan dengan penuh rasa cinta dengan menunjukan amal prestatif di bawah semangat pengharapan ridha Allah, sehingga sadarlah bahwa dengan bertaqwa berarti ada semacam nyala api di dalam hati yang mendorong pembuktian atau menunaikan amanah sebagai rasa tanggung jawab yang mendalam atas kewajiban-kewajiban sebagai hamba Allah. Tanggung jawab mengandung makna menanggung dan memberi jawaban, dengan demikian pengertian taqwa yang kita tafsirkan sebagai tindakan bertanggung jawab dapat didefinisikan sebagai sikap dan tindakan seorang di dalam menerima sesuatu sebagai amanah; dengan penuh rasa cinta, ia ingin melakukannya dalam bentuk pilihan-pilihan yang melahirkan amal prestatif. Dalam bekerja, seorang individu akan dihadapkan pada tiga bentuk tanggung jawab, yaitu, tanggung jawab terhadap Tuhannya (Allah SWT), dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. 7. Iman sebagai landasan bekerja Landasan keimanan menghindarkan manusia untuk mengeksploitasi terhadap sumber- sumber alam dengan cara yang melampaui batas. Sesungguhnya rezeki Allah itu melimpah tak terbatas, namun Allah juga menetapkan takaran dan ukuran, sehingga manusia tidak bisa seenaknya saja melakukan eksploitasi melampaui batas. Hal ini bisa terjadi karena sifat manusia yang loba dan cenderung melampaui batas. Sebagaimana firman Allah yang artinya, “Jika Allah melapangkan rezeki-rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, Padahal Allah mengatur apa yang dikehendakinya dengan ukuran-ukuran”. Oleh sebab itu, manusia harus bisa mengendalikan dirinya, antara lain dengan cara bersyukur yang berarti menyadari karunia Allah yang murah itu sehingga ia mampu bertindak rasional. 8. Sabar Sabar merupakan sifat terpuji yang sangat sering disebut dalam al-Quran. Dalam menjalani kehidupannya, manusia tentu akan menghadapi berbagai macam peristiwa, baik peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Di antara peristiwa yang menyedihkan seperti kesempitan rezeki, kelaparan, bencana, dan lain-lain. Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang menyedihkan, manusia diminta bersabar. Jika manusia berduka cita menghadapi kesusahan-kesusahan, Allah memerintahkan mereka untuk menunaikan shalat, berdoa kepada Allah dan bersabar. Apabila ditimpa musibah, hendaknya mengucapkan dan menghayati firman Allah: ”Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jua kami kembali”. (QS al-Baqarah: 156). 9. Hemat dan sederhana Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi, laksana seorang pelari marathon lintas alam yang harus berlari jauh maka akan tampak dari cara hidupnya yang sangat efesien dalam mengelola setiap hasil yang diperolehnya. Dia menjauhkan sikap boros, karena boros adalah sikapnya setan. 10. Memiliki insting bertanding (Fastabiqul Khoirat) Semangat bertanding merupakansisi laindari citra seorang muslimyang memiliki semanagat jihad. Panggilan untuk bertanding dalamsegalalapangan kebajikan dan meraih prestasi, dihayatinya dengan rasa penuh tanggung jawab sebagai pembuktian firman Allah swt; “Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Seungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al ba1qarah:148) dan Seorang mujahid dan ciri pribadi muslim yang mempunyai etoskerja islami tidak pernah menyerah pada kegagalan. Dan sebagai orang yang ingin menjadi winner dalam setiap pertandingan exercise atau latihan untuk menjaga seluruh kondisinya, menghitung asset atau kemampuan diri karena dia lebih baik mengetahui dan mengakui kelemahan sebagai persiapan untuk bangkit. Dari pada ia bertarung tanpa mengetahui potensi diri. Karena hal itu sama dengan orang yang bertindak nekat. Terukir sebuah motto dalam dirinya: “The best fortune that can come to a man, is that he corrects his defects and makes up his failings” (Keberuntungan yang baik akan datang kepada seseorang ketika dia dapat mengoreksi kekurangannya dan bangkit dari kegagalannya. 11. Senantiasa bersyukur Manusia diperintahkan untuk senantiasa bersyukur atas rezeki yang diperolehnya, bersyukur karena terlepas dari mara bahaya dan dianugerahkan nikmat kehidupan. Manusia tidak boleh menyombongkan diri atas kelebihan-kelebihan yang telah diperolehnya, karena semua itu hanya titipan dari Allah yang diberikan kepadanya. Untuk mewujudkan rasa syukur itu, manusia diperintahkan untuk menunaikan shalat dan berkorban. Dari perspektif psikologis, perasaan bersyukur akan memberi kepuasan pada diri sendiri, selanjutnya akan menghilangkan rasa resah jika memperoleh sesuatu yang dicita-citakan. Islam juga mengajarkan agar manusia melihat ke bawah yaitu mereka yang kurang bernasib baik supaya jiwa mereka tenang. Pengaruh kejiwaan terbesar yang muncul dari rasa bersyukur adalah ketenangan jiwa yang tidak bisa dibeli atau dinilai dengan uang. Fungsi Etos Kerja Adapun dalam hal ini ada beberapa Fungsi Etos Kerja sebagai berikut: Fungsi etos kerja sebagai pendorong timbulnya perbuatan. Fungsi etos kerja sebagai penggairah dalam aktivitas. Etos kerja berfungsi sebagai penggerak.
Ciri-Ciri Etos Kerja
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja, nah berikut ini ialah beberapa ciri-ciri etos kerja sebagai berikut: Kecanduan terhadap waktu Memiliki moralitas yang bersih “ikhlas” Memiliki kejujuran Memiliki komitmen Kuat pendirian “konsisten”
Cara Menumbuhkan Etos Kerja
Setiap negara memiliki etos kerja masing-masing menurut Jansen H. Sinamo “2011” melalui bukunya 8 etos kerja profesional menjelaskan cara menumbuhkan etos kerja sebagai berikut: Kerja sebagai rahmat “aku bekerja tulus penuh rasa syukur” Kerja ialah amanah “aku bekerja penuh tanggung jawab” Kerja ialah panggilan “aku bekerja tuntas penuh integritas” Kerja ialah akutualisasi “aku bekerja keras penuh semangat” Kerja ialah ibadah “aku bekerja serius penuh kecintaan” Kerja ialah seni “aku bekerja cerdas penuh kreativitas” Kerja adalah kehormatan “aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan” Kerja ialah pelayanan “aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu: Agama Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Budaya Sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Sosial Politik Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Kondisi Lingkungan/Geografis Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada didalamnya melakukan usaha dapat mengelola dan mengambil manfaat dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut. Pendidikan Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras. Struktur Ekonomi Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. Motivasi Intrinsik Individu Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi ialah individu yang bermotivasi tinggi, etos kerja merupakan sutau pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Manfaat Etos Kerja Berikut ini terdapat beberapa manfaat etos kerja, terdiri atas: 1. Kita menjadi rajin dan disiplin. 2. Menciptakan suasana kerja yang nyaman Ketika dalam lingkungan kerja yang telahmembudayakan etos kerja yang tinggi maka pastinya semua yang terlibat dalam lingkungan kerja tersebut akan memberikan tanggung jawabnya yang baik. Segala tugasdan pekerjaan yang dilakukan pastinya juga tepat waktu. Sehingga ketika semua orang telah melakukan pekerjaanya tepat waktu dan sesuai dengan target, maka suasana kerja akan terasa sangat nyaman. 3. Dapat menciptakan kekompakan dalam bekerja Bisa dibandingkan saat bekerja dengan orang lain, yang satu memiliki etos kerja yang tinggi sementara yang satunya lagi malas-malasan. Jika hal ini merupakan sebuah tugas kelompok yang membutuhkan suatu kerja sama, maka pastinya pekerjaan tak akan dapat terselesaikan dengan baik. Sebaliknya jika semuaanggota memiliki etos kerja yang cuma-cuma tinggi, maka bisa dipastikan kelompok kerja tersebut bisa kompak dan harmonis dan secara otomatis pekerjaan pun akan selesai dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. 4. Dapat meningkatkan kerja sama Ketika semua orang memiliki etos kerja yang sama-sama tinggi maka semuanya pasti akan sama-sama menyelesaikan tugas dan baik mereka akan menyadari tanggung jawabnya masing- masing dengan sangat baik sehingga tidak ada lagi namanya saling menguntungkan orang lain. Sementara satunya malah lelah-lelah, sehingga semua orang yang memiliki etos kerja yang tinggi bukan hal yang mustahil.
Perilaku yang Mencerminkan Etos Kerja
Berikut ini terdapat beberapa perilaku yang mencerimin etos kerja, terdiri atas: Membiasakandiri berlaku jujur terhadap siapapun, sebagaimana sikap jujur para rasul. Jujur dalam ucapan berartimengatakan sebagaimana mestinya, tidak menambahdan tidak mengurangi. Jujur dalam perbuatan berarti berbuat secara adil sebagaimana mestinya, tidak mengurangi hal siapapun. Berusaha untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Orang yang diberi amanah pada hakikatnya sedangdiuji dengan amanah tersebut. Apakah ia ia berhasil menjaganya atau tidak? Orang yang meneladani sifat wajib rasul pasti menjaga amanah secara baik. Ia sekali-kali tidak berkhianat. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang dipikulkan pada dirinya dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mengatasi secara ttepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat. Sebagai orang muslimin dan muslimat, kita wajib memiliki akhlak karimah sebagaimana Rasulullah SAW, antara lsin taat kepada Allah SWT, berbakti kepada kedua orangtua, berbuatbaik kepada sesama manusia, hormat kepada yang lebih tua, kepada yang lebih mudah. Bekerja dan belajar yang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan pasti akan mendapatkan hasil yang baik, begitupun sebaliknya. Bekerja dan belajar dengan penuh semangat sangat baik sebab pekerjaan yang kita lakukan dipandang seagai hal yang menyenangkan karena perasaan semangat yng tertanam dalam diri kita maka semua pekerjaan akan menjadi mudah dan ringan. Dalam bekerja kita harus menerapkan rasa tanggung jawab kita terhadap sesama manusia dan terhadap Allah SWT. Karena di dalam agama Islam telah dianjurkan untuk bertanggungjawab karena Allah SWT tidak suka dengan orang yang tidak bertanggungjawa atau lari dari kenyataan. Di dalam bekerja atau belajar kita seharunya mengikutinys dengan niat kepada Allah SWT dengan berniat akan memperlancar pekerjaan kita.
Contoh Etos Kerja
Berikut ini terdapat beberapa contoh etos kerja, terdiri atas: 1. Melakukan pekerjaan dengan niat yang penuh. 2. Tidak iri hati dengan pekerjaan orang lain. 3. Tidak menunda-nunda pekerjaan. 4. Tidak putus asa dalam bekerja 5. Ketika disuruh oleh orangtua maka harus segera dikerjakan. 6. Sebelum bekerja didahului dengan basmalah. 7. Tidak sombong dengan pekerjaannya. Demikianlah pembahasan mengenai Etos Kerja – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri dan Manfaat semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua. Bahan renungan : 10 budaya kerja orang jepang, 7 etos kerja islam, 8 cara menumbuhkan etos kerja, 8 ciri etos kerja, 8 etos kerja, apakah yang mempengaruhi tinggi rendahnya etos kerja seseorang, arti kata etos kerja, artikel tentang etos kerja dalam islam, bagaimana cara memaknai etos kerja dalam islam, cara mengatur waktu menurut islam, cara menumbuhkan etos kerja, ciri ciri etos kerja, ciri ciri pekerja keras dalam islam, ciri-ciri etos kerja rendah, contoh etos kerja, contoh etos kerja dalam islam, contoh etos kerja dalam kehidupan sehari-hari, dalil tentang etos kerja, ebook etos kerja pdf, etika etos kerja, etika islam dalam bekerja, etos kerja adalah brainly, etos kerja dalam islam, etos kerja dalam islam adalah, etos kerja dalam islam pdf, etos kerja dalam islam ppt, etos kerja dalam perspektif hadis, etos kerja guru adalah, etos kerja karyawan, etos kerja orang cina, etos kerja pdf, etos kerja ppt, faktor yang mempengaruhi etos kerja, faktor yang mempengaruhi etos kerja dalam islam, fungsi dan manfaat etos kerja, fungsi etos kerja, fungsi fungsi al quran, fungsi ganda etos kerja, jurnal etos kerja pdf, jurnal tentang etos kerja, karakteristik etos kerja dalam islam, kerja adalah kehormatan artinya, kerja sebagai bentuk keberadaan manusia, macam macam etos kerja, makalah budaya kerja jepang, makalah etos kerja, makalah etos kerja dalam islam, makalah etos kerja dalam islam pdf, makna taat aturan, manfaat etos kerja, pecahan kata amila sering didahului dengan, pengertian agama dan etos kerja, pengertian etos industri, pengertian etos kerja brainly, pengertian etos kerja dalam islam, pengertian etos kerja dalam islam brainly, pengertian mitos kerja, pertanyaan etos kerja, pertanyaan etos kerja dalam islam, pertanyaan tentang sistem ekonomi dan etos kerja dalam islam, petunjuk al quran meningkatkan etos kerja, prinsip etos kerja, prinsip etos kerja dalam islam, prinsip kerja orang indonesia, prinsip prinsip kerja, sebutkan 4 pilar etos kerja, sebutkan bentuk-bentuk etos kerja unggul, sebutkan etos kerja korea selatan, sebutkan unsur unsur etos kerja, semboyan tentang etos kerja, soal essay tentang etos kerja dalam islam, tasawuf dan etos kerja, teologi islam dan etos kerja pdf, tujuan etos kerja islam, tuliskan faktor yang mempengaruhi etos kerja