Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2:

PENGAJARAN BAHASA DAERAH

OLEH :

Muh. Almahendra Jasmin


A1M1 17 047
Nomor Urut 27

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
1. Jumlah vokal bahasa tolaki
Vokal pada bahasa tolaki sama dengan jumlah vokal pada bahasa
indonesia yaitu a, I ,u, e, o. pada bahasa tolaki pun sama yaitu a, I, u, e, o. akan
tetapi dalam huruf vokal yang paling banyak digunakan pada bahasa tolaki adalah
vokal O. vokal rangkap dua yaitu /aa/, /ii/, /uu/, /ee/, /oo/, vokal rangkap tiga yaitu
/aia/, /aue/, /aua/, /eau/, /oua/, /ou/, dan /eua/. Diftong dua vokal yaitu /ai/, /au/,
/ae/, /ao/, /ia/, /ie/, /iu/, /io/, /ua/, /ue/, /uo/, /ui/, /ea/, /ei/, /eu/, /eo/, /oa/, /oi/,
dan /ou/, diftong tiga vokal yaitu /aiu/, /aeo/, /aoa/, /iau/, /uia/, /uai/,/eua/, /oea/,
/oeo/, dan /oiu/.
Jadi secara umum vokal pada bahasa tolaki terdiri dari 5 vokal. Jika
ditambah dengan vokal rangkap dua, rangkap tiga dan diftong dua vokal yaitu 15
vokal.

 Vokal tengah pada bahasa tolaki a, u, e


 Vokal belakang pada bahasa tolaki a, o e
 Vokal tinggi pada bahasa tolaki a, o
 Vokal rendah pada bahasa tolaki I, u, e
 Vokal bulat pada bahasa tolaki o

Berdasarkan tinggi rendahnya posisi Iidah: vokal tinggi : i, u vokal tengah e,


o vokal rendah : a b. Berdasarkan maju mundurnya gerakan Iidah waktu
mengucapkannya: vokal depan : 1, e vokal pusat a vokal belakang : u, o c
Berdasarkan membundar tidaknya bentuk hihir: vokal bundar : u, o vokal tak
bundar : i, e, a Klasifikasi Fonem Vokal Kiasifikasi fonem vokal mi dimaksudkan
untuk memperlihatkan dengan jelas pembagian daerah artikulasi setiap vokal.
Agar lehih jelas, kelima vokal itu di klasitikasikan dalam bagan berikut. BAGAN
1 FONEM VOKAL BAHASA TOLAKI iu e - ;;~ Zo a Keterangan a. Fonem
vokal Iii berkedudukan sebagai fonem vokal depan, tinggi, tak bundar.

 Fonem vokal lel herkedudukan sebagai fonem vokal depan, tengah, tak bulat.
c. Fonem vokal La/ berkedudukan sebagai fonem vokal pusat, rendah, tak bulat. d.
Fonem vokal Lu/ berkedudukan sebagai fonem vokal belakang, tinggi, bulat. e.
Fonem vokal lol berkedudukan sebagai fonem belakang, tengah, bulat Distribusi
Fonem Vokal Berbicara tentang distribusi fonem vokal berarti berbicara tentang
keleluasaan t'onem vokal itu dalam menduduki posisi tertentu dalam sebuah kata.
Sebuah kata dapat menduduki tiga posisi, yakni posisi awal, tengah, dan akhir.
Fonem vokal hahasa Tolaki semuanya dapat menduduki posisi awal, tengah, dan
akhir kata.

Perhatikan Tabel 1 berikut. TABEL 1 DISTRIBUSI FONEM VOKAL


Fonem Vokal Awal Tengah Akhir /a/ /awu/ 'abu' /taba/ 'gemuk' Ihakal akar' /ate/
'hati' /manu/ 'ayam' /gola/ 'gula' lu likal 'ikan' Ikinaa/ 'beras' Imoril 'kelelawar'
/iwoi/ 'air' /bibi/ 'bibir' Iruil 'dun' lvi lulu/ kepala' Ipundil 'pisang' imohewul
'kecil' /ulei 'ulat' Ihulel 'hati' /dahu/ 'anjing' /e/ Ic/il 'Iudah' Iseul 'jarum' /bire/ 'buka'
/epe/ 'jamur' Ibendel 'benteng' Iwosel 'besar' /0/ Iodidi/ 'lidi' Idokil 'tunas' Ikalol
'lingkaran' .

1.1 Gugus dua vokal pada bahasa tolaki


 Iwoi = air
 Ahua = air
 Dadio = banyak
 Hoalu =delapan
 Inae = siapa
 Konuai = kaki seribu
 Kolopua = kaki seribu
 Kinokaa = makanan
 Kadue = rusa
 Laika = rumah
 Ousa = hujan

Dan beberapa deretan dua vokal atau lebih yang tergolong dalam satu suku
kata yang sama.
1.2 Di dalam bahasa tolaki tidak mengenal yang namanya gugus konsonan,
karena pada dasarnya kata dalam bahasa tolaki dibentuk dengan huruf vokal.

a. Gugus dua konsonan : embere (ember), timboka (tempat cuci tangan).


b. Gugus tiga konsonan : monggaa (makan), langgai (laki-laki).

1.4 Bunyi klaster dalam bahasa Indonesia (Ada dalam BD anda? Tuliskan

a. Bunyi klaster dua konsonan : mowindu (ribut), merambi (dekat).


b. Bunyi klaster tiga konsonan : tanggali (pacul), sanggore (kacang).

Konsonan bahasa Indonesia : b c d f g h j k l m n p q r s t v w x y z ny sy kh ng

Konsonan BD saya : b d g h k l m n p r s t w mb nd ngg

a. Konsonan labial [p b m w f v]
1) posio (belalang)
2) beangga (kumbang)
3) morina (bersih)
4) woroko (leher)
5) konsonan labial f dan v tidak ada dalam BD tolaki
b. Konsonan alveolar [t d s z n l r]
1) towua (lebah)
2) dahu (anjing)
3) sawu (sarung)
4) konsonan alveolar z tidak ada dalam BD tolaki
5) naina (tante/bibi)
6) laika (rumah)
7) roroma (gelap)
c. Konsonan palatal [c j ny sy y]
Konsonan palatal c j ny sy y tidak ada dalam BD tolaki
d. Konsonan velar [k g ng x kh]
1) kadera (kursi)
2) garagadi (gergaji)
3) ongawu (kabut)
4) konsonan velar x dan kh tidak ada dalam BD tolaki
e. Konsonan glotal [q h]
1) Konsonan glotal q tidak ada dalam BD tolaki
2) hoalu (delapan)
f. Konsonan hambat bilabial [ p b]
1) puhu (jantung pisang)
2) bite (daun sirih)
g. Konsonan hambat alveolar [t d]
1) towu (tebu)
2) dambu (jambu)
h. Konsonan hambat velar [k g]
1) kaluku (kelapa)
2) gondi (kunci)
i. Konsonan hambat glotal [q]
j. Konsonan bersuara [b d g j l m n q r v w y z ny ng]
1) babu (baju)
2) daka (sisir)
3) gola (gula)
4) konsonan bersuara j tidak ada dalam BD tolaki
5) luerenggedu (tulang ekor)
6) mosilu (kecut)
7) ngisi (gigi)
8) konsonan bersuara q tidak ada dalam BD tolaki
9) ranoa (semangka)
10) konsonan bersuara v tidak ada dalam BD tolaki
11) wembe (kambing)
12) konsonan bersuara y z ny ng tidak ada dalam BD tolaki
k. Konsonan tak bersuara [p f t s c sy k x h]
1) pindara (pintar)
2) konsonan tak bersuara f tidak ada dalam BD tolaki
3) tawaro (sagu)
4) simorere (lipan)
5) konsonan tak bersuara c dan sy tidak ada dalam BD tolaki
6) kiniwia (sore)
7) konsonan tak bersuara x tidak ada dalam BD tolaki
8) hada (monyet)
l. Konsonan nasal [m n ny ng]
1) momaka (nakal)
2) ninggiro (sebentar)
3) konsonan nasal ny dan ng tidak ada dalam BD tolaki
m. Konsonan semivokal [w y]
1) wotiti (bintang)
2) konsonan semivokal y tidak ada dalam BD tolaki

1. Jenis kata
1.1 Gorys Keraf membagi jenis kata menjadi empat jenis yaitu nomina, verba,
adjektif, dan kata tugas. jenis kata dalam bahasa tolaki memiliki jenis kata seperti
yang dikemukakan keraf sebagai berikut :
1. Kata benda (nomina)
 Laika = rumah
 Kadera = kursi
 O’ato = atap
 Ambahi = tikar
 Kasoro = kasur
2. Kata kerja (verba)
 Lako = pergi
 Mbule = pulang
 Melero = berkelahi
 Mowai = membuat
 Moburi = menulis
3. Kata sifat (adjectiva)
 Momahe = cantik
 Meita = tinggi
 Oputu = pendek
 Mohewu = kecil
 Mosa’a = jelek

4. Kata tugas
 Kata tugas ‘i’ yang berarti ‘ke’
 Inaku ngge laki i ainimono = saya akan pergi ke kebunnya
 No pendukaako i osu = ia naik ke gunung

1.2 jenis kata menurut moeliono ada tiga rumpun yakni rumpun nomina, rumpun
verba, dan rumpun partikel. Dalam bahasa tolaki memiliki tiga rumpun yang
disebukan moeliono.
1.) Rumpun nominal
 Opu’u + o’wose = pohon yang besar
 Toono + meambo = orang yang baik
 Horo + molua = lantai yang luas
2.) Rumpun verba
 Lako + ronga i’oma = pergi dengan ibu
 Mebitara + ronga banggona = bicara dengan teman
 Meki’i + ronga o’mata = lihat dengan mata
3.) Rumpun partikel
 Po’alo + poombia = ambillah rokok
 Ponanggee + O’ruo atau O’tolu = simpankan dua atau tiga
 Pepokonda’u + mbupuu = belajarlah bersungguh-sungguh.

1.3 menurut aristoteles ada 10 jenis kata dalam bahasa latin yaitu nomina, verba,
adjektif, numeralia, konjungsi, adverbial, artikel, preposisi, interjeksi,
pronominal.
dalam bahasa tolaki memiliki 10 jenis kata menurut aristoteles:
1) nominal
 laika = rumah
2) Verba
 mebaho = mandi
3) Adjektif
 mesa’une = marah
4) Numeralia
 oaso = satu
 oruo = dua
5) Pronominal
 inaku = saya
 inggoo = kamu
 inggito = kita
6) adverbial
 mberanoto = sangat
7) konjungsi
 ano = dan
 ronga = dengan
8) preposisi
 ari = dari
 i = di/ke
9) artikel
 poalo = ambillah
10) interjeksi
jenis kata interjeksi tidak ada dalam bahasa tolaki.

1.4 Ciri pengenal setiap jenis kata

1.4.1 Ciri jenis nomina


Dari segi morfologis kita dapat memastikan bahwa kata itu berkategori
nomina atau tidak manakala ada kata polimorfemis. Dari segi semantis kita dapat
mengatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang,
benda, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti kasu 'kayu',
laika 'rumah', bokeo 'buaya', adalah nomina. Secara sintaksis nomina mempunyai
ciri tertentu. Tara Bahasa Tolaki dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina
cenderung menduduki fungsi atau pelengkap. Contoh: Hai nobaho mi. 'Adik
dimandikan ibu.'Ama nopooli kona o babu. 'Ayah membelikan saya baju.' Baik
kata hal 'adik', ma 'ibu'yang masing-masing menduduki fiingsi dan pada kalimat
maupun babu 'baju' yang menduduki fungsi pelengkap pada nomina. Nomina
mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel oki 'tidak' dan herpotensi
juga untuk didahului oleh partikel i- 'Si', ronga-, 0-, an 'dan' serta mendahului
sufiks posesit' -ku, -mu dan seterusnya; misalnya, i kolopu 'Si kura-kura', ronga
nggare 'dengan kaki', okasu 'kayu', ari pa/u 'dari dapur', pundinggu 'pisangku' atau
rapumu 'kekasihmu'. Nomina Iazimnya dapat diikuti oleh adjektiva. Dengan
demikian ana 'anak' dan tahi 'laut' adalah nomina dan dapat bergabung menjadi
ana ndonia 'anak muda' dan ta/li molua 'laut yang luas' Bentuk dan Makna Secara
mortologis nomina terdiri atas dua macam, yaitu (1) nomina dasar dan (2) nomina
turunan, haik nomina berafiks, reduplikasi maupun pemajemukan Nomina Dasar
Dalam bahasa Tolaki ada nomina yang terdiri atas kata dasar. Karena sifat
tersebut, nomina seperti itu berbentuk monomorfemik, yakni terdiri atas satu
morfem saja.

1.4.2 Ciri jenis verba

Ciri umum verba bahasa Tolaki adalah sebagai berfungsi utama P. dan
sebagai P verba cenderung didampingi oleh fungsi S yang ditempati oleh jenis
kata lain (biasanya nomina). Jadi, dalam kalimat

(1) Ihiro moiso 'Mereka tidur' dapat ditentukan ihiro 'mereka', bukanlah verba dan
bukan pula P. yang verba dan P adalah moiso 'tidur'. Tentu tidak semua fungsi P
adalah verba sebab, di samping ihiro moiso ada pula

(2) Ihiro banggonano 'Mereka temannya', dan

(3) Ihiro morusu-rusu 'Mereka kurus-kurus', dan di samping itu ada pula kalimat
(4) Ihiro otolu 'Mereka tiga'. Kata-kata bang gonano, morusu-rusu dan otulu yang
menempati P pada kalimatnya masing-masing bukan verba. Uralan di atas
membuktikan bahwa dengan mengidenfikasi kategori verba dengan fungsi saja
tampaknya kurang menyakinkan karena belum menyeluruh sehingga penentuan
keverbaan bahasa Tolaki harus dilihat pula dalam kaitannya sebagai P verba
diikuti atau distribusi oleh kata laa 'sedang'. Jadi, harus
(5) Ihiro la moiso 'Mereka sedang tidur

1.4.3 Ciri adjektif

 Salah sam ciri utama adjektiva adalah bahwa kelas kata itu dapat memiliki
tingkat perbandingan yang menyatakan apakah maujud yang sam 'sama, lebih,
kurang, atau paling" jika dibandingkan dengan maujud lainnya. Dengan demikian,
ada tiga macam tingkat perbandingan, yaitu tingkat (1) ekuatif, (2) komparatif,
dan (3) superlatif Tingkat Perbandingan Ekuatif Tingkat perbandingan ekuatif
ialah tingkat yang menyatakan bahwa dua hat yang dibandingkan itu sama.

2. Bentuk Kata

2.1 Kata dasar dalam bahasa Tolaki

2.1.1 Kata dasar bersuku satu : Ka (Makan)


: Wu (Rambut)
2.1.2 Kata dasar bersuku dua : Se-u (Jahit)
: We-i (beri)
: La-su (lari)
: To-tao (tawa)
: Ba-ho (mandi)
2.1.3 Kata dasar bersuku kata tiga : Tu-lu-ra (bicara)
: pi-ki-ri (pikir)
: su-su-a (nyanyi)
: Ho-ri-a (teriak)
: Mo-he-wu (kecil)
2.1.4 Kata dasar bersuku kata empat : po-ko-nda-u (belajar)
: pa-a-lu-a (bantal)
: sa-lu-a-ro (celana)
: li-pa-ba=te (kain batik)
: pe-a-ni-hi (garam)
2.1.5 Kata dasar bersuku kata lima : Pu-ro-re-m-bu (sayur)
: Tu-mu-tu-n-du (sepanjang)
: Ke-no-ehe-po-ka (semoga)
; Mo-m-ba-ta-ni (pertanian)
: Te-ha-nu-a-ko (peduli)
2.2.1 Kata berawalan dalam bahasa Tolaki :

 Mo+nahu = monahu (memasak)


 Mo+alo = moalo (mengambil)
 Mo+leleu = moleleu (menjenguk)
 Mo+buri = moburi (menulis)
 Mo+basa = mobasa (membaca)

2.2.2 Kata bersisipan dalam bahasa Tolaki

 Lako+i+to sisipan dalam bahasa Tolaki tidak mempunyai arti, sisipan i


akan mempunyai makna ketika telah bergabung dengan bentuk dasar.
Bentuk jadian setelah penggabungan adalah lakoito yang artinya dia sudah
pergi.
 Lako+no=to dalam bahasa Tolaki sisipan no tidak mempunyai arti karena
belum bergabung dengan bentuk dasar imbuhan tersebut tersebut akan
mempunyai makna jika telah bergabung dengan bentuk dasar. Bentuk
jadian setelah penggabungan adalah lakonoto yang artinya selanjutnya.

2.2.3 Kata akhiran dalam bahasa Tolaki

 No+Loso+i akhiran i dalam bahasa Tolaki tidak mempunyai arti, akhiran


i akan mempunyai makna ketika telah bergabung dengan kata dasar.
Bentuk jadian setelah penggabungan adalah nolosoi yang artinya dia
tembusi.
 No+opu’i+to akhiran to dalam bahasa Tolaki tidak mempunyai arti,
akhiran to akan mempunyai makna ketika bergabung dengan bentuk dasar.
Bentuk jadian setelah penggabungan adalah noopuito yang artinya dia
sudah habisi.
 Pe+wangu+no akhiran no dalam bahasa Tolaki tidak mempunyai arti,
akhiran to akan mempunyai makna ketika bergabung dengan bentuk dasar.
Bentuk jadian setelah penggabungan adalah Pewanguno yang artinya
ketika dia bangun.

2.3.1 Kata ulang seluruhnya dalam bahasa Tolaki

 Tolu-tolu (tiga-tiga)
 Aso-aso (satu-satu)
 Lako-lako (jalan-jalan)

2.3.2 Kata ulang sebagian dalam bahasa Tolaki

 Monahu-nahu (memasak)
 Mepae-pae (main-main)
 Mesuko-suko (bertanya)
 Mebaho-baho (mandi-mandi)
 Mekula-kula (sarapan)

2.3.3 Kata ulang suku kata dalam bahasa Tolaki

 Keketai (gigit)
 Leleu’i (jenguk)
 Wewe’i (ikat)
2.3.4 Kata ulang variasi bunyi dalam bahasa Tolaki

Kata ulang variasi tidak ada dalam bahasa Tolaki

2.4.1 Kata majemuk koordinatif dalam bahasa Tolaki

 Owose-mohewu (besar-kecil)
 Lako-mbule (pergi-pulang)
 Motu’o-tonia (tua-muda)
2.4.2 Kata majemuk subordinatif dalam bahasa Tolaki
Kata majemuk subordinatif tidak ada dalam bahasa Tolaki

Anda mungkin juga menyukai