KELAS X-DPIB 1
ANGGOTA KELOMPOK
1. SEKAR DESTIANINGRUM
2. GALUH LUTVIA
3. PUTRI ROSALIA
https://www.games.co.id/permainan_/wormszone#walkthrough
AWALAN
Dalam beberapa tahun terakhir, homeschooling telah menjadi
semakin populer sebagai alternatif untuk sekolah tradisional.
Pendidikan yang layak tidak akan pernah dicapai oleh anak-anak karena
gangguan studi mereka setiap kali keluarga harus pindah. Akibatnya,
keluarga dapat mempertimbangkan homeschooling sebagai alternatif yang
bagus.
Sebagai ibu dan guru pada saat yang sama, adalah tanggung jawab anda
dan peran yang harus diperhatikan dalam pro dan kontra untuk dapat
membuat penilaian baik terutama dengan pendidikan anak-anak.
Pro Homeschooling - Berikut adalah beberapa kelebihan dari
homeschooling:
Anak-anak anda akan belajar apa yang ingin mereka pelajari. Anda
memiliki kendali atas informasi dan informasi atas pelajaran anak-
anak anda yang akan mendapatkan pelajaran. Tidak seperti sekolah
biasa, anda akan berada disana untuk memantau apa yang anak-anak
anda akan pelajari. Anda memiliki kebebasan untuk memilih kurikulum
homeschooling apa yang ingin anda gunakan untuk anak-anak anda.
Tidak ada lagi makanan dari kafetaria. Dengan dapur anda sendiri
menghidangkan makanan seperti kafetaria sekolah, anak-anak akan
memiliki akses terhadap makanan sehat dan lebih memuaskan.
Mereka tidak lagi harus jenuh menelan daging olahan dan
mengkonsumsi makanan tidak sehat dari kafetaria sekolah. Sekarang,
anda dapat menghidangkan makanan yang mereka inginkan kepada
anak-anak anda, mewah jika dibandingkan dengan sekolah tradisional.
Pikirkan hal ini sebagai insentif lain mengapa anda harus
mempertimbangkan homeschooling.
Tidak ada lagi tekananan untuk anak-anak anda. Dengan tidak adanya
ujian yang menegangkan, anak-anak anda tidak akan merasa tertekan
atau terpaksa untuk menyelesaikan. Karena anak-anak anda tahu
anda menerima keterbatasan dan kekuatan mereka, mereka dapat
merasa lebih percaya diri dan tentang diri mereka sendiri dan
mengembangkan kepribadian yang lebih baik lagi. Mereka akhirnya
akan belajar cara menetapkan tujuan mereka sendiri dan sistematis
dalam menghadapi tekanan.
MATERI 1
Dampak Positif
Beliau ikhlas melepas anaknya merantau ke pulau Jawa di usia remaja untuk
mencari jati diri.
3. Thomas A. Edison
Jika Edison masih hidup hingga hari ini, dia mungkin akan dipanggil anak
autis. Dia keluar dari sekolah setelah bertahan selama 3 bulan sebab
pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh pihak
sekolah.Jadi, dia putuskan untuk mengungkap sendiri rasa ingin tahunya.
Edison begitu mencintai sang ibu yang telah mendidiknya dengan penuh
kesabaran.
Ia pernah berujar;
“Ibuku yang telah menjadikanku seperti ini. Dia begitu yakin padaku dan itu
membuatku merasa memiliki kekuatan untuk menjalani sesuatu, seseorang
yang tidak boleh aku kecewakan.”
4. Woodrow Wilson
Presiden AS ke-28 dan penerima nobel perdamaian pada 1919. Tokoh dunia
yang homeschooling ini tidak bisa membaca hingga usia 12 tahun. Akhirnya,
dia belajar dari sang ayah, salah seorang pendiri Gereja Presbyterian
Selatan. Dan, mengambil kelas khusus di sebuah sekolah di Augusta,
Georgia untuk melengkapi pengetahuan yang didapat dari sang ayah.
5. Mozart
6. Kolonel Sanders
7. Walt Disney
9. Ki Hadjar Dewantara
Salah satu pahlawan nasional Indonesia ini juga tidak termasuk tokoh dunia
yang homeschooling.
Tapi, nilai-nilai pendidikan yang beliau tebar banyak menjadi dasar dari
proses homeschooling.
Kodrat inilah yang perlu dijadikan tolak ukur orangtua dalam mendidik dan
mengajar anak. Bukan menjadikan kurikulum atau nilai akademis sebagai
standar keberhasilan.
Setelah rasa ingin tahunya terpantik, peran kita berubah menjadi fasilitator
yang membantu mereka menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Jawaban, biar dicari tahu sendiri oleh anak. Keputusan, biarkan anak belajar
membuatnya.
Dengan cara ini, pengetahuan atau informasi yang kita sampaikan jadi lebih
mudah diterima. Seperti kata Confusius,
Di sekolah kita mengenal ulangan, tes semesteran dan ujian nasional. 3 hal
tersebut adalah cara sekolah menilai kompetensi siswanya.
Melainkan, seberapa puas anak dengan pencapaian belajarnya. Hal ini bisa
kita laakukan dengan cara;
MATERI 4
Kelebihan Homeschooling perlu Anda ketahui agar semakin yakin dengan
pilihan tersebut. Tapi, Anda juga perlu mengetahui resikonya agar tidak
kaget saat menjalankannya.
Apa yang dibutuhkan anak-anak bukan kurikulum baru dan lebih baik.
Melainkan akses ke lebih banyak dunia nyata.
Ungkapan John Holt, seorang pendidik dan penulis Amerika ini begitu
menggambarkan ide homeschooling.Kurikulum baru yang disesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan zaman memang baik.
Kelebihan Homeschooling
10. Sosialisasi lintas usia sebab tak hanya bergaul dengan teman
sebaya. Banyak pendapat tentang homeschooling bahwa anak akan
sulit bersosialisasi. Itu kurang tepat. Karena faktanya, anak-anak
justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi lintas usia.
Resiko Homeschooling
MATERI 5
Dengan mengetahui perbedaan homeschooling dan sekolah formal,
Anda bisa menyimpulkan pendidikan mana yang lebih efektif untuk anak-
anak Anda.
1. Jalur Pendidikan
2. Fleksibilitas
3. Biaya Pendidikan
4. Pendidikan Terkustomisasi
Perbedaan homeschooling dan sekolah formal yang ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi banyak orangtua di Indonesia.
5. Penerapan Ilmu
Hal ini memungkinkan mereka lebih cepat menyerap ilmu dan lebih mudah
beradaptasi dengan masyarakat sebab langsung mempraktikkan teori.
6. Peranan Orangtua
7. Fasilitas Belajar
8. Kurikulum
9. Gaya Belajar
Kita bisa menyusun ide kegiatan murah, mudah, tapi tetap efektif dan
menyenangkan bagi anak.
Tapi, pada kenyataannya homeschooling lebih adil dan ramah bagi anak.
Karena tujuan pendidikan sejatinya adalah untuk meningkatkan kemampuan
personal dan sosial manusia.
Agar di masa depan mereka menjadi cermat melihat peluang, kritis
menemukan masalah dan mau turun tangan menyelesaikan masalah di
lingkungan sekitarnya.
Tapi lupa menunjukkan pada anak akan potensi luar biasa yang Tuhan
titipkan dalam diri mereka.
Kita lupa mengatakan pada anak bahwa mereka adalah manusia pilihan
Tuhan yang dihadirkan di bumi sebagai solusi atas masalah yang ada di
sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Saat si kecil menginjak usia tujuh tahun, sebuah keputusan penting terkait
pendidikan anakpun harus dibuat oleh orangtua.
Dan segudang pertanyaan lainnya. Yang jadi bahan pertimbangan orang tua
biasanya tak akan jauh-jauh dari tiga hal: biaya, kualitas pendidikan, dan
jarak.
Sekolah formal jadi pilihan favorit orang tua untuk menyekolahkan anak-
anaknya. Namun tak sedikit juga orangtua yang menyekolahkan anaknya
dengan menempuh cara homeschooling, lho.
Mari kita mulai dari persamaan yang dimiliki oleh dua sekolah ini.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk perbedaan, hal ini terlihat jelas dari sistem yang
ditempuh. Untuk sekolah formal, Anda semua pasti sudah cukup paham
mengenai aturan mainnya. Semua murid tanpa terkecuali harus datang
bersekolah setiap hari, dari Senin hingga Jumat.
Murid tersebut akan dibagi perkelas untuk menerima materi yang diajarkan
oleh guru mata pelajaran terkait. Semua anak diperlakukan sama, tanpa
terkecuali.
Jika sekolah formal memiliki kurikulum yang telah diatur oleh pihak sekolah,
berbeda dengan homeshcooling yang diatur oleh orangtua murid. Namun,
orang tua tetap akan mendapatkannya dari Dinas Pendidikan agar
kualitasnya tetap setara.
Intinya, dalam homeschooling semua kembali pada minat dan gaya belajar
anak. Ada anak yang senang dan mudah belajar dengan visual, ada yang
lewat pendengaran, ada juga lewat cara kinestetik atau gerakan.