Anda di halaman 1dari 3

Home Schooling Sebagai Pendidikan Alternatif

Fenomena homeschooling beberapa tahun belakang ini kian mengeliat menjadi dan tren di
kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan orang-orang kota. Dan tidak sedikit
dari orang tua yang lebih memilih untuk mendidik anaknya di homeschooling di banding
sekolah reguler. Lalu sebenarnya apa yang di maksud dengan homeschooling itu? Apa
kelebihan dan kekurangan bagi peserta didiknya? Berikut ini adalah sedikit paparan singkat
megenai hal tersebut.

Pengertian Homeschooling

Homeschooling kadang disebut pula dengan istilah home education atau home-based
learning. Secara resmi Depdiknas menggunakan istilah “sekolah rumah” atau “sekolah
mandiri”. Homeschooling merupakan model pendidikan alternatif selain sekolah yang
diselenggarakan oleh keluarga, yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi
diri mereka masing-masing. Homeschooling ini sendiri pertama berkembang di Amrika
Serikat dan beberapa negara di Eropa. Baru kemudian menjadi tren di Indonesia tahun-tahun
belakangan ini. Namun sebenarnya kalau kita melihat sejarah pada masa Nabi Muhammad
saw, metode homeschooling ini telah ada. Bagaimana Nabi saw dan para sahabat-sahabatnya
mendidik keluarga mereka sendiri. Setelah para sahabat mendapatkan ilmu dari dari Nabi
saw, kemudian mereka menyampaikannya kepada istri dan anak-anak mereka. Oleh karena
itu tidak heran kalau beliau pernah bersabda yang intinya, bahwa tidaklah seorang anak itu
lahir ke dunia kecuali dalam keadaan fitrah (beragama Islam), tapi bagaimana kemudian ia
menjadi orang Nasrani, Yahhudi, ataupun yang lainnya adalah karena kedua orang tuannya.
Di sini jelas orang tua memegang perang yang amat vital dalam mengajar dan mendidik
anak-anaknya.

Sebagai informasi, Ki Hajar Dewantara, Buya Hamka dan KH Agus Salim, Albert Einstein,
Alexander Graham Bell, Agatha Christie, Thomas A. Edison, George Bernard Shaw,
Woodrow Wilson, Mark Twain, Charlie Chaplin, Charles Dickens, Winston Churchill,bahkan
Christopher Paolini adalah tokoh-tokoh besar yang lahir dari homes chooling.

Metode Homeschooling

Metode homeschooling ada tiga jenis. Pertama, homeschooling tunggal, kemudian


homeschooling majemuk yang terdiri dari dua keluarga, dan yang terakhir homeschooling
komunitas.
1. Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh orang tua dalam
suatu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung
sebagai guru menangani proses belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan secara
privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang
disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan
program homeschooling, contonya adalah lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto. Lembaga ini
mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan berbagai jenis profesi
pendidikan.
2. Homeschooling majemuk adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih
keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua
masing-masing.
3. Sementara homeschooling komunitas adalah gabungan beberapa homeschooling majemuk
yang menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, seni dan bahasa),
sarana/prasarana dan jadwal pembelelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan
kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial
melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.

Legalitas Homeschooling

Dasar penyelenggaraan homeschooling di antaranya adalah UU No. 20 Th. 2003 tentang


Sisdiknas, terutama pasal 27 yang berbunyi: (1) Kegiatan pendidikan informal yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (2) Hasil
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Penyetaraan Homeschooling

Kegiatan homeschooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat agar peserta


homeschooling mendapat ijazah resmi dari pemerintah. Untuk ijazah SD adalah Paket A,
SMP Paket B, dan SMA Paket C. Sistem ujiannya adalah melalui ujian nasional kesetaraan.

Jika di sekolah formal ada BOS, di homeschooling ada BOP (Bantuan Operasional
Pendidikan), yakni: untuk Paket A bantuan warga belajar sebesar Rp. 238rb+Rp. 74rb
(modul/bahan ajar); Paket B Rp. 260rb+Rp.80rb; dan Paket C Rp. 285rb+84rb.

Keunggulan Homeschooling

Metode pembelajaran tematik dan konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin
keunggulan homeschooling. Homeschooling memberi banyak keleluasaan bagi anak didik
untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang
terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa homeschooling diberi kesempatan untuk terjun
langsung mempelajari materi yang disediakan, jadi tidak melulu membahas teori. Mereka
juga diajak mengevaluasi secara langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi
siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai ketertarikan
mereka.Beberapa keunggulan lain homeschooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena
sistem ini menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana
belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel. Juga memberikan
kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat,
menghindari penyakit sosial yang dianggap orang tua dapat terjadi di sekolah seperti tawuran,
kenakalan remaja (bullying), narkoba dan pelecehan. Selain itu sistem ini juga memberikan
keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama seperti pertanian,
seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual,
tematik, dan nonscholastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu.
Homeschooling juga memberikan metode pembelajaran yang lebih bebas, dimana anak didik
tidak harus bersekolah dan jauh dari orangtuanya, serta bebas menggunakan sarana
pembelajaran sendiri. Yang terpenting dalam adalah penanaman sikap mental belajar
sehingga anak didik bisa belajar dengan cara mereka sendiri serta belajar dari siapa saja dan
apa saja. Anak didik bisa belajar membuat rumah kepada tukang bangunan, belajar mengolah
sawah kepada petani, belajar memerah susu kepada peternak sapi, belajar berjualan kepada
pedagang, tanpa harus terikat tempat dan waktu.
Jumlah peserta didik yang terbatas membuat tutor bisa langsung fokus pada potensi masing-
masing peserta didik. Sebagai contoh, jika anak didik bercita-cita jadi penyanyi atau artis, dan
merasa tidak perlu mempelajari Kimia atau Fisika, di homeschooling anak didik dibebaskan
tidak mengambil pelajaran tersebut, karena peserta homeschooling diarahkan mengambil
bidang studi sesuai dengan bakat dan potensi mereka.

Kekurangan Homeschooling

Keunggulan dan kekurangan adalam dua hal yang tidak bisa dipisahkan, di mana sesuatu ada
keunggulan, pasti ada juga kekurangannya, begitu juga dengan homeschooling, beberapa
kekurangan harus siap dihadapi oleh anak didik yang memilih homeschooling sebagai
alternatif pendidikan. Diantaranya kekurangan yang tidak bisa kita pungkiri adalah
kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan
pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan lainnya anak didik
bisa terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang siap
nantinya menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.
Kurangnya interaksi juga membuat anak didik kehilangan kesempatan untuk bergabung
dalam salah satu tim olah raga, dan organisasi siswa pada umumnya seperti OSIS, PMR,
IRM, PASKIBRA, pramuka, tim basket, tim sepak bola dan sebagainya seperti halnya yang
terdapat disekolah umum. Pastinya kamu jadi tidak bisa merasakan indah dan serunya masa-
masa SMU

Kekurangan lain adalah tidak ada kompetisi atau bersaing. Sehingga ada kemungkinan anak
didik tidak bisa membandingkan sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain
seusianya. Selain itu anak didik belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri,
apalagi jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.Faktor tingginya
biaya homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena dipastikan biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar dibanding jika kita
mengikuti pendidikan formal disekolah umum.

So, bagi yang tertarik dengan sistem pendidikan homeschooling, dan memutuskan untuk
melakukan homeschooling pastikan anda memperoleh informasi yang cukup serta kesiapan
mental untuk menjalani metode homeschooling tersebut. Yang terpenting, apapun yang anda
pilih, anda harus menjalaninya dengan sepenuh hati, karena hanya dengan itulah prestasi
terbaik akan anda raih.

Sumber : http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/07/home-schooling-sebagai-
pendidikan_11.html

Anda mungkin juga menyukai