Anda di halaman 1dari 7

Penebangan liar

Homeschooling sudah digunakan sejak tahun 2007 sebagai alternatif kegiatan


pembelajaran di Indonesia, terutama untuk anak dengan kebutuhan khusus atau tidak
memiliki waktu seperti siswa pada umumnya. Contohnya untuk anak yang ingin
mengejar cita-citanya dalam bidang di luar akademis seperti atlet atau artis, sering
mengambil opsi belajar secara homeschooling. Dunia pendidikan di Indonesia saat ini
mulai diramaikan dengan sistem pembelajaran homeschooling, terlebih sejak pandemi
covid-19 dimana anak-anak diwajibkan mengikuti sistem PJJ (Pendidikan Jarak Jauh).
Hal ini dikarenakan pembelajaran sekolah secara PJJ dengan sistem daring dirasakan
kurang efektif, karena memang kondisi darurat yang mengharuskan murid belajar di
rumah belum pernah terjadi sebelumnya.
Setiap orang tua ingin yang terbaik bagi pertumbuhan anaknya masing-masing,
mendapatkan pendidikan bermutu, nilai-nilai iman dan moral yang tertanam baik, dan
suasana belajar anak yang menyenangkan. Namun, sebagian orang tua murid tidak
mendapatkan ini di sekolah umum. Oleh karena itu muncullah istilah ide homeschooling
(sekolah rumah), “home education” (pendidikan rumah), “private education” (pendidikan
swasta), “private schools” (sekolah swasta), atau home based learning (pembelajaran
berbasis rumah). Ide ini pertama kali diluncurkan oleh John Holt pada tahun 1970-an
karena menurutnya sistem pembelajaran ini sangat diperlukan oleh anak, karena
hakikat pembelajaran ini terpusat pada anak. Baginya pendidikan tanpa sekolah pada
dasarnya merupakan masalah sikap dan pendekatan. Istilah homeschooling menjadi
pembicaraan banyak orang dengan adanya deschooling society atau yang kita kenal
dengan istilah masyarakat tanpa sekolah. Istilah ini merupakan sebuah wacana
pendidikan yang menginginkan normalisasi sistem pendidikan dengan tokoh
legendarisnya yaitu Ivan Illich. Namun perkembangan murid cukup dari tumbuh berada
disekeliling orang-orang yang mempunyai keterampilan dan nilai-nilai yang patut
dijadikan contoh, seperti orang tua. Murid juga dapat bersaing dengan
kawan-kawannya untuk mempersiapkan mental juangnya. Dengan homeschooling
murid meningkatkan kreativitasnya karena mereka menggali lebih dalam tentang suatu
hal atau peristiwa.
Perumusan masalah:
Homeschooling telah muncul sebagai alternatif sistem pembelajaran yang
menarik perhatian banyak orang. Namun, beberapa masalah mungkin timbul seiring
dengan adopsi model ini. Salah satunya adalah kurangnya sosialisasi dengan rekan
sebaya, yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak-anak. Selain itu,
tantangan dalam memenuhi kurikulum yang sesuai dengan standar pendidikan
seringkali menjadi perhatian, mengingat orang tua sebagai pengajar mungkin memiliki
keterbatasan dalam pengetahuan atau keterampilan tertentu. Dalam konteks ini,
penting untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan homeschooling secara
menyeluruh demi memastikan keseimbangan antara kebebasan belajar dan
pemenuhan kebutuhan pendidikan yang holistik bagi anak-anak.

Tujuan Homeschooling
Tujuan homeschooling adalah:
- Menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang bermutu bagi
peserta didik yang berasal dari keluarga yang menentukan pendidikan anaknya melalui
homeschooling.
- Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan
secara fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupannya

Kerangka teoritis:
Homeschooling, sebagai alternatif sistem pembelajaran,menempatkan keluarga
sebagai pusat pendidikan. Dalam kerangka ini, orang tua atau tutor mengambil peran
utama sebagai pendidik, menyediakan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan minat anak. Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas dalam pembelajaran,
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi topik dengan lebih mendalam atau
mengikuti jalur belajar yang lebih personal. Dengan demikian, homeschooling
memungkinkan pengalaman pendidikan yang terindividualisasi, memungkinkan siswa
untuk berkembang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri. Selain
itu, interaksi yang intens antara orang tua dan anak sering kali memperkuat ikatan
keluarga dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Metodologi penelitian:
homeschooling sebagai alternatif sistem pembelajaran melibatkan pengumpulan data
melalui berbagai sumber, seperti studi literatur, observasi langsung, dan wawancara
dengan orang tua dan anak yang terlibat dalam homeschooling. Penelitian ini akan
menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami pengalaman dan persepsi
peserta terhadap homeschooling, serta dampaknya terhadap perkembangan akademik,
sosial, dan emosional anak. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan teknik
tematik untuk mengidentifikasi pola, tren, dan tema utama dalam pengalaman
homeschooling. Metodologi ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang
efektivitas dan keefektifan homeschooling sebagai alternatif sistem pembelajaran.

Pembahasan hasil penelitian:


Salah satunya adalah efektivitas homeschooling dalam mencapai tujuan pembelajaran,
seperti hasil akademik siswa dan perkembangan mereka secara keseluruhan.
Penelitian juga bisa mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
homeschooling, seperti kualifikasi orang tua sebagai pengajar, dukungan sosial, dan
metode pembelajaran yang digunakan.

Selain itu, penting untuk menganalisis aspek sosial dan emosional siswa yang
mengikuti homeschooling. Bagaimana homeschooling mempengaruhi interaksi sosial,
kemandirian, dan kesiapan mereka untuk menghadapi kehidupan di luar lingkungan
rumah perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Pembahasan juga dapat mempertimbangkan perspektif orang tua yang memilih


homeschooling sebagai alternatif pendidikan bagi anak-anak mereka. Apa alasan di
balik keputusan mereka, sejauh mana ekspektasi terpenuhi, serta tantangan dan
keberhasilan yang mereka temui dalam proses homeschooling.
Penelitian juga harus memperhitungkan perbandingan antara homeschooling dengan
sistem pendidikan formal lainnya, seperti sekolah umum atau sekolah swasta. Apa
kelebihan dan kekurangannya, serta implikasi bagi perkembangan pendidikan secara
keseluruhan.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek ini, pembahasan hasil penelitian tentang


homeschooling sebagai alternatif sistem pembelajaran dapat memberikan wawasan
yang komprehensif dan mendalam tentang efektivitas, kelebihan, serta tantangan yang
terkait dengan pendekatan pendidikan ini.

Peluang dan Tantangan homeschooling


Homeschooling menjadi sebuah pendidikan alternatif bagi sebagian orang
yang memiliki kendala dalam sekolah konvensional. Ada beberapa peluang atau
kelebihan homeschooling sehingga dapat menjadi pilihan dalam penyelenggaraan
pendidikan, antara lain:
1) Proses belajar mengajar akan dapat menciptakan suasana lebih
menyenangkan serta lebih kreatif dan mandiri.
2) Fleksibel, pelaksanaannya dapat di manapun.
3) Materi pembelajaran yang dikaji lebih aplikatif dalam kehidupan nyata
sehingga memberikan bekal yang lebih berkualitas bagi kesuksesan
anak di kehidupan bermasyarakat.
4) Menjadikan anak mandiri. Fungsi guru atau tutor hanya sebagai
pendamping ketika anak mengalami kesulitan.
5) Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya
dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati
nilai-nilai tertentu tanpa merasa takut mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
6) Dapat memaksimalkan potensi anak secara dini tanpa harus mengikuti
standar waktu yang biasa diterapkan di sekolah umum, misalnya yang berprofesi
sebagai atlet atau artis.
Di balik peluang-peluang tersebut, homeschooling juga memiliki beberapa tantangan
atau kelemahan antara lain:
1) Anak yang belajar di homeschooling kurang berinteraksi dengan teman
sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk
belajar hidup di masyarakat.
2) Homeschooling dapat mengisolasi peserta didik dari kenyataan kenyataan
yang kurang menyenangkan di masa depan sehingga dapat berpengaruh pada
perkembangan individu.
3) Tidak melatih semangat berkompetisi.
4) Pergaulan terbatas.
5) Team-work lemah karena terbiasa belajar sendiri, sangat besar
kemungkinan untuk membuat anak tidak terbiasa bekerja sama, tidak
dapat bekerja secara team-work.

Berdasarkan data di atas, homeschooling dapat menjadi peluang bagi


anak-anak yang tidak berhasil dalam sekolah konvensional karena memiliki bermacam
keuntungan. Namun hal ini kembali lagi pada diri anak masing-masing apakah mereka
menggunakan kesempatan ini secara maksimal atau tidak. Setiap hal yang kita lakukan
juga memiliki tantangan masing-masing dan dalam menghadapi tantangan bukan
dengan cara tertentu tetapi dengan respond diri kita masing-masing karena setiap
orang berbeda.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai ‘Homeschooling Sebagai Alternatif
Pembelajaran Di Bandung’, dapat disimpulkan bahwa efektivitas sistem pembelajaran
homeschooling bergantung pada kebutuhan dan karakter dari masing-masing anak.
Anak- anak yang mengutamakan untuk menggapai cita-cita di luar bidang akademis
atau memiliki kondisi khusus yang tidak memungkinkan untuk mengikuti sekolah
konvensional, dapat memilih homeschooling sebagai alternatif pendidikan yang tepat.
Melalui pembelajaran homeschooling, anak-anak akan tetap mendapatkan pendidikan
yang sesuai dan setara seperti sekolah pada umumnya. Terdapat school work balance,
dimana anak-anak dapat mempunyai waktu untuk mengeksplor hal-hal yang disukainya
ataupun mengasah bakat yang terpendam. Anak-anak juga cenderung lebih merasakan
kasih sayang dan perhatian dari orang-orang terdekatnya. Homeschooling memberi
kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan secara individualis dan
mengembangkan mentalitas yang sesuai dengan nilai-nilai moral keluarga. Selain itu
juga tentunya akan mempersiapkan dan menguatkan dasar anak-anak untuk menjadi
lebih matang. Penelitian ini juga sesuai antara hipotesis dengan data yang diperoleh di
bab III. Hipotesis penulis adalah sistem pembelajaran homeschooling bisa menjadi
alternatif yang cukup efektif untuk beberapa keluarga.

Saran
Setelah meninjau dan memperhatikan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
homeschooling dapat menjadi alternatif pembelajaran bagi anak-anak tertentu, berikut
ini penulis menyampaikan saran yang dapat diterapkan antara lain:
a. Kepada orang tua
Sebaiknya orang tua tahu alasan utama mengapa memilih sistem
pembelajaran homeschooling. Orang tua juga harus melakukan penelitian mengenai
pilihan kurikulum homeschooling agar mengenal pilihan yang terbaik dan sesuai untuk
anaknya. Memperhatikan hal-hal penting yang harus dipersiapkan yang berbeda
dengan sekolah konvensional. Bertemu dan konsultasi kepada pemilik sekolah
homeschooling atau bertanya kepada orang tua lain yang sudah berpengalaman.
Sumber:
https://www.brainacademy.id/blog/homeschooling-sebagai-alternatif-pendidikan-untuk-anak-sela
ma-pandemi

https://kreativahomeschool.com/tanya-jawab/#:~:text=Apakah%20kualitas%20siswa%20homes
chooling%20bisa,SMA%20IPS%208%20mata%20pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai