Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN ALTERNATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu: Hendra Dedi Kriswanto, S.pd., M.pd.

Oleh:

No Va Na Risky Handayani   ( 3201418048 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belakangan ini, lembaga pendidikan formal mendapat kritikan mengenai kualitas dan
kuantitas siswa dalam memahami ilmu pengetahuan dan perkembangan minat dan bakat
siswa. Biasanya pendidikan formal akan menuntut siswanya agar mampu dalam setiap
mata pelajaran yang telah diajarkan oleh guru mereka, sehingga mereka merasa tertekan
dan tak mampu memilih pelajaran mana yang mereka sukai dengan yang tidak mereka
sukai. Hal demikian justru akan membunuh minat dan bakat siswa yang seharusnya
dikembangkan.

Oleh karenanya pemerintah mendirikan sebuah wadah berlatarbelakang pendidikan,


yang sering di sebut sebagai pendidikan alternatif. Pada dasarnya pendidikan alternatif
sama dengan pendidikan biasa. Hanya saja di dalam pendidikan alternatif ini kita di
berikan kebebasan penuh untuk memilih apa yang akan kita pelajari dan apa yang tidak
akan kita pelajari. Dan kitapun bebas mengembangkan minat dan bakat serta mengasah
kemampuan kita.

B. Perumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1). Apa yanag dimaksud dengan pendidikan alternatif ?
2). Bagaimana sistem pendidikan alternatif ?
3). Apa saja jenis-jenis pendidikan alternatif ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1). Mengetahui pengertian tentang pendidikan alternatif
2). Mengetahui sistem pendidikan alternatif
3). Mengetahui jenis-jenis pendidikan alternatif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pnedidikan Alternatif


Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susunan belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif menegmbangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian pendidikan alternatif adalah meliputi sejumlah besar cara pemberdayaan
peserta didik yang dilakukan berbeda dengan cara yang konvensional. Meskipun caranya
berbeda, namun semua pola pendidikan alternatif memiliki tiga kesamaan, yaitu 1).
Pendekatan bersifat individual, 2). Memberikan perhatian lebih kepada peserta didik, orang
tua dan para pendidik, 3). Dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lingkungan.

Pemikiran tentang pendidikan alternatif bermula dari kritik-kritik Rowo Mangun terhadap
bentuk pendidikan yang sejak berlakunya kurikulum 1974, berkembang hingga kurikulum
1994. Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan
mencari materi dan metode dedaktik baru sampai kurikulum baru. Menurut Nunuk Murniati,
pendidikan seharusnya bersifat kontekstual, harus disesuaikan dengan lingkungan.

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan pendidikan alternatif meliputi sejumlah


pertimbangan, yaitu: pertama, pertimbangan analogis dengan sejumlah postulat, 1) bahwa
manusia dilahirkan berbeda-beda, 2) manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan
mengembangkan diri, 3) manusia berkembang sesuai potensi genetiknya dan lingkungan yang
mempengaruhinya, 4) manusia memiliki keluwesan dan kemampuan untuk mengubah dan
membentuk kepribadiannya. Dengan serangkaian postulat tersebut maka pendidikan alternatif
adalah memberikan kemungkiann pendidikan yang sesuai dengan perbedaan kemampaun dan
kondisi manusa yang bersangkutan. kedua, pertimbangan epistemologis, pendidikan alternatif
atau bagaiman pendidikandapat diselenggarakan, dalam hal ini dapat ditelusuri jauh
kebelakang, bahwa oarang tua dulu memberikan pendidikan langsung kepada anak-anaknya
dengan nyata. Ketiga, pertimbangan aksiologis atauazaz kebermanfaatan pendidikan
alternatif, pertama-tama diajukan kepada peeserta didik yaitu agar merak dapat dimungkinkan
mengikuti pendidikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

B. Sistem Pendidikan Alternatif atau Homeschooling

Tidak ada definisi tunggal mengenai homeschooling, karena model pendidikan yang
dikembangkan dalam homeschooling sangat beragam. Sehingga yang perlu diingat adalah
jangan sampai mengartikan kegiatan homeschooling sebagai kegiatan belajar yang hanya
dilakukan dirumah,sebaliknya justru belajar tanpa batas.

Menurut A. Abe Saputra, homeschooling adalah alternatif pendidikan lain dari


organisasi sekolah. Anak belajar dibawah pengawsan orang tua, yang akan menentukan isi
atau materi pelajaran mereka. Jadi dapat disimpulkan homeschooling adalah proses layanan
pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah, yang dilakukan orang tua sebagai
penanggung jawab utama atau tutor dalam suasana yang kondusif dan waktunya disesuaikan
dengan materi dengan tujuan untuk mengembangkan potensi anak secara maksimal.

Saat ini masyarakat mulai banyak meminati homeschooling sebagai sarana


pengembangan pendidikan bagi anak-anaknya. Homeschooling atau sekolah rumah
merupakan sistem pendidikan yang dilakukan di rumah dan merupakan sebuah sekolah
alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan pendidikan secara
at home.

Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan alternatif untuk anak selain disekolah.
Dimana saat ini mulai berkembang di Indonesia, dan keberadaannya sah dan dijamin undang-
undang. Homeschooling mulai menjadi pilihan masyarakat sebgai alternatif metode
pendidikan karena beberapa hal, misalnya karena adanya keinginan masyarakat untuk lebih
fleksible dalam mendidik anak, menyediakan sistem pendidikan yang lebih ramah terhadap
perkembangan anak, menjawab kebutuhan bakat minat anak, maupun menjamin bahwa proses
belajar mengajar anak bisa terlaksana secara maksimal.

Hal ini terjadi karena adanya keinginan para orangtua untuk memberikan pendidikan
terhadap anak yang lebih sesuai dengan bakat dan minat anak, maupun karena disebabkan
adanya kondisi disistem pendidikan konvensional yang tidak bisa memuaskan kehendak
orangtua untuk mendidik anaknya, misalnya terjadi kasus kekerasan terhadap anak, meupun
sistem pendidikan masal yang mengakibatkan potensi anak kurang tergali secara maksimal.

Homeschooling merupakan pendidikan yang memiliki konsep pendidikan yang


fleksible, tidak terjerat aturan, target umum, maupun di mana dan bagaimana anak mampu
belajar dengan baik, nyaman, dan tanpa merasa dipaksa. Untuk itu anak butuh tempat yang
nyaman digunakan dalam proses pembelajaran. Homeschooling memanfaatkan tempat
maupun sarana prasarana yang ada disekitar lingkungan sebagai media pembelajaran. Bahkan
dewasa ini perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh fasilitas yang berkembang di dunia
nyata. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, museum, lembaga
penelitian, fasilitas umum seperti taman, stasiun, jalan raya, fasilitas sosial seperti panti
asuhan, rumah sakit, fasilitas bisnis seoerti mall, pameran, restoran, pabrik, sawah,
perkebunan, serta fasilitas teknologi seperti internet dan audiovisual.

C. Jenis-Jenis Pendidikan Alternatif

Di Indoensia ada tiga jenisa homeschooling yang dikenal, yaitu: homeschooling tunggal,
homeschooling majemuk dan homeschooling komunitas.

a. Homeschooling tunggal, adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh orangtua


dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Biasanya homeschooling jenis
ini diterapkan karena adanya tujuan atau alasan khusus yang tidak dapat diketahui
atau dikompromikan dengan komunitas homeschooling lainnya. Alasan lain adalah
karena lokasi atau tempat tinggal pelaku homeschooling tunggal yang memungkinkan
berhubungan dengan komunitas homeschooling lainnya.
b. Homeschooling majemuk, adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh dua
keluarga atau lebih untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilakukan
orangtua masing-masing. Alasannya terdapat kebutuhan-kebutuhan yang
dikompromikan oleh beberapa keluarga untuk melakukan kegiatan bersama.
c. Homeschooling komunitas, adalah gabungan dari beberapa homeschooling majemuk
menyusun dan menentukan silabus bahan jara, kegiatan pokok (olahraga,seni,musik,
dan bahasa), sarana prasarana, dan jadwal pembelajaran. Komitmen penyelenggara
antara orangtua dan komunitasnya kurang lebih 50-50.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Homeschholing bisa menjadi pendidikan alternatif yang baik bagi anak dan juga
orangtua yang menginginkan pendidikan sesuai bakat dan kemampuan anak-anak
mereka.
2. Bahwa aspek legalitas dari homeshooling telah ada berdasarkan UU Sisdiknas
No.20 Tahun 2003, dan hasil lulusannya disertakan sesuai dengan tingkatan sekolah
siswa tersebut diterbitkan dengan ijazah keterangan.

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. Buku Pintar Homeschooling. Yogyakarta: Flash Books. 2012
Anadiya, Zakhir Wikan. Sistem Pendidikan Alternatif Di Indonesia.
https://www.scribd.com/document/322149327/Sistem-Pendidikan-Alternatif-Di-
Indonesia
(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 01.00 WIB)
Saputra, Riki. Sistem Pendidikan Alternatif di Indonesia.
www.academia.edu/5611095/ Sistem_Pendidikan_Alternatif_di_Indonesia
(Diakses tanggal 27 Oktober 2018 pukul 01.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai