Abstraksi
Salah satu cara terbaik mengajarkan sisi afektif adalah pemberian teladan
dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar
anak. Dengan sistem sekolah berasrama (boarding school ), anak didik tidak
hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan
langsung bagaimana perilaku para ustadz, guru, dan orang-orang yang mendidik
mereka. Dewasa ini, sistem boarding school dinilai lebih mampu mengoptimalkan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor murid sekaligus. Kelebihan lain dari
sistem ini adalah meniadakan dikotomi keilmuan yang sering terjadi di sekolah-
sekolah umum, yaitu dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dengan sistem
pembelajaran yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum, sistem
boarding school lebih mampu membentuk kepribadian murid yang utuh.
yang disebut boarding school yang 1. Lingkungan sosial yang kini telah
bertujuan untuk melaksanakan pendidikan banyak berubah, terutama di kota-kota
yang lebih komprehensif- holistik, ilmu besar.
dunia (umum) dapat capai dan ilmu agama Sebagian besar penduduk tidak lagi
juga dikuasai. Maka sejak itu mulai tinggal dalam suasana masyarakat yang
bermunculan banyak sekolah boarding homogen, kebiasaan lama bertempat
yang didirikan. tinggal dengan keluarga besar satu klan
Kehadiran boarding school telah atau marga telah lama bergeser ke arah
memberikan alternatif pendidikan bagi masyarakat yang heterogen, majemuk,
para orang tua yang ingin menyekolahkan dan plural. Hal ini berimbas pada pola
anaknya. Seiring dengan pesatnya perilaku masyarakat yang berbeda
modernitas, dimana orang tua tidak hanya karena berada dalam pengaruh nilai-
ayah yang bekerja tapi juga ibu/istri pun nilai yang berbeda pula. Oleh karena
turut bekerja sehingga anak tidak lagi itu, sebagian besar masyarakat yang
terkontrol dengan baik, maka boarding terdidik dengan baik menganggap
school adalah tempat terbaik untuk bahwa lingkungan sosial seperti itu
menitipkan anak-anak mereka; baik sudah tidak lagi kondusif bagi
makan, kesehatan, keamanan, sosial, dan pertumbuhan dan perkembangan
yang paling penting adalah pendidikanya intelektual dan perkembangan anak.
yang sempurna. Selain itu, polusi sosial 2. Keadaan ekonomi masyarakat yang
yang sekarang ini melanda lingkungan semakin membaik, mendorong
kehidupan masyarakat seperti pergaulan pemenuhan kebutuhan di atas
bebas, narkoba, tawuran antarpelajar, kebutuhan dasar seperti kesehatan dan
pengaruh media, dan lain- lain ikut pendidikan.
mendorong banyak orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di boarding Bagi kalangan menengah-atas yang
school. Namun juga tidak dipungkiri baru muncul akibat tingkat pendidikan
bahwa ada faktor- faktor lain yang mereka yang cukup tinggi sehingga
melatarbelakangi kenapa orang tua mendapatkan posisi-posisi yang baik
memilih boarding school, yaitu keluarga dalam lapangan pekerjaan berimplikasi
yang tidak lagi harmonis atau keluarga pada tingginya penghasilan mereka. Hal
yang sudah pesimis mendidik anaknya di ini mendorong niat dan tekad untuk
rumah. memberikan pendidikan yang terbaik
bagi anak-anak melebihi pendidikan
Faktor-faktor Pendukung Berkembang- yang telah diterima oleh orang tuanya.
nya Boarding School 3. Cara pandang religiusitas masyarakat
Keberadaan Boarding School telah, sedang, dan akan terus berubah.
adalah suatu konsekuensi logis dari
Kecenderungan terbaru masyarakat
perubahan lingkungan sosial dan keadaan
perkotaan sedang bergerak ke arah yang
ekonomi serta cara pandang religiusitas
semakin religius. Indikatornya adalah
masyarakat. Penjelasannya sebagai
semakin diminati dan semaraknya
berikut:
2
Abd A‟la, Pembaruan Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006, hlm. 49.
3
A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School dan Pesantren Masa Depan”, dalam
http://masthoni.wordpress.com/2009/06/14/boarding-school-dan-pesantren-masa-depan. diunduh pada Senin 30
Oktober, pukul 09.55 WIB.
E. Keunggulan Sistem Boarding School untuk siap mewakafkan dirinya selama dua
Banyak keunggulan yang terdapat puluh empat jam. Selama siang dan malam
dalam sistem asrama atau boarding school ini, mereka melakukan proses pendidikan,
ini. Dengan sistem pesantren atau mondok, baik ilmu pengetahuan, maupun
seorang murid atau santri tidak hanya memberikan contoh bagaimana
belajar secara kognitif, melainkan juga mengamalkan berbagai ilmu yang telah
secara afektif dan psikomotor. diajarkan tersebut.
Salah satu cara terbaik Kelebihan-kelebihan lain dari
mengajarkan sisi afektif adalah pemberian sistem ini adalah sistem boarding lebih
teladan dan contoh dari para pemimpin dan menekankan pendidikan kemandirian. Para
orang-orang yang berpengaruh di sekitar murid dilatih untuk hidup mandiri dan jauh
anak. Dengan mengasramakan anak didik dari suasana kemanjaan. Juga kelebihan
sepanjang dua puluh empat jam, anak didik sistem ini adalah berusaha menghindari
tidak hanya mendapatkan pelajaran secara dikotomi keilmuan (ilmu agama dan ilmu
kognitif, melainkan dapat menyaksikan umum). Dengan pembelajaran yang
langsung bagaimana perilaku para ustadz, mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu
guru, dan orang-orang yang mendidik umum diharapkan akan mampu
mereka. Para murid bisa menyaksikan membentuk kepribadian yang utuh dari
langsung, bahkan mengikuti imam, setiap muridnya.
bagaimana cara shalat yang khusyu‟ Pembinaan mental murid secara
misalnya. Ini sangat berbeda dengan khusus mudah dilaksanakan, ucapan,
pelajaran shalat misalnya, yang tanpa perilaku, dan sikap murid akan senantiasa
disertai contoh dan pengalaman terpantau, tradisi positif para murid dapat
bermakmum kepada imam yang shalatnya terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-
khusyu‟. Jangan-jangan pelajaran di ke nilai kebersamaan dalam komunitas murid.
kelas bisa berbeda dengan pelaksanaan di Demikian pula, komitmen komunitas
rumah saat murid/santri melaksanakannya murid terhadap tradisi yang positif dapat
sendiri. tumbuh secara leluasa. Para murid dan
Agar sistem boarding school guru dapat saling berwasiat mengenai
mampu mengoptimalkan ranah kognitif, kesabaran, kebenaran, dan kasih sayang.
afektif, dan psikomotor murid, maka untuk Penanaman nilai- nilai kejujuran, toleransi,
keberhasilan sistem boarding school ini tanggung jawab, kepatuhan, dan
para guru dan pengelola sekolah dituntut
kemandirian dapat terus-menerus diamati kedekatan antara guru dengan siswa selalu
dan dipantau oleh para guru/pembimbing. 4 terjaga, masalah kesiswaan akan selalu
Sekolah berasrama biasanya diketahui dan segera terselesaikan, prinsip
mempunyai fasilitas yang lengkap, sebagai keteladanan guru akan senantiasa
penunjang pencapaian target program diterapkan karena murid dapat dengan
pendidikan sekolah berasrama. Dengan mudah mengamati setiap aktifitas guru
fasilitas lengkap sekolah dapat selama dua puluh empat jam. Inilah
mengekploitasi potensi untuk membangun beberapa nilai plus dari sistem boarding
lembaga pendidikan yang kompeten dalam school yang tidak dimiliki oleh sekolah-
menghasilkan output yang berkualitas. sekolah umum.
Sekolah berasrama dapat
merancang program pendidikan yang F. Tujuan Pe mbelajaran PAI di
komprehensif- holistik dari program Islamic Boarding School SMA
pendidikan keagamaan, academic Sebuah kaidah ushuliyah
development, life skill sampai membangun menayatakan, ”al-umuru bi maqashidiha”,
wawasan global. Bahkan pembelajaran yakni setiap tindakan dan aktivitas harus
tidak hanya sampai pada tataran teoritis , berorientasi pada tujuan atau rencana yang
tapi juga implementasi baik dalam konteks telah ditetapkan. Kaidah ini menunjukkan
belajar ilmu ataupun belajar hidup. bahwa pendidikan seharusnya berorientasi
Dalam sekolah berasrama semua pada tujuan yang ingin dicapai bukan
elemen yang ada dalam kompleks sekolah semata- mata berorientasi pada sederetan
terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya materi. Karena itulah, tujuan pendidikan
tidak hanya guru mata pelajaran, tapi Islam menjadi kompenen pendidikan yang
semua orang dewasa yang ada di Boarding harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum
School adalah guru. Siwa tidak hanya merumuskan kompenen-kompenen
diajarkan konsep-konsep langit, tapi murid pendidikan yang lain.
melihat langsung praktek kehidupan dalam Tujuan merupakan standar usaha
berbagai aspek. Begitu juga dalam mem- yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
bangun religious society, maka semua usaha yang akan dilalui dan merupakan
elemen yang terlibat mengimplementasikan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
agama secara baik. lain. Di samping itu, tujuan dapat
Dengan pelayanan pendidikan dan membatasi ruang gerak usaha, agar kegitan
bimbingan dengan sistem boarding school dapat terfokus pada apa yang dicita-
yang diupayakan selama dua puluh empat citakan, dan yang terpenting lagi adalah
jam, akan diperoleh penjadwalan dapat memberi penilaian atau evaluasi
pembelajaran yang lebih leluasa dan pada usaha-usaha pendidikan.
menyeluruh, sehingga segala aktifitas Perumusan tujuan pendidikan Islam
siswa akan senantiasa terbimbing, juga harus berorientasi pada hakikat pendidikan
yang meliputi beberapa aspeknya, seperti:
4
A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School
1. Tujuan dan tugas hidup manusia,
dan Pesantren Masa Depan”, dalam 2. Memperhatikan sifat-sifat dasar
http://masthoni.wordpress.com/2009/06/14/boardin (nature) manusia,
g-school-dan-pesantren-masa-depan/more-162.
7
Muhammad Athiyah al-Abrasy, Ruh al-
Tarbiyah wa al-Ta‟lim, Saudi Arabiyah: Dar al-
Ihya‟, hlm. 30.
ketundukan kepada Allah SWT baik dalam sebagian ahli pendidikan merumuskan
level individu, komunitas, dan manusia bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
secara luas.” 8 1. Menumbuhkan manusia- manusia yang
Pada dasarnya tujuan pendidikan shalih dan senantiasa mengabdi
Islam tidak terlepas dari tujuan hidup (beribadah) kepada Allah atas dasar
manusia dalam Islam, yaitu mencetak ilmu dan petunjuk.
pribadi-pribadi hamba Allah yang 2. Membangun manusia- manusia yang
bertakwa kepada-Nya dan dapat meraih mampu memakmurkan bumi untuk
kehidupan yang bahagia di dunia dan kemaslahatan bersama serta
akhirat. Dalam konteks sosiologi, mejalankan tugas-tugas kekhalifahan
membentuk pribadi-pribadi bertakwa yang di muka bumi sesuai dengan manhaj
menjadi rahmatan lil ‟alamin. Tujuan Allah dan syari‟at-Nya yang lurus.
hidup dalam Islam inilah yang dapat 3. Membangun masyarakat muslim
disebut juga sebagai tujuan akhir secara khusus dan ummat Islam secara
pendidikan Islam. umum serta menjalankan misi dakwah
Tentang tujuan hidup manusia, al- atau menyeru manusia ke jalan Allah.
Qur'an al-Karim telah memaparkannya 4. Memperkuat ikatan kecintaan dan
dengan sangat jelas. Allah Ta'ala kasih sayang antara sesama anggota
berfirman: umat Islam di satu sisi, dan semua
َّ َ ۡ َ َّ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ
ِ وس ِإَّل ِل َي ۡع ُب ُدو ِ ِنٱۡل
ِ وما خلقت ٱل ِجن و makhluk yang ada di sekitarnya di sisi
yang lain.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan 5. Membentuk muslim yang membawa
manusia melainkan supaya mereka keselamatan bagi orang lain, saling
beribadah kepada-Ku.” (QS. adz- tolong menolong dengan yang lainnya
Dzariyat: 56) dalam permasalahan-permasalahan
Pengertian ibadah dalam Islam yang menyangkut kebaikan bersama. 9
sangatlah luas dan tidak hanya terbatas
pada ritual-ritual khusus semata. Semua Dengan kata lain, pendidikan yang
aktivitas manusia yang dilakukan dalam ideal dalam pandangan Islam adalah
rangka mewujudkan ketaatan kepada Allah pendidikan yang memadukan antara iman
Ta'ala dan sejalan dengan ridha-Nya, maka dan ilmu pengetahuan, akhlak dan skill,
ia termasuk ibadah. Sehingga ibadah dalam kecerdasan dan ketakwaan. Inilah cikal-
Islam jangkauannya menyentuh semua bakal suatu bangsa yang kuat, maju, dan
aspek kehidupan dan mencakup seluruh beradab.
gerak dan semua aktivitas yang dapat Adapun tujuan khusus pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia agama Islam di SMA secara umum adalah
atau mensejahterakan manusia. sebagai berikut:10
Dengan berlandaskan pada tujuan
9
hidup yang telah dijelaskan oleh al-Qur'an, Shalih Abu Arrad, Pengantar Pendidikan
Islam, Bogor, PT Marwah Indo Media, 2003, h lm.
65.
10
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam
8
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja
dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 4. Rosdakarya, 2005, hlm. 42.
a. Siswa mampu membaca al-Qur‟an, Kurikulum itu laksana jalan yang dilalui
menulis, dan memahami ayat-ayat al- dalam menuju tujuan.11
Qur‟an serta mampu Dengan demikian esensi kurikulum
mengimplementasikannya di dalam ialah program. Bahkan kurikulum ialah
kehidupan sehari-hari. program. Kata ini memang terkenal dalam
b. Beriman kepada Allah SWT, ilmu pendidikan. Program apa? Kurikulum
malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab- ialah program dalam mencapai tujuan
Nya, rasul-rasul-Nya, kepada hari pendidikan... Hal penting pertama yang
kiamat, dan qadha dan qadar-Nya. harus diperhatikan ialah kurikulum itu
Dengan mengetahui fungsi dan ditentukan oleh tujuan pendidikan yang
hikmahnya serta terefleksi dalam hendak dicapai. Sementara tujuan
sikap, perilaku, dan akhlak peserta pendidikan itu mesti ditetapkan
didik pada dimensi kehidupan sehari- berdasarkan kehendak manusia yang
hari. membuat kurikulum itu. 12
c. Siswa terbiasa berperilaku dengan Kurikulum dalam bahasa Arab
sifat terpuji dan menjauhi sifat-sifat disebut manhaj, yang berarti jalan yang
tercela, dan bertata krama dengan terang yang dilalui oleh manusia pada
etika Islami dalam kehidupan sehari- berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks
hari. pendidikan, kurikulum berarti jalan yang
d. Siswa mampu memahami sumber terang yang dilalui oleh pendidik dengan
hukum dan ketentuan hukum Islam peserta didik untuk mengembangkan
tentang ibadah, mu‟amalah, mawaris, pengetahuan, sikap, serta nilai- nilai.
munakahat, jenazah, dan mampu Sedangkan arti manhaj/kurikulum dalam
mengamalkannya dalam kehidupan pendidikan Islam adalah seperangkat
sehari-hari. perencanaan dan media yang dijadikan
e. Siswa mampu memahami, mengambil acuan oleh lembaga Pendidikan Islam
manfaat, dan hikmah perkembangan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
13
Islam di Indonesia dan dunia serta Pendidikan Islam.
mampu menerapkannya dalam Kurikulum pendidikan dalam
kehidupan sehari-hari. SMA-IT (Islamic Boarding School)
sesungguhnya merupakan perpaduan
G. Kurikulum PAI di Islamic Boarding antara kurikulum nasional dengan
School SMA kurikulum pendidikan Islam yang meliputi
Kurikulum sangat penting pembelajaran Al-Qur‟an, bahasa Arab,
posisinya dalam pendidikan. Kurikulum ilmu- ilmu keIslaman dan latihan
ialah program untuk mencapai tujuan. kepemimpinan. Bila dijabarkan kurikulum
Sebaik apa pun rumusan tujuan jika tidak Pendidikan SMA-IT meliputi:
dilengkapi dengan program yang tepat
maka tujuan itu tidak akan tercapai. 11
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hlm. 99.
12
Ibid.
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kalam Mulia, 2010, hlm. 132.
14
http://makalahguru.blogspot.co.id/2011/12/
materi-dan-metode-pendidikan-agama-islam.ht ml,
diunduh pada Selasa, tanggal 25 Oktober 2016,
16
pukul 13.23WWIB. Lihat Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul at-
15
Zuhairin i et al., Metodik Khusus Pendidikan Tarbiyah al-Islamiyyah fi al-Bait wa al-Madrasah
Agama Islam, Su rabaya, Usaha Nasional, 1983, wa al-Mujtama‟, Beirut: Dar al-Fikr, 1999, hlm. 230-
hlm 60. 233.
Kedua: Metode Penuturan Kisah mereka tentang betapa remehnya dunia ini
Dalam pendidikan Islam, kisah jika dibandingkan dengan akhirat,
memiliki peran tarbiyah yang tidak dapat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir
diwujudkan oleh metode lainnya. Hal ini bin Abdillah :
karena kisah (khususnya kisah-kisah Bahwa Rasulullah lewat d i
Qur‟ani dan Nabawi) memiliki beberapa suatu pasar, masuk dari sebagian
keistimewaan seperti: tempat yang tinggi sementara
1. Sangat menarik perhatian orang yang orang-orang berada di sebelah
membaca atau mendengarkannya. kanan dan kiri beliau. Lalu beliau
2. Memberikan pengaruh psikologis dan melewati anak keledai yang kecil
pendidikan yang sangat kuat. daun telinganya dan sudah
3. Sepanjang zaman kisah-kisah tersebut menjadi bangkai. Beliau
tak kan pernah basi. menghampiri bangkai anak
4. Membangkitkan perasaan dan dinamika keledai tersebut dan memegang
yang hidup dalam jiwa para telinganya kemudian berkata,
pendengarnya. “Siapakah di antara kalian yang
5. Mendorong seseorang untuk merubah mau membeli telinga ini dengan
perilakunya dan memperbarui tekadnya harga satu dirham?” Para sahabat
sesuai dengan alur yang diarahkan oleh menjawab, “Kami tidak mau
kisah. membelinya dengan harga
6. Menumbuhkan nilai-nilai keimanan. sedikitpun, apa yang dapat kami
Sebagai contoh, kisah Yusuf perbuat terhadapnya?” Beliau
bersama para saudaranya, kisah ini lantas berkata, “Maukah kalian
mendidik seseorang untuk memiliki diberi telinga ini dengan cuma-
sifat sabar dan percaya akan cuma?” Mereka menjawab,
pertolongan Allah serta tidak “Demi Allah, seandainya ia masih
berputus asa dari rahmat-Nya.17 hidup pun ada cacatnya karena
telinganya kecil, bagaimana jika
Ketiga: Metode Perumpamaan sudah mati?” Maka beliau
Metode perumpamaan adalah sebuah bersabda, “Demi Allah, sungguh
metode pendidikan yang menggunakan dunia ini lebih remeh bagi Allah
perumpamaan sebagai sarananya. Sesuatu daripada daun telinga keledai ini
yang hendak dijelaskan kebaikannya bagi kalian.” (HR. Muslim)18
diumpamakan dengan sesuatu yang sudah
dikenal sebagai hal yang baik, begitu pula Keempat: Metode Keteladanan
sebaliknya. Sebagai contoh, Rasulullah Salah satu unsur pendidikan yang
pernah lewat di suatu pasar dan beliau sangat urgen adalah adanya sosok pendidik
melihat orang-orang demikian rakus yang menjadi teladan bagi para peserta
memperebutkan keuntungan duniawi, didiknya. Pendidikan tidak akan berjalan
maka beliau hendak menjelaskan kepada
18
Muslim an-Naisaburi, Shahih Muslim,
17
an-Nahlawi, Ushul at-Tarbiyah al- Kitab: az-Zuhd wa-ar-Raqaiq, Bab: Haddatsana
Islamiyyah, hlm. 234-236 Qutaibah bin Sa‟id, nomor hadits: 7607.
22 25
Ibid., hlm. 281. Wahbah az-Zuhaili, Al-Qur'an Paradigma
23
Ibid., hlm. 287. Hukum dan Peradaban, Surabaya: Risalah Gusti,
24
Ibid. 1996, hlm. 48.