Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol.

05, Juli 2016

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


DI ISLAMIC BOARDING SCHOOL
Oleh: Ibrahim Bafadhol*

Abstraksi

Salah satu cara terbaik mengajarkan sisi afektif adalah pemberian teladan
dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar
anak. Dengan sistem sekolah berasrama (boarding school ), anak didik tidak
hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan
langsung bagaimana perilaku para ustadz, guru, dan orang-orang yang mendidik
mereka. Dewasa ini, sistem boarding school dinilai lebih mampu mengoptimalkan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor murid sekaligus. Kelebihan lain dari
sistem ini adalah meniadakan dikotomi keilmuan yang sering terjadi di sekolah-
sekolah umum, yaitu dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dengan sistem
pembelajaran yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum, sistem
boarding school lebih mampu membentuk kepribadian murid yang utuh.

Keyword: pendidikan, agama Islam, pendidikan agama Islam, boarding school

A. Pendahuluan Di Indonesia terdapat ribuan


Sesungguhnya Term Islamic pondok pesantren dari yang tradisional
Boarding School bukan sesuatu yang baru sampai yang diberi nama pondok pesantren
dalam konteks pendidikan di Indonesia. modern.
Karena sudah sejak lama lembaga- lembaga
pendidikan di Indonesia menghadirkan B. Latar Belakang Pendirian Islamic
konsep pendidikan boarding school yang Boarding School
diberi nama “Pondok Pesantren”. Pondok Di pertengahan tahun 1990-an
pesantren ini adalah cikal bakal boarding masyarakat Indonesia mulai gelisah
school di Indonesia. Dalam lembaga ini dengan kondisi generasi bangsa yang
diajarkan secara intensif ilmu- ilmu cenderung terdikotomi secara ekstrim,
keagamaan dengan tingkat tertentu sehingga corak pendidikan pesantren
sehingga produknya bisa menjadi “Kiyai terlalu bernuansa keagamaan sedangkan
atau Ustadz” yang nantinya akan bergerak sekolah umum terlalu bernuansa
dalam bidang dakwah keagamaan dalam keduniawian. Maka muncullah upaya
masyarakat. untuk mengawinkan pendidikan umum dan
_______________________________
pesantren dengan melahirkan term baru
* Dosen Tetap Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan
Tafsir STAI Al Hidayah Bogor

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1371


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

yang disebut boarding school yang 1. Lingkungan sosial yang kini telah
bertujuan untuk melaksanakan pendidikan banyak berubah, terutama di kota-kota
yang lebih komprehensif- holistik, ilmu besar.
dunia (umum) dapat capai dan ilmu agama Sebagian besar penduduk tidak lagi
juga dikuasai. Maka sejak itu mulai tinggal dalam suasana masyarakat yang
bermunculan banyak sekolah boarding homogen, kebiasaan lama bertempat
yang didirikan. tinggal dengan keluarga besar satu klan
Kehadiran boarding school telah atau marga telah lama bergeser ke arah
memberikan alternatif pendidikan bagi masyarakat yang heterogen, majemuk,
para orang tua yang ingin menyekolahkan dan plural. Hal ini berimbas pada pola
anaknya. Seiring dengan pesatnya perilaku masyarakat yang berbeda
modernitas, dimana orang tua tidak hanya karena berada dalam pengaruh nilai-
ayah yang bekerja tapi juga ibu/istri pun nilai yang berbeda pula. Oleh karena
turut bekerja sehingga anak tidak lagi itu, sebagian besar masyarakat yang
terkontrol dengan baik, maka boarding terdidik dengan baik menganggap
school adalah tempat terbaik untuk bahwa lingkungan sosial seperti itu
menitipkan anak-anak mereka; baik sudah tidak lagi kondusif bagi
makan, kesehatan, keamanan, sosial, dan pertumbuhan dan perkembangan
yang paling penting adalah pendidikanya intelektual dan perkembangan anak.
yang sempurna. Selain itu, polusi sosial 2. Keadaan ekonomi masyarakat yang
yang sekarang ini melanda lingkungan semakin membaik, mendorong
kehidupan masyarakat seperti pergaulan pemenuhan kebutuhan di atas
bebas, narkoba, tawuran antarpelajar, kebutuhan dasar seperti kesehatan dan
pengaruh media, dan lain- lain ikut pendidikan.
mendorong banyak orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di boarding Bagi kalangan menengah-atas yang
school. Namun juga tidak dipungkiri baru muncul akibat tingkat pendidikan
bahwa ada faktor- faktor lain yang mereka yang cukup tinggi sehingga
melatarbelakangi kenapa orang tua mendapatkan posisi-posisi yang baik
memilih boarding school, yaitu keluarga dalam lapangan pekerjaan berimplikasi
yang tidak lagi harmonis atau keluarga pada tingginya penghasilan mereka. Hal
yang sudah pesimis mendidik anaknya di ini mendorong niat dan tekad untuk
rumah. memberikan pendidikan yang terbaik
bagi anak-anak melebihi pendidikan
Faktor-faktor Pendukung Berkembang- yang telah diterima oleh orang tuanya.
nya Boarding School 3. Cara pandang religiusitas masyarakat
Keberadaan Boarding School telah, sedang, dan akan terus berubah.
adalah suatu konsekuensi logis dari
Kecenderungan terbaru masyarakat
perubahan lingkungan sosial dan keadaan
perkotaan sedang bergerak ke arah yang
ekonomi serta cara pandang religiusitas
semakin religius. Indikatornya adalah
masyarakat. Penjelasannya sebagai
semakin diminati dan semaraknya
berikut:

1372 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

kajian dan berbagai kegiatan konteks belajar ilmu ataupun belajar


keagamaan. Modernitas membawa hidup.
implikasi negatif adanya 2. Fasilitas yang Lengkap
ketidakseimbangan antara kebutuhan Sekolah berasrama pada umumnya
ruhani dan jasmani. Untuk itu mempunyai fasilitas yang lengkap;
masyarakat tidak ingin hal yang sama mulai dari fasilitas sekolah yaitu kelas
akan menimpa anak-anak mereka. belajar yang baik seperti AC, 30
Intinya, ada keinginan untuk melahirkan
siswa, smart board, mini library,
generasi yang lebih agamis atau kamera, laboratorium, klinik, sarana
memiliki nilai- nilai hidup yang baik
olah raga beberapa cabang olah raga,
mendorong orang tua mencarikan perpustakaan, dan taman hijau.
sistem pendidikan alternatif. 1 Sementara di asrama fasilitasnya
adalah kamar (kamar mandi, ranjang
C. Kelebihan Sistem Boarding School tidur, lemari pakaian, dan rak sepatu).
Ada beberapa kelebihan sistem Sedangkan fasilitas lainnya terdiri
pendidikan Boarding School jika dari: laundri, katering, warnet, dan lain-
dibandingkan dengan sekolah regular, di lain.
antaranya:
3. Guru yang Berkualitas
1. Program Pendidikan yang Terpadu Sekolah- sekolah berasrama umumnya
Umumnya sekolah-sekolah regular menentukan persyaratan kualitas guru
terkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan yang lebih jika dibandingkan dengan
akademis sehingga banyak aspek hidup sekolah konvensional. Kecerdasan
anak yang tidak tersentuh. Hal ini intelektual, sosial, spiritua l, dan
terjadi karena keterbatasan waktu yang kemampuan paedagogis- metodologis
ada dalam pengelolaan program serta adanya ruh mudarris pada setiap
pendidikan pada sekolah regular. guru di sekolah berasrama. Ditambah
Sebaliknya, sekolah berasrama dapat lagi kemampuan bahsa asing: Inggris,
merancang program pendidikan yang Arab, Mandarin, dan lain- lain.
komprehensif- holistik dari program Sebagian sekolah-sekolah berasrama
pendidikan keagamaan, academic (boarding school) masih belum
development, life skill (soft skill dan mampu mengintegrasikan guru
hard skill) sampai membangun sekolah dengan guru asrama. Masih
wawasan global. Bahkan pembelajaran terdapat dua kutub yang sangat
tidak hanya sampai pada tataran teoritis, ekstrim antara kegiatan pendidikan
tapi juga implementasi baik dalam dengan kegiatan pengasuhan.
Pendidikan dilakukan oleh guru
sekolah dan pengasuhan dilakukan
1
A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School oleh guru asrama.
dan Pesantren Masa Depan”, dalam
http://masthoni.wordpress.com/2009/06/14/boardin
g-school-dan-pesantren-masa-depan. diunduh pada
Senin 30 Oktober, pukul 09.55 WIB.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1373


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

4. Lingkungan yang Kondusif sekolah berasrama yang mengadopsi


Dalam sekolah berasrama semua pola pendidikan militer untuk menjaga
elemen yang ada dalam komplek keamanan siswa- siswinya. Tata tertib
sekolah terlibat dalam proses dibuat sangat rinci lengkap dengan
pendidikan. Aktornya tidak hanya sangsi- sangsi bagi pelanggarnya.
guru atau bisa dibalik gurunya bukan Daftar pelanggaran di list sedemikan
hanya guru mata pelajaran, tapi semua rupa dari pelanggaran kecil, menengah
orang dewasa yang ada di boarding sampai berat. Jaminan keamanan
school adalah guru. Siswa tidak bisa diberikan sekolah berasrama, mula i
lagi diajarkan bahasa-bahasa langit, dari jaminan kesehatan (tidak terkena
tapi siswa melihat langsung praktek penyakit menular), bebas narkoba,
kehidupan dalam berbagai aspek. terhindar dari pergaulan bebas, dan
Guru tidak hanya dilihatnya di dalam jaminan keamanan fisik (tawuran dan
kelas, tapi juga kehidupan perpeloncoan), serta jaminan pengaruh
kesehariannya. Sehingga ketika kita kejahatan dunia maya.
mengajarkan tertib bahasa asing 7. Jaminan Kualitas
misalnya, maka semuanya dari mula i
Sekolah berasrama dengan program
tukang sapu sampai principal yang komprehensif- holistik, fasilitas
berbahasa asing. Begitu juga dalam
yang lengkap, guru yang berkualitas,
membangun religius society, maka dan lingkungan yang kondusif dan
semua elemen yang terlibat terkontrol, dapat memberikan jaminan
mengimplementasikan agama secara kualitas jika dibandingkan dengan
baik. sekolah konvensional. Dalam sekolah
5. Siswa yang Heterogen berasrama, pintar tidak pintarnya anak,
Sekolah berasrama mampu menampung baik dan tidak baiknya anak sangat
siswa dari berbagai latar belakang yang tergantung pada sekolah karena dua
tingkat heteroginitasnya tinggi. Siswa puluh empat jam anak bersama sekolah.
berasal dari berbagai daerah yang Hampir dapat dipastikan tidak ada
mempunyai latar belakang sosial, variabel lain yang “mengintervensi”
budaya, tingkat kecerdasan, perkembangan dan progresivitas
kemampuan akademik yang sangat pendidikan anak, seperti pada sekolah
beragam. Kondisi ini sangat kondusif konvensional yang masih dibantu oleh
untuk membangun wawasan nasional lembaga bimbingan belajar, lembaga
dan siswa terbiasa berinteraksi dengan kursus, dan lain- lain. Sekolah-sekolah
teman-temannya yang berbeda sehingga berasrama dapat melakukan treathment
sangat baik bagi anak untuk melatih individual, sehingga setiap siswa dapat
wisdom anak dan menghargai pluralitas. melejitkan bakat dan potensi
individunya.
6. Jaminan Keamanan
Sekolah berasrama berupaya secara
total untuk menjaga keamanan siswa-
siswinya. Karena itu, ada beberapa

1374 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

D. Karakteristik Islamic Boarding School


Secara embrional, boarding school telah mengembangkan aspek-aspek tertentu dari
nilai- nilai yang ada pada masyarakat. Sejak awal berdirinya lembaga ini sangat menekankan
kepada moralitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemandirian, kesederhanaan, dan
sejenisnya.
Karakteristik sistem pendidikan boarding school, di antaranya adalah:
1. Dari segi sosial, sistem boarding school mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial
yang heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama, dikonstruksi
suatu lingkungan sosial yang relatif homogen, yakni lingkungan yang hanya terdiri dari
teman sebaya dan para guru pembimbing. Juga homogen dalam tujuan, yakni sama-sama
menuntut ilmu sebagai sarana mewujudkan cita-cita.
2. Dari segi ekonomi, boarding school memberikan layanan yang paripurna sehingga
menuntut biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu anak didik akan benar-benar terlayani
dengan baik melalui berbagai layanan dan fasilitas.
3. Dari segi semangat religiusitas, boarding school menjanjikan pendidikan yang seimbang
antara kebutuhan jasmani dan ruhani, intelektual dan spiritual. Diharapkan akan lahir
peserta didik yang tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan teknologi, serta siap secara
iman dan amal saleh.2

Perbedaan Sekolah Formal dan Boarding School 3


1. Perbedaan Secara Umum Sekolah Formal dan Boarding School

No Kriteria Sekolah Formal Boarding School


Dilengkapi fasilitas hunian dan
Fasilitas standar sekolah berbagai fasilitas pendukung
1 Fasilitas
umum (sarana ibadah, olahraga, dan
lain-lain)
Kegiatan Jadwal kegiatan terbatas
2 Jadwal kegiatan harian teratur
harian pada KBM
Pengajaran formal,
Sistem Pengajaran formal di kelas ekstrakurikuler, pendidikan
3
pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler khusus/informal (keagamaan dan
lain-lain)
Siswa datang ke sekolah Siswa belajar dan tinggal di
4 Aktivitas untuk belajar kemudian sekolah, kehidupan siswa ada di
pulang sekolah

2
Abd A‟la, Pembaruan Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006, hlm. 49.
3
A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School dan Pesantren Masa Depan”, dalam
http://masthoni.wordpress.com/2009/06/14/boarding-school-dan-pesantren-masa-depan. diunduh pada Senin 30
Oktober, pukul 09.55 WIB.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1375


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Kurikulum Standar Nasional,


kurikulum Departemen Agama,
5 Kurikulum Kurikulum Standar Nasional
dan kurikulum tambahan khas
Boarding School
Terdiri dari satu atau Banyak massa yang menyebar
Karakter
6 beberapa massa yang dengan massa hunian umumnya
arsitektur
kompak mengelilingi massa hunian
Pemanfaatan Waktu sangat terbatas pada Tidak terbatas di jam belajar,
7
waktu KBM juga di jam pelajaran
Perhatian guru tidak
Perhatian lebih optimum, karena
optimum, karena
Proses waktu interaksi yang dimiliki
8 keterbatasan waktu dan
pendidikan lebih banyak, perbandingan siswa
perbandingan jumlah siswa
dan guru lebih kecil
dan guru yang relatif besar
Jumlah Minimal 18 orang dan maksimal
9 35-40 orang
siswa 30 orang
Cenderung Sekuler
Islam integrated (hal ini berdasar
(memisahkan agama dan
konsep ajaran Islam yang
10 Konsep ilmu pengetahuan, dan
meliputi bidang sosial, budaya,
penerapan kehidupan sehari-
politik, science)
hari)
Nuansa Sangat kental, terlihat dari segi
11 Hampir tidak tampak
religius berpakaian dan kebiasaan harian

2. Perbedaan Secara Arsitektural

No Kriteria Sekolah Formal Boarding School


Tidak membutuhkan ruang Membutuhkan belajar khusus
1 Kurikulum
belajar khusus untuk tahfidz
Ruang kelas berukuran Ruang kelas 72 m² (kapasitas 30
Jumlah
2 minimum 90 m² (kapasitas 40 orang) dan ruang kelas 30 m²
anak didik
orang) (kapasitas 18 orang)
Lingkungan sekolah Islami
(membangkitkan penghayatan
3 Konsep Bebas terhadap nilai-nilai Islam)
bangunan sebagai penghayatan
Islam
Arsitektur tidak harus Arsitektur sangat mendukung,
Nuansa
4 mendukung terjadinya menggunakan keteraturan pola
religius
pengalaman spiritual dan beradaptasi untuk ketenangan,

1376 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

menghubungkan ruang dalam dan


ruang luar
Jumlah ruang kelas
Pembagian Jumlah ruang kelas berdasarkan
5 berdasarkan ruang murid
kelas jumlah siswa putra dan putri
secara keseluruhan
Masjid aktif, menjadi bagian yang
Fungsi Peletakan masjid tidak
6 tidak terpisahkan dari kegiatan
masjid menjadi fokus perancangan
komunitas sekolah.

E. Keunggulan Sistem Boarding School untuk siap mewakafkan dirinya selama dua
Banyak keunggulan yang terdapat puluh empat jam. Selama siang dan malam
dalam sistem asrama atau boarding school ini, mereka melakukan proses pendidikan,
ini. Dengan sistem pesantren atau mondok, baik ilmu pengetahuan, maupun
seorang murid atau santri tidak hanya memberikan contoh bagaimana
belajar secara kognitif, melainkan juga mengamalkan berbagai ilmu yang telah
secara afektif dan psikomotor. diajarkan tersebut.
Salah satu cara terbaik Kelebihan-kelebihan lain dari
mengajarkan sisi afektif adalah pemberian sistem ini adalah sistem boarding lebih
teladan dan contoh dari para pemimpin dan menekankan pendidikan kemandirian. Para
orang-orang yang berpengaruh di sekitar murid dilatih untuk hidup mandiri dan jauh
anak. Dengan mengasramakan anak didik dari suasana kemanjaan. Juga kelebihan
sepanjang dua puluh empat jam, anak didik sistem ini adalah berusaha menghindari
tidak hanya mendapatkan pelajaran secara dikotomi keilmuan (ilmu agama dan ilmu
kognitif, melainkan dapat menyaksikan umum). Dengan pembelajaran yang
langsung bagaimana perilaku para ustadz, mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu
guru, dan orang-orang yang mendidik umum diharapkan akan mampu
mereka. Para murid bisa menyaksikan membentuk kepribadian yang utuh dari
langsung, bahkan mengikuti imam, setiap muridnya.
bagaimana cara shalat yang khusyu‟ Pembinaan mental murid secara
misalnya. Ini sangat berbeda dengan khusus mudah dilaksanakan, ucapan,
pelajaran shalat misalnya, yang tanpa perilaku, dan sikap murid akan senantiasa
disertai contoh dan pengalaman terpantau, tradisi positif para murid dapat
bermakmum kepada imam yang shalatnya terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-
khusyu‟. Jangan-jangan pelajaran di ke nilai kebersamaan dalam komunitas murid.
kelas bisa berbeda dengan pelaksanaan di Demikian pula, komitmen komunitas
rumah saat murid/santri melaksanakannya murid terhadap tradisi yang positif dapat
sendiri. tumbuh secara leluasa. Para murid dan
Agar sistem boarding school guru dapat saling berwasiat mengenai
mampu mengoptimalkan ranah kognitif, kesabaran, kebenaran, dan kasih sayang.
afektif, dan psikomotor murid, maka untuk Penanaman nilai- nilai kejujuran, toleransi,
keberhasilan sistem boarding school ini tanggung jawab, kepatuhan, dan
para guru dan pengelola sekolah dituntut

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1377


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

kemandirian dapat terus-menerus diamati kedekatan antara guru dengan siswa selalu
dan dipantau oleh para guru/pembimbing. 4 terjaga, masalah kesiswaan akan selalu
Sekolah berasrama biasanya diketahui dan segera terselesaikan, prinsip
mempunyai fasilitas yang lengkap, sebagai keteladanan guru akan senantiasa
penunjang pencapaian target program diterapkan karena murid dapat dengan
pendidikan sekolah berasrama. Dengan mudah mengamati setiap aktifitas guru
fasilitas lengkap sekolah dapat selama dua puluh empat jam. Inilah
mengekploitasi potensi untuk membangun beberapa nilai plus dari sistem boarding
lembaga pendidikan yang kompeten dalam school yang tidak dimiliki oleh sekolah-
menghasilkan output yang berkualitas. sekolah umum.
Sekolah berasrama dapat
merancang program pendidikan yang F. Tujuan Pe mbelajaran PAI di
komprehensif- holistik dari program Islamic Boarding School SMA
pendidikan keagamaan, academic Sebuah kaidah ushuliyah
development, life skill sampai membangun menayatakan, ”al-umuru bi maqashidiha”,
wawasan global. Bahkan pembelajaran yakni setiap tindakan dan aktivitas harus
tidak hanya sampai pada tataran teoritis , berorientasi pada tujuan atau rencana yang
tapi juga implementasi baik dalam konteks telah ditetapkan. Kaidah ini menunjukkan
belajar ilmu ataupun belajar hidup. bahwa pendidikan seharusnya berorientasi
Dalam sekolah berasrama semua pada tujuan yang ingin dicapai bukan
elemen yang ada dalam kompleks sekolah semata- mata berorientasi pada sederetan
terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya materi. Karena itulah, tujuan pendidikan
tidak hanya guru mata pelajaran, tapi Islam menjadi kompenen pendidikan yang
semua orang dewasa yang ada di Boarding harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum
School adalah guru. Siwa tidak hanya merumuskan kompenen-kompenen
diajarkan konsep-konsep langit, tapi murid pendidikan yang lain.
melihat langsung praktek kehidupan dalam Tujuan merupakan standar usaha
berbagai aspek. Begitu juga dalam mem- yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
bangun religious society, maka semua usaha yang akan dilalui dan merupakan
elemen yang terlibat mengimplementasikan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
agama secara baik. lain. Di samping itu, tujuan dapat
Dengan pelayanan pendidikan dan membatasi ruang gerak usaha, agar kegitan
bimbingan dengan sistem boarding school dapat terfokus pada apa yang dicita-
yang diupayakan selama dua puluh empat citakan, dan yang terpenting lagi adalah
jam, akan diperoleh penjadwalan dapat memberi penilaian atau evaluasi
pembelajaran yang lebih leluasa dan pada usaha-usaha pendidikan.
menyeluruh, sehingga segala aktifitas Perumusan tujuan pendidikan Islam
siswa akan senantiasa terbimbing, juga harus berorientasi pada hakikat pendidikan
yang meliputi beberapa aspeknya, seperti:
4
A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School
1. Tujuan dan tugas hidup manusia,
dan Pesantren Masa Depan”, dalam 2. Memperhatikan sifat-sifat dasar
http://masthoni.wordpress.com/2009/06/14/boardin (nature) manusia,
g-school-dan-pesantren-masa-depan/more-162.

1378 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

3. Tuntutan masyarakat, dan disebabkan oleh tidak jelasnya rumusan


4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. tujuan pendidikan.
Ketiga, tujuan pendidikan di satu
Tujuan pendidikan merupakan
sisi membatasi lingkup suatu usaha
syarat mutlak dalam mendefinisikan
pendidikan, tetapi di sisi lain
pendidikan itu sendiri yang paling tidak
mempengaruhi usaha dinamikanya. Hal ini
didasarkan atas konsep dasar mengenai
disebabkan karena pendidikan merupakan
manusia, alam dan ilmu serta dengan
usaha berproses yang di dalamnya usaha-
pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya.
usaha pokok dan usaha-usaha parsial
Sebagian ahli Pendidikan Islam menyebut
saling terkait. Tiap-tiap usaha memiliki
istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi
tujuannya masing- masing. Usaha pokok
dan misi pendidikan Islam.
memiliki tujuan yang lebih tinggi dan lebih
Perhatian tentang tujuan
umum. Sedangkan usaha parsial memiliki
pendidikan lebih penting dari pada
tujuan yang lebih rendah dan lebih
perhatian tentang sarana pendidikan.
spesifik.5
Sarana pendidikan pasti berubah dari masa
Sebagian ahli pendidikan
ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Akan tetapi tujuan pendidikan tidak Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat
dimensi, yaitu:6
berubah. Ia selalu tetap dan istiqomah.
Tujuan pendidikan merupakan masalah 1. Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf
sentral dalam proses pendidikan. Hal itu al-Jismiyyah)
disebabkan oleh fungsi- fungsi yang Mempersiapkan diri manusia sebagai
dipikulnya, yaitu: pengemban tugas khalifah di bumi,
Pertama, tujuan pendidikan melalui keterampilan-keterampilan
mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi fisik. Mereka berpijak pada pendapat
ini menunjukkan pentingnya perumusan an-Nawawi yang menafsirkan “al-
dan pembatasan tujuan pendidikan secara qawy” sebagai kekuatan iman yang
jelas. Tanpa tujuan yang jelas, proses ditopang oleh kekuatan fisik, (QS. al-
pendidikan akan berjalan tidak efektif dan Baqarah: 247, al-Anfal: 60).
tidak efisien, bahkan tidak menentu dan 2. Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf al-
salah dalam mengambil metode, sehingga
Ruhaniyyah)
tidak mencapai manfaat.
Mensucikan jiwa agar senantiasa taat
Kedua, tujuan pendidikan
dan mengabdi hanya kepada Allah SWT
mengakhiri usaha pendidikan. Apabila semata serta melaksanakan moralitas
tujuannya telah tercapai, maka berakhir Islami yang diteladankan oleh Nabi
pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti shallallahu 'alaihi wasallam dengan
sebelum tujuan tercapai, maka berakhir
pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti 5
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
sebelum tujuannya tercapai, sesungguhnya Pendidikan Islam, 1980, Bandung, P.T. Al-Ma‟arif,
belum dapat di sebut berakhir, tetapi hanya 1980, hlm. 45-46
6
Lihat Abdul Rah man Shaleh, Teori-Teori
mengalami kegagalan yang antara lain
Pendidikan Berdasarkan al-Qur‟an, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991, hlm. 138-153.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1379


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

berdasarkan pada cita-cita ideal dalam Adapun menurut Muhammad


7
al-Qur‟an (QS. Ali „Imran: 15). „Athiyah al-Abrasy tujuan pendidikan Islam
Di antara indikasi kesucian rohani adalah tujuan yang telah ditetapkan dan
adalah tidak bermuka dua/munafik (QS. dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu
Al-Baqarah: 10), berupaya memurnikan 'alaihi wasallam sewaktu hidupnya, yaitu
dan menyucikan diri manusia secara pembentukan moral yang tinggi, karena
individual dari sikap negatif (QS al- pendidikan moral merupakan jiwa
Baqarah: 126); dan inilah yang disebut pendidikan Islam, sekalipun tanpa
dengan tazkiyah (purification) dan mengabaikan pendidikan jasmani, akal, dan
hikmah (wisdom). ilmu praktis. Tujuan tersebut berpijak dari
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
3. Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-
yang diriwayatkan oleh Malik dari sahabat
„Aqliyyah)
Anas bin Malik bahwa beliau bersabda:
Pengarahan inteligensi untuk ُ ‫ْاهما ُب‬
‫عثت ألتمم مكار َم ألاخالق‬
menemukan kebenaran dan sebab-
sebabnya dengan telaah tanda-tanda “Aku diutus hanyalah untuk
kekuasaan Allah dan menemukan menyempurnakan akhlak yang baik”
pesan-pesan dari ayat-ayat-Nya yang Pemaparan di atas menunjukkan
berimplikasi kepada peningkatan iman betapa besar perhatian para ahli pendidikan
kepada Sang Pencipta. Tahapan akal ini Islam tentang tema tujuan pendidikan
adalah: Islam. Di samping itu terdapat pula
a. Pencapaian kebenaran ilmiah („ilm rumusan tujuan Pendidikan Islam yang
al-yaqin) (QS. Al-Takastur: 5) dicetuskan oleh Seminar Pendidikan Islam
b. Pencapaian kebenaran empiris („ain Sedunia tahun 1980 di Islamabad,
al-yaqin) (QS. Al-Takastur: 7) Pakistan. Rumusan tersebut berbunyi:
c. Pencapaian kebenaran metaempiris “Pendidikan seharusnya bertujuan
atau mungkin lebih tepatnya sebagai mencapai pertumbuhan yang seimbang
kebenaran filosofis (haqq al-yaqin) dalam kepribadian manusia secara total
(QS. Al-Waqi.ah: 95). melalui pelatihan spiritual, kecerdasan,
4. Tujuan Pendidikan Sosial ( al-Ahdaf al- rasio, perasaan, dan panca indra. Oleh
Ijtima‟iyyah) karena itu, pendidikan seharusnya
Tujuan pendidikan sosial adalah pelayanan bagi pertumbuhan manusia
pembentukan kepribadian yang utuh dalam segala aspeknya yang meliputi
yang menjadi bagian dari komunitas aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik,
sosial. Identitas individu di sini ilmiyah, linguistik, baik secara individu,
tercermin sebagai “an-nas” yang hidup maupun secara kolektif, dan memotifasi
pada masyarakat yang plural semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan
(majemuk). pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama
pendidikan bertumpu pada terealisasinya

7
Muhammad Athiyah al-Abrasy, Ruh al-
Tarbiyah wa al-Ta‟lim, Saudi Arabiyah: Dar al-
Ihya‟, hlm. 30.

1380 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

ketundukan kepada Allah SWT baik dalam sebagian ahli pendidikan merumuskan
level individu, komunitas, dan manusia bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
secara luas.” 8 1. Menumbuhkan manusia- manusia yang
Pada dasarnya tujuan pendidikan shalih dan senantiasa mengabdi
Islam tidak terlepas dari tujuan hidup (beribadah) kepada Allah atas dasar
manusia dalam Islam, yaitu mencetak ilmu dan petunjuk.
pribadi-pribadi hamba Allah yang 2. Membangun manusia- manusia yang
bertakwa kepada-Nya dan dapat meraih mampu memakmurkan bumi untuk
kehidupan yang bahagia di dunia dan kemaslahatan bersama serta
akhirat. Dalam konteks sosiologi, mejalankan tugas-tugas kekhalifahan
membentuk pribadi-pribadi bertakwa yang di muka bumi sesuai dengan manhaj
menjadi rahmatan lil ‟alamin. Tujuan Allah dan syari‟at-Nya yang lurus.
hidup dalam Islam inilah yang dapat 3. Membangun masyarakat muslim
disebut juga sebagai tujuan akhir secara khusus dan ummat Islam secara
pendidikan Islam. umum serta menjalankan misi dakwah
Tentang tujuan hidup manusia, al- atau menyeru manusia ke jalan Allah.
Qur'an al-Karim telah memaparkannya 4. Memperkuat ikatan kecintaan dan
dengan sangat jelas. Allah Ta'ala kasih sayang antara sesama anggota
berfirman: umat Islam di satu sisi, dan semua
َّ َ ۡ َ َّ ۡ ُ ۡ َ َ َ َ
ِ ‫وس ِإَّل ِل َي ۡع ُب ُدو ِ ِن‬‫ٱۡل‬
ِ ‫وما خلقت ٱل ِجن و‬ makhluk yang ada di sekitarnya di sisi
yang lain.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan 5. Membentuk muslim yang membawa
manusia melainkan supaya mereka keselamatan bagi orang lain, saling
beribadah kepada-Ku.” (QS. adz- tolong menolong dengan yang lainnya
Dzariyat: 56) dalam permasalahan-permasalahan
Pengertian ibadah dalam Islam yang menyangkut kebaikan bersama. 9
sangatlah luas dan tidak hanya terbatas
pada ritual-ritual khusus semata. Semua Dengan kata lain, pendidikan yang
aktivitas manusia yang dilakukan dalam ideal dalam pandangan Islam adalah
rangka mewujudkan ketaatan kepada Allah pendidikan yang memadukan antara iman
Ta'ala dan sejalan dengan ridha-Nya, maka dan ilmu pengetahuan, akhlak dan skill,
ia termasuk ibadah. Sehingga ibadah dalam kecerdasan dan ketakwaan. Inilah cikal-
Islam jangkauannya menyentuh semua bakal suatu bangsa yang kuat, maju, dan
aspek kehidupan dan mencakup seluruh beradab.
gerak dan semua aktivitas yang dapat Adapun tujuan khusus pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia agama Islam di SMA secara umum adalah
atau mensejahterakan manusia. sebagai berikut:10
Dengan berlandaskan pada tujuan
9
hidup yang telah dijelaskan oleh al-Qur'an, Shalih Abu Arrad, Pengantar Pendidikan
Islam, Bogor, PT Marwah Indo Media, 2003, h lm.
65.
10
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam
8
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja
dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 4. Rosdakarya, 2005, hlm. 42.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1381


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

a. Siswa mampu membaca al-Qur‟an, Kurikulum itu laksana jalan yang dilalui
menulis, dan memahami ayat-ayat al- dalam menuju tujuan.11
Qur‟an serta mampu Dengan demikian esensi kurikulum
mengimplementasikannya di dalam ialah program. Bahkan kurikulum ialah
kehidupan sehari-hari. program. Kata ini memang terkenal dalam
b. Beriman kepada Allah SWT, ilmu pendidikan. Program apa? Kurikulum
malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab- ialah program dalam mencapai tujuan
Nya, rasul-rasul-Nya, kepada hari pendidikan... Hal penting pertama yang
kiamat, dan qadha dan qadar-Nya. harus diperhatikan ialah kurikulum itu
Dengan mengetahui fungsi dan ditentukan oleh tujuan pendidikan yang
hikmahnya serta terefleksi dalam hendak dicapai. Sementara tujuan
sikap, perilaku, dan akhlak peserta pendidikan itu mesti ditetapkan
didik pada dimensi kehidupan sehari- berdasarkan kehendak manusia yang
hari. membuat kurikulum itu. 12
c. Siswa terbiasa berperilaku dengan Kurikulum dalam bahasa Arab
sifat terpuji dan menjauhi sifat-sifat disebut manhaj, yang berarti jalan yang
tercela, dan bertata krama dengan terang yang dilalui oleh manusia pada
etika Islami dalam kehidupan sehari- berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks
hari. pendidikan, kurikulum berarti jalan yang
d. Siswa mampu memahami sumber terang yang dilalui oleh pendidik dengan
hukum dan ketentuan hukum Islam peserta didik untuk mengembangkan
tentang ibadah, mu‟amalah, mawaris, pengetahuan, sikap, serta nilai- nilai.
munakahat, jenazah, dan mampu Sedangkan arti manhaj/kurikulum dalam
mengamalkannya dalam kehidupan pendidikan Islam adalah seperangkat
sehari-hari. perencanaan dan media yang dijadikan
e. Siswa mampu memahami, mengambil acuan oleh lembaga Pendidikan Islam
manfaat, dan hikmah perkembangan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
13
Islam di Indonesia dan dunia serta Pendidikan Islam.
mampu menerapkannya dalam Kurikulum pendidikan dalam
kehidupan sehari-hari. SMA-IT (Islamic Boarding School)
sesungguhnya merupakan perpaduan
G. Kurikulum PAI di Islamic Boarding antara kurikulum nasional dengan
School SMA kurikulum pendidikan Islam yang meliputi
Kurikulum sangat penting pembelajaran Al-Qur‟an, bahasa Arab,
posisinya dalam pendidikan. Kurikulum ilmu- ilmu keIslaman dan latihan
ialah program untuk mencapai tujuan. kepemimpinan. Bila dijabarkan kurikulum
Sebaik apa pun rumusan tujuan jika tidak Pendidikan SMA-IT meliputi:
dilengkapi dengan program yang tepat
maka tujuan itu tidak akan tercapai. 11
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hlm. 99.
12
Ibid.
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kalam Mulia, 2010, hlm. 132.

1382 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

1. Kurikulum Nasional membangun sifat peduli murid


Kurikulum yang diberlakukan secara terhadap lingkungan.
Nasional oleh Kementerian Aspek ruang lingkup kurikulum
Pendidikan Nasional, atau dikenal kepanduan meliputi: ruhiyah,
dengan istilah KTSP. jasadiyah, fanniyah (skill), Tsaqafiyah
2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (wawasan), qiyadah wal jundiyah
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (kepemimpinan), dan ukhuwah
yang disusun berdasarkan pendekatan (persaudaraan).
”Tarbiyatul aulad fil Islam” yang 4. Kurikulum Keterampilan
meliputi: Merupakan sekumpulan dan pilihan
a) Pendidikan Agama Islam berbagai keterampilan. Diharapkan
Kurikulum yang bermuatan pokok- setiap siswa SMA-IT memilih salah
pokok ajaran Islam yang meliputi satu pilihan keterampilan seperti:
pelajaran Aqidah, Ibadah, Akhlaq, renang, beladiri, jurnalistik, komputer,
Fiqh, Sirah atau Tarikh, dan Tsaqofah. nasyid, qira‟ah, cabang olahraga
tertentu, Kelompok Ilmiah Remaja
b) Kurikulum Pendidikan Al-Qur‟an
(KIR), atau Bulan Sabit Merah
Mengajarkan kemampuan membaca
Al-Qur‟an dengan baik dan benar Remaja (BSMR).
Secara umum, kurikulum SMA-IT
sehingga memenuhi standar bacaan
mengacu kepada kurikulum diknas yang
yang benar. Setelah mampu membaca
dipadukan dengan kurikulum
dengan tartil dan tajwid maka
kepesantrenan/agama. Dengan perpaduan
dilanjutkan dengan kemampuan
kurikulum tersebut setiap murid dituntut
menghafalkannya sesuai dengan
untuk belajar lebih keras daripada murid-
kemampuan murid.
3. Kurikulum Kepanduan murid SMA lainnya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa beban belajar murid-
Merupakan pilihan wajib bagi setiap
murid SMA-IT jauh lebih berat dari rekan-
siswa SMA-IT. Kurikulum kepanduan
rekan mereka yang tidak belajar di SMA-
mendidik, melatih, dan mengarahkan
IT.
siswa agar memiliki jiwa dan
kemampuan memimpin yang tinggi,
H. Materi pe mbelajaran PAI di Islamic
disiplin, keberanian, taggung jawab,
kepedulian, dan berbagai keterampilan Boarding School (SMA)
lapangan. Kurikulum yang Materi pokok pendidikan Agama
Islam adalah semua masalah hidup dan
mengajarakan keterampilan yang
kehidupan manusia menurut ajaran agama
diperlukan sepanjang hayat, menjaga
Islam dengan sumbernya yang sudah jelas
dan meningkatkan kebugaran, dan
yaitu: Kitab Suci Al Qur‟an dan Hadits
kekuatan jasmani, membentuk
Nabi SAW dan materi yang disampaikan
kepribadian yang Islami, membentuk
itu harus sesuai dengan kemampuan atau
karakter pemimpin yang cerdas,
kecerdasan serta pertumbuhan peserta
amanah dan bertanggung jawab,
didiknya.
membekali keterampilan hidup, serta

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1383


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Secara garis besar materi pokok d. Aqidah


pendidikan agama Islam itu meliputi: e. Fiqh,yang mencakup fiqih ibadah,
1. Aqidah; adalah bersifat iktikad batin, hukum- hukum mu‟amalah,
mengajarkan keesaan Allah, Esa munakahah, jinayah dan cabang-
sebagai Tuhan yang mencipta, cabang fiqih lainnya.
mengatur, dan memiliki alam ini. f. Siroh Nabawiyah
2. Syari‟ah; adalah berhubungan dengan
amal lahir dalam rangka mentaati H. Metode Pembelajaran PAI di
semua peraturan dan hukum Tuhan Islamic Boarding School, SMA
guna mengatur hubungan antara Dalam rangka keberhasilan
manusia dengan Tuhan pembelajaran PAI di Islamic Boarding
3. Akhlak; adalah sesuatu amalan yang School, ada beberapa metode yang
bersifat pelengkap penyempurnaan dianjurkan oleh para ahli pendidikan untuk
bagi kedua amal di atas dan ditempuh dalam proses mendidik. An-
mengajarkan tentang tata cara Nahlawi dalam bukunya Ushul at-Tarbiyah
pergaulan hidup manusia.14 al-Islamiyyah menyebutkan beberapa
metode yang sangat baik untuk diterapkan
Kemudian dijabarkan ke dalam dalam dunia pendidikan. Beberapa metode
bentuk Rukun Iman, Rukun Islam dan tersebut ialah:
akhlak, dari ketiganya lahirlah ilmu
Tauhid, Ilmu Fiqh dan Ilmu Akhlak. 15 Pertama: Metode dialog
Apabila dirinci, maka materi Metode dialog adalah metode
pembelajaran PAI di Islamic Boarding mendidik dengan menggunakan tanya
School meliputi mata pelajaran: jawab yang biasanya mempunyai tujuan
a. Al-Qur'an, yang mencakup tahsin dan tema tertentu. Peran dialog sangat
(cara membaca al-Qur'an sesuai penting. Melalui dialog perasaan dan emosi
dengan tajwid), tahfizh (menghafal al- seseorang akan tergugah karena topik
Qur'an) yang pada umumnya untuk pembicaraan pada umumnya bersifat
setiap tahun targetnya tiga juz, dan realistis dan manusiawi. Metode dialog ini
tafsir al-Qur'an. sering dilakukan oleh Rasulullah dalam
b. Hadits dan Ulumul hadits. mendidik para sahabatnya. Sebagai contoh
c. Bahasa Arab yang mencakup adalah dialog Rasulullah kepada seorang
Mufradat (menghafal kosa kata), pemuda yang meminta izin kepada beliau
Khath dan Imla‟ (dikte), serta Qawa‟id untuk berzina. Juga dialog Rasulullah
(Nahwu dan sharaf) tentang hakikat orang yang bangkrut
(muflis) dan sebagainya.16

14
http://makalahguru.blogspot.co.id/2011/12/
materi-dan-metode-pendidikan-agama-islam.ht ml,
diunduh pada Selasa, tanggal 25 Oktober 2016,
16
pukul 13.23WWIB. Lihat Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul at-
15
Zuhairin i et al., Metodik Khusus Pendidikan Tarbiyah al-Islamiyyah fi al-Bait wa al-Madrasah
Agama Islam, Su rabaya, Usaha Nasional, 1983, wa al-Mujtama‟, Beirut: Dar al-Fikr, 1999, hlm. 230-
hlm 60. 233.

1384 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Kedua: Metode Penuturan Kisah mereka tentang betapa remehnya dunia ini
Dalam pendidikan Islam, kisah jika dibandingkan dengan akhirat,
memiliki peran tarbiyah yang tidak dapat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir
diwujudkan oleh metode lainnya. Hal ini bin Abdillah :
karena kisah (khususnya kisah-kisah Bahwa Rasulullah lewat d i
Qur‟ani dan Nabawi) memiliki beberapa suatu pasar, masuk dari sebagian
keistimewaan seperti: tempat yang tinggi sementara
1. Sangat menarik perhatian orang yang orang-orang berada di sebelah
membaca atau mendengarkannya. kanan dan kiri beliau. Lalu beliau
2. Memberikan pengaruh psikologis dan melewati anak keledai yang kecil
pendidikan yang sangat kuat. daun telinganya dan sudah
3. Sepanjang zaman kisah-kisah tersebut menjadi bangkai. Beliau
tak kan pernah basi. menghampiri bangkai anak
4. Membangkitkan perasaan dan dinamika keledai tersebut dan memegang
yang hidup dalam jiwa para telinganya kemudian berkata,
pendengarnya. “Siapakah di antara kalian yang
5. Mendorong seseorang untuk merubah mau membeli telinga ini dengan
perilakunya dan memperbarui tekadnya harga satu dirham?” Para sahabat
sesuai dengan alur yang diarahkan oleh menjawab, “Kami tidak mau
kisah. membelinya dengan harga
6. Menumbuhkan nilai-nilai keimanan. sedikitpun, apa yang dapat kami
Sebagai contoh, kisah Yusuf perbuat terhadapnya?” Beliau
bersama para saudaranya, kisah ini lantas berkata, “Maukah kalian
mendidik seseorang untuk memiliki diberi telinga ini dengan cuma-
sifat sabar dan percaya akan cuma?” Mereka menjawab,
pertolongan Allah serta tidak “Demi Allah, seandainya ia masih
berputus asa dari rahmat-Nya.17 hidup pun ada cacatnya karena
telinganya kecil, bagaimana jika
Ketiga: Metode Perumpamaan sudah mati?” Maka beliau
Metode perumpamaan adalah sebuah bersabda, “Demi Allah, sungguh
metode pendidikan yang menggunakan dunia ini lebih remeh bagi Allah
perumpamaan sebagai sarananya. Sesuatu daripada daun telinga keledai ini
yang hendak dijelaskan kebaikannya bagi kalian.” (HR. Muslim)18
diumpamakan dengan sesuatu yang sudah
dikenal sebagai hal yang baik, begitu pula Keempat: Metode Keteladanan
sebaliknya. Sebagai contoh, Rasulullah Salah satu unsur pendidikan yang
pernah lewat di suatu pasar dan beliau sangat urgen adalah adanya sosok pendidik
melihat orang-orang demikian rakus yang menjadi teladan bagi para peserta
memperebutkan keuntungan duniawi, didiknya. Pendidikan tidak akan berjalan
maka beliau hendak menjelaskan kepada
18
Muslim an-Naisaburi, Shahih Muslim,
17
an-Nahlawi, Ushul at-Tarbiyah al- Kitab: az-Zuhd wa-ar-Raqaiq, Bab: Haddatsana
Islamiyyah, hlm. 234-236 Qutaibah bin Sa‟id, nomor hadits: 7607.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1385


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

dengan baik tanpa adanya keteladanan. Kelima: Metode Mengambil Pelajaran


Oleh karena itulah Allah mengutus dan Nasihat
Muhammad sebagai hamba dan rasul- Yang dimaksud dengan „ibrah atau
Nya agar menjadi teladan bagi manusia. i'tibar ialah upaya seseorang untuk
ُ َّ ُ َ َ َ ۡ َ َّ
‫ان لك ۡم ِفي َر ُس ى ِل ٱلل ِه أ ۡس َى ٌة‬ ‫لقد ك‬ mengambil pelajaran dari suatu peristiwa,

َ ‫ة ّّلَن َك‬ٞ ‫َح َس َى‬


merenungkan, dan melakukan analogi
ۡ َّ ْ
‫ان َي ۡر ُجىا ٱلل َه َوٱل َي ۡى َم‬ ِ (qias) terhadapnya sehingga sampai pada
َ َّ َ َ ٓۡ
ِ ‫ٱأل ِخ َر َوذك َر ٱلل َه ك ِث ٗيرا‬
suatu natijah atau hasil yang membuat
hatinya khusyu‟ dan terdorong untuk
melakukan sebuah perilaku yang sesuai.21
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Setiap kisah yang tertera dalam al-
Rasulullah itu suri teladan yang baik
Qur'an atau hadits selalu mengandung
bagimu, (yaitu) bagi orang yang
„ibrah dan efek paedagogis di balik kisah
mengharap (rahmat) Allah dan
tersebut. Akan tetapi hanya orang yang
(kedatangan) hari kiamat dan dia
berakal saja yang mampu mengambil „ibrah
banyak menyebut Allah. (QS. Al-
tersebut. Allah berfirman:
Ahzâb [33]: 21)
Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran
Aisyah pernah ditanya tentang akhlak
bagi orang-orang yang
Nabi maka ia menjawab:
َ ْ ُ َ َ
ِ‫كان ُخل ُق ُه ال ُق ْرآن‬
mempunyai akal. Al-Qur‟an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat,
Sesungguhnya akhlak beliau adalah akan tetapi membenarkan (kitab-
al-Qur'an. (HR. Ahmad) 19 kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu serta
Seorang anak membutuhkan teladan sebagai petunjuk, dan rahmat bagi
dalam rumahnya pada kedua orang tuanya kaum yang beriman. (QS. Yusuf
agar sejak kecil menyerap nilai- nilai akhlak [12]: 111)
Islami. Kemudian setelah ia masuk sekolah,
di sekolah ia juga membutuhkan teladan Karena metode ini cukup penting dan
dari para pendidiknya sehingga bisa ia hanya dapat dilakukan setelah
menerima bahwa perilaku ideal yang perenungan dan tadabbur, maka seorang
dituntut darinya memang mungkin untuk pendidik perlu melatih dan mengasah
diterapkan dalam dunia realita dan bahwa keterampilan peserta didiknya dalam
tidak ada kebahagiaan tanpa menerapkan mengambil „ibrah dari setiap kisah atau
perilaku yang terpuji tersebut.20 peristiwa. Pelatihan ini bisa dilakukan
dengan cara seorang guru atau pendidik
melontarkan pertanyaan kepada para
muridnya seusai membaca kisah, “Pelajaran
19 apa yang dapat kalian ambil setelah
Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani, Musnad
al-Imam Ahmad bin Hanbal, Hadits as-Sayyidah membaca kisah ini?” Kemudian guru
„Aisyah, nomor hadits: 11502.
20
Lihat an-Nahlawi, Ushul at-Tarbiyah al-
21
Islamiyyah, hlm. 257 Ibid., hlm. 272

1386 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

memberikan kesempatan bagi mereka untuk Metode pendidikan dengan at-


berpikir dan merenung agar dapat targhib dan at-tarhib ini telah terbukti
menyampaikan „ibrah apa saja yang bisa sangat efektif karena di antara fitrah yang
mereka petik. Setelah itu ia mengevaluasi melekat pada setiap manusia adalah
jawaban-jawaban para muridnya dan menyukai kemaslahatan, kenikmatan, dan
memberikan tambahan serta penjelasan akibat yang baik. Sebaliknya setiap
yang perlu. manusia akan menjauhi dan menghindari
Adapun yang dimaksud dengan sesuatu yang menyebabkan penderitaan,
mau‟izhah atau nasihat adalah kesakitan, dan akibat yang buruk.
mengingatkan seseorang akan pahala di sisi Salah satu kelebihan sistem
Allah dan hukuman-Nya sehingga pendidikan Islam yang tidak dimiliki oleh
membuat hati orang tersebut menjadi sistem-sistem lainnya ialah bahwa dalam
lembut dan tersadar.22 Islam konsep sanksi tidak hanya terbatas
Agar nasihat tersebut berkesan di hati pada sanksi dunia saja tetapi juga sanksi
para peserta didik, maka seorang pendidik akhirat. Ini artinya, dalam sistem
harus benar-benar tulus dan ikhlas dalam pendidikan Islam, setiap anak didik
menyampaikan nasihat tersebut, tidak ditanamkan dalam jiwanya rasa takut
tersusupi oleh kepentingan pribadi atau kepada Allah dan sanksi-Nya di akhirat.
interest lainnya. Para peserta didik harus Ini berbeda dengan sistem di luar Islam di
bisa menangkap bahwa apa yang mana penerapan sanksi hanya terbatas
disampaikan oleh sang pendidik itu tidak pada sanksi fisik dan mental yang berlaku
lain adalah nasihat tulus dari seorang yang di dunia saja. 25
menginginkan kebaikan untuk mereka.
J. Evaluasi Pe mbelajaran PAI di Islamic
Keenam: Metode Memberikan Motivasi Boarding School
dan Peringatan Dalam setiap pembelajaran,
Yang dimaksud dengan at-targhib pendidik harus berusaha mengetahui hasil
adalah janji gembira yang disertai dengan dari proses pembelajaran yang ia lakukan.
anjuran dan motivasi akan suatu Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak
kemaslahatan atau kesenangan pada masa baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat,
yang akan datang sebagai imbalan atas dan lain- lain. Pentingnya diketahui hasil
amal shalih yang dilakukan seseorang atau ini karena ia dapat menjadi salah satu
amal buruk yang ditinggalkannya. 23 patron bagi pendidik untuk mengetahui
Sedangkan at-tarhib adalah sejauh mana proses pembelajaran yang ia
peringatan atau ancaman akan sebuah lakukan dapat mengembangkan potensi
sangsi yang dijatuhkan akibat melanggar peserta didik. Artinya, apabila
larangan Allah atau meremehkan suatu pembelajaran yang dilakukannya mencapai
kewajiban yang telah diperintahkan Allah hasil yang baik, pendidik tentu dapat
.24 dikatakan berhasil dalam proses

22 25
Ibid., hlm. 281. Wahbah az-Zuhaili, Al-Qur'an Paradigma
23
Ibid., hlm. 287. Hukum dan Peradaban, Surabaya: Risalah Gusti,
24
Ibid. 1996, hlm. 48.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1387


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

pembelajaran dan demikian pula desain khusus dan dalam implementasinya


sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan secara integral maupun terpisah
dilakukan untuk mengetahui hasil yang dengan struktur kurikulum madrasah.
telah dicapai oleh pendidik dalam proses Implementasi mata pelajaran
pembelajaran adalah melalui evaluasi. Agama Islam mendorong tingkat
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini pencapaian pembelajaran peserta didik
dapat berupa evaluasi hasil belajar dan khususnya mata pelajaran Pendidikan
evaluasi pembelajaran. Agama Islam yang diarahkan untuk
Istilah evaluasi berasal dari bahasa menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
Inggris yaitu evaluation yang artinya memahami, menghayati, dan meng-
penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti amalkan nilai- nilai ajaran Islam, yang
yang berbeda, menurut Wang dan Brown kemudian menjadi dasar pandang hidupnya
dalam buku yang berjudul Essentials of (way of life) melalui kegiatan bimbingan,
Educational Evaluation, dikatakan bahwa pembiasaan, dan pengamalan dalam
“Evaluation refer to the act or process to kehidupan sehari-hari.27
determining the value of something”, Dalam lingkungan Islamic
artinya “Evaluasi adalah suatu tindakan boarding school, para murid tidak hanya
atau suatu proses untuk menentukan nilai dibekali ilmu pengetahuan keislaman
daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat semata, tetapi juga dikondisikan agar
tersebut, maka evaluasi pendidikan dapat mampu menerapkan dan mengimple-
diartikan sebagai tindakan atau suatu mentasikan ilmu yang telah mereka
proses untuk menentukan nilai segala pelajari. Oleh karena itu, salah satu agenda
sesuatu dalam dunia pendidikan atau kegiatan murid pada Islamic Boarding
segala sesuatu yang ada hubungannya School adalah melaksanakan shalat lima
dengan dunia pendidikan. 26 waktu secara berjamaah. Bahkan satu jam
Dengan demikian evaluasi dapat sebelum masuk waktu shalat subuh mereka
diartikan sebagai suatu kegiatan yang telah dibangunkan untuk melaksanakan
terencana untuk mengetahui keadaan suatu qiyamul lail dan tilawah al-Qur'an.
objek dengan menggunakan instrumen dan Pembiasaan puasa sunnah juga
hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak diterapkan pada lingkungan sekolah yang
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. berasrama ini. Di samping itu nilai- nilai
akhlak Islam juga dibudayakan, seperti
K. Implementasi Pembelajaran PAI kejujuran, kesederhanaan, kesetiakawanan,
Pedoman implementasi mata kebersihan, kedisiplinan, dan sebagainya.
pelajaran Agama Islam merupakan Dengan lingkungan yang kondusif
kegiatan yang dilakukan dalam upaya seperti ini, para murid SMA Islamic
meningkatkan kompetensi peserta didik boarding school mendapatkan satu nilai
langsung maupun tidak langsung dalam plus yang tidak didapatkan oleh para murid
upaya mendukung tercapainya kompetensi SMA di luar lingkungan Islamic boarding
peserta didik yang diselenggarakan dengan school.
26 27
http://yahyanurkan.blogspot.co.id/2015/ http://tamrinululumjetis.blogspot.co.id/2014/
04/makalah-konsep-dasar-evaluasi.html 12/implementasi-mapel-pai-d i-madrasah.html

1388 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

L. Penutup sungguh dan kebijakan yang mendukung


Dari pemaparan makalah di atas dari pengelola Islamic boarding school.
dapat penulis simpulkan bahwa sekolah
berasrama adalah alternatif yang cukup Daftar Pustaka
baik bagi para orang tua menyekolahkan
anak mereka dalam kondisi apapun. Abdul Majid, 2005, Pendidikan Agama
Selama dua puluh empat jam anak hidup Islam Berbasis Kompetensi,
dalam pemantauan dan kontrol yang total Bandung: Remaja Rosdakarya.
dari pengelola, guru, dan pengasuh di Abdullah Abdul Rahman Shaleh, 1991,
sekolah-sekolah berasrama. Anak betul- Teori-Teori Pendidikan
betul dipersiapkan untuk masuk ke dalam Berdasarkan al-Qur‟an, Jakarta:
dunia nyata dengan modal yang cukup, Rineka Cipta.
tidak hanya kompetensi akademis, tapi an-Nahlawi Abdurrahman, 1999, Ushul at-
pelbagai skill lainnya dipersiapkan Tarbiyah al-Islamiyyah, Beirut: Dar
sehingga mereka mempunyai bekal yang al-Fikr.
ampuh untuk memasuki dan menaklukan Abd A‟la, 2006, Pembaruan Pesantren,
dunia ini. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Di sekolah berasrama, anak Marimba Ahmad D, 1980, Pengantar
dituntut untuk dapat menjadi manusia yang Filsafat Pendidikan Islam,
berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Bandung: PT. Al-Ma‟arif.
Mereka tidak hanya hidup untuk diri dan Tafsir Ahmad, 2002, Filsafat Pendidikan
keluarganya tapi juga harus berbuat untuk Islami, Bandung: PT. Remaja
umat. Oleh sebab itu dukungan fasilitas Rosdakarya.
terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan Arifin M, Kapita Selekta Pendidikan Islam
lingkungan yang kondusif harus didorong dan Umum, Jakarta: Bumi
untuk mencapai cita-cita anak bangsa. Aksara,1991.
Dalam sekolah berasrama semua Sulaiman Fathiyah Hasan, 1986, Sistem
elemen yang ada dalam kompleks sekolah Pendidikan Versi al-Ghazali ,terj.
terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya Fathur Rahman, Bandung: P.T. Al-
tidak hanya guru mata pelajaran, tapi Ma‟arif.
semua orang dewasa yang ada di boarding al-Abrasyi Muhammad „Athiyah, Ruh al-
school adalah guru. Siwa tidak hanya Tarbiyah wa al-Ta‟liim, Saudi
diajarkan konsep-konsep langit, tapi murid Arabia: Dar al-Ahya‟.
melihat langsung praktek kehidupan dalam -----------------------, 1970, Dasar-dasar
berbagai aspek. Begitu juga dalam Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:
membangun religious society, maka semua Bulan Bintang.
elemen yang terlibat mengimplemen- Ramayulis, 2010, Ilmu Pendidikan Islam,
tasikan agama secara baik. Jakarta: Kalam Mulia.
Secara umum, pembelajaran PAI di Arrad Shalih Abu, 2003, Pengantar
Islamic boarding school lebih baik Pendidikan Islam, Alih bahasa:
daripada di sekolah-sekolah umum. Hal ini Saiful Rahim, M.A, Bogor: PT.
disebabkan perhatian yang sungguh- Marwah Indo Media.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic… 1389


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

az-Zuhaili Wahbah, 1996, Al-Qur'an http://masthoni.


Paradigma Hukum dan Peradaban, wordpress.com/2009/06/14/boardin
Surabaya: Risalah Gusti. g-school-dan-pesantren-masa-
Zuhairini dkk, 1983, Metodik Khusus depan.
Pendidikan Agama Islam, http://yahyanurkan.blogspot.co.id/2015/04/
Surabaya: Usaha Nasional. makalah-konsep-dasar-
Tahya A.Halim Fathani, “Boarding School evaluasi.html
dan Pesantren Masa Depan”, dalam

1390 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Islamic…

Anda mungkin juga menyukai