Homeschooling atau sekolah rumah , disebut juga pendidikan rumah atau pendidikan

rumah pilihan ( EHE ), adalah pendidikan anak usia sekolah di rumah atau berbagai tempat
selain sekolah . [1] Biasanya dilakukan oleh orang tua, tutor, atau guru online, banyak keluarga
homeschooling menggunakan metode pembelajaran yang tidak terlalu formal, lebih personal,
dan individual yang tidak selalu ditemukan di sekolah. Praktik homeschooling sebenarnya sangat
bervariasi. Spektrumnya berkisar dari bentuk yang sangat terstruktur berdasarkan pelajaran
sekolah tradisional hingga bentuk yang lebih terbuka dan bebas seperti tidak bersekolah , yang
merupakan penerapan homeschooling yang bebas pelajaran dan kurikulum . Beberapa keluarga
yang awalnya bersekolah mengalami fase deschool untuk melepaskan diri dari kebiasaan sekolah
dan bersiap untuk homeschooling. Meskipun "homeschooling" adalah istilah yang umum
digunakan di Amerika Utara, "pendidikan di rumah" terutama digunakan di Eropa dan
banyak negara Persemakmuran . Homeschooling tidak sama dengan pendidikan jarak jauh , yang
umumnya mengacu pada pengaturan di mana siswa dididik oleh dan mematuhi persyaratan
sekolah online , bukan dididik secara mandiri dan tidak dibatasi oleh orang tua atau diri mereka
sendiri.
Ada banyak alasan berbeda untuk melakukan homeschooling, mulai dari kepentingan pribadi
hingga ketidakpuasan terhadap sistem sekolah umum . Beberapa orang tua melihat peluang
pendidikan yang lebih baik bagi anak mereka melalui homeschooling, misalnya karena mereka
mengenal anak mereka lebih akurat daripada seorang guru dan dapat berkonsentrasi penuh dalam
mendidik biasanya satu atau beberapa orang dan oleh karena itu dapat memberikan respons yang
lebih tepat terhadap kekuatan dan kelemahan masing-masing, atau karena mereka berpikir bahwa
mereka dapat mempersiapkan anak-anak mereka dengan lebih baik untuk kehidupan di luar
sekolah. Beberapa anak juga dapat belajar lebih baik di rumah, misalnya karena mereka tidak
merasa terkekang, tidak diganggu atau teralihkan dari urusan sekolah, tidak merasa tertantang
atau terbebani dengan topik tertentu, merasa bahwa temperamen tertentu didorong di sekolah,
sementara yang lain terhambat, tidak dapat mengatasi dengan baik struktur yang sering
ditentukan sebelumnya atau diintimidasi di sana. Homeschooling juga merupakan pilihan bagi
keluarga yang tinggal di daerah pedesaan terpencil, mereka yang tinggal sementara di luar
negeri, mereka yang sering bepergian sehingga menghadapi ketidakmungkinan atau kesulitan
fisik untuk menyekolahkan anak-anak mereka, dan mereka yang ingin menghabiskan waktu
lebih banyak dan lebih baik dengan anak-anak mereka. Alasan kesehatan dan kebutuhan
khusus juga dapat berperan dalam penyebab anak-anak tidak dapat bersekolah secara rutin dan
setidaknya sebagian bersekolah di rumah.
Kritik terhadap homeschooling berpendapat bahwa anak-anak mungkin kurang bersosialisasi dan
karena itu memiliki keterampilan sosial yang lebih buruk . Beberapa juga khawatir bahwa orang
tua mungkin tidak memenuhi syarat untuk membimbing dan menasihati anak-anak mereka
dalam keterampilan hidup. Kritikus juga mengatakan bahwa seorang anak mungkin tidak akan
bertemu dengan orang-orang dari budaya, pandangan dunia, dan kelompok sosial ekonomi lain
jika mereka tidak terdaftar di sekolah. Oleh karena itu, para kritikus ini percaya bahwa
homeschooling tidak dapat menjamin pendidikan yang komprehensif dan netral jika standar
pendidikan tidak ditentukan. Anak-anak yang bersekolah di rumah terkadang mendapat nilai
lebih tinggi pada tes standar dan orang tua mereka melaporkan melalui survei bahwa anak-anak
mereka memiliki keterampilan sosial yang sama atau lebih baik dan rata-rata lebih berpartisipasi
dalam kegiatan budaya dan keluarga dibandingkan siswa sekolah negeri. [2] [3] Selain itu,
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bersekolah di rumah secara umum cenderung
memiliki harga diri yang lebih tinggi , persahabatan yang lebih dalam, dan hubungan yang lebih
baik dengan orang dewasa, serta kurang rentan terhadap tekanan teman sebaya