Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENELITIAN SIKAP BERBAHASA MAHASISWA


INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


pada Mata Kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni yang diampu oleh
Dra. Isah Cahyani, M.Pd.

Disusun oleh:
Debby Fajarami (1604960)
Diki Wahyudi (1601653)
Lisa Nur Liyana (1604291)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Puja dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah mencurah-
limpahkan anugerah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah yang berjudul “Penelitian Eksperimental Murni” ini selesai dan tepat
pada waktunya. Tidak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Tauladan serta Junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Terutama kami sampaikan kepada
Dra. Isah Cahyani, M.Pd. yang dengan sabar dan semangat Beliau mencurahkan
ilmu-ilmunya terhadap kami. Kami menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini
banyak terdapat kekurangan. Namun, kami tetap berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung,   Oktober  2017

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................2
1.5 Struktur Penulisan....................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................3
2.1  Kajian Teori.............................................................................................................3
b. Sikap Berbahasa.........................................................................................................3
BAB III HASIL PENELITIAN.........................................................................................5
3.1 Hasil Angket..............................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN BERDASARKAN RUMUSAN MASALAH..........................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................10
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
5.2 Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia yang terdiri dari beribu pulau, beragam suku, adat dan budaya,
menimbulkan perbedaan bahasa di antara penduduknya. Hal ini membuat bangsa
Indonesia membutuhkan bahasa yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan
bahasa tersebut. Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, memberikan satu
solusi bagi masyarakat Indonesia sekaligus menimbulkan semangat nasionalisme
yang cukup tinggi bagi bangsa Indonesia. Salahsatu butir sumpah pemuda yang
berbunyi, ‘Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia’, menjadi penegas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
Namun dewasa kini, perkembangan teknologi begitu pesat dan tak terbatas.
Pertukaran budaya yang cenderung bebas dan kurang terkontrol ini berpengaruh
pada aspek berbahasa masyarakat Indonesia. Bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris sebagai lingua franca dunia memiliki kedudukan yang cukup penting bagi
masyarakat Indonesia dalam berbahasa. Akan tetapi, fenomena yang terjadi ialah,
banyak masyarakat Indonesia yang terkesan lebih mengutamakan bahasa asing atau
bahasa internasional (bahasa Inggris), dalam kehidupan sehari-harinya. Banyak kita
lihat seorang ibu yang sudah mulai membiasakan anaknya berbahasa Inggris sejak
masih belia. Hal tersebut sungguh menyedihkan, mengingat eksistensi bahasa
Indonesia dan bahasa Daerah yang perlahan-lahan terkikis oleh bahasa asing.
Oleh karena itu penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimanakah sikap
berbahasa masyarakat Indonesia dalam lingkup sempit (mahasiswa). Serta
bagaimanakah sikap berbahasa yang ideal bagi masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi sikap berbahasa?
2. Bagaimanakah sikap berbahasa menurut para ahli?
3. Bagaimanakah sikap berbahasa masyarakat Indonesia, dalam hal ini para
mahasiswa?

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi sikap berbahasa
2. Mengetahui sikap berbahasa menurut para ahli
3. Mengetahui sikap berbahasa masyarakat Indonesa (dalam hal ini
mahasiswa), pada era sekarang.
4. Mengetahui sikap berbahasa yang ideal bagi masyarakat Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut:
- Secara teoritik, sebagai penambah wawasan dan konsep keilmuan
khususnya mengenai sikap berbahasa
- Secara empirik, dapat memamahami sikap berbahasa yang dimiliki
masyarakat Indonesia

1.5 Struktur Penulisan


Bab I mencakup pendahuluan
Bab II mencakup pembahasan
Bab III mencakup penutup

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Kajian Teori
a. Sikap
Lambert (dalam Chaer dan Agustina (2014: 150) menyatakan bahwa
sikap itu terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen konatif. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Komponen kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan gagasan
yang digunakan dalam proses berfikir.
b. Komponen afektif menyangkut masalah penilaian suka atau tidak suka
terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif menyangkut perilaku atau perbuatan sebagai putusan
akhir melalui komponen inilah orang biasanya mencoba menduga
bagaimana sikap seseorang terhadap keadaan yang dihadapinya.
b. Sikap Berbahasa
Menurut Anderson (dalam Chaer dan Agustina: 2014) sikap bahasa
adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian
mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan
kepada seseorang, untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.
Maka dapat disimpulkan, sikap bahasa adalah anggapan atau pandangan
seseorang terhadap suatu bahasa, apakah senang atau tidak terhadap bahasa
tersebut, sehingga sikap bahasa mempengaruhi terhadap pemilihan bahasa.
Garvin dan Mathiot (dalam Rahardi: 2006) menyebutkan tiga
aspek kebahasaan dan nonkebahasaan yang berpengaruh terhadap sikap
dalam berbahasa. Yaitu, kesetiaan terhadap sosok bahasa (language loyalty),
kebanggaan terhadap maujud bahasa (language pride), kesadaran dari para
pemakai bahasa akan norma-norma sosiokultural yang berlaku
(sociocultural norm awareness). Penjelasan untuk ketiga aspek tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Kesetiaan bahasa (language loyalty) yang mendorong masyarakat suatu
bahasa memepertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah
adanya pengaruh bahasa lain.

3
2) Kebangaan bahasa (language pride) yang mendorong orang
mengembangkan bahasanya dan menggunakanya sebagai lambang
identitas dan kesatuan masyarakat.
3) Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong
orang mengunakan bahasanya dengan cermat dan santun dan merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan
kegunaan bahasa (languagae use).

4
BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Angket


Dari hasil penelitian yang berupa kuesioner tentang Sikap Berbahasa
Masyarakat Indonesia yang melibatkan 28 orang Mahasiswa/I Indonesia, ternyata
sikap para mahasiswa itu sendiri terhadap Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing
sangat beragam. Hal ini terbukti oleh hasil diagram di bawah ini yang menunjukan
presentase dari hasil kuesioner tersebut. diagram di bawah ini menunjukan hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner tentang sikap atau
pandangan para mahasiswa tentang bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Ada
beragam jawaban yang menunjukan bagaimana sikap tiap-tiap mahasiswa dalam
berbahasa itu sendiri. Berikut contoh dan hasil dalam kuesioner tersebut:

5
Dari presentase pada diagram yang berisikan kuesioner dapat dilihat
jawaban-jawaban dari para partisipan. Seperti pada kuesioner nomor satu. Dari 28
partisipan lebih dari setengahnya mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam
lingkup keluarga. Bisa dilihat ruang lingkup keluarga adalah ruang lingkup terkecil
dalam bermasyarakat. Yang berarti mereka masih menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Namun setegah dari partisipan juga memilih
menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah dalam lingkup keluarga. Yang dirasa
6
sangat bagus karena mereka tetap menjaga dan melestarikan bahasa daerah agar
tidak punah.

Lalu pada kuesioner nomor dua hampir seluruh partsipan meggunakan


bahasa Indonesia saat bergaul dengan teman-temanya. Ini memilik pertanda yang
baik karena anak muda saat ini masih tidak gengsi menggunakan bahasa Indonesia
saat bersama teman-temannya. Jawaban pada kuesioner nomor tiga juga
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia khususnya anak muda masih lebih
nyaman dan bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi formal.
Namun, tidak salah apabila menggunakan bahasa asing terlebih bahasa Inggris yang
menjadi bahasa internasional, karena dengan menggunakan bahasa asing materi kita
akan dapat dipahami juga oleh orang yang tidak mengerti bahasa Indonesia.

Terdapat kejanggalan dalam jawaban dari kuesioner ini. Kejanggalan


tersebut dapat dilihat dari hasil presentase diagram pada pertanyaan nomor empat
dan nomor lima. Pada pertanyaan nomor 4 jawaban partisispan cenderung memilih
bahasa Indonesia sebagai bahasa yang disukai dan meningkatkan prestise mereka.
Namun pada pertanyaan nomor 5 saat partisipan diminta untuk memilih antara
Pondok Hijau dan Green Village sebagai penamaan sebuah nama perumahan,
sebagian besar dari mereka lebih memeilih Green Village yang dirasa lebih modern
untuk sebuah penamaan nama perumahan.

Dari hasil presetase diagram tersebut membuktikan bahwa sebenarnya


bahasa asing khususnya bahasa inggris memang lebih meningkatkan gengsi atau
kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang menguasainya. Karena memang,
seperti yang diketahui bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional dan
terkesan lebih modern.

Selain itu, peneliti juga memberikan sebuah pertanyaan mengenai


pandangan para partisipan terhadap bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut, hampir semua jawaban memberikan respon
yang positif. Sebagian besar partisipan menjawab, karena kita butuh satu bahasa
yang dapat menjadi alat komunikasi di dunia. Selain itu hampir semua partisipan
beranggapan bahwa hal yang memicu bahasa Inggris menjadi bahasa internasional,
adalah karena banyaknya wilayah jajahan Inggris atau barat dan begitu besarnya
pengaruh kebudayaan dari negara-negara tersebut.
7
Pertanyaan terakhir ialah mengenai pandangan para pasrtisipan terhadap
ketiga bahasa yaitu bahasa ibu, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Setelah
menyimpulkan seluruh jawaban, para partisipan cenderung mempunyai makna yang
sama, yaitu bahwa bahasa daerah haruslah dilestarikan. Karena bahasa daerah
merupakan bahasa asal kita dan merupakan kebudayaan Indonesia yang harus
dijaga keberadaannya. Bahasa Indonesia juga harus dijunjung tinggi karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa utama dan menunjukan identitas kita sebagai warna
negara Indonesia. Bahasa Indonesia harus tetap kita utamakan, jangan sampai
eksistensinya tergeser oleh bahasa asing. Yang terakhir adalah bahasa asing. Para
partisipan setuju bahwa bahasa asing haruslah kita pelajari dan kita kuasai. Karena
dengan bahasa asing kita dapat berkomunikasi dengan masyarakat negara lain.
Adanya bahasa asing lebih mempermudah kita untuk memperluas wawasan kita.
Dan mnurut para partsisipan juga bahasa asing dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang.

8
BAB IV
PEMBAHASAN BERDASARKAN RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sikap berbahasa mahasiswa Indonesia


dilihat dari aspek kesetiaan terhadap sosok bahasa (language loyalty), dirasa
sebagian besar cukup setia dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Dilihat dari
aspek kebanggaan terhadap maujud bahasa (language pride), terlihat bahwa bahasa
daerah kurang memiliki kebanggaan di hati masyarakat Indonesia, sedangkan
bahasa Indonesia masih memiliki rasa kebanggaan bagi masyarakatnya meski
perlahan mulai terkikis dengan bahasa asing. Dilihat dari aspek kesadaran dari para
pemakai bahasa akan norma-norma sosiokultural yang berlaku (sociocultural norm
awareness), mahasiswa Indonesia dapat dikatakan cukup memahami norma-norma
sosiokultural yang berlaku.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sikap bahasa adalah anggapan atau pandangan seseorang terhadap suatu
bahasa, apakah senang atau tidak terhadap bahasa tersebut, sehingga sikap
bahasa mempengaruhi terhadap pemilihan bahasa. Sebagian masyarakat
Indonesia, dalam hal ini mahasiswa, dirasa cukup memiliki rasa bangga, setia,
dan pemahaman norma sosiokultural yang cukup baik. Namun, tak dapat
dimungkiri, sebagian besar masayarakat mulai mengarahkan rasa bangga dan
setia itu kepada bahasa asing, khususnya bahasa internasional, bahasa Inggris.
Eksistensi bahasa Indonesia memang dirasa masih melekat di hati masyarakat
Indonesia, tetapi bukan tidak mungkin seiring perkembangan zaman, eksistensi
tersebut bergeser kepada bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional.
Di lain hal, bahasa daerah tampaknya mulai surut akan nilai kebanggaan bagi
para penuturnya.

5.2 Saran
Saran untuk masyarakat Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa ialah,
jangan pernah melupakan dan teruslah lestarikan bahasa ibu atau bahasa daerah
masing-masing, selalu utamakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
persatuan, dan kuasailah bahasa asing untuk menambah pengetahuan,
wawasan, dan memudahkan hubungan dengan bangsa lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono dan Paina. (2002). Sosiolinguitik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rahardi, R. Kunjana. (2006). Dimensi-dimensi Kebahasaan. Yogyakarta: PT


Gelora Aksara Pratama.

Chaer, A. dan Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai