Salam hangat untuk Peserta Didik Indonesia Public Speaking and Rethoric School (IPSRS)
Angkatan I. Berikut adalah materi Pembelajaran Minggu ke-5 dan ke-6. Semoga bermanfaat.
A. Pembawa Acara/Master of Ceremony
Pada tahun 2002 penulis pernah menghadiri sebuah acara pelantikan pejabat di sebuah
perkantoran pemerintah. Awalnya acara berjalan seperti seharusnya. Karena ini adalah acara
pelantikan pejabat baru tentu sangat banyak pejabat-pejabat penting daerah yang datang,
sehingga terasa sekali nuansa keformilannya. Keheningan dan kekhidmatan acara menjadi
buyar tatkala pembawa acara salah membacakan nama pejabat yang dilantik walaupun telah
diulang sebanyak 3 kali. Suasana gedung sedikit gaduh akibat kesalahan pembawa acara dan
kekhidmatan acara menjadi sirna. Tidak hanya itu, sering juga penulis menghadiri acara pentas
seni sekolah-sekolah favorit yang acaranya menjadi hambar karena pembawa acara/MC nya
tampil apa adanya. Bahkan sebuah acara lomba hampir menjadi ricuh karena pembawa
acara/MC nya terlalu bertele-tele dan tidak menghargai waktu.
Pengalaman penulis tadi sedikitpun tidak ada niat untuk menyudutkan seseorang atau
kelompok tapi murni penulis utarakan sebagai pembuka wacana kita bahwa ternyata tidak
mudah menjadi seorang pembawa acara/MC. Saat ini pembawa acara/MC tidak hanya sebatas
hobi atau pekerjaan sambilan saja. Tetapi sudah bisa dijadikan sebagai pekerjaan/profesi
dengan potensi dan nilai ekonomis tinggi jika dijalani dengan professional.
Kalau diibaratkan, pembawa acara laksana sebuah bingkai untuk lukisan dan lukisan sebagai
suatu acara. Bagaimanapun bagusnya sebuah lukisan jika dibingkai dengan bingkai
yang alakadarnya tentu lukisan tersebut akan berkurang nilainya. Namun, walaupun
lukisannya biasa-biasa saja tapi kalau dibingkai dengan bingkai yang berkualitas tinggi maka
lukisan yang biasa tadi pasti akan menjadi luar biasa. Sebuah acara bisa mencapai kesuksesan
yang gilang gemilang karena seorang pembawa acara. Sebaliknya, acara bisa menjadi hancur
karena ulah pembawa acara yang tidak professional di bidangnya.
Di tengah masyarakat, kadang Pembawa acara dengan MC dianggap sama. Malah masih
banyak yang menyebut pembawa acara sama dengan protocol. Lalu apa bedanya?
1) Pembawa acara adalah orang yang menyajikan atau menyampaikan satu per satu acara,
memandu acara dengan menggunakan suara, mimik serta juga memperhatikan tata rias,
busana, bahasa dan etika. Pembawa acara sesuai dengan tugas dan fungsinya lebih cocok
dilekatkan pada acara-acara resmi. Seorang pembawa acara sangat terikat dengan etika
protokoler. Pembawa acara juga tidak dituntut untuk berimprovisasi dalam membawakan
acara. Penggunaan bahasa formal adalah mutlak.Ahli bahasa menyebutnya dengan PEWARA
atau Pembawa Acara.
2) Master Of Ceremony biasanya untuk acara hiburan dan semi hiburan, sebab tuntutan
kreativitas dan improvisasi lebih tinggi. Seorang Master of Ceremony harus mampu membaca
situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakeristik acaranya, dan memungkinkan
adanya dialog dengan audiens.
3) Protokol. Pembawa acara tidak sama dengan protocol atau juga MC. Pembawa acara adalah
salah satu aspek dari protocol. Seorang protocol atau protokoler adalah orang yang
bertanggungjawab secara keseluruhan terhadap suatu acara. Pembawa acara bisa saja
menjadi protokoler karena pembawa acara bisa menjabarkan gerak dan langkah apa yang akan
timbul dari paduan mata acara yang dibawakan. tapi seorang protokoler belum tentu bisa
menjadi pembawa acara.
Seorang pembawa acara tidak hanya bertugas membawakan sebuah acara. Tapi juga mulai
dari menyusun acara, mengecek kesiapan acara, mengetes sound system, mengecek
kehadiran, mengendalikan waktu, menyimak jalannya acara dan menguasai suasana acara
serta mengatur hadirin.
Orang yang benar –benar cocok untuk profesi ini adalah : Orang yang memiliki kepribadian :
1) Ekstrovert, yaitu orang – orang yang suka meng ekspresikan apa yang dipikirkan, dirasakan
pada orang lain atau orang yang suka memperbincangkan berbagi hal dengan orang lain
secara terbuka.
2) Generalis, yaitu orang – orang yang memilki pengetahuan umum yang banyak dan
memungkinkan dia untuk berbicara apa saja.
3) Fleksibel, yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi.
4) Friendly, yaitu orang yang mudah bergaul, dan karena pembawaanya disenangi banyak orang.
3). Rasa Humor. Ini khusus untuk MC. Orang yang tidak mempunyai rasa sense of humor akan
mendapatkan kesulitan untuk mendalami Profesi ini. Ada 2 hal yang menyangkut masalah ini :
Audiens tidak menghendaki berkomunikasi dengan seorang MC yang bermuka masam, karena
mereka datang untuk menghadiri seuatu pertemuan, menghibur hati dan secara tidak langsung
mengharapkan semua yang dilihatnya adalah yang terbaik.
Anda perlu memiliki rasa humor, karena dengan rasa humor akan tercipta suasana yang akrab,
ceria antara anda dengan audiens asal jangan terlalu berlebihan / over tampillah dengan
kewajaran dan tidak dibuat-buat.
4). Sabar, Pelaksanaan suatu acara melibatkan banyak pihak, masing –masing punya cara dan
keinginan tersendiri dalam mencapai tujuanya. Akibatnya, pada saat acara sedang
berlangsung bisa saja muncul instruksi – instruksi yang membingungkan. Adalagi pihak acara
yang rewel tidak percaya kepada MC, berulang kali merubah acara. Disinilah dibutuhkan
kesabaran dan ketenangan sehingga dapat menyelesaikan tugas sebagai MC atau Pembawa
Acara dengan baik, jangan bingung walaupun dibelakang pentas kita sedikit tegang atau
kebingungan karena banyaknya komando dari panitia, namun kita harus tetap tampil dengan
tenang dan sabar seolah-olah tidak terjadi apa-apa .Perlu diingat “ Menghadapi situasi yang
membingungkan seorang MC/PA harus selalu berhubungan dengan decision maker/ orang
yang bisa mengambil keputusan dan berulang kali minta ketegasan bawa informasi yang
disampaikan memang jelas .
5). Imaginasi, Pada saat –saat tertentu MC dituntut untuk kreatif agar acara – acara yang biasa
saja bisa menjadi meriah, bersemangat adan mengesankan. Untuk itu seorang MC dituntut
bisa membumbui acara dan memainkan perananya dengan baik, tentu dibutuhkan Ide –Ide
cemerlang yang hanya bisa datang pada mereka yang mempunyai Imaginasi tinggi.
6). Rendah Hati dan Bersahabat, Profesi MC sangat dekat dengan artis, khususnya bagi MC lepas
atau Freelance. Ketenaran nama MC bisa setingkat dengan ketenaran seorang artis, namun
seorang MC tidak boleh terlalu bangga dengan nama besarnya, karena kesombonganya akan
terpancar dari penampilanya, lewat kata – kata yang dipilihnya dan dari sikap tubuhnya saat
berkomunikasi dengan audiens. Kerendahan hati membuat penampilan MC menjadi sosok
yang ramah, berwajah cerah dan siap berdialog seperti dengan sahabat layaknya. Seorang MC
banyak mempunyai kesempatan bertemu dengan pejabat tinggi dan orang – orang terkenal
atau Public Figur, namun sikap rendah hati dan bersahabat harus tetap ditampilkan .
Akhir tahun 80an, ketika media hiburan Televisi masih sepi, Radio menjadi tumpuan hiburan
masyarakat. Salah satu acara favorit saat itu adalah sandiwara radio Misteri Gunung Berapi.
Kenapa pendengar bisa begitu membenci tokoh mak lampir dalam sandiwara itu?padahal
mereka hanya mendengar suaranya saja?. Atau kenapa pendengar radio rela mendengarkan
penyiar favoritnya yang sedang siaran sampai larut malam?Betapa banyak pendengar radio
yang tergila-gila kepada penyiar yang mereka kenal hanya lewat suaranya saja. Fenomena ini
adalah bukti bahwa suara mempunyai kekuatan yang luar biasa yang disebut dengan The
Power Of Voice. Untuk menjadi pembawa acara/MC tentunya harus memiliki suara yang baik
dan berkarakter tentunya.
Sebenarnya sangat sulit untuk mencari sebuah patokan suara yang baik yang bisa dijadikan
standar. Di dunia sekalipun. Namun,ada beberapa criteria yang bisa dijadikan parameter untuk
menentukan suara yang baik.
1). Bernada menyenangkan, membawa rasa persahabatan.
2). Alami dan menunjukkan kepribadian yang bersangkutan.
3). Dinamis, bertenaga, meski barangkali suara tidak keras/besar
4). Ekspresif, mengungkap berbagai rasa dan tidak monoton
5). Nyaman di dengar, jelas.
6). Memperhatikan artikulasi, aksentuasi dan improvisasi.
Walaupun suara sepertinya agak dominan dalam penampilan seorang pembawa acara/MC
namun semua itu akan sedikit berkurang jika tidak didukung oleh bahasa tubuh/body language
dan sasmita (gerak isarat). Sebab sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perhatian
pendengar akan terfokus pada;
1). Ekspresi dan bahasa tubuh sebanyak 55%
2). Tekanan Suara sebanyak 37%
3). Apa yang diucapkan/materi sebanyak 8%
Dalam rujukan lain disebutkan bahwa orang akan mendapatkan informasi 87% dari apa yang
dilihat, 7% dari apa yang didengar. Makanya dalam penampilan seorang pembawa acara/MC
harus memperhatikan apa yang dikatakan Albert Mahrabain yang menyatakan bahwa dalam
dunia public speaking termasuk pembawa acara/MC ada hal yang berperan sangat penting
yaitu yang dikenal dengan 3V’s of Communication.
1). Verbal. Rangkaian kata-kata atau isi dari apa yang akan kita sampaikan.
Kata-kata atau kalimat yang keluar dari mulur PA/MC adalah kata-kata atau kalimat yang
lugas, tepat sasaran bukan hanya rangkaian kata yang monoton dan nihil makna. PA/MC juga
harus pandai menjahitkan kalimat yang digunakan dengan audience yang ada. Untuk itulah
seorang PA/MC sebelum melaksanakan sebuah acara harus melakukan analisis terhadap
audience. Diantaranya;
Analisis Psikologis. PA/MC harus mampu mencerna kondisi psikologis pendengar. Ini tentu
erat kaitannya dengan kemampuan PA/MC untuk mengidentifikasi acara dengan baik. Jika
acaranya adalah acara musik, maka pilihan kalimatnya tentu kalimat-kalimat yang senafas
dengan kegiatan tersebut. Petikan-petikan istilah terbaru akan menjadi bumbu penyedap bagi
PA/MC.
Analisis Demografi. Dalam memilih bahasa dan kalimat yang digunakan juga harus
memperhatikan usia, jenis kelamin, asal suku bangsa, agama, dan lain-lain. Tentu sangat
berbeda verbal yang digunakan saat memandu acara anak-anak dengan acara orang dewasa.
2). Voice. Suara yang kita keluarkan ketika berbicara. Suara dan cara berbicara.
Teknik memproduksi suara dengan memperhatikan :
a. Speed, standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi.
b. Volume, dalam memandu sebuah acara, suara yang dihasilkan harus bulat.
c. Tone, tinggi rendah suara, agar audience tidak merasa bosan selama acara berlangsung.
d. Timbre, suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi pendengar.
e. Power, kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata.
f. Nafas, berbicara dengan nafas perut, karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih
kuat dan lebih terasa nikmat untuk didengar.
Teknik berbicara
Yang harus diperhatikan untuk menghasilkan cara berbicara yang lebih professional dalam
membawakan acara antara lain :
1. Intonasi : Sebaiknya suara tidak datar, tetapi mengandung irama atau berirama.
2. Artikulasi : Setiap kata yang diucapkan haruslah jelas benar, sehingga mudah dimengerti
atau dipahami.
3. Phrasing : Dalam berbicara sebaiknya memberikan jeda agar dapat dimengerti.
4. Stressing : Memberikan energi dalam suara, agar tidak menimbulkan kesan loyo.
5. Infleksi : Lagu kalimat, perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian
setiap kata (redundancy). Inflesi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun
untuk menunjukkan akhir kalimat.
Pentingnya bahasa tubuh dalam turut andil memperkuat pesan yang disampaikan bisa kita
pelajari dari sebuah hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa 60-70% manusia
berkomunikasi dengan non verbal. Artinya manusia berkomunikasi kebanyakan tidak
menggunakan mulut. Film Charlie Chaplin yang bisu atau Mr. Bean adalah contoh betapa
hebatnya gerakan dan bahasa tubuh menyampaikan sebuah pesan kepada audience. Tanpa
suarapun audience mengerti akan alur cerita yang disajikan sehingga kedua film tersebut
mampu meraih sukses di zamannya.
7. Jenis-Jenis Acara
1). Acara resmi seperti peringatan hari nasional, pelantikan, sertijab, pembukaan/penutupan
sebuah kegiatan/event.
Speed : Natural – lambat
Tone : Rendah
Volume : Kuat
Power : Kuat
Timbre : Khidmat, serius
2). Acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Wirid Remaja, Halal Bi Halal dll.
4). Acara Hiburan seperti malam seni, festival, pentas seni/inagurasi dll.
Untuk menciptakan citra/kesan sebagai pembawa acara yang professional di mata audience,
ada beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang pembawa acara/MC.
1). Membacakan susunan acara di awal
2). Memberikan penghormatan yang panjang-panjang
3). Over acting/Berlebihan
4). Memberikan ucapan terimakasih yang berlebihan
5). Mengulas pembicara sebelumnya
6). Menyampaikan pengumuman dalam acara
7). Meniru/mencoba berlaku seperti orang lain
8). Mengeksploitir suara dan tekanan secara berlebihan
9). Angkuh dan Menyombongkan Diri
Jadi, sebelum dituliskan, kumpukan dulu data-data tersebut (penuhi unsur 5W+1H), cek dan ricek,
tabayun, yakinkah semuanya benar dan akurat. Setelah itu, mulailah menulis berita.
Bahasa Jurnalistik: Sederhana dan Hemat Kata!
Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan
Bahasa Jurnalistik –spesifik= hemat kata, kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan
komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
Komposisi Naskah
Komposisi naskah berita terdiri atas Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat
berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau
paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi)
berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.
Contoh: BATIC Gelar Pelatihan Jurnalistik. BATIC = Subjek. Gelar = Predikat. Pelatihan Jurnalistik
= Objek. Salah kalau judulnya begini: Pelatihan Jurnalistik BATIC. Itu baru subjek saja;
cuma mubtada, khobar-nya belum ada. Mestinya, Pelatihan Jurnalistik BATIC Meriah (atau ‘Garing’?
Seru? Heboh? Rusuh?). Baiknya yang tadi itu, “BATIC Gelar Pelatihan Jurnalistik”.
Judul panjang belum tentu benar. Misal, Seminar Pendidikan Nasional di UPI. Itu belum lengkap; baru
subjek. Kenapa dengan Seminar Pendidikan Nasional di UPI? Heboh? Sepi? Rusuh?
Setelah itu, teruskan dengan menuliskan unsur di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan
bagaimana (how). Tuangkan semuanya, secara ringkas, dalam teras berita. Isi berita, body,
merupakan penjelasan atau perincian dari teras berita.
Lima kelompok mahasiswa tersebut ialah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI),
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Forum
Komunikasi Gerakan Muda Jawa Barat dan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM-
ITB).
Lima kelompok mahasiswa secara bergiliran melakukan orasi di depan pintu gerbang utama Gedung
SateDua barikade polisi dari Polres Bandung dan Satpol PP Jawa Barat tampak disiagakan di depan
gerbang masuk utama Gedung Sate.
Dalam aksinya, lima kelompok mahasiswa tersebut memiliki cara masing-masing seperti KM-ITB
membawa karangan bunga dan boneka orang-orangan. Kelompok mahasiswa dari KAMMI, HMI dan
PMII membawa bendera masing-masing dan membentuk lingkaran besar saat melakukan aksinya.
Untuk mengamankan aksi tersebut, dua unit mobil water canon dari Polres Bandung disiagakan di
dalam Gedung Sate (HOW).
Selain seorang pengusaha dan tokoh organisasi, lanjutnya, Ical memiliki peluang besar karena
diusung oleh partai besar. Hal ini membuat langkahnya untuk memenangkan pilpres terbuka luas.
“Aspek kedua adalah dukungan parpol. Dalam pilpres ini kan harus lewat parpol. Dalam pilpres
parpolnya juga harus parpol yang signifikan,
Golkar kan partai besar karena itu beliau punya peluang besar juga dalam pilpres nanti,” tuturnya…
dst. (HOW)
“PKS akan lebih berhitung pragmatis. PKS akan main dua kaki,” katanya seusai seminar di Dewan
Perwakilan Daerah, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10/2011).
Perbedaan pendapat tetap akan muncul di kalangan internal PKS. Ada yang menginginkan PKS
keluar dari koalisi, ada juga yang ingin PKS tetap bertahan. Meski demikian, Ari memprediksikan, PKS
akan tetap bertahan menjadi anggota koalisi pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono dengan tiga menteri yang tersisa. Apalagi, tiga menteri itu tergolong menteri
yang strategis.
Sementara di sisi lain, PKS akan bertambah kritis pada kebijakan-kebijakan yang diambil Presiden.
Sebab, Partai Demokrat dan PKS akan menjadi kompetitor politik dalam pemilu mendatang. “Satu
kaki tetap bertahan di koalisi dengan tiga menteri, dan di sisi lain PKS akan kritis terhadap kebijakan
Presiden,” tegasnya.