Anda di halaman 1dari 30

NAMA : MAULIDA ERIKA

NIM : 19129258

SEKSI : 19 BKT 09

RESUME 1 MATERI MC

A. MC atau Pembawa Acara

Istilah Pembawa Acara ( PA ) merupakan terjemahan bebas dari istilah “Master of


Ceremony” ( MC ). Disamping itu ada pula yang menyebut dengan istilah pemgarah acara,
penyiar dan lain sebagainya.

Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau
jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.Dalam
kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur
pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya
selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun
selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang
disebut pembawa acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi
dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan.

Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal
yang perlu untuk dimengerti dan dipelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :

1. Suara

Suara bagi seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena suara
merupakan medium atau alat perantara untuk mengadakan komunikasi dengan
hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai volume suara yang berbeda, yang
semua merupakan pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa,
sedangkan suara wanita haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa.
Usahakan yang wajar dan tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan
sesuaikan pula dengan acara yang dibawakan.
2. Penampilan

Bagi seorang pembawa acara, sedapat mungkin harus dapat memperhatikan


penampilannya. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah :
“Segala sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan antara gerak,
mimic keserasian berbusana, disertai dengan nada dan irama yang diucapkan”.
Seorang pembawa acara ketika tampil harus dapat menampilkan pesonanya atau
daya tariknya yang memukau. Oleh karena itu seorang pembawa acara harus selalu
berusaha memukau atau mempesona hadirin dengan :
a) Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang benar )

b) Penampilannya

c) Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang dibawakan.

3. Kondisi

a) Persiapan
Persiapan bagi seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang
baik, maka acara yang dibawakan akan gagal.Persiapan yang dimaksud mengenai :

1) Penampilan MC itu sendiri

2) Susunan dan bentuk acaranya

3) Pengenalan lingkungan ( lokasi tempat berlangsungnyaa acara )

4) Mengatur letak pengeras suara

5) Mengatur petugas yang akan tampil ( siap / belum )

b) Ketenangan

Ketenangan sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal ini hanya
dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus berada di tempat penyelenggaraan
minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
mengatur pernafasan, ketenangan, konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi
dengan panitia penyelenggara.
c) Disiplin

Disiplin bagi MC ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke
acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada ditempat,
agar apabila ada perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah teratasi.Suatu
pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.

4. Teknik

a) Bahasa yang diucapkan oleh MC

b) Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan


c) Pernafasan

d) Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya sempurna dan jelas
dalam mengucapkan kalimat.
Contoh : - Huruf desis : s, z

- Huruf hidup : a, i, e, o

- Huruf hidung : ng.

e) Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah yang baik. Sebab
kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan bagi yang mendengarkannya.

5. Latihan-latihan
Untuk menjadi MC yang baik memang membutuhkan waktu untuk belajar dan
berlatih. Terutama latihan membaca keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati,
namun disuarakan. Hal ini sangat penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-
otot leher. Disamping itu harus sering mencari pengalaman dengan praktek atau
melihat penampilan MC yang sudah senior, dan professional.

B. Faktor Kebahasaan Seorang MC

Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan


penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus memperhatikan
faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan penalaran (Wiyanto dan Astuti,
2002:5).

1. Pelafalan

Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak
menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya
dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan
terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
2. Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu
acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal tersebut
untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya
menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya
menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang
kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan
menghambat kelancaran berbicara.
3. Intonasi

Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang


baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik
sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara.
4. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi)


secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalau
ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak
SPOK, aktif pasif, berita, tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan
tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimatkalimat efektif yang menarik.
C. Faktor Nonkebahasaan Seorang MC

Selain dari faktor kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor
nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara adalah :
1. Sikap tenang menghadapi massa

Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan
dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2. Tampil Mengesankan

Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah,


bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak
malu-malu.
3. Cepat tanggap dan kaya Inisiatf

Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa
acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga
hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan
itu.
4. Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan
tidak resmi)
5. Memiliki suara yang enak didengar

Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau
bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6. Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang
bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.

D. Menjadi MC yang Baik

Pembawa acara akan menjadi salah satu pusat perhatian dalam suatu acara.
Keberhasilan suatu acara secara keseluruhan diharapkan dari kemampuan atau ketrampilan
pembawa acaranya.

Harus di pahami bahwa untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik, tidak
cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi di perlukan latihan mental dan fisik yang
cukup, serta di tunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1) Pengetahuan tentang kepemimpinan

2) Pengetahuan tentang protocol

3) Pengetahuan tenteng etika

4) Pengetahuan tentang penguasaan bahasa ( Indonesia / Asing )

5) Pengetahuan hubungan antar manusia ( Human Relation )

6) Pengetahuan tentang tata busana

7) Penguasaan tetang sini panggung

8) Penguasaan tentang alat-alat elektronika ( pengeras suara dan penguasaan


mike )

Berbekal pengetahuan tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil


dengan prima dan tidak grogi. Di samping itu ada beberapa faktor lain yang merupakan bekal
yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara diantaranya :

1) Mempunyai pribadi yang baik

2) Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang banyak dan tidak grogi.

3) Ramah tamah , dan murah senyum dan tidak sombong.

4) Berwibawa, disiplin dan bertanggung jawab

5) Tidak mudah emosi dan bersikap tenang

6) Dapat menguwasai keadaan

7) Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan kreatif.


Selain beberapa persyaratan dasar tersebut, seorang MC juga harus
mengetahui sikap dan perilaku yang harus ditampilkan ketika membawakan acara,
sesuai dengan acara yang dipandu, apakah acara resmi maupun pada acara santai.
Sikap MC ketika memandu acara resmi, berbeda dengan ketika
seorang MC membawakan acara santai, yaitu:

Selain bekal yang harus di miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa haL
yang harus di lakukan pada acara saat berlangsung:

1) Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di sesuaikan dengan acara.

2) Meletakkan pengeras suara tepat di depan mulut.

3) Mengucap salam pada awal dan akhir acara.

4) Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak menghafal.

5) Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato seseorang.

6) Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah.

Daftar Rujukan

Nindiani, Ninda. 2011. Master of Ceremony (MC). Artikel Disampaikan pada Pelatihan
MC dan Protokoler tingkat Lanjut di FIS UNY, 2011.

Rosidah & Ambar Teguh Sulistiyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor
Efektif.Yogyakarta: Graha Ilmu
RESUME 2 MATERI MODERATOR

A. PENGERTIAN MODERATOR
Moderator secara harfiah adalah sebutan bagi seseorang yang memimpin ,
mengatur , dan memandu suatu kegiatan diskusi. Moderator bukanlah kata atau istilah
yang asing kita dengar. Istilah ini biasanya muncul dalam kegiatan debat dan diskusi.
Seorang moderator berbeda dingan seorang lector dalam kegiatan
perkuliahan.Moderator bukanlah seorang yang memberikan pembelajaran, melainkan
orang yang mengarahkan jalannya suatu kegiatan diskusi.

B. PERAN PENTING MODERATOR


Seorang moderator memiliki dua peran penting, yaitu :

1. Mengarahkan (directing) , dalam mengarahkan , moderator harus menjaga


agar kegiatan diskusi tidak mengarah keluar dari batasan tema yang sedang
dibahas.
2. Memoderenisasi (Moderating), dalam memoderenisasi, moderator harus menjaga
agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi kegiatan
diskusi, sehingga seluruh tema diskusi dapat tereksplorasi dengan baik.

Sebelum kegiatan diskusi dilakukan seorang moderator sebaiknya telah membaca


tema yang akan didiskusikan, menyiapkan catatan, menentukan kata-kata kunci, dan
menyusun pernyataan-pernyataan kunci yang nantinya kan ditanyakan dalam diskusi.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik.
Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia
mampu memfrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas .

C. MODERATOR SKILL
Secara teknis, syarat-syarat ideal seorang moderator pada prinsipnya sama
dengan kualifikasi MC Sebagaimana telah dibahas, meliputi penampilan, sikap,
kualitas vokal atau suara, varietas kata, wawasan dan teknik bicara.
Namun demikian, aspek wawasan atau intelektualitas menjadi syarat utama
atau prioritas karena tugas moderator adalah “berpikir”, memandu alur pemikiran dan
pembicaraan tentang sebuah topik bahasan, dan berpikir cepat dan taktis untuk
mengendalikan alur dan arah pembicaraan.
Selain itu ia harus juga berjiwa kepemimpinan, minimal menguasai teknik
memimpin rapat atau pembahasan suatu masalah, memiliki cukup pengetahuan, tegas,
otoritatif, cerdas, tidak memihak, dan dapat berkonsentrasi dalam perdebatan kendati
adanya banyak gangguan. Ia perlu juga memiliki rasa humor untuk menghangatkan
suasana dan idealnya memiliki suara bagus.
Bisa dikatakan kualitas seorang moderator minimal setingkat di bawah
pembicara dalam hal wawasan, pengetahuan, atau integritas keilmuannya. Apalagi
moderator bertugas mendalami masalah untuk dibahas dan menyimpulkan
keseluruhan pembicaraan.
Paling tidak, seorang moderator wajib memahami topik pembicaraan, meliputi
informasi latar belakang permasalahan atau background information dan arah yang
dituju dari diskusi yang akan dilangsungkan.
Untuk itu, sebelum tampil, ia harus mempelajari dulu topik pembicaraan, dan
mencari data-data yang membuatnya lebih paham. Dengan begitu, ia akan lincah
dan memandu acara dan pertanyaan atau komentar yang dikemukakannya
berkualitas.
Menurut Richard A Krueger, kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
moderator (moderator skill), antara lain :

1. Berkarakter lembut, tenang, dan mampu mengendalikan situasi.

2. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang topik pembicaraan.

3. Mampu mencatat pokok-pokok penting pembicaraan.

4. Bisa menjadi pendengar yang disiplin dan kritis.

5. Siap mengarahkan pertanyaan atau menemukan poin pertanyaan.

D. TANGGUNG JAWAB MODERATOR

1. Membuka acara diskusi dan mengenalkan topik pembicaraan


sekaligus memperkenalkan pemateri atau pembahasnya.
2. Meneliti pokok bahasan dan mengumpulkan bahan dasar latar belakang
masalah yang akan dibahas. Dengan demikian, ia bisa menyusun rencana garis
besar acara untuk menentukan hal-hal yang ingin dicakup dalam diskusi.
3. Siap dengan berbagai fakta sehingga “menentang” suatu pendapat.

4. Mengatur seluruh jalannya acara diskusi hingga berakhir. Moderator


bertugas sejak dipersilahkan oleh pembawa acara atau MC hingga
berakhirnya sesi diskusi dan acara diambil alih kembali oleh MC.
5. Menjaga agar diskusi berjalan lancar (flowing) dan hidup (lively),
tidak monoton, dan tidak menyimpang dari topik dan tujuan acara.
E. RINCIAN TUGAS MODERATOR

a) Sebelum Acara

1. Mempelajari dan memahami secara mendalam topik pembicaraan.

2. Mengumpulkan bahan, data, atau referensi yang menunjang


pemahaman dan pendalaman materi.
3. Mendapatkan biodata/biografi pembicara untuk bahan dasar pada
saat mengenalkan pembicara.
4. Menyiapkan kata-kata pembuka atau pengantar, kata-kata penutup dan
kesimpulan sementara.
5. Menginventarisasi masalah yang harus dibicarakan atau ditanyakan kepada
pembicara, membuat daftar pertanyaan.

6. Berkoordinasi dengan pihak panitia, khususnya MC, tentang tujuan dan


gambaran umum acara.
7. Konfirmasi kehadiran pembicara dan undangan lainnya yang mungkin
harus diperlakukan secara khusus, misalnya diprioritaskan untuk
mengajukan pertanyaan, tanggapan, atau pandangannya.
8. Mengenali peserta yang akan hadir dari daftar undangan, daftar peserta,
atau dari buku tamu.

b) Membuka Acara

1. Membuka acara atau menyampaikan kata-kata pembukaan


sekaligus pengantar diskusi.
2. Mengenalkan pembicara yang akan tampil.

3. Mengemukakan topik atau masalah yang akan dibahas.

4. Memberikan gambaran umum/informasi latar belakang (background


information) tentang topik pembicaraan, akar masalah dan alasan
mengapa topik itu dipilih dan dibahas
5. Mengatur dan menjelaskan “tata tertib” diskusi, seperti alokasi waktu
bagi pembicara, tata cara pengajuan pertanyaan atau tanggapan, dan
meminta hadirin mematikan atau menyetel dering handphone supaya
tidak mengganggu acara.

c) Selama Acara Berlangsung


1. Mengatur arus dan mekanisme tanya jawab antara pembicara dengan
hadirin. Ia berwenang membuat “tata tertib” pengajuan pertanyaan dan
jawaban, termasuk menunjuk siapa yang berhak mengajukan
pertanyaan atau “membentuk antrian” penanya, juga memotong
pertanyaan yang panjang jika sudah ditemukan maksud atau poin
pertanyaannya.
2. Dalam Talkshow, moderator mendominasi pengajuan pertanyaan dan
mengarahkan pembicaraan narasumber, dengan sesekali
mempersilahkan hadirin mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
3. Mengatur waktu yang digunakan pembicara dan hadirin saat bertanya
atau berkomentar. Ia tidak usah ragu atau sungkan memotong
pembicaraan yang melebar, bertele-tele, hingga menghabiskan waktu
yang disediakan.

4. Menjaga agar pembicaraan tidak keluar konteks atau melebar dari topik.
Tugas moderator adalah fokus pada pokok masalah.
5. Mengembalikan arah pembicaraan yang melenceng dari topik yang
seharusnya dibahas. Moderator boleh memotong bahkan menghentikan
pembicaraan yang tidak sesuai dengan topik pembicaraan.
6. Boleh memotong sekaligus menyingkat pertanyaan atau pernyataan
yang panjang lebar jika sudah diketahui poinnya.
7. Harus berpikir, pada dasarnya semua orang yang hadir memiliki hak
bicara, namun karena keterbatasan waktu, ia harus menyeleksi dan
membatasi waktunya.
8. Berhak memberi peringatan terhadap anggota yang tidak mematuhi aturan
diskusi.
9. Tidak mendominasi acara diskusi, tidak berbicara lebih panjang
ketimbang pemateri diskusi.
10. Boleh sejenak menghentikan pembicaraan untuk mengajukan
“pertanyaan pancingan” ( prompting quetions) untuk memperluas atau
memperdalam subtopik yang menarik. Dikenal dengan istilah “Five
Second Pause” :
 ̶ ̶ Bisa dijelaskan lebih jauh?

 ̶̶ ̶ Bisa di kemukakan contohnya?


 ̶̶ ̶ Teruskan!

 ̶̶ ̶ Ada yang bisa menyimpulkan pembicaraan kita?

11. Tidak boleh mengajukan “Yes No Question” (pertanyaan yang


membutuhkan jawaban ya atau tidak saja), seperti “Apakah Anda lebih
suka X?”, tapi hendaknya selalu ajukan pertanyaan yang membutuhkan
jawaban panjang, seperti “Apa reaksi Anda terhadap X?”
12. Mencatat atau merekam pembicaraan dan pertanyaan, khususnya jika
tidak ada notulen atau orang lain (asisten moderator) yang melakukannya
13. Sebaiknya, moderator juga jeli dan mencatat, tidak saja pernyataan atau
ucapan pemateri, tapi juga harus sensitif terhadap kelalaian pembicara
dalam menyebutkan sesuatu, pilihan kata-kata, komunikasi non verbal,
ekspresi emosi, tingkat energi dan perilaku atau reaksi hadirin.
14. Menciptakan suasana hangat dan bersahabat, meskipun orang-orang
hadir memiliki pendapat dan kepentingan yang beragam.

15. Mengendalikan dan mencermati reaksi pembicara dan hadirin, baik


verbal maupun nonverbal seperti anggukan kepala
16. Harus netral, tidak memihak. Ia harus berpikir bahwa “tidak punya
teman dan musuh”, sehingga ia memperlakukan semua hadirin dan
pembicara secara sama dan fair.
17. Tidak boleh membiarkan perasaan pribadinya atau pandangan
subjektifnya mempengaruhi jalannya diskusi dan menilai pendapat dan
perilaku hadirin
18. Pandangan moderator harus selalu tertuju kepada pembicara atau
peserta yang sedang berbicara untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar
mendengarkan, juga dapat menyala Jika perlu.

d) Menutup Acara

1. Menyimpulkan seluruh pembicaraan. Karenanya, ia harus mencatat poin-poin


penting pembicaraan sebagai panduan dalam menyampaikan kesimpulan
pada akhir sesi diskusi.
2. Menyimpulkan pembicaraan. Ada tiga tahap dalam membuat kesimpulan
yang terangkum dalam formula “Three Step Conclusion”:
 Summarize with confirmation, Menyimpulkan pembicaraan dengan
konfirmasi kepada catatan yang dibuat, makalah pemateri, atau
langsung kepada pemateri.
 Review purpose and ask if anything has been missed. Meninjau
tujuan diskusi dan bertanya jika ada hal-hal yang terlewatkan.

 Thanks and dismissal. Mengucapkan terima kasih dan menutup


acara diskusi.
Daftar Rujukan
Romli, Asep Syamsul M Romli. 2012. Kiat Memandu Acara Pnduan Praktis Menjadi Mc
dan Moderator. Bndung : Nuansa Cendekia

Helsa, Yullys & Syamsul Arlis. 2020. Seminar Ke SD-an ( Dalam Pendidikan Tinggi
Penulisan Skripsi dan Tesis). Yogyakarta : Deepublish
RESUME 3 MATERI PESERTA SEMINAR

A. Hakikat Seminar
Seminar adalah sebuah pertemuan secara sengaja yang diselenggarakan dengan tujuan
menjadi pembelajaran general terhadap suatu topik tertentu melalui jalan pemecahan masalah
yang dilaksanakan dengan interaksi tanya jawab antar peserta dan proses berjalannya tersebut
dipimpin oleh seorang moderator. Seminar ini kadang-kadang di adakan oleh akademis baik
dari lembaga ataupun organisasi profesional maupun komersial.Umumnya, pada saat seminar
yang dipersiapkan adalah makalah. Di dalam seminar ini di tentukan tema yang nantinya akan
di bahas atau diterangkan dalam bentuk makalah tersebut. Inti dari pembahasan nantinya akan
dijelaskan oleh seorang pembicara seminar.

Ciri – ciri untuk mengadakan seminar :

1. Adanya waktu yang cukup guna melaksanakan pembahasan seminar


2. Sebelumnya sudah merumuskan masalah
3. Memecahkan masalah secara sistematis dan menyeluruh
4. Ketua ataupun pemimpin di dalam seminar harus sudah memahami metode yang
dipakai guna memecahkan masalah yang akan di bahas
5. Anggota maupun peserta seminar bisa diajak berfikir secara logis untuk
menangani cara pemecahan masalah

Adapun pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan seminar antara lain :

1. Penyaji

Penyaji adalah peserta seminar yang berperan menyajikan materi yang akan dibahas
pada saat seminar. Seorang penyaji bisa memakai beberapa macam alat fasilitas
pendukung misalnya alat peraga, proyektor, komputer, dan beberapa fasilitas
pendukung lainnya.
2. Moderator

Moderator adalah pihak yang bertugas mengatur jalannya acara dalam


seminar.Moderator berhak untuk mengendalikan setiap susunan/ peraturan pada
acara seminar.
3. Pembawa acara

Pembawa acara adalah salah satu pihak yang bertugas dalam aktivitas seminar.
Biasanya pembawa acar berfungsi membuka seminar, lalu mengenalkan penyaji,
pembahas, moderator notulen dan akan menutup acara pada seminar.

4. Pembahas

Pembahas muncul di dalam acara-acara seminar khususnya pada seminar tugas


akhir/ seminar penelitian.

5. Notulen

Notulen adalah pihak yang bertugas mencatat atau menulis hal-hal penting dalam
aktivitas seminar.Notulen biasanya dipakai oleh moderator untuk membuat
kesimpulan dalam seminar.

6. Audience (Peserta Seminar)


Audience adalah pihak yang berperan sebagai pendengar dan pemberi sanggahan
(berwujud kritik, saran maupun komentar) dari apa yang disampaikan penyaji.

B. Hakikat Peserta Seminar


Dalam konteks seminar umum, para peserta memiliki ciri-ciri tersendiri.Mereka
para peminat kegiatan seminar sesuai topik yang ditawarkan panitia. Sangat mungkin
latar belakang pendidikan, status sosial, usia dan tingkat ekonomi maupun pengetahuan
yang bervariasi sehingga lebih heterogen. Tentu berbeda dengan peserta seminar di
perguruan tinggi yang diikuti di kelas dalam satu mahasiswa pada tingkat tertentu.
Mereka lebih bersifat homogen, Sekali lagi bahwa peserta seminar adalah salah satu
komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan pendidikan seminar (dalam
Subiyantoro, 2013 : 7).
Secara umum terdapat beberapa alasan bagi peserta seminar untuk mengikuti
seminar (Yani, 2018) yaitu untuk :

1. Memperluas dasar pengetahuan dan pengalaman;


2. Bertemu dan berkomunikasi dengan orang yang menganut nilai dan perhatian
yang sama
3. Belajar dan meningkatkan kemampuan ilmiah
4. Mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi
5. Meningkatkan nilai pribadi dalam hidup
Manfaat umum seminar bagi peserta seminar (Yani, 2018) :
1. Untuk memperdalam ilmu dan menyampaikan pendapat secara lisan.
2. Sebagai media komunikasi untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman.
3. Sebagai wadah untuk mengidentifikasi masalah dan mencari cara pemecahan
masalah.

Sedangkan fungsi seminar bagi peserta seminar adalah untuk memperoleh ilmu dan
pengetahuan baru yang nantinya dapat dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah,
sebagai tempat menambah relasi, teman, network, menambah fortofolio, meningkatkan
kepercayaan diri dan salah satu cara bersosialisai dalam forum resmi.
C. Hal-Hal Yang DiperhatikanOleh Peserta Seminar
Agar seorang peserta seminar, diskusi, simposium, atau sarasehan bisa
menyampaikan gagasan dengan baik, ia harus memperhatikan hal-hal berikut.

1. Peserta harus menguasai masalah yang dibahas dalam seminar, diskusi, simposium,
atau sarasehan

2. Dalam menyampaikan pendapat atau gagasa, peserta harus sopan dan jauh dari
sikap arogan.

3. Peserta harus menyampaikan pendapat atau gagasan yang rasional dan


sistematis.Apabila kita ingin menyampaikan pendapat, menolak, menyetujui,
maupun menyampaikan usul dalam suatu diskusi, hendaknya memperhatikan etika
dan sopan santun berbahasa.

4. Etika Peserta Seminar


1. Hal-hal yang dilakukan Peserta Seminar selama mengikuti seminar yaitu :
 Memahami makalah yang akan disampaikan, sehingga dapat ikut
berpartisipasi dalam memberikan ide, pendapat dan gagasan.
 Bersikap sopan santun.
 Ikut menjaga kelancaran jalannya seminar.
 Tidak membuat gaduh.
 Mendengarkan penyajian makalah dengan serius.
 Peserta tidak melontarkan pertanyaan selama penyaji menyampaikan
makalah. Peserta akan diberikan sesi khusus untuk bertanya.
 Peserta jika akan mengajukan pertanyaan, agar mengangkat tangan. Bila
pemandu mempersilakan barulah bertanya. Pertanyaan dengan singkat dan
jelas, dan tidak memberikan kesan pertanyaan yang berbelit-belit.
2. Tata Cara dalam Mengajukan Pertanyaan dalam Diskusi pada Seminar

Peserta harus berperan aktif dalam mengikuti seminar, untuk itu para peserta
seminar harus menguasai betul-betul topik yang dibahas sehingga dapat
menanggapi secara baik dan proporsional.Bentuk tanggapan dari para peserta
seminar adalah dapat berupa pertanyaan, sanggahan, atau meluruskan pernyataan
dari penyaji makalah. Peran peserta seminar dalam mengajukan pertanyaan, harus
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah:
 Pertanyaan harus jelas, fokus dan mengenai sasaran, sehingga tidak terkesan
berbelit-belit.
 Kalimat dalam pertanyaan menggunakan kalimat yang benar dan sopan.
 Kalimat dalam pertanyaan tidak mengesankan hanya menyalahkan penyaji
dalam menyampaikan makalahnya.
3. Tata Cara Menyampaikan Ide/ Pendapat dalam Diskusi pada Seminar
Seperti sudah didefinisikan terdahulu, bahwa diskusi adalah merupakan suatu
proses untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah yang dilakukan secara
bersama-sama. Dengan demikian diskusi merupakan pertukaran pikiran atau
pendapat antara para peserta yang dilakukan secara lisan untuk mendapatkan
kesamaan pendapat. Ide dan pendapat peserta adalah pemikiran mengenai sesuatu
yang berasal dari pengalaman peserta, baik pengalaman praktis maupun teoritis.
Tetapi perlu diingat bahwa pengalaman yang dialami belum tentu cocok atau sesuai
jika diterapkan dengan masalah yang sedang didiskusikan.

D. Peranan Peserta Seminar


Peran para peserta dalam sebuah semianar sangat signifikan, karena dari pesertalah
diharapkan adanya tanggapan-tanggapan, pendapat, kritik, saran-saran atau pertanyaan-
pertanyaan kepada Pemakalah maupun kepada Pembanding mengenai materi yang
mereka sampaikan (dalam Darsana, 2016 : 20).

E. Syarat-syarat Menjadi Peserta Seminar


Untuk menjadi peserta seminar yang baik, terdapat hal-hal dasar yang perlu
dipersiapkan (dalam Pramudhya, 2021):
1. Peserta harus datang tepat waktu dan tetap mengikuti jalannya seminar hingga
selesai.
2. Peserta sebaiknya mempunyai materi seminar yang tepat dan edisi yang terbaru.
Jika ada teks yang penting, kita bisa memberikan tanda.
3. Peserta sebaiknya memperhatikan dan tetap fokus, siap untuk terlibat dalam seminar
dan menunjukkan ketertarikan terhadap topik tersebut. Tidak sepantasnya makan
saat seminar, tertidur atau melakukan hal lain diluar seminar.
4. Peserta sebaiknya membaca dan merenungkan materi seminar,
dapatmenghubungkan apa yang dibawa dan dipahami selama ini.
5. Jika peserta seminar mempunyai pertanyaan, sebaiknya sudah dicatat.

DAFTAR RUJUKAN

Buku Seminar Ke SD an, Yullys Helsa, M.Pd, 2020


Darsana, I. N. 2016. "Panduan Seminar". Bali : Universitas Udayana
RESUME 4 MATERI NOTULEN

A. Notulen (Notula)

Notulen rapat adalah catatan singkat yang merinci jalannya rapat, dibuat oleh notulis
sebagaii catatan tertulis tentang apa yang dibahas. Notulen berisi catatan-catatan tentang
berlangsungnya diskusi/rapat sejak dimulai (awal) sampai selesai (akhir). Agus M. Hardjana
(Arlina Reswari, 2013) menjelaskan bahwa notula rapat mempunyai makna catatan tertulis
tentang pembicaraan dalam rapat. Dengan membaca notula diharapkan akan tergambar
jalannya rapat yang berlangsung, permasalahan-permasalahan yang dibahas serta keputusan
yang diambil.

Menurut Ursula Ernawati (dalam Arlina Reswari, 2013), notula rapat mempunyai
berbagai macam fungsi, yaitu:

1. Sebagai dasar untuk pertemuan selanjutnya

2. Sebagai dokumen Notula.

3. Sebagai alat pengingat untuk para peserta rapat

4. Sebagai sumber informasi bagi peserta

Notula yang baik menurut Ignatius Wursanto (dalam Arlina Reswari, 2013) harus
memenuhii syarat-syarat sebagai berikut:

1. Notula harus benar dan obyektif, yang berarti bahwa yang dicatat oleh notulis adalah
hasil pembicaaan dan keputusan rapat, bukan hasil pemikiran notulis ataupun
keputusan pribadi pemimpin rapat.
2. Notula harus jelas, tidak meragukan dan dapat dimengerti oleh peserta rapat sehingga
tidak menimbulkan keraguan.
3. Notula harus dibuat secara ringkas menggunakan kalimat-kalimat yang singkat dan
mudah dimengerti oleh siapapun yang membacanya.
4. Sebelum rapat ditutup, notula harus dibacakan untuk memberi kesempatan kepada
para peserta rapat bila hendak memberikan masukan guna penyempurnaan notula.

5. Notulen disusun secara sistematis dan terstruktur. Sistematis, artinya tersusun secara
teratur menurut kaidah yang berlaku. Terstruktur, artinya urut menurut pola tertentu.
Notulen sekurang-kurangnya berisi: (1) tujuan kegiatan; (2) pikiran-pikiran yang akan
dibahas dalam kegiatan; (3) saran dan keputusan dalam kegiatan; (4) waktu
pelaksanaan; (5) pihak-pihak yang hadir dalam kegiatan (Novritamely Kahar, 2013).
Sedangkan menurut Rumsari Hadi Sumarto dan Lukas Dwiantara (dalam Arlina
Reswari, 2013) ialah:

1. Judul notula beserta nama organisasi atau unit organisasi yang menyelenggarakan
rapat. 2
2. Hari, tanggal, waktu serta tempat. Untuk waktu penyelenggaraan rapat, ditulis waktu
dimulai dan berakhirnya rapat tersebut. Sedangkan untuk tempat dijelaskan di ruang
mana rapat berlangsung.
3. Sifat rapat ditulis apakah rapat resmi, rapat tidak resmi, rapat rutin, rapat berkala, dan
sebagainya.
4. Pemimpin dan notulis rapat perlu disebutkan.

5. Nama peserta baik yang hadir maupun yang tidak hadir. Apabila peserta lebih dari
sepuluh orang bisa dilampirkan dalam lembar khusus, tetapi jika kurang dari sepuluh
bisa ditulis dalam notula tersebut.
6. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya.

7. Susunan acara rapat.

8. Ringkasan jalannya rapat. Pertanyaan serta masukan dari peserta perlu dicantumkan.

9. Hasil atau keputusan rapat. Hal ini perlu dicantumkan agar peserta yang tidak hadir
dapat mengetahui hasilnya, selain itu untuk mengingatkan.
10. Hal-hal yang ikut dibicarakan dalam rapat.

11. Catatan khusus.

12. Nama dan tanda tangan pemimpin serta notulis

Rumsari Hadi Suwarno dan Lukas Dwiantara (dalam Arlina Reswari, 2013)
menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan notula, yaitu
sebagai berikut:
1. Bila rapat tersebut merupakan rapat berkala, sebaiknya diberi nomor urut rapat, bulan
dan tahun rapat. Contoh Rapat Pengurus Koperasi.
2. Perlu diinformasikan pada judul rapat, sifat rapat tersebut merupakan rapat pemberian
informasi, rapat pemecahan masalah atau rapat pengambilan keputusan.
3. Susunan notula lengkap dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan
pimpinan dan notulis rapat.
4. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu
disebutkan namanya. Contoh Ibu Rifna memberikan usulan yaitu tidak mengurangi
kualitas dari produk tersebut, tetapi caranya dengan menaikan harga.

5. Keputusan yang diambil dalam rapat pengambilan keputusan hendaknya dicatat


secara teliti dan lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda bagi
para pembaca notula tersebut.
6. Waktu dimulai dan berakhir rapat disebutkan dalam notula

7. Bila dalam rapat ada usulan dari peserta rapat, catatan yang harus dibuat terdiri dari
nama peserta beserta usulan yang diberikan. Kemudian bila ada yang menanggapi,
nama peserta yang menanggapi dan tanggapannya dicatat baik tanggapan yang
menolak maupun yang menyetujui usulan tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Helsa, Yullys dan Syamsu Arlis. 2020. Seminar ke SD-an (dalam Pendidikan Tinggi untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis). Yogyakarta : Deepublish.

Kahar, Novritamely. 2013. “Aplikasi Pengolahan Data Notulen Rapat Pada Program Studi
Teknik Informatika Stmik Nurdin Hamzah Jambi”. Jurnal Akademika. Vol 6(1): 32-
36.
RESUME 5 MATERI TATA RUANG SEMINAR

A. Tata Ruang Seminar

Ruang seminar yag baik adalah ruangan dimana orang-orang yang berada di dalamnya
merasa nyaman, sehingga semua upaya yang dilakukan adalah menciptakan rasa nyaman tesebut.
1. Desain Ruangan

Dalam mendesain sebuah ruangan seminar, sebaiknya memerhatikan beberapa hal, yaitu :

a. Tata Tempat

Kursi atau tmepat duduk peserta ditata sedemikian rupa sehingga semua hadirin
tidak terhalang pandangannya. Hindari pemilihan ruangan yang memiliki banyak pilar
atau tiang yang akan menggangu pemandangan dan meyebabkan ruangan terlihat sempit.
Pangggung untuk tempat duduk pemakalah, pembanding maupun moderator dibuat lebih
tinggi posisinya dibandingkan dengan tempat duduk peserta. Ukuran dan penempatan
backdrop di belakang panggung diatur sedemikian rupa sehingga dapat terlihat dengan
baik. Kalau pembicara menggunakan podium, penempatan podium diusahkan agar arah
pandangan para peserta tidak terhalang apa pun.
b. Tata Suara

Tata suara (sound system) yang baik, ditunjang dengan akustik gedung yang
sempurna, akan memberikan dampak yang positif kepada peserta dan pembicara.
c. Tata Cahaya

Penerangan ruangan atau tata cahaya (lighting) ruang seminar harus cukup
memadai, tidak terlalu terang maupun gelap ataupun tidak terlalu suram, sehingga peserta
seminar betah berada di dalam ruangan.
d. Tata Udara

Suhu udara atau temperatur yang ideal untuk ruang seminae adalah berkisar
antara 20-30 derajat Celcius.
2. Dekorasi Ruangan

Dekorasi ruangan harus diusahlkan sesederhana mungkin dengan usasana yang sedikit
lebih formal. Pada meja-meja tertentu seperti meja di atas panggung, meja tamu-tamu penting,
dan meja penerima tamu, sebaiknya diletakkan karangan bunga (bouquet) seperlunya.
Penempatan spanduk, banner, dan sejenisnya di dalam ruangan agar dibatasi, sehingga tidak
menimbulkan kesan “ramai”, yang bisa mengurangi konsentrasi para peserta seminar. Latar
belakang panggung yang dikenal sebagai backdrop, selain sebagai dekorasi dan pemanis
ruanga, dimanfaatkan untuk menampilkan tema atau judul seminar yang tengah
diselenggarakan. Backdrop sering menjadi sasaran fotografer, sebaiknya menggunakan
warna atay bahn cat yang tidak memantulkan cahaya.
1. Kelengkapan Ruangan Lainnya

a. Ruang Khusus

Di tempat seminar berlangsung, diperlukan suatu ruang khusus untuk


Pemakalah, Moderator atau tamu-tamu penting beristirahat atau menunggu acara
seminar dimulai.
b. Fasilitas Untuk Penyandang Cacat

Peserta seminar penyandang cacat, memerlukan fasilitas-fasilitas khusus,


seperti jalur kursi roda, lift.
c. Pembatas Ruangan

Ada kalanya seminar dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang lebih


kecil, dan harus berada di ruangan yang terpisah, untuk itu diperlukan pembatas
ruanagn yang segera dapat dipasang pada ruang seminar yang ada.
d. Tempat Ibadah dan Kamar Kecil

Tempat ibadah dan kamar kecil sebaikanya tidak terlalu jauh dari ruangan seminar.

e. Alat Musik

Di ruang seminar kadang kala juga disediakan alat musik seperti piano, organ
dan sebagainya, yang diperlukan untuk menghibur peserta pada saat jeda atau makan
siang.
f. Ruang Makan

Ruang makan untuk peserta seminar hendaknya jangan terlalu jauh dari ruang
seminar.
g. Meja Snack

Meja snack dan minuman untuk peserta bisa ditempatkan terpisah dari
ruangan seminar, namun tentu tidak terlalu jauh, maksudnya agar peserta hanya
mengambil makanan dan minuman saat coffee break saja.
h. Locker
Fasilitas penyimpanan dan peniyipan barang-barang milik peserta seminar
seperti payung, topi, tas, dll.
i. Fasilitas Sambungan Internet

Kadang kala ada peserta seminar yang membutuhkan informasi dari jaringan
internet, biasanya tersedia di ruang seminar atau ruanag khusus yang telah
disediakan.Perangkat komputer untu layanan ini dapat disediakan oleh
penyelenggara.
j. Kesiapan Fasilitas dan Petugas Cleaning Service

Selama seminar berlangsung, harus ada petugas cleaning service yang selalu
menjaga kebersihan ruang seminar dan ruang lain sperti ruang makan, kmar kecil,
tempat ibadah, dan sebagainya.
k. Hal-hal Lain

Tersedianya kotak saran, meja dan kursi cadangan, petunjuk arah, papan
petunjuk seminar, papan pengumuman, tand larangan merokok, tanda tidak
menggunakan telepon genggam selama seminar, pengharum ruangan, kelengkapan
untuk upacara pembukaan dan penutupan.
3. Komposisi Tempat duduk

Ruang seminar bukan ruang pesta, jadi tidak ada penataan dengan gaya standing,
sebab setiap peserta harus duduk di kursi mereka, dan juga jangan ada pengaturan tempat
duduk yang tidak dilengkapi dengan meja. Berbagai komposisi tempat duduk peserta diatur,
sesuai dengan fungsi, kebutuhan , dan ketersediaan ruangan serta jumlah peserta.
a. Ruang Kelas (Class Room)

Pengaturan tempat duduk di ruang seminar ini mirip dengan ruang kelas
sebuah sekolah, jadi peserta yang duduk di depan dan ada yang dibelakang.
b. Melingkar (Meja Bundar = Round Table)

Para peserta akan duduk dalam posisi melingkar, kalau diperlukan dapat
dalam beberapa lapisan tempat duduk yang berjarak hampir sama untuk setiap peserta
dengan pembicara sehingga tidak ada efek psikologis yang berarti.
c. Setengah Melingkar (Theatre)

Penataan tempat duduk setengah melingkar ini adalah posisi ideal, di samping
dapat memaksimalkan kapasitas ruangan, ada ruang yang cukup anatar panggung
dengan tempat duduk peserta.

d. Setengah Melingkar Berundak (Amphitheatre)


Penataan dengan gayaamphitheatre ini hanya dimungkinkan pada ruangan
yang lantainya didesai khusu untuk maksud tersebut, dimana tempat duduk peserta
yang di belakang, lebih tinggu posisinya daripada yang di depannya.
e. Empat Persegi (Square)

Penataan tempat duduk peserta diatur menyerupai empat persegi panjang atau
bujur sangkar, tergantung dari panjang atau lebarnya ruang seminar.
f. Berbentu Huruf “U” (“U” Shape)

Dalam penataan “U” shape ini ada peserta yang duduk dalam posisi berhadap-
hadapan dan ada yang langsung menghadap ke panggng atau pembicara, dan secara
psikologis kurang menguntungkan, baik bagi pembicara maupun peserta yang merasa
terkotak-kotak dan tidak ada rasa kebersaman.

Daftar Rujukan
Darsana, Inyoman. (2016). BAHAN AJAR : PANDUAN SEMINAR. Universitas Udayana.
RESUME 6 MATERI AKOMODASI SEMINAR

A. Pengertian Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan


misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian.
Akomodasi seminar merupakan hal penting dalam memenuhi seminar. Para peserta
cenderung membutuhkan akomodasi yang memiliki beragam varian harga maupun
macamnya.
B. Contoh Akomodasi

1. Contoh akomodasi secara umum:

a) Akomodasi Komersil

 Hotel kecil dengan kamar berjumlah kurang dari 25

 Hotel sedang dengan jumlah kamar 25-100 kamar

 Hotel menengah, dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang
dari 300.
 Hotel besar yang memiliki kamar lebih dari 300 buah

 Motel yang sengaja didesain dengan fasilitas parkir mobil privat,


pelayanan menyenangkan dan kemudahan akses
 Hostel yang disediakan oleh remaja dengan tarif yang cukup murah

 Cottage yang terletak di sekitar danau atau pantai dengan bentuk


bangunan seperti pondok
 Bungalow, yaitu rumah yang berlokasi di daerah pegunungan
untuk kegiatan pendidikan seperti seminar, lokakarya atau yang
lainnya.
b) Akomodasi Semi Komersil

 Graha wisata remaja

 Asrama mahasiswa atau pelajar di sebuah lingkungan pendidikan

 Rumah sakit

 Home stay

 Holiday camp dengan budget yang minim

 Wisma
 Tempat menginap khusus dan lain-lain.
c) Akomodasi Non Komersil

 Mess (bagi para pekerja, instansi pemerintah atau departemen)

 Guest house di lingkungan istana atau tamu penting

 Panti asuhan

 Pemondokan

 Dan villa yang dimiliki individu


2. Contoh akomodasi seminar

a) Gedung Seminar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan gedung seminar:

- Lokasj gedung atau tempat

- Kelengkapan gedung dan ruang seminarnya.

- Biaya dan sewa gedung.

- Keamanan gedung.

- Parkir kendaraan.

b) Ruang seminar

1) Desain ruangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan ruang seminar:

- Tata tempat

- Tata suara

- Tata cahaya

- Tata udara

2) Dekorasi ruangan

Dekorasi ruangan harus diusahakan sesederhana mungkin dengan


suasana yang sedikit lebih formal.
c) Fasilitas ruang seminar

Untuk suksesnya suatu acara seminar, ruang seminar tentu harus dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti:
1) tata suara (sound system)
Tata suara di ruang seminar mempunyai peranan yang penting dalam
sukses tidaknya seminar.
2) Pengeras suara (microphone)

Mikropon tersedia dengan jumlah yang cukup, dan ditempatkan pada


tempat yang tepat.
3) Fasilitas lainnya yang dapat menunjang jalannya seminar

- Papan tulis

- Papan tulis kopi (copyboards)

- Proyektor menampilkan materi yang akan disampaikan pemateri.

- Komposisi tempat duduk

DAFTAR RUJUKAN

Helsa, Yullys & Syamsy Arlis. 2020. Seminar Ke SD-An (Dalam Pendidikan Tinggi Untuk
Penulisan Skripsi Dan Tesis). Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama.

Riski. 2021. "Pengertian Akomodasi". Artikel Cryptowi Media Belajar.

Anda mungkin juga menyukai