Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DIKSI DAN KALIMAT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester I

oleh :
1. Melly Yunandita Emaniar 200710101335
2. Angelina Mediana 200710101368
3. Affan Akbar Assalahudin 200803101030
4. Evi Purnamasari 200803102050
5. Risma Aulia Hakim 200803102066
6. Wardha Maulita 200803102041

Dosen Pengampu :
SyuhadakM.Li
NIP. 771717005

UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridho-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berisi materi tentang Diksi dan Kalimat dan dapat digunakan untuk penyajian diskusi
baik dalam kegiatan pembelajaran dan untuk keperluan lainnya.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam lagi tentang Diksi dan
Kalimat dan untuk melatih diri dalam proses pembuatan makalah. Makalah ini diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh para mahasiswa atau mahasiswi sebagai materi dalam belajar atau sebagai bahan
bacaan untuk menambah wawasan.
Penulis juga menyadari terdapat banyak kekurangan serta kelemahan dalam penyelesaian
makalah ini, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga bermanfaat.

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...…….i
Daftar Isi……………………………………………………………………………..………….…..ii

BAB I : Pendahuluan……………………………………………………………………………….1
1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………………….......1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..…1
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………
….....1
1.4. Manfaat……………………………………………………………………………….
……..1

BAB II : Pembahasan……………………………………………………………………………....2
2.1 Pengertian Diksi……………………………………………………………………………...2
2.2 Tenik pemilihan kata…………………………………………………………………………2
2.3 Pengertian Kalimat efektif……………………………………………………………………4
2.4 Ciri-ciri Kalimat Efektif……………………………………………………………………...4

BAB III : Penutup………………………………………………………………………………..…8


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...8
3.2 Saran………………………………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….9
BAB I
ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Tidak bisa dipungkiri saat ini banyak orang dalam berkomunikasi tidak mementigkan
penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun
tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga
ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam
penggunaan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, harus memperhatikan penggunaan
diksi atau pilihan kata yang baik dan benar, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman
dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk
menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.

Begitu juga dengan kalimat, kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat
yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya. sering sekali kita menemukan beberapa
kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini disebabkan
oleh kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Sehingga pembaca akan kesulitan
dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis membahas tentang diksi, ciri-ciri diksi, kalimat efektif,
syarat kalimat efektif, dan ciri-ciri kalimat yang efektif. Agar kita semua mengetahui dan tidak
lagi salah pengucapan kata atau kalimat agar lebih efektif dan dapat dimengerti.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Bagaimana teknik pemilihan kata atau diksi?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
4. Bagaimana ciri ciri kalimat efektif?
1.3 Tujuan.
1. Mengetahui pengertian dari diksi
2. Untuk mengetahui cara pemilihan kata atau diksi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kalimat efektif
4. Untuk mengetahui apa saja ciri ciri kalimat efektif
1.4 Manfaat
1. Supaya kita tahu tata cara pemilihan kata yang baik dan benar
2. Mengetahui penukisaan kalimat yang efektif
3. Mengetahui pengucapan kata dan kalimat agar lebih efektif dan mudah dimengerti
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DIKSI atau PEMILIHAN KATA


adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan
gagasan secara tepat.Diksi sendiri mengacu pada pemilihan kata dan gaya seorang penulis
dalam menerapkan gagasan atau ide. Adapun manfaat diksi agar pendengar dan pembaca
merasakan apa yang disampaikan oleh penulis sehingga pesan atau gagasan tersebut
tersampaikan. Dengan menggunakan diksi cerita atau gagasan yang disampaikan jauh lebih
menarik.

Pilihan kata merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan berbahasa karena bila
pilihan kata tidak tepat, bahasa yang digunakan menjadi tidak efektif dan informasi yang
disampaikan menjadi tidak jelas. Untuk itulah, dalam proses penulisan karya ilmiah, diksi
atau pemilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan agar dapat
menunjukkan pola pikir penulis secara tepat.
Dalam pemilihan kata, hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ketepatan berkaitan dengan kemampuan memilih kata untuk mengungkap gagasan
secara tepat dan diterima juga oleh pembaca atau pendengar secara tepat.
2. Kecermatan berkaitan dengan kemampuan memilih kata dengan cermat, artinya
mampu memahami kata-kata yang mubazir atau kata-kata yang kehadirannya tidak
diperlukan.
3. Keserasian berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan konteks dan lazim dalam pemakaian bahasa itu.

2.2 Berikut ini akan disampaikan teknik pemilihan kata yang tepat dengan cara
membandingkan antara contoh yang salah (tidak baku) dan contoh yang benar (baku),
serta contoh yang tidak tepat yang tepat.
 Memilih kata baku dan tidak baku Kata baku adalah kata yang pemakaiannya disesuaikan
pada pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Ciri – ciri kata baku dan tidak
baku :Kata baku : Bentuk tetap dan tidak berubah-ubah,Digunakan dalam acara resmi atau
formal,Tidak digunaka dalam percakapan sehari-hari,Tidak menggunakan majas
pleonasme,Memiliki arti yang jelas. Kata tidak baku :Digunakan dalam percakapan
sehari-hari,Sudah bercampur dengan bahasa asing atau bahasa daerah,Bentuk kata yang
berubah-ubah
Kata Tidak Baku Baku
membikin membuat
ketimbang daripada
cuma hanya
Methode, metoda Metode

 Memilih kata-kata yang lugas, berekamakna, dan bermakna denotatif bukan makna
konotatif atau kias atau metaforis
Konotasi denotasi
Dalam pertengkaran itu, ia dijadikan Kambing hitam itu dijual karena
kambing hitam. sangat diminati banyak orang.

2
 Memilih kata-kata bersinonim yang paling tepat, yang memungkingkan jika dihubungkan
menjadi makna yang tepat sesuai dengan konteks dan maksud penulis.
Tidak tepat Tepat
Roni melihat pertunjukan wayang. Roni menonton pertunjukan wayang
Stefani mengiris kuku Stefani memotong kuku

 Memilih kata-kata yang tidak berkonotasi emotif


Secara sederhana, kosakata emotif merupakan kosakata yang berhubungan dengan emosi
dan perasaan dan bisa membuat orang tersulut emosi kala mendengar atau membacanya.
Adapun emosi yang ditimbulkan oleh kosakata emotif biasanya adalah emosi yang posisif,
seperti senang ataupun termotivasi.

Emotif Tidak Emotif


1. Senyumanmu begitu manis Senyumanmu bagus sekali.
semanis madu.
1. Pesona dirimu membuatku mabuk Tubuhmu membuatku tertarik.
kepayang.

 Memilih kata dengan tepat, terutama kata ganti, kata kebijakan dan kebijaksanaan, dan
katadari dan daripada.

a. Kata Ganti Pemakaian kata saya, kita, dan kami seringkali tidak tepat dan seringkali
dikacaukan. Pemakaian kata ganti yang tepat adalah saya untuk orang pertama
tunggal, kami untuk orang pertama jamak, dan kita untuk orang pertama dan kedua
jamak. Pemakaian kata ganti yang tidak tepat adalah kata kami diganti kata kita, di
lain pihak kata saya diganti kata kami.
Tidak Tepat Tepat
Hari ini, kami sekeluarga akan berkunjung Hari ini, saya sekeluarga akan berkunjung
ke pantai. ke pantai.
Marilah kami semua untuk selalu menjaga Marilah kita semua untuk selalu menjaga
kesehatan. kesehatan.

b. Kata kebijakan dan kebijaksanaan.


Sebenarnya kedua kata tersebut merupakan kata yang benar dan baku. Akan tetapi,
pemakaiannya berbeda sehingga sering tidak tepat. Kata kebijakan digunakan untuk
menyatakan hal yang menyangkut politik atau strategi, sedangkan kebijaksanaan
berkaitan dengan kearifan atau kepandaian seseorang dalam menggunakan akal
budinya.
Tidak Tepat Tepat
pemerintah membuatkebijaksanaan baru pemeintah membuatkebijakan baru pada
pada awal tahun ini. awal tahun ini.
Riri sudah mulai melakukan sikap yang Riri sudah mulai melakukan sikap yang
kebijaksanaan dalam mengambil bijaksana dalam mengambil keputusan.
keputusan.

c. Pemakaian kata dari dan daripada.


Sebenarnya kedua kata tersebut pemakaiannya berbeda karena maknanya juga
berbeda. Kata dari digunakan untuk menyatakan makna asal (asal tempat dan
asal bahan), sedangkan kata daripada untuk menyatakan perbandingan.

3
tidak tepat tepat
Bangunan yang megah itu terbuat Bangunan yang megah itu terbuat dari
daripada bahan-bahan yang ber-kualitas bahan-bahan yang berkualitas tinggi.
tinggi.
Nilai ekspor Indonesia pada tahun 1989 Nilai ekspor Indonesia pada tahun 1989
lebih besar daripada nilai ekspor tahun- lebih besar dari nilai ekspor tahun-tahun
tahun sbelumnya sebelumnya.

 Memilih kata dalam bentuk frasa dengan tepat.


Tidak tepat tepat
terdiri dari terdiri atas
antara ... dengan ... antara ... dan ...
membicarakan tentang Berbicara tentang

 Menghindari penggunaan frasa yang bersinonim secara bersamaan.


Tidak tepat Tepat
Disebabkan karena… Disebabkan
Karena
Agar supaya… Agar
Supaya

2.3 Kalimat Efektif


Pengertian menurut ahli :
1. Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi : Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat
yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh
pembaca.
2. Menurut Arifin : Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan cepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain,
kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau
pembacanya seperti apa yang dimaksud dengan penulis.
2.4 Ciri-ciri Kalimat Efektif

4
A. Kesepadanan struktur
adalah kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran/gagasan dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan struktur ini ditunjukkan oleh adanya kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan struktur mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut.

1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Contoh:


a) Bagi semua mahasiswa universitas ini harus membayar uang kuliah. (SALAH)
Semua mahasiswa universitas ini harus membayar uang kuliah. (BENAR)
b) Pada penelitian ini membahas dampak-dampak terjadinya gempa bumi di Bantul
Yogyakarta. (SALAH)
Penelitian ini membahas dampak-dampak terjadinya gempa bumi di Bantul
Yogyakarta. (BENAR)

2) Tidak terdapat subjek yang ganda/rangkap. Contoh:


a) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen (SALAH)
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (BENAR)
b) Hasil penelitian saya kurang puas. (SALAH)
Hasil penelitian itu bagi saya kurang puas. (BENAR
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh:
a) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (SALAH)
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (BENAR)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (BENAR)
4) Predikat kalimat tidak didahului kata yang Contoh:
a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (SALAH)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (BENAR)
b) Kampus kami yang terletak di Jalan Kalimantan Jember. (SALAH)
Kampus kami terletak di Jalan Karimata Jember. (BENAR)

B. Keparalelan
adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, apabila
bentuk kata pertama menggunakan nomina, bentuk kedua, ketiga, dan seterusnya juga
harus menggunakan nomina. Demikian juga apabila kata pertama menggunakan verba,
kata kedua, ketiga, dan seterusnya juga harus menggunakan verba. Keparalelan ini
sering disebut dengan konsisten. Contoh:
1) Harga beras dibekukan atau kenaikan secara luwes. (SALAH)
Harga beras dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (BENAR)
2) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, menguji sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
(SALAH)
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
(BENAR)
5
C. Ketegasan
disebut juga penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Pada dasarnya dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan yang tertuang
dalam kalimat dengan memberi penegasan atau penekanan. Ada beberapa cara untuk
membentuk penekanan atau penegasan dalam kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat) Contoh:
a) Presiden mengharapkan agar rakyat Indonesia mau menyadari bahwa musibah
saat ini sebagai introspeksi dari apa yang telah kita lakukan selama ini.
b) Berdasarkan peraturan, mahasiswa yang masa studinya melebihi target harus
dikeluarkan.
2) Membuat urutan kata yang logis Contoh :
Tidak hanya seribu, sejuta, seratus, sepuluh, tetapi berjuta-juta penduduk Indonesia
saat ini tertimpa musibah. (SALAH)
Tidak hanya sepuluh, seratus, seribu, sejuta, tetapi berjuta-juta penduduk Indonesia
saat ini tertimpa musibah (BENAR)
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi) Contoh :
Saya bangga akan kepandaiannya, saya suka akan tingkah lakunya, dan saya hormat
akan prestasinya.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan Contoh :
Mahasiswa itu tidak nakal dan malas, tetapi tanggung jawab dan
rajin.

D. Kehematan
adalah hemat dalam menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata-kata atau frasa yang
dapat menambah kejelasan kalimat melainkan menghilangkan kata-kata atau frasa yang
tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria untuk melakukan penghematan :
1) Dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:
a) Karena ia tidak diundang, ia tidak datang pada rapat penting itu. (SALAH)
Karena tidak diundang, ia tidak datang pada rapat penting itu. (BENAR)
b) Masyarakat segera berlari setelah masyarakat mengetahui banjir telah datang.
(SALAH)
Masyarakat segera berlari setelah mengetahui banjir telah datang. (BENAR)
2) Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh :
a) Bendera Indonesia berwarna merah putih. (SALAH)
Bendera Indonesia merah putih. (BENAR)
b) Saya suka makan buah jeruk, mangga, dan salak. (SALAH)
Saya suka makan jeruk, mangga, dan salak. (BENAR)
3) Menghindarkan kesinoniman dalam kalimat. Contoh:
a) Saya hanya meneliti masalah dampak terjadinya gempa bumi di Bantul Yogyakarta
saja. (SALAH)
Saya hanya meneliti dampak terjadinya gempa bumi di Bantul Yogyakarta.
(BENAR)

6
b) Sejak dari pengumpulan data, penganalisisan data, dan pemaparan hasil analisis
data, saya dibantu oleh beberapa teman-teman. (SALAH)
Sejak pengumpulan , penganalisisan, dan pemaparan hasil analisis data, saya dbantu
oleh beberapa teman. (BENAR)

E. Kecermatan
adalah cermat dalam membuat kalimat dengan pilihan kata yang tepat sehingga tidak
menimbulkan tafsiran ganda atau salah. Contoh:
1) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (MAKNA GANDA)
Mahasiswa yang terkenal dari perguruan tinggi itu menerima hadiah. (BENAR)
Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (BENAR)
2) Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit mengandung virus dibandingkan dengan bayi
yang mendapat susu botol. (SALAH)
Bayi yang mendapat ASI akan lebih sedikit mengandung virus dibandingkan dengan
bayi yang mendapat susu botol. (BENAR)

F. Kepaduan
adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah. Kalimat yang padu adalah kalimat yang tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Untuk itu, harus dihindari kalimat yang
terpalu panjang dan bertele-tele. Ada pola untuk membuat kalimat yang padu, yaitu dengan
memperhatikan pola aspek = agen = verbal secara tertib khususnya kalimat yang berpredikat
persona. Contoh:
1) Buku yang kamu pinjamkanaku akan simpan. (SALAH)
Buku yang kamu pinjamkanakan aku simpan. (BENAR)
2) Saran yang telah disampaikan kami akan pertimbangkan. (SALAH)
Saran yang telah disampaikan akan kami pertimbangkan. (BENAR)
3) Presiden sedang membicarakan daripada kehendak rakyat. (SALAH)
Presiden sedang membicarakan kehendak rakyat. (BENAR)

G. Kelogisan
adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan atau
kaidahtata bahasa yang berlaku. Contoh :
1) Pencuri berhasil ditangkap polisi. (SALAH )
Polisi berhasil menangkap pencuri. (BENAR)
2) Waktu dan tempat kami persilahkan. (SALAH)
Bapak Pimpinan kami persilakan. (BENAR)

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DIKSI adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Diksi sendiri mengacu pada
pemilihan kata dan gaya seorang penulis dalam menerapkan gagasan atau ide. Adapun manfaat
diksi agar pendengar dan pembaca merasakan apa yang disampaikan oleh penulis sehingga
pesan atau gagasan tersebut tersampaikan. Dengan menggunakan diksi cerita atau gagasan yang
disampaikan jauh lebih menarik.
Dan kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulis atau pembicara.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ketika berbicara menggunakan Bahasa Indonesia kita harus
memperhatikan pemilihan kata dan menggunakan kalimat yang jelas agar mudah dipahami oleh
pembaca dan dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30700260/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KALIMAT_EFE
KTIF
http://tutorialkhen.blogspot.com/2015/12/makalah-contoh-makalah-diksi-dan.html?m=1
https://coretanaksaradilfadh.wordpress.com/2019/07/19/makalah-kalimat-efektif/

Anda mungkin juga menyukai