Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEPALA DAN PEMIMPIN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Dosen pengampu : ABD. Qadir Jailani, M.PD.I

Oleh :
Moh Nasyhun Amin
&
Hibroni Arifandy

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
TAHUN AKADEMIK
2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas nikmat yang telah diberikan
kepada kita semua sehingga sampai hari ini kita bisa mealakukan aktivitas
sebagai mana mestinya. Selanjutnya, shalawat serta salam kepada baginda
kita Nabi Muhammad SAW yang insyaallah akan memberikan kita syafaat
diakhirat kelak.
Makalah ini dibuat guna menyelesaikan tugas mata kuliah Administrasi
Pendidikan di kampus tercinta kita yaitu kampus insitut dirosyat islamiyah
Al-Amien (IDIA) perenduan sumenep Madura, sehingga diharapkan pembaca
dapat mengetahui dan memahami serta mengerjakan hal hal yang berkaitan
tentang penting nya mata kuliah ini dalam kehidupan kita sehari hari.
Penulis sadar terhadap penulisan makalah ini yang masih terdapat banyak
kesalahan baik dari cara penulisan maupun isinya di karnakan masih dalam
peroses belajar. Oleh karna itu, kepada pembaca saya harap bisa
memakluminya.
Demikian makalah ini dibuat, sehingga bisa memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membaca. Akhir kata saya ucapkan sekian dan terimakasih.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologis, istilah “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri
atas “Ad” yang berarti “kepada” dan “ministro” yang bermakna “melayani”. Dengan
demikian, administrasi dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap
subjek tertentu yang dalam konteks pendidikan berarti melayani penyelenggaraan
pendidikan. Sementara itu menurut Engkoswara (dalam Azis, 2016, hlm. 3)
Administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya manusia
yaitu, kurikulum dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan
penciptaan suasana yang baik bagi manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoordinasikan perilaku manusia
dalam pendidikan, agar semua daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif (Azis, 2016, hlm. 3). Tindakan yang
dimaksud tentunya berupa rangkaian kegiatan dan seluruh proses dalam
penyelenggaraan pendidikan baik dalam organisasi maupun lembaga pendidikan.
Pengertian di atas diperkuat oleh Nawawi (dalam Azis, 2016, hlm. 3) yang
berpendapat bahwa administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan
proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara sistematis yang di selenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama
dalam lembaga pendidikan formal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kepala?
2. Apa yang dimaksud dengan Pemimpin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kepala.
2. Untuk mengetahui apa itu pemimpin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepala
Pengertian kekepalaan mempunyai konotasi adanya kedudukan dalam hirarkhi
organisasi, yang di dalamnya terkandung tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
telah ditentukan secara formal. Kekepalaan berkaitan dengan wewenang sah berdasarkan
ketentuan formal, untuk membawahi dan memberi perintah-perintah kepada kelompok
orang-orang “bawahan” tertentu dan dalam bidang masalah tertentu pula. Seorang
kepala unit belum tentu dapat menjadi leader. Demikian pula seorang leader belum tentu
mempunyai kedudukan sebagai kepala. Seorang yang tidak mempunyai pengaruh dapat
saja menjadi seorang kepala instansi, dan ia baru menjadi seorang leader kalau ia
mampu mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, pimpinan yang mengepalai suatu
organisasi atau salah satu unitnya harus menyadari bahwa kedudukan formal saja belum
tentu merubah perilaku anak buahnya sesuai dengan yang diharapkan agar memudahkan
dan melancarkan pencapaian tujuan organisasinya, atau mampu menciptakan kerjasama
yang baik antara bawahannya. Dari pengertian tentang kepemimpinan tersebut di atas,
jelas kepemimpinan itu tidak perlu terkait dengan batasan-batasan dan ketentuan-
ketentuan formal. Maka seseorang yang melaksanakan kekepalaan mungkin belum dapat
disebut sebagai orang pemimpin. la sekaligus dapat disebut sebagai seorang pemimpin,
apabila ia juga mampu mempengaruhi bawahan sehingga mereka dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti dan mentaati kehendak atau
perintah-perintahnya.1

B. Pemimpin
Terminologi kepemimpinan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku
dan budaya manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial
(zoon politicon) yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagaikebutuhannya ( homo
sapiens ). ABRAHAM MASLOW mengidentifikasi adanya 5 tingkat kebutuhan
manusia kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan
dihormati orang lain, kebutuhan untuk mempunyai citra yang baik, dan kebutuhan untuk
menunjukkan prestasi yang baik. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya tersebut
manusia kemudian menyusun organisasi dari yang terkecil sampai yang terbesar sebagai

1
John W. Gardner, On Leadership (New York: The Free Press, 1990), h. 141-142.
media pemenuhan kebutuhan serta menjaga berbagai kepentingannya.
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-
tua, dan sebagainya. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya
berasal dari kata dasar yang sama yakni “pimpin”. Namun demikian ketiganya
digunakan dalam konteks yang berbeda. Istilah kepemimpinan pada dasarnya
berhubungan dengan ketrampilan,kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan
“pemimpin”. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan
peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara. Pemimpin yang baik harus memiliki sifat cerdas, Dapat dipercaya, jujur
dan mau menyampaikan kebenaran-kebenaran.2

C. Perbedaan dan Persamaan Kepala dan Pemimpin


Banyak ahli manajemen mendefinisikan leadership dalam arti luas, dalam arti
meliputi banyak cara yang dilakukan oleh leaders dan heads serta berbagai sumber yang
digunakan untuk mengungkapkan kekuasaannya. Akan dapat pula didefinisikan secara
lebih sempit, seperti misalnya yang dilakukan oleh C.A Gibb (1969), yang membedakan
antara leadership dengan headship sebagai berikut:3
1) Headship diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan
tidak berdasarkan pengakuan spontan para anggotanya.
2) Tujuan kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat
dan tidak ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
3) Dalam headship hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali
tindakan bersama dalam mencapai tujuan.
4) Dalam headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota
kelompok dan kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak
sosial ini, sebagai suatu alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
5) Kewibawaan seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para
anggota kelompok yang bersangkutan dan terutama oleh para
pengikutnya.
Pada umumnya kata leadership diterjemahkan sebagai Kepemimpinan.
Leadership dapat ditafsirkan dalam dua pengertian. Pertama, meliputi pengertian
2
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Eftktif (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press,
cetakan ketiga, 2000), h: 56-68.

3
Gary A. Yulk, Kepemimpinan Dalam Organisasi terjemahan Jusuf Udaya, Qakarta:Prenhalindo, edisi ketiga,
1998), h. 4.
headship dan kedua, leadership ditafsirkan berbeda dengan headship. Namun demikian
ada beberapa persamaan antara pemimpin dan kepala yaitu :
1) Memiliki tanggung jawab yang sama yaitu memimpin/mengepalai sebuah
organisasi dengan anggota organisasi atau orang orang yang memiliki
tujuan yang sama.
2) Memiliki tugas yang sama yaitu untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga yang dipimpinnya.
3) Harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat
bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi atau
lembaga yang dipimpinnya.
4) Sama sama harus bekerja sama dengan orang lain atau pengikut untuk
bersama sama menjalankan roda orgaisasi.
5) Sama sama untuk melayani orang lain.
6) Sama sama harus memiliki visi kedepan baik kemajuan tentang lembaga
atau organisasi yang dipimpinya maupun tentang kemajuan pribadinya.
7) Menuntut kemampuan managerial seorang pemimpin/kepala.
8) Keduanya inti dari manajemen.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala adalah seorang yang diangkat menurut peraturan tertentu oleh
atasan/instansi yang berwenang untuk mengepalai suatu kantor jawatan dan
bertanggungjawab tentang tugas yang dibebankan kepadanya. Kepada bawahan
memberikan perintah dan bertindak sebagai penguasa. Anak buah mengerjakan
pekerjaan yang diberikan oleh atasan dengan cara dan waktu yang telah ditetapkan.
Apabila seorang kepala ingin berhasil harus kerja yang baik, ia harus menyakinkan anak
buah agar mau menerima dan mengakuinya.
Pemimpin adalah seorang yang dipilih dari kelompoknya karena memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu, selanjutnya diberi tugas untuk memimpin anak buahnya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh kelompok. Untuk kelancaran tugas diberikan
hak-hak istimewa dibandingkan dengan anggota kelompok lain. Pemimpin dapat
diterima bawahan karena dipilih diantara mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir. (2005). Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.
John W. Gardner, On Leadership (New York: The Free Press, 1990)
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Eftktif
(Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, cetakan ketiga, 2000)
Gary A. Yulk, Kepemimpinan Dalam Organisasi terjemahan Jusuf Udaya,
Qakarta:Prenhalindo, edisi ketiga, 1998)

Anda mungkin juga menyukai