Oleh:
ZULFIKAR
NIM. 2022530056
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2022 M / 1443 H
A. PENDAHULUAN
Menjadi seorang pemimpin adalah bukan hal mudah, meski pada zaman
ini mudah untuk menjadi seorang pemimpin. Ada banyak kemampuan yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Ada proses kepemimpinan didalamnya yang
membutuhkan keahlian dan seni dalam menjalankannya. Kepemimpinan sendiri
sering diartikan oleh banyak ahli sebagai „seni‟ mempengaruhi orang lain. Ada
juga yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah cara yang dilakukan oleh
seorang pemimpin atau leader untuk mempengaruhi karyawan atau bawahannya
agar mau bekerjasama secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi. 1
1
Dian Narulita, Suwignyo Widagdo: Kepemimpinan Dan Kinerja; Seri Praktis
Peningkatan Kinerja Guru (Jawa Timur: Penerbit Wade, 2019), h. 24
Pada salah satu sekolah dasar di Banda Aceh, konflik internal antara
kepala sekolah dan guru menyebabkan kekosongan kursi kepemimpinan yang
cukup panjang. Kepala sekolah mengudurkan diri, namun guru lainnya tidak
bersedia menjadi penanggjung jawab sementara. Jika ditelusuri, gaya
kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu penyebab munculnya konflik di
internal sekolah. Terutama gaya berkomunikasi kepala sekolah yang oleh
sebagian guru dianggap „sok tegas‟.
Dari berbagai cerita diatas, bisa kita amati bahwa konflik sering kali
terjadi di sebuah organisasi, salah satunya disebabkan oleh gaya kepemimpinan
seorang pemimpin. Terutama dalam hal berkomunikasi. Komunikasi sering kali
menjadi „sumber‟ utama terjadinya perpecahan di sebuah organisasi, termasuk
organisasi sekolah.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembahasan dalam makalah
ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian komunikasi menurut beberpa ahli.
2. Memaparkan teori komunikasi efektif dalam kepemimpinan
pendidikan islam
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepemimpinan
2
Syamsu Q Badu dan Novianti Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
(Gorontalo: Ideas Publishing, 2017), h. 32
3
Husaini Usman, Kepemimpinan Efektif: teori, penelitian, dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2019), h. 4
penting agar organisasi atau perusahaan atau sekolah yang sedang dimpin
mencapai tujuannya sesuai dengan visi yang telah ditentukan.
Dalam bahasa inggris, pemimpin berasal dari kata leader. Kata leader
sering diartikan sebagai memimpin. Sedangkan lead, oleh beberapa ahli memberi
makna berdasarkan kepanjangan dari huruf-huruf yang ada dalam kata tersebut,
yaitu (1) Loyalitas, seorang pemimpin dipandang perlu memiliki sikap loyalitas
terutama dalam hal kebaikan kepada penikut atau bawahannya; (2) Educate, yaitu
seroang pemimpin diharapkan memberikan pengetahuan kepada pengkutnya; (3)
Advice, mampu menjadi penengah, memberikan masukan, saran dan nasihat
kepada orang lain atau karyawannya; (4) Dicipline, pemimpin diharapkan menjadi
sosok disiplin dan menjadi contoh teladan bagi orang lain. 4
4
Umar Sidiq dan Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan (Ponorogo: CV Nata Karya,
2021), h. 3
legislatif dan hal ini memberikan hak pada kelompok lain diluar tiga orang itu
untuk memilih pemimpin. Bisa diasumsikan bahwa kehadiran pemimpin bisa
mengarungi ketidak harmonisan. Selanjutnya pemimpin juga bisa menjalankan
aturan dan hukum dalam kelompok dan untuk meyakinkan tidak ada anggota
kelompok merusak norma dan bertindak semaunya. 5
3. Pengertian Komunikasi
5
Atiqullah, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Surabaya: Buku Pena
Salsabila, 2012), h. 156
Setiap orang tentunya memiliki pendapat yang berbeda tentang definisi
Dari komunikasi itu sendiri. Oleh sebab itu berikut ini akan disajikan beberapa
definisi komunikasi menurut para ahli, yaitu:
Agar komunikasi berjalan efektif, para ahli berpendapat ada beberapa tahapan
dalam komunikasi, yaitu: 6
6
Ahmad Sulhan, Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan Islam
(Mataram: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa UIN Mataram, 2016), h.
183 - 186
6. Tahap tindakan. Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai
respon pesan-pesan yang diterimanya, adalah merupakan tahap
terakhir dalam suatu proses komunikasi.
4. Gaya Komunikasi
1. Qaulan Sadida
Berarti harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran,
faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak
merekayasa atau memanipulasi fakta. Dari segi redaksi, komunikasi
Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai
kadiah bahasa yang berlaku.
2. Qaulan Baligha
Artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran,
komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight
7
https://romeltea.com/komunikasi-islam-makna-dan-prinsip/
to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi
tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah
disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan
bahasa yang dimengerti oleh mereka.
3. Qaulan Ma‟rufa
Pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).
Sebagai muslim yang beriman, perkataan kita harus terjaga dari
perkataan yang sia-sia, apapun yang kita ucapkan harus selalu
mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang
mendengarnya. Jangan sampai kita hanya mencari-cari kejelekan orang
lain, yang hanya bisa mengkritik atau mencari kesalahan orang lain,
memfitnah dan menghasut.
4. Qaulan Karima
Adalah perkataan yang mulia, santun penuh penghormatan dan
penghargaan tidak menggurui tidak perlu retorika yang meledak-ledak.
Pada prinsip ini, kta yang digunakan merupakan perkataan yang mulia,
dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar,
lemah-lembut, dan bertatakrama. Kemudian mengunakan kata-kata
yang santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”,
seperti jijik, muak, ngeri, dan sadis.
5. Qaulan Layinan
Pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar,
dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya
tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara.
Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar.
6. Qaulan Maysura.
Artinya perkataan yang mudah diterima, dan ringan, yang pantas, yang
tidak berliku-liku. Pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah
dimengerti dan dapat dipahami secara spontan tanpa harus berpikir dua
kali.
C. KESIMPULAN