Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu Rangkuman Kuliah Clinical Learning And Teaching : Menjadi Powerful Long Life Learner

Dr. Hermato Tri Joewono, dr. Sp.OG(K)


(MKDU JANUARI 2021)

Nama : Evania Nita Oetama


Program Studi : Obstetri dan Ginekologi
NIM : 012018086302

I. Resume Kuliah

Saat ini, lulusan dokter spesialis diharapkan menjadi “7 stars doctor specialist” yaitu
care provider, decision maker, communicator, community leader, manager, entrepreneurship
dan good researcher. P3DS (Peserta Program Pendidikan Spesialis 1) diharapkan mampu
menghadapi masa perkuliahan sampai lulus sebagai dokter spesialis dengan rumah tangga yang
utuh dan anak dengan tumbuh kembang yang optimal. Mengetahui mekanisme belajar dan
faktor faktor yang mempengaruhi, memahami stress saat ppds, Sehingga pembelajaran mengenai
clinical learning and teaching ini diperlukan untuk mempersiapkan diri menghadapai dan
menjalani masa studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) selama 1825 hari agar
optimal dengan lulus tepat waktu sebagai dokter spesialis yang bintang tujuh dengan rumah
tangga yang utuh dan tumbuh kembang anak yang optimal.

Tujuan clinical learning and teaching adalah agar PPDS dapat mendalami pribadi,
membuat strategi belajar, mengetahui bagaimana proses belajar dan faktor yang memengaruhi
serta bagaimana menghadapi stress saat PPDS. Karena PPDS adalah proses belajar yang menyita
waktu, tenaga, sumber dana, mudah terjadi burnout karena beben kerja yang tinggi serta adanya
bullying, sehingga diperlukan tekad yang kuat dan dukungan dari keluarga. Kompetensi yang
harus dimiliki adalah softskills (interpersonal sklill, long life learner), knowledge, psychomotor
skills, affective, clinical decision making skills, dan professional habit. Dalam menyelesaikan
PPDS 1 ini perlu bantuan berbagai pihak untuk membangun situasi yang kondusif untuk belajar.
Diharapkan PPDS 1 ini menjadi pengalaman hidup paling indah yang pernah dialami dan
menjadikannya salah satu cara untuk menjaadi powerfull learner, pakar dalam learning how to
learn (self directed learning, sudah tau apa yang akan dituju, sudah ada sarana, sudah ada dosen,
Menyusun strategi belajar, dan mampu membuat garis kendali), dengan brain based learning
(membangun suasana belajar yang kondusif, tiap individu belajar dengan cara yang berbeda
Saat ini metode pembelajaran adalah resident centered, artinya bahwa PPDS yang harus
aktif mencari iilmu dan keterampilan, dan tugas dosen yaitu mendampingi dan membimbing.
Sehingga perlu diketahui learning how to learn dan menyusun strategi untuk menghadapi proses
PPDS. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi learning outcome yaitu : participants, lecturers,
method, content dan patients (terkait dengan patient safety dan kepuasan pasien).

Longlife learning adalah salah satu keterampilan yang wajib dimiliki dokter karena ilmu
yang terus berkembang dengan temuan baru, perubahan paradigma dan karakteristik pasien.
Setiap peserta PPDS memiliki keterbatasan dalam belajar serta tantangan dalam belajar yang
berbeda sehingga diperlukan strategi yang berbeda untuk setiap individu. Serta diperlukan
evaluasi diri terhadap pencapaian yang sudah dan belum didapat, sehingga ditentukan strategi
selanjutnya.

Definisi life long learning: cotinous; supportive; stimulating and empowering;


incorporating knowledge, values, skills, and understanding, spanning a lifetime, applied,
incorporating confidence, creativity, and enjoyment, inclusive of all roles, circumstance, and
environment.

Setiap peserta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, ada yang lambat ada yang
cepat, motivasi, gaya belajar, IQ, ketahanan mental, dukungan keluarga. Pada materi belajar
yang berbeda dalam tingkat kesulitan dan suasana akademis yang berbeda. Maka diperlukan
strategi yang berbeda untuk setiap individu.

II. Strategi Selama Menempuh PPDS


Bukan menjadi rahasia bahwa dalam menyelesaikan PPDS I ini dibutuhkan tenaga ekstra;
sumber dana yang cukup dimana saya mendapatkan bantuan dari beasiswa kemhan; beban tugas
yang tidak sedikit dan waktu yang terbatas, membutuhkan tekat dan strategi yang baik serta
dukungan dari orang terdekat yaitu keluarga, suami dan pimpinan dari kantor yang mengirim
sekolah; isu bullying yang harus kita hadapi dan lihat dengan kacamata yang bijaksana;
seringnya timbulnya depresi pada dokter atau burn out memerlukan strategi yang berbeda bagi
masing masing peserta didik PPDS I ini dengan memiliki teman untuk sharing, dengan
melakukan hal hal yang menjadi hobi untuk melepaskan penat , dalam hal ini saya memiliki hobi
berenang, memelihara peliharaan saya bernama Neo seekor anjing poodle yang manis di rumah
saya agar saya tidak kesepian.
Masa studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) adalah masa studi yang menyita
waktu, tenaga, sumber dana dan mudah timbul burnout dan stress sehingga diperlukan strategi
yang baik. Strategi yang akan saya lakukan adalah :

1. Menentukan tujuan akhir, yaitu menjadi dokter spesialis obgyn dengan 7 stars doctor.
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan tekad, usaha dan konsistensi serta menempatkan
masa studi PPDS sebagai prioritas utama dalam 7 semester kedepan.
2. Menentukan motivasi internal dan eksternal sebagai bentuk semangat pada diri sendiri.
Motivasi internal saya adalah ingin menjadi orang berguna bagi sekitar. Sedangkan
motivasi eksternal saya adalah ingin menjadi dokter spesialis kandungan sehingga bisa
menjadi professional yang ikut memberikan beberapa kebijakan untuk daerah dalam
mengatasi masalah angka kematian ibu dan tingginya perdarahan pasca persalinan. Selain
itu, jika saya bisa menyelesaikan masa PPDS dengan tepat waktu, saya bisa menikah dan
mempersiapkan masa kehamilan yang berkualitas.
3. Melakukan adaptasi dilingkungan baru. Sebagai manusia, diperlukan adaptasi terhadap
lingkungan baru untuk bisa terus survive. Seperti adaptasi terhadap lingkungan tempat
tinggal baru, adaptasi terhadap teman baru, dan adaptasi terhadap kebiasaan baru sebagai
PPDS yang sedang mengikuti kuliah daring.
4. Agar mampu menjadi long life learner maka saya harus bisa survive selama melakukan
Pendidikan. Agar mampu survive maka saya harus menghindari terjadinya burn out.
Maka saya lakukan adalah menanamkan mind set. bahwa saya datang untuk belajar
Bahwa PPDS 1 ini adalah pengalaman hidup paling indah yang pernah dialami dan
menjadikannya salah satu cara untuk menjaadi powerfull learner, pantang menyerah.
5. Mengevaluasi kekurangan diri. Banyak kekurangan diri yang menjadi penghambat dalam
studi PPDS, yaitu nilai toefl yang kurang, rasa malas, dan rindu dengan kampung
halaman. Untuk mengatasi nilai toefl yang kurang yaitu dengan mengikuti bimbingan
toefl online dan melakukan evaluasi terhadap pencapaian. Untuk mengurangi rasa malas,
saya mengikuti grup literasi yang mewajibkan pesertanya untuk membaca buku minimal
satu jam perhari. Hal ini saya rasa perlu untuk membangun kebiasaan lama yang sudah
lama tidak diaplikasikan karena rasa nyaman saat menjadi pekerja. Untuk mengurangi
rasa rindu dengan keluarga, saya selalu menyempatkan diri untuk video call setiap hari.
6. Membaca dan menentukan standart kompetensi yang harus dicapai sebagai PPDS obgyn.
Untuk mencapai ini, saya akan membuat cek list standar kompetensi yang harus dicapai
di setiap stasenya (perbulan) dan cek list kompetensi yang harus dicapai per semester.
Tidak lupa membuat refleksi terhadap hasil yang sudah dan belum tercapai.
7. Belajar agar menjadi pakar dalam learning how to learn dengan self directed learning
berusaha agar sudah tau apa yang akan dituju, menyiapkan sarana dan prasarana,
Menyusun strategi belajar, membagi waktu belajar dan mampu membuat garis kendali
terhadap diri sendiri agar tidak malas agar mampu mengontrol pikiran agar terus bahagia.
Dengan brain based learning saya berusaha membangun suasana belajar yang kondusif,
akrab dengan teman satu Angkatan, saling tolong menolong. saya agak lambat belajar
dan lebih mudah belajar dengan visual atau melihat, maka saya harus memberikan usaha
lebih besar karena tiap individu belajar dengan cara yang berbeda. Tidak hanya itu saja
saya juga berusaha membina hubungan yang harmonis dengan suami saya yang sudah
saya nikahi selama empat tahun, memiliki anak dan selama ini kami menjalani hubungan
jarak jauh karena penugasan kami berdua
8. Membuat skala prioritas dalam hidup. Artinya bahwa saya harus melakukan dari hal yang
penting dan mendesak, tidak penting tapi mendesak, kemudian hal penting tapi tidak
mendesak dan yang terakhir adalah tidak penting tidak mendesak. Dengan ini saya bisa
membuang atau tidak melakukan hal-hal yang tidak penting.
9. Saya juga berusaha untuk membuat situasi rumah yang nyaman agar saat pulang mampu
belajar, mengerjakan tugas dan istirahat cukup. Dan bila ternyata ternyata dalam
perjalanannya terjadi burn out maka saya akan konsultasi ke psikolog atau psikiatri.
10. Berdoa. Sebagai makhluk yang beragama, saya meyakini bahwa apa yang sudah
direncanakan tidak akan berjalan jika tidak ada izin dari Allah S.W.T. usaha tanpa doa
adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah bohong. Jadi diperlukan keseimbangan
antara usaha dan doa.

Anda mungkin juga menyukai