Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PENERAPANSKALA EDINBURGHPOST-PARTUMDEPRESISEBAGAIALAT
DETEKSIRISIKODEPRESINIFASPADAPRIMIPARADANMULTIPARA

sip*

Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan, Sumatera Barat 20136, Indonesia

* Email: so3p_221270@yahoo.com

Abstrak

Ibu menggambarkan depresi sebagai mimpi buruk dengan kecemasan yang tidak terkontrol, rasa bersalah, dan pikiran obsesif.
Kontemplasi wanita tersebut bukan hanya membahayakan dirinya sendiri tapi juga bayi mereka. Ibu merasa kesepian dan kualitas
hidup menurun, yang berpengaruh terhadap kurangnya emosi positif. Hampir 50% kasus depresi tidak terdeteksi.Skala Depresi
Pascakelahiran Edinburgh (EPDS) adalah alat yang dirancang khusus untukmenyaring penyimpangan suasana hati. Tujuan dari
penelitian ini adalah risiko depresi pada primipara dan multipara menggunakan EPDS. Penelitian survei ini menggunakan pendekatan
kuantitatif sebanyak 50 orang terpilih dengan metodepengambilan sampel yang bertujuan.
Hasil penelitian uji-t independen menunjukkan perbedaan risiko yang signifikan depresi pada wanita primipara dan
multipara (p= 0,000; = 0,05). Disarankan untuk menerapkan skala Edinburgh sebagai alat deteksi depresi pada ibu
primipara dan multipara mengingat bahwa depresi terkadang tanpa diketahui sebelumnya.

Kata kunci: depresi nifas, Skala Depresi Pascapersalinan Edinburgh (EPDS)

Abstrak

Para ibu menggambarkan depresi pascapersalinan sebagai mimpi buruk hidup yang dipenuhi dengan kecemasan
yang tak terkendali, rasa bersalah yang berlebihan, dan pemikiran obsesif. Kondisi tersebut tidak hanya merugikan diri
sendiri tetapi juga bayinya. Para ibu diselimuti kesepian dan kualitas hidup mereka selanjutnya dikompromikan oleh
kurangnya semua emosi positif. Hingga 50% dari semua kasus depresi pascamelahirkan tidak terdeteksi. Edinburgh
Postnatal Depression Scale (EPDS) telah menjadi satu-satunya instrumen yang tersedia yang dirancang khusus untuk
menyaring gangguan mood ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan risiko depresi postpartum
pada ibu primipara dan multipara dengan menggunakan EPDS. Penelitian ini menggunakan survei dengan
pendekatan kuantitatif. Empat puluh pasien dipilih dengan metode purposive sampling.
0,05). Disarankan untuk menerapkan skala Edinburgh sebagai alat deteksi depresi postpartum pada ibu primipara dan
multipara mengingat depresi postpartum sering terjadi tanpa diketahui sebelumnya.

Kata kunci: depresi pascamelahirkan, Edinburgh Post-partum Depression Scale (EPDS)

Penelitian yang dilakukan olehTammentie, Tarkka,


Pendahuluan
Astedt-Ukrki, dan Paavilainen (2002), melaporkan
Tugas perkembangan seorang wanita secara kodrati bahwa depresi berkisar 10-15% diakui sebagai
adalah hamil dan melahirkan. Namun demikian,
masalahkesehatanwanitadidunia. Hasildariberbagai
penelitian dalam sepuluh tahun terakhir dilaporkan
peristiwa kelahirandanpersalinandapat menimbulkan
10–15 % dari para wanita setelah melahirkan
berbagai gangguan emosional pada periode kelahiran
mengalami depresi nifas (Beck, et al, 1992; Campbell
(periodenifas). Salahsatuvariasigangguan emosional
&Cohn, 1991). Depresi nifas dapat mengakibatkan
pada wanita nifas periode nifas adalah depresi nifas.
terjadinya gangguan psikologis jangka pendek dan
Kejadiandepresinifas inibanyak dialami terutama oleh
jangka panjang, tidak saja pada wanita penderita
para wanita yang baru melahirkan pertama kali (ibu
tapi juga pada anak dan anggota keluarga lainnya
primipara). Penelitian oleh O'Hara danSwain (1996),
(Armstrong, Fraser, Dadds, &Morris, 2000).
melaporkan sekitar 13% wanita melahirkan anak
pertama mengalami depresi pada periode tahun Selain itu juga dapat terjadi gangguan hubungan
pertama nifas. kasih dan anak, kurangnya perhatian ibu dalam
96 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 2, Juli 2011; hal 95-100

merawat, mengasuh serta membesarkanoleh, Umum. Penelitianinidilaksanakanselama5bulanyang


kesulitananak dalammenjalinhubungan sosialdengan terbagi dalamtiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
lingkungandan temansebaya sertakonflikperkawinan pelaksanaan dan tahap penyusunan laporan hasil
(Kustjens&Wolke, 2001).Akibat laindilaporkan penelitian. Populasi penelitian ini adalah ibu nifas
Cooper danMurray (1998) bahwa anak-anak yang primiparamaupunmultipara yang ada di ruang rawat
berusia lebih dari 1 tahun dari ibu yang inap bersalinRumahSakit Umum.
mengalami depresi memiliki masalah tingkah laku
dan memiliki kemampuankognitif yang kurang Pemilihan sampel dengan cara purposive sampling.
dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami Sampel penelitian sebanyak 50 pasien dengan
depresi. pembagian 25 ibu primipara dan 25 ibu dengan
multipara. Kriteria inklusi pasien tidak memiliki
Hasil penelitian longitudinal yang dilakukan oleh riwayat depresi post partum sebelumnya, tidak
Sharp et al., (1995) menemukan bahwa anak laki-laki mengalami stres selamakehamilannyadanibu pasca
berusia 4 tahun dari ibu yang mengalami depresi melahirkan hari ke tujuh atau lebih.
secara signifikan memiliki hasil tes kemampuan
intelektual yang lebih rendah dibandingkan teman- Instrumen penelitian yang digunakan adalah Skala
teman sebaya mereka. Di Indonesia, wanita dengan Edinburghyang terdiridari10 itempernyataandengan 4
depresi belum dilaporkan secara pasti di dalam pilihan jawaban dimana masing-masing jawaban
densinya. Biasanya penderita baru akan mengetahui memiliki skor 0 –3. Cara penyebarandanpengisian
bila kondisinya sudah mengalami depresi (psikosis kuisionerSkala Edinburgh dengan memberi tanda silang
pascapersalinan). Berbagai studi depresi telah (X) pada jawabanyang dipilihselama 30menit.
diajukan untukmenemukan beberapa kemung- Pengamatan dilakukan saat
kinanpenyebabgangguanemosional tersebut, bersamaandenganpengisian kuisionerskala Edinburgh.
namun depresi masih merupakan misteri yang sulit Setelah diberikan perlakuan sesuaiwaktuyang
dijangkau. telahdirencanakanmaka di akhir program, hasil
pengisian kuisioner akan dihitung, dihitung, dandiskor
Wanita penderita dimasyarakat pada umumnya tidak untukmengetahui perbedaan risiko. risiko
menunjukkan gejala depresi karena mereka takut dikategorikanmenjadi tiga derajat. Skor 1–9
dan malu mendapat anggapan bahwa mereka tidak menunjukkan bahwa tidak ada tanda risiko depresi, 10–
mampu menjalankan peran sebagai seorang ibu. 12 menunjukkan bahwa risiko sedang depresi dan skor
Kebanyakan penderita yang mencari pertolongan 13–30 menunjukkan bahwa risiko timbulnya depresi.
datang ke pelayanankesehatan, hanya sedikit Setelah itu, hasil tersebut dibandingkan antara derajat
mengungkapkan perasaan depresi mereka dan risiko depresi primipara danmultipara.
hanya melaporkan gejala-gejala fisik yang
mengganggu. Peran perawat di komunitas dan ke- Hasil pengumpulan data ini kemudian akan diolah
terlibatanpraktisi kesehatansecara profesional denganmenggunakanprogramkomputer. Kemudian
sangat diperlukanuntukmelakukandeteksi untuk menentukan apakah ada perbedaan antara
danpencegahan depresi di masyarakat. Penelitian ini primipara dan multipara terhadap risiko terjadinya
bertujuan untukmenganalisisperbedaanterjadinya depresi, akan dilakukan analisis data dengan uji
risiko depresi antara primipara dan multipara independent test. Variabel dalam penelitian ini antara
berdasarkan penerapan Skala Edinburgh. lain adalah Variabel bebas (independent variable)
adalah skala pengkajian risiko depresi nifas (skala

Metode Edinburgh). Variabel penciptaan (variabel terikat)


adalah primipara dan multipara. Variabel pengganggu (
Penelitian ini adalahbersifat survei denganpendekatan membingungkan) adalah umur, riwayat depresi
kuantitatif. LokasipenelitiandilakukandiRumahSakit sebelumnya.
Penerapan edinburgh postpartum depression scale sebagai alat deteksi risiko depresi pada primipara dan multipara (Soep) 97

Beberapa definisi yang perlu dirumuskan dan (100%) yang terdiri dari 25 ibu primipara dan 25 ibu
berkaitan dengan penelitian ini adalah: (1) Skala multipara. Pada setiap responden disurvei dengan
pengkajian risiko depresi adalah alat yang menggunakanskala Edinburgh. Semua responden
membentuk skalayangberfungsi untuk memicu dapat menyelesaikan programtanpa ada responden
timbulnyadepresi; (2) Depresinifas adalah munculnya yang keluar. Kemudian dari data yang terkumpul
gangguan mood dan kondisi emosional yang telah dilakukan pengolahandan analisa data dengan
berkepanjanganyangmewarnai seluruhproses hasil sebagai berikut:
mental yangmuncul setelahmelahirkan (nifas) pada
periode mulaiharikeenam(1minggu pertama) sampai Distribusi Ibu Nifas Primipara dan Multipara
kurang lebih3–4minggu; (3) Primipara adalah ibu Menurut Usia
nifas yang melahirkanpertamakali; (4) Multipara
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa mayoritas
adalah ibunifas yang melahirkan lebihdari satu kali.
ibu primipara dan multipara berada pada rentang
usia 20-30 tahun. Hal ini dimungkinkan karena
Penelitian ini tidak melakukan pengujian terhadap
usiamenikahmulai bergeser, yang sebelumnya
instrumen yang akan digunakan. Hal ini dikarenakan
atau beberapa dekade yang lalu mayoritas remaja
instrumen yang digunakan sudah dilakukan validasi
putri pada usia di bawah 20 tahun sekarang sudah
oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan tingkat
bergeser di atas usia 20 tahun seiring dengan
validasi yang berbeda-beda. Beck danGable (2001)
program keluarga berencana. Sementara itu pada
menyebutkan bahwa validasiEPDS tercatat sebagai
rentang usia 3–40 tahun (32%) ibu multipara
berikutsensitivitas = 86%, kekhususan = 78%, nilai
melahirkan, hal ini dialami oleh beberapa ibu yang
prediksi positif = 73%, dan koefisien alfa =0,87
agak terlambat memiliki anak atau ibu yang
dengan sampel 84 wanita nifas. Pengumpulan data
memiliki anak lebih dari 2 orang.
melalui pemberian kuesioner dan pengukuran risiko
depresi denganmenggunakanskala Edinburgh oleh
peneliti di ruang rawat inap bersalin RSUXMedan
Distribusi Risiko Depresi Nifas Primipara dan
padaAgustus–Oktober 2008.
Multipara

Hasil Berdasarkan hasil distribusi risiko depresi nifas untuk


setiap skala dapat dijelaskan bahwa skalaEdinburgh
Pada tahappelaksanaan telahdilakukanpengumpulan memiliki kemampuanmendeteksipada keadaan tidak
data dan telah terkumpul sebanyak 50 responden berisiko mengalami depresi sebesar 20 (80%)

Tabel 1. Distribusi Usia Ibu Melahirkan Menurut Usia

Status Kebidanan
usia Primipara Multipara
n % n %
<20 9 36 2 8
20-30 11 44 14 56
31-40 5 20 8 32
> 40 0 0 1 4

Tabel 2. Distribusi Risiko Depresi Nifas Primipara danMultipara

risiko depresi
Status
Tidak berbahaya Risiko sedang Risiko tinggi
kebidanan
n % n % n %
Primipara 12 48 9 36 4 16
Multipara 20 80 3 12 2 8
98 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 2, Juli 2011; hal 95-100

pada multipara. Sementara itu, pada rentang risiko kejadian depresif ini banyak dialami terutama oleh
sedangdanrisiko tinggidepresi post partum, ditempati parawanita yang baru melahirkan pertama kali (ibu
oleh ibu primipara sebesar 9 (36%) dan 4 (16%). primipara) yaitu 13% wanita melahirkan anak
pertama mengalami depresi nifas pada periode
Perbedaan Risiko Tingkat Depresi Nifas tahun pertama nifas. Keadaan ini dapat juga
PrimiparadanMultipara diperburuk oleh situasi eksternal misalnya konflik
Analisis perbedaan skala skala yang diuji keluarga. Selain itu, faktor pengalamanmenghadapi
menggunakan uji Uji-t independen. Menurut kelahiran dan faktor genetik juga sangat penting
Djarwanto (2001), bahwa proses pengujian Uji-t untuk menentukan derajat risiko depresi. Sementara
independen digunakan ketika kedua kelompok itu, bahwa periode nifas (jarak jauh nifas) yaituwaktu
variabel bersifat independen dan interval atau yang diperlukanuntuk pulih dan sehat
rasio dan hal ini sebagai dasar untuk menentukan secarasempurna adalahcukup lamayaitu sekitar 6
kesimpulan terhadap hasil penelitian apakah Ho minggu. Keadaan demikian juga mempengaruhi
ditolak ataupunHo yang diterima. kondisi psikologis ibu nifas, terutama primipara. Ibu
primipira biasanya akanmengalami banyak kesulitan
BerdasarkanTabel 2 tentang risiko distribusi risiko dalam proses adaptasi peran menjadi orang tua (
nifas primipara danmultipara dan komunitas dengan ikatan orang tua).
Tabel 3 yang berisi uji statistik Uji-t independen
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan Sebenarnya terdapat beberapa fase adaptasi peran
antara ibu primipara dan multipara terhadap risiko mengasuh anak yaitu 1) Fase sbn (pengambilan),
depresi denganmenggunakan skala Edinburg fase ini terjadipadahari1–3nifasyangditandaidengan
dengan t-hitung= 3,74 dan tingkat signifikansi (p= kondisi ibumasih sangat membutuhkanperlindungan
0,000). dan pelayanan karena ibu baru berfokus pada
energinya pada bayinya yang lahir; 2) Fase yangkedua
yaitu fase ketidaktergantungan (memegang), fase ini
Pembahasan
terjadi hari ketiga dan berakhir sampai minggu ke-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu multipara empat ataukelima. Selama fase ini sistempendukung
memiliki jumlah lebih besar berada pada risiko rendah (support) menjadi sangat berharga bagi ibu primipara
dibandingkan dengan ibu primipara. Hal ini yangmembutuhkan sumber informasi danpemulihan
dimungkinkan karena ibumultipara secara psikologis fisik (involus) sehingga dapat beristirahat dengan baik.
lebih siap menghadapi kelahiran bayi dibandingkan
dengan ibu primipara. Ibumultipara sudah memiliki
pengalamanmenghadapi kelahiran anak sebelumnya mekanismepertahanandiripasienmerupakan sumber
sehingga secara nyata dapat diperlihatkan dari hasil penting selama fase ini apabila tidak dapat memicu
pengukuran tersebut pada risiko sedang danberat di timbulnya depresi. 3) Fase saling mendukung (
tempati oleh ibu primipara. Hal ini dimungkinkan melepaskan), fase ini terjadi setelahminggu ke lima
karenamayoritas ibuprimiparamengalami stres ketika periode nifas dimana kondisi fisik maupun psikologis
menghadapi kelahirananak pertama. ibu sudah stabil, involusi
berjalanbaikdanadaptasiadekuat. Tetapibila ibunifas
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang tidak dapat melewati fase ini dengan baik maka
dilakukan oleh O'Hara dan Swain (1996) bahwa kemungkinan dapat mengarah pada keadaan nifas

Tabel 3. Perbedaan Risiko Tingkat Depresi Primipara dan Multipara

Status Kebidanan n M T P
Primipara 25 10.1
Multipara 25 7.5 3.74 0,000
Penerapan edinburgh postpartum depression scale sebagai alat deteksi risiko depresi pada primipara dan multipara (Soep) 99

psikosis yang termasuk dalam gangguan mental. besar risiko depresi yang dialami oleh ibu dengan
Namun demikian, hal ini tidak dilakukan dalam status primipara. Peneliti memberikan saran untuk
penelitian ini. menerapkanskala Edinburgh sebagai alat pendeteksi
depresi pada ibu primipara dan multipara
Bloch, et al., (2000) menunjukkan bahwa faktor yang mengingat beberapa hal diantaranya bahwa depresi
mempengaruhi penurunan hormon reproduksi terkadang terjadi tanpa diketahui sebelumnya.
setelah melahirkan, tetapi beberapa penelitian Olehkarena itu, denganmenerapkanskalaEdinburgh
menunjukkan beberapa faktor lain yang juga diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap
berpengaruh terhadap munculnya depresi, seperti risiko depresi nifas (AT, YR, TN).
stres, riwayat depresi sebelumnya (tidak selalu
timbul setelah nifas), dan adanya riwayat keluarga
Referensi
mengalami gangguan mood (O'Hara & Swain, 1996).
Namun demikian, faktor di ini berdasarkan studi dari Afiyanti, Y. (2002). Deteksi dan pencegahan dini
Wisner, et al., (2001), yangmenjelaskan tidak ada pascapersalinan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 6
hubungannya denganmunculnya depersi nifas pada (2), 70–76.
ibu post partum. Faktor tersebut diantaranya; tingkat
Armstrong, KL, Fraser, JA, Ayah, MR, & Morris,
pendidikan, jenis kelamin dari bayi yang dilahirkan, J. (2000). Mempromosikan keterikatan yang aman,
apakah diam melakukanpemberianASI (Air Susu Ibu) suasana hati ibu dan kesehatan anak pada populasi yang
atau tidak, macampersalinan, dan apakah rencana rentan: Sebuah uji coba terkontrol secara acak.Kesehatan
yang direncanakan atau tidak. Sementara itu, sampai Anak J Pediatr, 36, 555–562.
saat iniskala Edinburgh merupakan alat yang bisa
Beck, CT, & Gable, RK (2001). Validasi lebih lanjut
diandalkanuntukmengetahui risiko depresif.
dari skala skrining depresi postpartum.
Penelitian Keperawatan, 50 (3), 155-164.

Menurut Afiyanti (2002), bahwa melaporkan cara- Beck, JS, Vartuli, JC, Roth, WJ, Leonowicz, SAYA,
cara deteksi dan pencegahan depresi. Salah satu uji Kresge, CT, Schmitt, KD, Chu, CTW, Olson,
DH, & Sheppard, EW (1992). Keluarga baru
tapis (tes penyaringan) yang digunakan adalah
saringan molekuler mesopori yang disiapkan
dengan skala nifas Edinburgh sehingga dapat
dengan templat kristal cair.J Am Chem Soc, 114
membandingkan dan memantau perkembangannya (27), 10834–10843. doi: 10.1021/ja00053a020.
pada wanita-wanita yang memiliki risiko
depresi.Adapun skala Beck menurut studi dari Heh Bloch, M., Schmidt, PJ, Danaceau, M., Murphy, J.,
danFu (2002) memiliki angka validitas yang lebih Nieman, L., & Rubinow, DR (2000). Efek
rendah jika dengan yang diinginkan. skala Edinburgh
steroid gonad pada wanita dengan riwayat
depresi nifas.Am J Psikiatri, 157, 924–930.
karena skala Beck lebih tepat digunakan untuk
pengkajian depresi secara umum. Hal ini dapat Campbell, SB, & Cohn, JF (1991). Prevalensi dan
dijelaskan bahwa ketersediaan skala bisa disebabkan korelasi depresi postpartum pada ibu pertama
karena perbedaan lokasi penelitian dan juga jumlah kali. Psikologi abnormal, 100, 594–599.
sampel.
Cooper, PJ, & Murray, L. (1998). Depresi pasca melahirkan.
BMJ, 316 (7148), 1884–1886.
Kesimpulan
Djarwanto, PS (2001). Mengenal beberapa uji statistik
Hasil Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan dalampenelitian (Edisi kedua).Yogyakarta: Liberty.
bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap
Heh, S., & Fu, Y. (2002). Efektivitas informasi
depresi pada ibu primipara dan multipara yang
dukungan dalam mengurangi keamanan depresi
dirawat di ruang rawat inap bersalinRSUXMedan. pascamelahirkan di Taiwan. jurnal Keperawatan
Perhitungan persentase yang didapatkan adalah Lanjutan, 42 (3), 30–36.
100 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 2, Juli 2011; hal 95-100

Kustjens, S., & Wolke, D. (2001). Efek dari ibu Tammentie, T., Tarkka, MT, Astedt-Kurki, P., &
depresi pada perkembangan kognitif anak-anak Paavilainen, E. (2002). Faktor sosiodemografi
selama 7 tahun pertama kehidupan. Jurnal keluarga berhubungan dengan gejala depresi
Psikologi Anak dan Psikiatri, 42, 623–636. ibu pasca melahirkan.jurnal internasional
praktik keperawatan, 8 (5), 240–246.
O'Hara, MW, & Swain, AM (1996). Tarif dan risiko
depresi postpartum: Sebuah meta-analisis. Wisner, KL, Perel, JM, Peindl, KS, Hanusa, BH,
Int. Pdt. Psikiatri,8, 37–54. Findling, RL, & Rapport, D. (2001).
Pencegahan depresi nifas berulang: uji
Sharp, D., Hay, DF, Pawlby, S., Schmücker, G.,Allen, klinis acak.jurnal Psikiatri Klinis, 62, 82-86.
H., Kumar, R. (1995). Dampak depresi pascakelahiran
pada perkembangan intelektual anak laki-laki.J
Psikiatri Psikolog Anak, 36 (8), 1315–1336.

Anda mungkin juga menyukai

  • 6 en Id
    6 en Id
    Dokumen7 halaman
    6 en Id
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • 4 en Id
    4 en Id
    Dokumen8 halaman
    4 en Id
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • 3 en Id
    3 en Id
    Dokumen4 halaman
    3 en Id
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • Sarana Ilmiah
    Sarana Ilmiah
    Dokumen39 halaman
    Sarana Ilmiah
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • 1 en Id
    1 en Id
    Dokumen11 halaman
    1 en Id
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • Budaya Ilmiah
    Budaya Ilmiah
    Dokumen44 halaman
    Budaya Ilmiah
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • Filsafat Ilmu
    Filsafat Ilmu
    Dokumen24 halaman
    Filsafat Ilmu
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • Rekom Ppds
    Rekom Ppds
    Dokumen5 halaman
    Rekom Ppds
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • Latihan Menulis
    Latihan Menulis
    Dokumen4 halaman
    Latihan Menulis
    evania nita
    Belum ada peringkat
  • SURAT REKOMENDASI PPDS IKA Ex2-1
    SURAT REKOMENDASI PPDS IKA Ex2-1
    Dokumen2 halaman
    SURAT REKOMENDASI PPDS IKA Ex2-1
    evania nita
    Belum ada peringkat