Anda di halaman 1dari 45

D I S U S U N Oleh : Yakhdi Perari Pinem

NIS : 9927376394

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di bumi ini memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran. Pengajaran tersebut dapat diperoleh dengan cara belajar. Secara lebih lengkap, Winkel. WS ( 1996 : 2 ) mengatakan, Belajar merupakan suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Siswa merupakan individual yang baik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat sifatnya. Perbedaan individual ini menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi. Faktor eksternal mencakup keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya ( Dalyono, 2001 : 55 ). Berdasarkan uraian diatas, tampak bahwa salah satu faktor eksternal dari prestasi belajar siswa adalah keluarga. Secara lebih lengkap, Winkel. WS ( 1996 : 4 ) mengatakan, Keluarga adalah suatu kumpulan yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang memiliki fungsi masing masing.

Sebagai orang yang melahirkan anaknya, orang tua memiliki kewajiban untuk dapat membuat kehidupan anaknya menjadi baik. Sering peran orang tua di ibaratkan seperti pelari marathon. Bila pelari tersebut terlalu cepat dalam mengambil langkah awal, maka pelari akan kehabisan tenaga sebelum mencapai garis finish. Karenanya, orang tua seharusnya sudah mengatur segalanya dalam mendidik anak dari dini. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi sukses. Untuk mencapai hal tersebut, maka seharusnya orang tua dan anaknya harus banyak belajar. Belajar untuk mengenal kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri, serta untuk mengenal kekuatan dan kelemahan anak anak mereka maupun orang tua mereka sendiri. Hal itu dapat diperoleh dari orang terdekat, kerabat dan sahabat, serta dari berbagai buku dan seminar mengenai parenting. Dengan cara belajar dan terus belajar, maka orang tua dan anak tersebut akan mendapatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sangat penting dalam membesarkan buah hatinya maupun dalam berhubungan dengan orang tuanya. Tak jarang kita lihat, kini banyak orang tua yang menyesal akhirnya karena kurang dalam mempersiapkan diri dalam membesarkan anak. Dan sudah tak jarang juga kita lihat, kini banyak anak yang menyesal karena kurangnya menghargai orang tua mereka setelah orang tua mereka meninggal. 1.2 Perumusan Masalah Penulis membuat beberapa rumusan masalah untuk makalah ini, seperti berikut :

Apa

sajakah

faktor
3

faktor

yang

mempengaruhi

keefektifitasan

belajar siswa?

Bagaimanakah hubungan antara orang tua terhadap perkembangan prestasi anak? Mengapa peran orang tua sangat penting dalam

mengembangkan tingkat keefektifitasan belajar siswa?

Bagaimanakah pengaruh orang tua terhadap pembentukan diri seseorang?

konsep

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1.2.1.)


(1.2.2.)

Mengetahui seberapa besar pengaruh orang tua terhadap keefektifitasan belajar siswa. Mengetahui penyebab terjadinya penurunan keefektifitasan belajar siswa ataupun factor factor yang mempengaruhinya.

(1.2.3.)

Memberikan informasi kepada khalayak ramai dalam menambah wawasan di bidang psikologi terutama dalam hubungan orang tua dan anak.

1.4. Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis membuat batasan permasalahan yang akan di bahas yang menjelaskan tentang peranan orang tua terhadap prestasi dan keefektifitasan belajar siswa.
1.5

Sistematika Penulisan
4

Untuk mempermudah penulisan karya ini dan untuk lebih mudah dipahami penulis membuat sistematika penulisan yang di bagi menjadi 6 ( enam ) bab. Adapun sistematika penulisannya adalah BAB I penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II cara belajar, peranan orang tua terhadap kehidupan Anaknya, serta peranan Orang tua terhadap perkembangan konsep diri pada pelajar. BAB III seperti masalah sampel, lokasi penelitian, cara pengambilan data, dan cara menganalisis data. BAB IV BAB V hasil makalah ini. BAB VI soal angket dan wawancara. : Berisikan lampiran makalah ini, seperti butir : : Berisikan hasil penelitian, berupa kesimpulan butir butir soal angket dan wawancara. Berisikan kesimpulan dan saran saran dari : Berisikan proses penelitian makalah ini, : Berisikan uraian teoritis yang menjelaskan tentang pengertian belajar,strategi belajar,cara : Berisikan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang permasalahan, tujuan

B A B II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Belajar Belajar dalah tugas utama para siswa. Tetapi, sebenarnya apakah arti belajar itu sendiri ? Pengertian belajar sering diartikan sangat sempit, yaitu membaca buku ataupun mendengarkan penjelasan guru di kelas. Padahal, seseorang siswa yang melihat suatu kejadian ataupun melakukan sesuatu juga di sebut belajar. Jadi, pengertian belajar secara luas adalah suatu proses adaptasi seseorang secara teus menerus sebagai hasil dari suatu pengalaman hidup. Belajar tidak selamanya harus melalui buku. Belajar juga dapat di laksanakan dengan cara mempraktekkannya. Dengan melihat, ataupun terjun langsung kemasyarakat juga di katakan belajar. Sharing dan berdiskusi dengan Orang Tua kita juga di keatakan belajar, karena dengan saling berdiskusi maka kita akan melatih kemampuan berbicara kita. Dan seperti kata pepatah kuno, Pengalaman adalah guru terbaik. Karena pengalaman selalu mengajarkan pelajaran hidup, nilai nilai kehidupan.

Untuk lebih memperjelasnya, pada bab bab selanjutnya penulis akan menjelaskannya. Adapun pokok pokok pikiran dan pengertian yang terkandung dalam belajar secara lebih lengkap F. Witting ( 1996 : 38 ) mengatakan sebagai berikut : a. Belajar merupakan proses berlangsung dalam diri seseorang. Proses ini mempunyai aspek internal ( berlangsung di dalam diri sendiri ) dan aspek external ( berlangsung di luar diri atau tampak dalam kegiatan nyata seseorang individu ). b. Kegiatan belajar sekarang dipengaruhi oleh faktor faktor pengalaman belajar masa lampau, kemampuan yang dimiliki sekarang, dan tugas/bahan yang dipelajari atau metode belajarmengajar yang dipakai. c. Proses belajar membawa hasil berupa perolehan pengetahuan, pengertian, sikap nilai, dan keterampilan. d. Belajar berlangsung sejak individu hadir di dunia ( mulai dari masih berbentuk janin di rahim ibu ) sampai meninggal dunia. Hal itu sesuai dengan pepatah Indonesia yang berbunyi Tuntutlah ilmu dari kecil hingga ke liang lahat. 2.2 Strategi Belajar Sebagai seorang siswa hendaknya kita selalu belajar secara optimal agal meraih prestasi yang gemilang di dunia akademik. Untuk itu, ada baiknya sebelum siap untuk berperang, kita harus sudah mempersiapkan strategi penyerangan. Begitu juga dengan belajar, Para ahli psikolog dan ahli pendidikan menyebutkan bahwa strategi belajar
7

seharusnya memperhatikan hal hal yang termasuk dalam persiapan belajar dan cara cara belajar. Berikut adalah penjabarannya. 2.2.1. Persiapan Belajar Dalam buku Kunci Sukses Belajar karangan Al Falasany dan Fauzan Naif, di sebutkan beberapa hal yang harus di perhatikan dalam mempersiapkan suatu pembelajaran antara lain sebagai berikut: a. Kesehatan Jasmani Kesehatan jasmani sangat mutlak diperlukan dalam belajar. Untuk itu, setiap pelajar perlu menekan sekecil mungkin gangguan kesehatan. Serta harus dapat mengatur waktu untuk berbagai aktivitas penting, seperti makan , istirahat, olah raga, tidur, dan rekreasi. Hal itu bertujuan agar stamina tubuh tetap segar dan siap untuk melakukan aktivitas selanjutnya, belajar contohnya. b. Kesehatan Rohani Setiap pelajar perlu menjaga ketenangan jiwa dan pikiran agar terhindar dari rasa khawatir, dendam, takut, benci, cemas, dan sejenisnya. Setiap masalah yang menimpa kita ada baiknya seharusnya cepat dituntaskan, karena dengan memperlama jalannya masalah tersebut, maka pikiran kita akan semakin terganggu dan kelancaran atau keefektifitasan belajar kita semakin berkurang. Dan untuk menenangkannya, kita sebagai umat beragama seharusnya senantiasa berdoa kepada Tuhan baik sebelum ataupun sesudah belajar.
8

c. Tempat dan Suasana Setiap pelajar hendaknya selalu berupaya agar tempat belajarnya memenuhi syarat syarat kesehatan, seperti udara yang bersih, memiliki ventilasi, ataupun memiliki penerangan yang cukup. d. Waktu Setiap pelajar semestinya memiliki jadwal belajar yang terencana, sehingga dapat memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Setiap pelajar hendaknya memiliki prinsip belajar. Prinsip tersebut seperti setiap hari harus efektif sekolah, mereka harus belajar yang tekun, baik ada ulangan atau tidak ada ulangan, selalu mengulangi materi pelajaran yang telah di beri guru ataupun tentor baik di sekolah ataupun di bimbingan, serta selalu mempersiapkan materi pelajaran yang akan diterangkan berikutnya. Prinsip di atas merupakan prinsip belajar siswa yang ideal. Siswa juga harus memiliki dorongan hati yang kuat untuk mencapai prestasi yang di inginkan. Contohnya, perhatikan baik baik Standart Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ) yang di miliki siswa, setiap mata pelajaran sudah menargetkan nilai kelulusan. Hal tersebut menandakan bahwa siswa kini tak boleh lagi membuang buang waktu. Selain itu, waktu belajar yang di lakukan siswa juga harus diperhatikan. Secara umum, Pelajar yang ideal memiliki waktu belajar sekitar 2 sampai 3 jam belajar di rumah setiap hari efektif. e. Alat / Sarana
9

Peralatan yang akan di gunakan oleh siswa seperti buku, alat tulis, dan sumber belajar yang di perlukan hendaknya dipersiapkan sebaik mungkin dan jangan ada yang terlewatkan.
f. Dukungan Orang Tua / Kerabat Terdekat

Sebagai orang yang terdekat dan telah membesarkan kita dari kecil, hendaknya kita sebagai anaknya selalu meminta dukungan dan doa restu dari orang tua kita dalam melaksanakan segala aktifitas. Hal tersebut dapat di artikan sebagai bentuk hormat dan cinta kita kepada beliau. Karena seperti kata orang kuno, orang tua bagaikan Tuhan yang nyata, dan doa mereka lebih dimuliakan dibandingkan yang lainnya.
2.2.2.

Cara Cara Belajar Setiap pelajar memliki metode belajar sendiri sendiri. Lebih lanjut, Al Falasany dan Naif menyebutkan cara cara belajar sebagai berikut.
a. Cara mengikuti pelajaran di kelas.

Metode ini menyuruh kepada semua pelajar agar seyogyanya berkonsentrasi mengikuti kegiatan belajar. Karena dengan adanya konsentrasi dan kemauan yang kuat, maka informasi dan pengetahuan akan semakin mudah di dapatkan.
b.Cara membaca buku.

Metode ini, menuntun siswa agar selalu berkonsentrasi dan membuat dirinya agar seperti tenggelam dalam apa yang di bacanya. Dengan berfikir akan menyatukan
10

pembaca dengan apa yang di bacanya merupakan cara membaca yang efektif dan efesien. Siswa juga dapat mengulangi kata kata yang penting dari buku yang di bacanya sehingga seluruh indra yang di milikinya serta daya ingatnya menjadi aktif.siswa dapat menggarisbawahi hal hal yang di anggap penting, dengan car itu siswa dapat menjadi lebih paham, bukan hanya sekedar menghafal. Metode yang demikian alangkah lebih baik jika didukung oleh buku yang baik dan mendukung kemauan belajar siswa. c. Cara Menghafal. Cara belajar dengan pemahaman yang baik, tidak selamanya dapat digunakan. Ada beberapa pelajaran yang justru menuntut siswa untuk menghafalnya. Kebanyakan ahli psikologi menyebutkan tiga komponen ingatan, yaitu: sensory register, short-term memory, dan long-term memory.

Sensory register merupakan pintu masuk informasi melalui panca indera. Sensory register ini memiliki kapasitas untuk menangkap informasi yang sangat besar.
11

Hanya saja, tidak semua informasi yang ditangkap tidak bertahan lama atau akan di proses lebih lanjut ke shortterm memory atau long-term memory untuk informasi visual hanya mampu bertahan selama kurang dari 1 detik. Sedangkan informasi yang berupa audiotoris hanya mampu bertahan selama 2-3 detik. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dan sekaligus agar informasi yang ditangkap oleh panca indera bertahan lebih lama, maka informasi tersebut harus diproses lebih lanjut ke shortterm memory/long-term memory,
d.Cara Membuat Ringkasan Pelajaran.

Dengan membuat ringkasan, kamu akan memiliki catatan praktis yang berisi rangkuman hal hal penting dari suatu materi. Walaupun di buku buku pelajaran kadangkala ada semacam rangkuman, namun catatan akan memilki kelebihan tersendiri karena telah dibuat dengan tangan sendiri dengan menggunakan jalan pikiran kita sendiri. Karya tulisan sendiri, akan mempermudah kita untuk memahami kembali materi tersebut.
e. Cara Mengulangi setiap Pelajaran.

Mengulangi kembali pelajaran dari sekolah perlu dilakukan semua pelajar, karena mempelajari sesuatu hal lebih dari sekali akan memberikan hasil yang lebih baik. Hal tersebut di sebabkan karena kemampuan serap atau kecerdasan seseorang setiap siswa itu berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui kecerdasan pada manusia itu terbagi menjadi tiga macam, yaitu IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient).
12

Secara lebih lengkap, dalam tulisan berjudul Paradigma Baru Kecerdasan Manusia, karya Eko Iman, dinyatakan bahwa memasuki abad ke-21, anggapan bahwa kecerdasan Intelektual (IQ) merupakan satu satunya tolak ukur kecerdasan dan kesuksesan manusia mulai surut dengan munculnya konsep kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Bahkan, menurut Steven R. Covey, dalam hidup manusia ada 4 dimensi kecerdasan. Yaitu, IQ, EQ, SQ, dan PQ (Physical Quetient). Dan Paul G. Stoltz (1997) juga berpendapat, dalam menyeimbangkan keempat kecerdasan tersebut, dibutuhkan kemampuan yang dapat mengubah hambatan menjadi peluang, dan ini disebut kecerdasan nasib (AQ = Adversity Quotient).
f. Cara belajar di luar sekolah/les ( Non-Formal ).

Sebenarnya, dengan belajar yang tekun di sekolah , maka prestasi yang di dapatkan siswa juga maksimal. Tapi seiring berjalannya zaman, untuk menunjang prestasi siswa tersebut, kini makin banyak lembaga lembaga bimbingan test/studi ataupun lembaga lembaga les privat yang menawarkan jasanya. Belajar di luar sebenarnya bagus sekali, karena dengan adanya pendidikan di luar, maka kecerdasan yang telah diterima si anak di sekolah akan semakin mantap ditambah lagi si anak mendapat dukungan dari orangtuanya. Namun, sungguh sangat kasihan bagi siswa yang mendaftarkan diri di bimbingan test/studi ataupun di les privat yang hanya bertujuan untuk menambah teman semata dan bersenang- senang, ditambah lagi si siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian kedua orang tuanya. Kondisi ini,
13

kian banyak di masyarakat. Meskipun sangat ironi, tapi itulah kenyataannya pada masyarakat. Jadi, pada intinya, pemberian bimbingan studi/test kepada siswa sebenarnya bagus, tapi alangkah lebih baiknya jika si siswalah yang memiliki kemauan belajar, bukan karena dipaksa orang tua untuk mengikuti les. Dan seharusnya, orang tua juga ambil bagian dalam mengembangkan prestasi anak. Jadi interaksi antara satu dengan yang lainnya terlaksana dan berhubungan timbale balik. g. Cara belajar setiap harinya dan mempersiapkan diri sebelum mengikuti ujian atau ulangan umum. Ketika ulangan umum atau ujian tiba, maka siswa biasanya akan menyadari pentingnya penatan catatan yang baik dengan menambahkan referensi. Siswa juga akan merasakan manfaat mengulang pelajaran setiap harinya. Dan ketika itu juga, banyak siswa yang menyesal karena telah membuang buang waktu selama ini. Dan seperti kata pepatah, memang penyesalan itu datangnya selalu terlambat.
2.3

Peranan Orang Tua terhadap kehidupan Anak Untuk mendukung kerja keras pelajar dalam mencapai cita

citanya, maka peran dan pengaruh orang tua sangat diperlukan. Orang tua yang baik akan selalu berada di dekat anaknya, walau dalam kondisi bagaimanapun. Dan biasanya peran orang tua sangat diperlukan anak ketika si anak telah menghabiskan waktunya di sekolah untuk menuntut ilmu, dimana ketika itu sang anak mempunyai banyak waktu untuk melakukan kegiatan kegiatan yang bermanfaat. Dengan bermain
14

bersama orang tua, si anak dapat memperoleh ilmu yang sangat berguna untuk hidupnya. Setiap waktu yang dimiliki setiap anak adalah waktu yang berguna, baik itu untuk menambah pengetahuannya maupun untuk menambah pengalamannya yang kelak berguna dalam menjalani hidup ini. Waktu dapat dikatakan sebagai waktu yang berguna bila digunakan dengan cara yang tepat dan benar. Sebaliknya, waktu dapat terbuang dengan percuma karena tidak digunakan dengan kegiatan yang bermanfaat. Adapun nilai nilai yang biasanya diberikan orang tua dalam kehidupan anaknya adalah : Nilai kekuasaan Nilai cinta kasih Nilai keindahan Nilai keadaan fisik Nilai rasa sejahtera Nilai tanggung jawab Nilai Sosial Nilai kesehatan Nilai kedisiplinan Nilai altruisme Nilai keteladanan Nilai kepemimpinan Nilai cinta tanah air Dll. Orang tua yang selaku orang yang sangat bertanggung jawab terhadap anaknya, seharusnya dapat membantu dan mengarahkan anak untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Adapun beberapa kegiatannya seperti :
15

Memberikan anak pendidikan non-formal, seperti : kursus kursus atau berbagai pelajaran tambahan. Mengingat zaman yang semakin bersaing ini, seharusnya orang tua sudah terfikirkan untuk memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat kepada si Anak. Bahkan, fikiran yang seperti ini seharusnya sudah harus dipikirkan oleh orang tua sejak anak ini berada di kandungan. Banyak tempat tempat kursus kini yang menawarkan berbagai pelajaran pelajaran tambahan bagi anak. Mulai dari pelajaran yang biasanya menjadi beban bagi anak di sekolah, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, hingga kepada kursus yang berkaitan dengan pengembangan bakat anak, seperti belajar bermain musik, menari, melukis, berenang, dan olahraga bela diri. Bahkan program sempoa, kumon, dan berbagai jenis metode baru yang berguna membantu anak untuk berhitung pun kini banyak diajarkan sebagai pelajaran tambahan yang terpenting bagi anak agar mereka cerdas dalam berhitung dan dapat menyelesaikan soal soal matematikanya ataupun yang lainnya di sekolah dengan cepat dan tepat. Beranekaragamnya kursus yang tersedia di luar terkadang membuat banyak orang tua bingung untuk memilih kursus mana yang paling penting dan yang baik untuk anaknya. Hal tersebut sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa cara dan selalu berprinsip bahwa semua kursus yang di tawarkan bagus dan bersifat edukatif. Ada beberapa hal yang sebaiknya diingat orang tua sebelum memberikan kursus. Yakni sebagai berikut : Jeli melihat bakat dan minat, serta kepintaran Anak. Pada zaman sekarang, banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke dalam suatu kursus tambahan sebagai bentuk rasa gengsi atau sekedar ikut ikutan dengan arus yang ada di masyarakat.Yang paling gawatnya lagi, kini anaknya sendiri yang meminta untuk mengikuti
16

kursus yang rata rata di sebabkan karena gengsi kepada teman temannya. Paradigma seperti ini seharusnya di buang jauh jauh. Misalnya, ada anak tetangga yang ikut kursus piano, orang tua yang memiliki rasa gengsi pasti akan memasukkan anaknya juga agar anaknya tidak kalah pintar dibandingkan dengan anak tetangga. Menurut hasil riset, Bermain piano sangat bagus untuk mengasah otak dan kecerdasan anak. Dengan berlatih bermain piano, anak anak akan melatih otaknya dengan optimal. Contohnya, Wolfgang Amadeus Mozart yang sangat pandai dalam memainkan piano dan hingga kini tetap menjadi idola banyak orang.Tetapi, dalam kasus ini berbeda. Karena, orang tua tersebut belum tahu apa minat anaknya. Dan perlu ditekankan bahwa mengamati minat anak sangat perlu sebagai langkah awal mengarahkan anak menambah ilmu. Banyak terjadi anak yang dari dulu tidak menyukai musik (contohnya) dipaksa mengikuti kursus musik agar menjadi lebih pintar dalam bermain musik. Akibatnya anak yang tidak menyenangi pilihan orangtuanya, tidak bersemangat untuk berlatih. Karena takut dimarahi, akhirnya anak tersebut tetap bermain musik. Tetapi proses belajar yang dijalani oleh anak yang terpaksa itu sangat tidak menyenangkan, dan untuk dapat mempelajarinya saja biasanya anak itu akan menghabiskan waktu yang banyak. Dan memang pada akhirnya anak tersebut akan dapat memainkan musik, tetapi keahlian yang dimilikinya tidak optimal. Dan dapat di pastikan ketika itu, anak tersebut akan sangat puas terhadap dirinya dan terfikir untuk berhenti kursus, karena pada akhirnya anak tersebut telah berhasil membuktikan dan mencapai target sesuai yang di inginkan orang tua dan dirinya, tanpa berusaha untuk mencintai pelajaran tersebut. Dari kasus di atas dapat di simpulkan bahwa sebelum memberikan sebuah kursus tambahan kepada anak, orang tua seharusnya sudah melihat/tahu minat apa yang sangat di sukai anak, jika orang tua tetap memaksakan kehendaknya kepada anaknya, maka justru pemberian
17

kursus yang di berikannya tersebut akan menjadi boomerang kepadanya sendiri kelak ketika anak tersebut telah dewasa. Karena, selain telah menghabiskan uang dan waktu banyak, juga dapat menghancurkan masa depan anak. Orang tua sangat berperan dalam menentukan masa depan anaknya. karena orang tualah yang paling mengetahui apa sebenarnya bakat dan potensi anaknya. Dan orang tua selalu memantau dan melihat perkembangan anak dari hari ke hari. Orang tua jugalah yang paling mengetahui kelemahan dan kelebihan anak anaknya, serta sifat dan karakternya. Minat dan potensi anak akan optimal jika mendapatkan perhatian orang tua yang cukup. Sudah mengatur waktu yang sesuai untuk anak. Terkadang, sering kita jumpai orang tua yang terlalu bersemangat dalam mengarahkan anaknya, sehingga tanpa sadar telah memberikan beraneka ragam pelajaran tambahan kepada anak. Akibatnya, hampir setiap hari waktu anak akan terhabis untuk kegiatan tersebut. Bahkan, tak jarang dalam sehari anak akan melakukan lebih dari satu macam kursus dan pelajaran tambahan. Padatnya kegiatan tambahan yang diterima oleh anak sebaiknya dinilai kembali oleh orang tua. Karena, hal tersebut dapat membuat mereka menjadi kelelahan dan berkurangnya daya konsentrasi sehingga pelajaran tambahan tidak dapat di serap dengan baik. Bahkan, tak jarang hal ini dapat mengganggu konsentrasi anak dalam pelajaran sekolahnya karena kurangnya jam istirahat. Jadi, dari kasus ini dapat kita simpulkan bahwa setiap kegiatan memang penting dan bermanfaat, tetapi buatlah yang prioritas. Ambillah salah satu kegiatan yang benar benar di minati dan sangat berpotensi. Istirahat yang cukup sangat di butuhkan oleh anak agar bisa belajar dengan baik.
18

Selalu mengadakan evaluasi kursus kepada anak. Hasil kursus pun harus diperhatikan oleh orang tua karena hasil kursus ini menunjukkan bagaimana perkembangan anak terhadap kegiatan tambahan yang di berikan.Apakah anak tersebut memang berminat dan berbakat di bidang tersebut atau justru tidak. Orang tua yang memiliki sifat untuk memajukan anaknya pasti akan sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan yang di lakukan anak, baik di sekolah ataupun di kegiatan tambahan. Adanya perhatian orang tua terhadap kegiatan anak, akan memberikan semangat, motivasi atau dorongan kepada anak tersebut agar selalu melakukan segala sesuatunya dengan baik dan dapat membanggakan orang tuanya. Mengadakan Rekreasi Keluarga Rekreasi adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang ketika memiliki waktu luang untuk menyegarkan kembali pikiran dan badan, atau sebagai hiburan setelah menjalani rutinitas yang menjenuhkan. Anak anak juga mengalami rutinitas yang tak kalah hebatnya dengan orang tua. Mereka pun membutuhkan sebuah rekreasi untuk menyegarkan kembali pikiran dan badannya, dan memerlukan hiburan. Beberapa cara rekreasi yang dapat dilakukan anak-anak: 1. Rekreasi Sejarah, misalnya : berekreasi ke museum. 2. Rekreasi Study Lapangan, misalnya : berekreasi ke kebun teh. 3. Rekreasi Kreatif, misalnya : Belajar membuat beraneka jenis kue. 4. Rekreasi Sosial, misalnya : berekreasi ke panti asuhan. 5. Rekreasi Alam, misalnya : Berekreasi ke lereng gunung ataupun ke puncak gunung.
19

Bermain Tanpa disadari, orang tua seringkali ambisius terhadap anak anaknya. Orang tua berusaha agar anak anaknya menjadi sepintar mungkin dengan memasukkan mereka pada berbagai kursus dan pelajaran tambahan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan anak. Banyak orang tua yang menganggap bermain adalah kegiatan yang membuang waktu secara percuma saja. Bahkan adapula orangtua yang berpendapat bahwa anak yang banyak bermain, hanya akan menjadi anak yang malas bekerja, malas belajar, tidak kreatif dan bodoh. Pendapat yang seperti itu, sebaiknya harus di buang jauh jauh. Dengan memanfaatkan waktu luang kepada anak yaitu dengan cara memberi pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk beragam permainan kepada anak, maka akan memperat hubungan antara orang tua dan anak. Selain itu, juga lebih berguna karena si anak di tuntun langsung oleh orang tuanya bertindak sehingga kenangan si anak terhadap peristiwa itu akan sangat kuat dibandingkan hanya selalu memberikan nasihat ataupun teori. Dengan bermain, kreativitasan anak juga semakin berkembang. Saat bermain, anak anak akan mendapatkan ide ide yang cemerlang untuk dapat menikmati permainan yang dilakukannya. Misalnya, ada seorang anak yang sedang asyik bermain menikmati mobil-mobilannya tiba tiba berganti haluan dengan saling menabrakkan mobil mobilannya, kemudian bagian bagian mainan tersebut terlepas. Ketika itulah, anak anak akan berimajinasi untuk menjadi montir dan berusaha mereparasi mobil mobilan yang telah rusak tersebut. Jadi, dengan bermain, anak juga akan memperoleh ilmu yang berguna. Manfaat dari bermain adalah sebagai berikut: 1. Belajar menganalisis
20

Selain dari contoh diatas, contoh permainan yang dapat mengasah kemampuan menganalisis anak adalah balok balok. Seorang anak yang bermain balok akan berusaha untuk membuat sebuah bangunan, contohnya menara. Mereka akan berusaha agar menara tersebut dapat berdiri tegak. Namun, biasanya menara tersebut akan goyah dan runtuh.Kemudian mereka akan mengulangi membangun menara itu dan begitu seterusnya. Dari peristiwa runtuhnya menara tersebut biasanya anak akan mengambil kesimpulannya mengapa menara itu bisa runtuh. Untuk mendapat jawabannya, anak akan melakuakan percobaan analisis. Sehingga, mereka akan tahu dan akan berhati hati dalam bertindak agar tidak akan mengulangi kesalahannya jika ingin membangun sebuah menara lagi. 2. Belajar membangun keterampilan Sosial Sebagai makhluk yang sosial, orang tua seharusnya sudah menanamkan hal tersebut di dalam diri anaknya sejak kecil. Contohnya mengajak anaknya untuk berinteraksi kepada teman sebayanya baik yang di sekolah maupun di lingkungannya. Dari pertemanan tersebut anak akan belajar bahwa ternyata teman sebayanya dapat bergerak sendiri dan tidak diam seperti halnya boneka ataupun mobil mobilan mereka miliki yang merupakan kawan akrabnya di rumah. Temannya bisa protes jika temannya di ambil dan juga bisa menolak bermain dengannya. Dari bermain bersama teman, anak akan mempelajari beberapa hal seperti, belajat bersikap berbagi (tidak egois), sabar dalam menunggu giliran, dan yang paling penting belajar untuk menghargai orang lain. Faktor ini sangat penting bagi kehidupan si anak karena peristiwa ini akan selalu berlangsung hingga si anak itu meningal dunia, Karenanya peran orng tua sangat penting. Sebab, itu akan menentukan konsep diri anak tersebut dalam bersosialisasi, jika sejak dari kecil tidak di ajari dengan
21

baik makan akan terus terbawa bawa bahkan tidak akan bisa di ubah di masa akan datang. 3. Melatih pengolahan perasaan anak. Setiap hari, anak akan mengalami berbagai perasaan. Seperti takut, senang, sedih, marah, dll. Dengan bermain anak juga dapat melatih mengelola perasaannya. Misalnya, anak takut terhadap dokter. Dengan mengajaknya bermain dokter-dokteran, dia akan belajar untuk mengolah rasa ketakutannya.Dan dia bias belajar untuk berperan menjadi dokter dengan mengikutsertakan teman temannya ataupun bonekanya yang yang berpura pura sakit.Dengan begitu, anak akan belajar untuk tidak takut kepada dokter dan mengolah perasaannya itu. Melatih kemampuan bahasa anak. Selama bermain seorang anak akan banyak menggunakan kata kata, dan sebagian besar kata tersebut akan banyak diulang dalam masa bermainnya. Dengan mengulang ulang kata tersebut, akan membuat anak mempercepat perkembangan bahasa anak. Misalnya, Ayo Budi, loncat!, Ini punya Mama, Nina., ke atas!, ke bawah!, dll. Merangsang kreativitasan anak Masa anak anak masa yang penuh dengan imajinasi yang unik. Dengan bermain, akan melatih anak untuk mengembangkan imajinasi anak dan akhirnya ia pun menjadi kreatif. Misalnya, dengan mengajak anak bermain membangun menara di kotak pasir. Si anak akan berusaha untuk mengembangkannya, misalnya dengan membangun sebelah perumahan di samping menara tersebut. Hal tersebut akan mengembangkan kreativitas dan daya khayal anak. Melatih dan mengembangkan kemampuan motorik anak. Anak yang aktif terkadang akan merepotkan orang tua. Gerakannya yang lincah, seperti berlari, melompat, melempar, dll. adalah gerakan yang dapat melatih kemampuan motoriknya.
22

2.4

Pengaruh dan Peranan Orang Tua terhadap Pengembangan Konsep Diri Anak
2.4.1. Pengertian Konsep diri

Setiap orang mungkin sering melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Apa, siapa, dan bagaimana diri saya? mungkin begitulah pertanyaan yang sering kita berikan. Sebenarnya, pertanyaan apakah itu? Pertanyaan semacam itu merupakan suatu bentuk pencarian konsep diri. Konsep diri akan menentukan prilaku kita dalam memandang sesuatu ataupun orang lain, terutama mencerminkan kita dalam menyelesaikan masalah yang kita alami. Para psikolog dan ahli komunikasi memberikan rumusan tentang konsep diri sebagai berikut.

Konsep diri adalah gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan, atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. (R.H. Dj. Sinurat)

Konsep diri adalah penghargaan diri, nilai diri, atau penerimaan diri. Konsep diri meliputi semua keyakinan dan penilaian tentang diri sendiri. Hal ini akan menentukan siapa kita dalam kenyataan, tapi juga menentukan siapa kita menurut pikiran sendiri, apa yang dapat kita lakukan menurut pikiran sendiri, dan menjadi apa menurut pikiran sendiri. (Burns)

Kita dapat melihat konsep diri dari empat sudut pandang.

Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri negatif (rendah). Sudut pandang ini digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri baik (positif) atau buruk (negatif).
23

Konsep diri fisik dan konsep diri sosial. Sudut pandang ini membedakan pandangan diri kita sendiri atas pribadi kita dan pandangan masyarakat atas pribadi kita.

Konsep diri emosional dan konsep diri akedemis. Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan pandangan diri sendiri yang dipengaruhi oleh perasaan / faktor psikologis dan yang secara ilmiah bisa dibuktikan.

Konsep diri riil dan konsep diri ideal. Sudut pandang ini membedakan diri kita yang nyata dan yang dicita-citakan.

2.4.2. Proses pembentukan Konsep Diri Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali, anak anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, menghina, melecehkan, kurang memperhatikan di anggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan, atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan dapatkan dari lingkungan.
2.4.3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengembangan konsep

diri
24

Konsep diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya, Sejak itu pula manusia tersebut belajar banyak tentang kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, sseorang akan menetapkan konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor. Menurut E.B. Hurlock, ahli psikolog, faktor faktor itu adalah bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian, nama dan julukan, intelegensi kecerdasan, taraf aspirasi/ cita cita, emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial, keluarga, lingkungan pergaulan, dan tokoh tokoh yang berpengaruh. Apabila berbagai faktor itu cenderung menimbulkan perasaan positif (bangga, senang), maka muncullah konsep diri yang positif. Pada masa kanak kanak, seseorang cenderung lebih menganggap benar perkataan orang lain. Jika seorang anak tersebut mrasa diterima dengan baik dan dihargai, maka anak itu juga akan menghargai dan mencintai dirinya (terbentuklah konsep diri yang positif). Namun jika orang yang menjadi lawan bicara anak tersebut bersifat meremehkannya,mempermalukannya, ataupun merendahkannya maka ia juga akan bersikap demikian (terbentuklah konsep diri yang negatif). Adapun faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah : 1. Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua seperti sudah di uraikan di atas, merupakan sebuah faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri. Sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran positif serta menghargai diri sendiri bagi anak. Dan begitu juga sebaliknya, anak akan menimbulkan asumsi negatif jika orang tuanya juga menunjukkan sikap yang negatif kepadanya.
25

2. Kegagalan Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan akan membuat seseorang menjadi merasa tidak berguna. 3. Depresi Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang segala ssuatu, termasuk kepada diri sendiri. Segala situasi yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, ketika ia tidak diundang oleh temannya yang lebih kaya ke sebuah pesta, maka ia akan berfikiran bahwa hal itu karena ia miskin sehingga tidak layak untuk di undang. Orang yang depresi biasanya akan sulit melihat apakah dirinya akan mampu untuk survive (bertahan) menjalani kehidupan selanjutnya. Dan orang yang depresi akan menjadi supersensitif dan cenderung mudah tersinggung atas ucapan orang lain. 4. Kritik Internal Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri akan berfungsi menjadi regulator ataupun rambu rambu dalam bertindak adab berprilaku agar keberadaan kita diterima masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik. 5. Mengubah Konsep Diri Seringkali kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertamabh rumit dengan berfikir yang tidak tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif.
26

Langkah langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif adalah sebagai berikut: a. Bersikap Objektif dalam Mengenali Diri Sendiri b. Menghargai Diri Sendiri c. Jangan Memusuhi Diri Sendiri d. Selalu berfikir rasional dan Positif

BAB

III

27

PROSES PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para siswa SMA Negeri 17 Medan kelas XI IA 1. Pengisisan angket dilakukan disertai dengan wawancara. Responden ini dipilih sesuai dengan syarat yang diajukan oleh Guru, dan berjumlahkan 40 orang. 3.1. Lokasi Penelitian Pengambilan lokasi responden dilakukan harus berada di SMA Negeri 17 Medan dan khususnya harus siswa XI IA-1. 3.2. Cara Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan melalui 2 cara yakni Angket dan Wawancara. 3.3. Cara Menganalisis Data 3.3.1. Angket Analisis data pada angket dengan cara mengelompokkan jawaban sampel menjadi 3 yaitu: A B C Isi dari option di atas akan berbeda pada beberapa soal. Setelah itu, setiap soalnya, penulis akan menyimpulkannya sesuai hasil persentase jawaban sampel dengan rumus sebagai berikut:

28

Banyaknya sampel memilih Option Persentase Jawaban = Jumlah total Sampel x 100%

3.3.2.

Wawancara Analisis data pada wawancara merupakan dengan mengelompokkan jawaban menjadi 2 kelompok, yaitu: Kelompok yang jawabannya terbaik dan Kelompok yang jawabannya terburuk. Dari penggolongan itu, penulis akan lebih menyaring jawaban yang terbaik dan dari sana penulis akan menyimpulkan jawaban para sampel.

29

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1. Hasil angket Berdasarkan hasil penelitian selama ini, maka penulis menyimpulkan hasil angketnya sebagai berikut:
Option B % org 37,5% 15 org

No Urut. 1.

No. Butir soal angket 1 % 57,5%

A org 23 org

C % 5% org

KET.
Ternyata, siswa masih 2 org sering melakukan sharing bersama keluarga. Ternyata, siswa jarang melakukan rekreasi dengan Ternyata, siswa masih sering berbeda pendapat dengan orang tua masing masing. Ternyata, orang tua siswa

2.

30%

12 org

70%

28 org

0%

0 org

3.

52,5%

21 org

47,5%

19 org

0%

0 org

4.

92,5%

37 org

5%

2 org

2,5%

1 org

masih sering memberikan kritik kritik, semangat dan motivasi kepada siswa. Ternyata, orang tua siswa mempercayakan anaknya untuk mengikuti berbagai pendidikan informal di luar sana, seperti kursus ataupun bimbingan. Ternyata, orang tua yang dimiliki siswa merupakan orang tua yang baik. Karena mereka tidak pernah

5.

67,5%

27 org

22,5%

9 org

10%

4 org

6.

0%

0 org

15%

6 org

85%

34 org

30

memaki ataupun memberikan sumpah serapah kepada anaknya. Ternyata, siswa merasa 7. 7 5% 2 org 90% 36 org 5% 2 org bahwa waktu yang diberikan orang tua masing masing kepadanya cukup. Ternyata, motivasi yang diberikan orang tua masing masing telah membuat 8. 8 90% 36 org 7,5% 3 org 2,5% 1 org prestasi siswa semakin meningkat dan perkembangan diri mereka semakin membaik. Ternyata, sebagian orangtua siswa masih sering 9. 9 50% 20 org 45% 18 org 5% 2 org menanyakan mengenai pelajaran anaknya, sedangkan sebagian lainnya jarang. Ternyata, semua siswa bersyukur karena telah 10. 10 100% 40 org 0% 0 org 0% 0 org diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa orang tua yang kini dimilikinya. Ternyata, sebagian orang tua siswa jarang 11. 11 42,5% 17 org 52,5% 21 org 5% 2 org menanyakan tugas tugas dan ujian anaknya, namun sebagian lainnya masih sering dilakukannya. Ternyata, orang tua siswa masih sering mengatur 12. 12 72,5% 29 org 22,5% 9 org 5% 2 org ataupun sekedar mengingatkan waktu 13. 13 27,5% 11 org 67,5% 31 27 org 5% 2 org belajar dan tidur siswa. Ternyata, siswa jarang

membangkang perintah orang tuanya. Ternyata, kritik dan saran yang dilayangkan orang tua 14. 14 87,5% 35 org 12,5% 5 org 0% 0 org masing masing kepada anaknya memiliki pengaruh terhadap perkembangan prestasi anaknya Ternyata siswa menilai sikap dan peran orang 15. 15 90% 36 org 10% 4 org 0% 0 org tuanya selama ini baik dan masih sesuai dengan yang di harapkannya. Ternyata, sebagian siswa jarang merasa iri kepada 16. 16 22,5% 9 org 47,5% 19 org 30% 12 org saudara kandungnya, dan sebagian lainnya merasa tidak pernah merasa iri kepada saudaranya. Ternyata, siswa masih sering menyadari ataupun sekedar terfikir bahwa 17. 17 77,5% 31 org 22,5% 9 org 0% 0 org prestasi yang dimilikinya hingga kini, tak lain dan tak bukan merupakan hasil kerja keras orang tuanya juga. Ternyata, orang tua siswa amsih sering memberikan kritikan yang membangun 18. 18 80% 32 org 20% 8 org 0% 0 org kepada anaknya. Hal itu, membuktikan bahwa orang tuanya tersebut masih cinta 19. 19 15% 6 org 82,5% 33 org 2,5% 1 org kepada anaknya. Ternyata, siswa merasa bahwa kasih sayang yang 32

telah di berikan orangtua hingga kini cukup Ternyata, sebagian siswa masih sering meminta izin kepada orang tuanya 20. 20 60% 24 org 35% 14 org 5% 2 org sebelum melakukan sesuatu, namun sebagiannya lagi jarang meminta izin ataupun doa kepada orang tuanya.

4.2. 1.

Hasil wawancara Butir soal ke-1

Jawab : Masalah mendapatkan perhatian tidak perlu dipermasalahkan, karena setiap orang tua pasti menyanyangi anaknya dan mereka akan selalu berusaha untuk dapat membahagian anaknya. Dan begitu pula anaknya terhadap orang tua, anak anak akan selalu berusaha menjadi kebanggan orang tuanya. Jadi pada intinya, keduanya akan saling membutuhkan. Masalah cara mengungkapkannya, biarlah pribadi masing masing yang mengetahuinya. Karena metode setiap orang akan berbeda. 2. Butir soal ke-2

Jawab : Secara umum, para sampel memilih kedua orang tuanya, dan hal tersebut memang sesuai seperti yang di prediksi penulis. Mereka berpendapat bahwa keduanya memberikan kontribusi positif terhadapnya. Masalah memilih di antara ibu dan ayah sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Karena keduanya akan selalu menyayangi dan memberikan yang terbaik kepada anak anaknya. Jadi, keduanya sangat berperan penting terhadap
33

kehidupan anak. Tanpa mereka atau bahkan satu diantara mereka, anak pasti tidak akan baik dalam menjalankan kehidupannya. Namun, selain memilih keduanya sampel juga memberikan jawaban lain seperti 25 % memilih ayah dan 25% nya lagi memilih ibu. 3. Butir soal ke-3

Jawab : Penyebab terjadinya pertengkaran antara orang tua dan anak, biasanya disebabkan karena: Salah paham & perbedaan pendapat Kurang menghargai pendapat Adanya sifat keras kepala di antara keduanya Adanya sifat egois Karena sedang tidak tepat waktu dalam berbicara Membangkang perintah orang tua atau melawannya Adanya perasaan kurang di perhatikan dari si anak 4. Butir soal ke-4

Jawab : Fasilitas yang di berikan orang tua: Pada umumnya,


Buku pelajaran dan kamus Handphone Komputer Flashdisk Les / bimbingan studi Dll.

Prestasi yang di dapatkan sampel pada umumnya belum banyak.


34

Jadi, dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa prestasi yang telah diberikan sampel selama ini belum sesuai dengan apa yang telah dikorbankan orang tua kepadanya. 5. Butir soal ke-5

Jawab : Nilai Nilai yang telah ditanamkan orang tua pada sampel pada umumnya adalah : Nilai tanggung jawab, nilai sosial, nilai menghargai orang lain, nilai budi pekerti, dll. Dan menurut para sampel, mereka belum mempraktekkan ataupun menanamnya pada diri mereka dengan baik. Dan menurut mereka, hal tersebut masih dalam proses penanaman pada diri. 6. Butir soal ke-6

Jawab: Menurut para sampel, mereka sangat bersyukur sekali karena telah diberi orang tua seperti sekarang ini. Karena orang tua yang mereka miliki kini, menurut mereka adalah orang tua yang terbaik yang telah mencintai anaknya apa adanya dan selalu membuat anaknya bahagia dengan selalu berkorban tanpa memikirkan diri mereka sendiri.

BAB V

35

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, diperoleh hasil sebagai berikut. Orang tua mempunyai arti dan peranan penting terhadap perkembangan dan kehidupan anak. Seburuk buruknya orang tua memarahi anak, semuanya itu memiliki tujuan untuk mensukseskan anaknya. Tidak ada di dunia ini orang tua yang membenci anaknya. Semua yang telah diberikan orang tua kepada anaknya sangat banyak dan tidak dapat di gantikan. Orang tua tidak meminta semuanya itu kembali, tetapi biasanya orang tua hanya menginginkan anaknya menjadi sukses suatu saat nanti. Dengan bermain dengan orang tua juga termasuk kepada suatu proses pembelajaran. 5.2. Saran saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan :
1.Agar selalu mengingat kerja keras para orang tua yang

telah banyak berkorban demi kehidupan kita. 2. Selalu berusaha untuk dapat membahagiakan orang tua kita. 3. Hendaknya kita selalu mengingat jasa orang tua kita, jika kita sukses kelak.

36

4. Selalu lah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih diberikan kehidupan hingga kini dan orang tua seperti sekarang ini.

37

BAB VI LAMPIRAN
6.1. Sampel Para sampel yang terpilih adalah Siswa kelas XI IA 1, yaitu : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18 19. 20. 6.2. Nama Siswa Amri Perdana G. Andre Agassi Andre Sebastiano Andriani Putri A.S. Angeline V.A. Rosalia Anna Rinanta G. Artha Naomi Bernard A.C. Ginting Dame Maria Devi Carolina Dewi Narti Dini Kristi Eigto Matinus Elli Nova Endaiyana Libertita P. Erviany R. Saragih Esra Simanjuntak Fanussian V.A. Dachi Fatmawati G. Feliks Sipahutar Butir soal angket
38

No. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.

Nama Siswa Fhiliya Himasari Hesti Surbakti Ivo Deka V.T. Liani Ginting Monalisa Sima Sebayang Monica Gracia P. Muhammad Iqbal Puti Rista Yeni Rina Ardillah Rini Asmita S. Riri Astika Santa Mayretta Sarika Permata Sonia Octaviana Wenny Sri Melinda Yenni Yosevine Yeshika Regina Yohanna Siregar Yolanda S.B. Yuni Helvi A.Tarigan

Angket tugas bahasa indonesia Makalah Yakhdi Nama : ___________________________________________ Kelas : XI IA1

Pilihlah jawaban di bawah ini, sesuai dengan pengalaman yang Anda alami dengan jawaban yang sejujur-jujurnya. Isilah jawabannya pada kolom yang terletak di sampingnya! 1. Seringkah Anda dan orang tua Anda melakukan sharing atau diskusi antara satu dengan yang lainnya? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah Anda dan orang tua Anda melakukan refreshing/rekreasi keluarga? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah Anda dan orang tua Anda berbeda pendapat dalam memandang suatu hal? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah orang tua Anda memberikan semangat semangat, motivasi ataupun kritikan krtikan dan saran kepada Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah orang tua Anda memberikan pendidikan informal ( seperti: les privat ataupun bimbingan test ) kepada Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah orang tua Anda memberikan sumpah serapah kepada Anda jika sedang terjadi konflik atau permasalahan di antara Anda dengan orang tua Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Bagaimanakah menurut Anda, mengenai waktu yang telah di curahkan orang tua Anda kepada Anda? A. Kelebihan B. Cukup C. Kekurangan Adakah pengaruh yang Anda rasakan dari motivasi motivasi yang telah di berikan orang tua Anda terhadap prestasi dan diri anda? A. Ada B. Biasa saja C.Tidak ada Seringkah orang tua Anda menanyakan kepada Anda mengenai pelajaran pelajaran yang telah Anda pelajari baik di sekolah maupun di bimbingan test? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah 10. Bersyukurkah Anda kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah di berikan orang tua yang Anda miliki sekarang? A. Ya B. Biasa saja C. Tidak 39

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

11.

Seringkah orang tua Anda menanyakan tugas tugas harian dan ujian harian Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah orang tua Anda mengatur atau sekedar mengingatkan waktu tidur dan belajar Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah Anda membangkang ataupun melawan perintah orang tua Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Adakah pengaruh yang Anda rasakan terhadap kritikan dan saran yang dikirimkan orang tua Anda kepada Anda guna untuk meningkatkan prestasi yang Anda miliki? A. Ada B. Biasa saja C.Tidak ada Bagaimanakah menurut Anda, mengenai peran dan sikap yang telah di berikan orang tua Anda terhadap Anda selama ini? A. Baik B. Biasa saja C. Buruk Seringkah Anda merasa iri terhadap saudara kandung Anda jika di berikan perhatian yang lebih dari orang tua Anda? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah Anda sadari dan renungkan bahwa orang tua Anda sangat berpengaruh dan berjasa terhadap prestasi yang Anda miliki hingga kini? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah Seringkah orang tua Anda melakukan perhatian perhatian khusus ( seperti: memberikan kritik yang membangun) guna untuk meningkatkan prestasi yang anda miliki ? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Bagaimanakah menurut Anda, mengenai curahan kasih sayang yang telah diberikan orang tua Anda kepada Anda selama ini ? A. Kelebihan B. Cukup C. Kekurangan Seringkah Anda meminta izin dan doa restu kepada orang tua Anda dalam melakukan segala sesuatu hal? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah ---- TERIMA KASIH ----

20.

40

6.3.

Butir soal wawancara

--W A W A N C A R A-Makalah Yakhdi Nama : ___________________________________________ Kelas : XI IA1

Jawablah soal di bawah ini, sesuai dengan pengalaman yang anda alami dengan jawaban yang sejujur-jujurnya. Isilah jawabannya pada tempat yang telah di sediakan.
N.B. : jika tempat jawabannya tidak cukup, jawabannya dapat di tulis pada halaman yang berada di belakang soal.

1. Setiap anak pasti menginginkan perhatian orang tua dan begitu pula sebaliknya orang tua juga pasti menginginkan agar lebih dekat dengan anak anaknya dan cara keduanya pastilah berbeda dengan yang lainnya. Dari, pernyataan di atas, jelaskan bagaimana pula metode atau cara yang Anda lakukan agar mendapatkan perhatian orang tua Anda ? Biasanya, siapakah yang memulainya? Anda atau orang tua Anda ? Jawab : _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 2. Jika disuruh, manakah yang Anda pilih: ayah Anda atau ibu Anda, yang lebih memberikan kontribusi positif dalam perkembangan prestasi dan kesuksesan studi Anda hingga kini? Jelaskan dan berikan alas an Anda! Jawab : _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 41

_________________________________________________________________

3. Setiap hubungan antara orang tua dan anak pasti pernah mengalami perselisihan dan pertengkaran. Dari pernyataan di atas, bagaimana pula dengan Anda dan orang tua Anda, biasanya apa sajakah faktor faktor penyebab perselisihan tersebut terjadi ? Jelaskan! Jawab : ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ 4. Apa saja kah fasilitas yang telah di berikan orang tua Anda kepada Anda dalam mengembangkan prestasi Anda dan kemudian apa saja pula prestasi yang sudah Anda berikan kepada orang tua Anda hingga kini? Bandingkanlah dan berilah kesimpulan Anda sendiri!
( N.B. : kesimpulannya berupa pernyataan Anda yang isinya menyatakan bahwa sudah sesuai atau tidak antara prestasi yang Anda berikan terhadap pengorbanan yang telah di berikan orang tua Anda. )

Jawab : _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 42

5. Sifat dan sikap anak tidak jauh dari orang tuanya. Dari pernyataan tersebut, bagaimana pula dengan Anda? Nilai nilai apa sajakah yang telah di berikan orang tua Anda kepada Anda dari kecil hingga kini ? Sudahkah nilai tersebut Anda pegang teguh dan di praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat ? Jelaskan!
( N.B. : Nilai nilai yang di maksud di sini adalah nilai nilai hidup, seperti nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai kepemimpinan, nilai sabar, nilai social, nilai budi pekerti, nilai menghargai orang lain, dll. )

Jawab :

________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _

6. Jika Anda ditanya, bersyukur dan bangga kah Anda terhadap keberadaan orang tua yang Anda miliki sekarang ? Jelaskan dan beri alasan Anda! Jawab : ________________________________________________________________ _ ________________________________________________________________ _ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 43

_________________________________________________________________

==

TERIMA

K A S I H ==

DAFTAR PUSTAKA
44

Mulyaningtyas, Renita dan Yusup Purnomo. 2007. Bimbingan dan Konseling 2. Jakarta: ESIS. Mulyaningtyas, Renita dan Yusup Purnomo. 2007. Bimbingan dan Konseling 1. Jakarta: ESIS. Graha, Chainniza. 2007. Keberhasilan Anak tergantung Orang Tua. Jakarta: Gramedia. Yuwono, Trisno dan Pias Abdullah. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Bandung: Arkola. Mafrukhi dan Wahono. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Falasany, Al dan Fauzan Naif. 2006. Kunci Sukses Belajar. Jakarta : Angkasa. Munandar, Utami.1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitasan Anak di Sekolah. Jakarta : Gramedia. Reilley, willyam J.1998. Mencapai Cita Cita. Jakarta: Mitra Utama. Gordon, Thomas.1994. Menjadi Orang tua Efektif. Jakarta: Gramedia.

45

Anda mungkin juga menyukai