Anda di halaman 1dari 9

REVISI

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP ACADEMIC BURNOUT


PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Bidang Psikologi

Oleh :

Syarif Akbar Nur


1707010116

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
MARET, 2020
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Academic Burnout

1. Pengertian Burnout

Burnout yaitu sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan

berkurangnya penghargaan terhadap diri sendiri, yang berhubungan dengan stres

kronis dari waktu ke waktu dan ditandai dengan kelelahan fisik dan emosional

(Christina Maslach & Jackson, 1981).

Pendapat lain mengungkapkan burnout merupakan sindrom psikologis

kelelahan, sinisme, dan ketidak mampuan membuahkan hasil di dalam pekerjaan

(C Maslach & Leiter, 1997). Keadaan tersebut membuat suasana di dalam

melakukan sesuatu hal menjadi tidak menyenangkan, tidak menarik, tanggung

jawab dan komitmenya menjadi menurun, performansi, dan hasil yang di dapat

menjadi tidak maksimal. Hal ini tentunya membuat seseorang menjaga jarak dan

apatis terhadap lingkungannya. Burnout juga dipengaruhi oleh usaha yang tidak

sebanding dengan hasil yang didapat.

Ahli lain menyatakan burnout merupakan kelelahan fisik, emosional, dan

mental yang disebabkan keterlibatan dalam jangka waktu yang panjang dalam

situasi yang penuh dengan tuntutan emosional (Pines dan Aronso, dalam (Alimah

et al., 2016).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa burnout merupakan

suatu sindrom psikologis yang mencakup kelelahan fisik, emosional,

depersonalisasi, dan berkurangnya penghargaan terhadap diri sendiri yang

disebabkan oleh keterlibatan secara terus menerus dalam situasi yang penuh

dengan tuntutan emosional.


REVISI

2. Pengertian Academic Burnout

Academic burnout merupakan kondisi seseorang saat merasa kelelahan yang

disebabkan oleh tuntutan pelajaran, memiliki perasaan pesimistik dan kurangnya

ketertarikan terhadap pelajaran serta merasa tidak memenuhi kapasitas sebagai

mahasiswa (Schaufeli et al., 2002).

Ahli lain menjelaskan academic burnout merupakan kondisi

seseorangcmengalami kelelahan1emosional, depersonalisasi, dan penghargaan

terhadap prestasi rendah yang dirasakan mahasiswa akibat stres, beban kuliah

yang berat atau faktor psikologis yang lain dalam proses perkuliahan (Yang,

2004). Dalam pendapat ahli lain academic burnout terdiri dari kelelahan

psikologis, emosional dan fisik yang disebabkan oleh kelelahan, frustrasi, stres,

ketidaksanggupan, dan sikap sinis yang disebabkan oleh kelebihan beban

akademik (Yu et al., 2016).

Sementara itu menurut pendapat lain bahwa siswa yang mengalami

academic burnout merasakan gejala-gejala1seperti kelelahan pada bagian indera

dan kurang, kurangnya minat dan semangat dalam kegiatan belajar mengajar,

jenuh, kurang termotivasi, kurang perhatian, dan tidak produktif (Khusumawati

& Christiana, 2014).

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa academic burnout

pada mahasiswa yaitu suatu kondisi dimana mahasiswa merasakan kelelahan

fisik, emosional, psikologis, depersonalisasi, dan penghargaan terhadap prestasi

yang rendah yang menyebabkan mahasiswa berperilaku sinis, jenuh, frustrasi,

stres, dan ketidakberdayaan. Hal itu disebabkan oleh tuntutan akademik serta

banyaknyaa beban-beban tugas akademik.

3. Dimensi Academi Burnout


(Schaufeli et al., 2002) menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi academic

burnout, yaitu:

1. Exhaustion. Hal-hal pada dimensi ini mengarah pada perasaan letih tetapi

tidak merujuk langsung kepada orang lain. Dimensi ini mengarah pada

perasaan emosional yang berlebihan dan terkurasnya sumber daya emosional.

seseorang merasa kekurangan energi untuk menghadapi hari lain dan

bersosialisasi dengan orang lain (Leiter & Maslach, dalam (Arlinkasari &

Akmal, 2017).

2. Cynisim. Dimensi ini ditandai dengan sikap apatis atau sikap menjauh

terhadap perkuliahan yang ditempuh, tidak harus dengan orang lain.

3. Reduce of Professional Efficacy. Dimensi ini berisikan aspek sosial dan

nonsosial dalam pencapaian akademik. Seseorang akan merasa tidak mampu

dan terbebani oleh tugas. Saat seseorang merasa tidak efektif mereka

cenderung mengembangkan rasa tidak berdaya (Leiter & Maslach, dalam

(Arlinkasari & Akmal, 2017).

Kemudian Menurut (Yang, 2004) dimensi dari academic burnout ada tiga,

yaitu:

1. Kelelahan emosional, disebabkan oleh beban emosional dan psikologis yang

tinggi dan biasanya juga muncul perasaan frustasi dan ketegangan.

2. Keengganan untuk kuliah dan munculnya perilaku sinisme, mengacu pada

sikap apatis atau sikap sinis terhadap pekerjaan yang sedang dijalani.

3. Kurangnya keinginan untuk berprestasi, kurangnya keinginan untuk

berprestasi terjadi ketika individu menunjukan sikap depersonalisasi,

rendahnya penghargaan terhadap prestasi kerjas sendiri, dan peningkatan

perasaan inefficacy.

4. Faktor yang Mempengaruhi Academic Burnout

Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi academic burnout

dikutip dari berbagai literatur jurnal. Faktor-faktor yang mempengaruhi


REVISI
academic burnout meliputi :

1. Dukungan Sosial

Kurangnya dukungan sosial yang didapat mahasiswa diketahui dapat

meningkatkan tingkat academic burnout pada mahasiswa. Dukungan

sosial sebagai faktor lingkungan diketahui memberikan pengaruh

terhadap academic burnout, hal tersebut terjadi karena dukungan sosial

dapat membantu mahasiswa untuk bisa menerima berbagai tekanan

akademik yang ditempuh mahasiswa sehingga dapat mencegah adanya

gejala-gejala dari academic burnout pada mahasiswa (Kim et al., 2018)

2. Hardiness

Hardiness diketahui memiliki pengaruh terhadap academic burnout.

Ivanevich menyatakan, hardiness dapat memperkecil rasa tertekan pada

diri seseorang dengan mengubah cara persepsi dari seseorang untuk

mengurangi rasa tertekan tersebut (Fahmi & Widyastuti, 2018). Selain

itu, seseorang dengan hardiness yang tinggi juga cenderung lebih bisa

untuk menerima bahwa tuntutan akademis dan banyaknya beban tugas

yang harus dijalani merupakan tantangan yang harus diselesaikan, dan

cenderung tidak menganggap tantangan tersebut sebagai masalah (Fahmi

& Widyastuti, 2018).

3. Resiliensi

Resiliensi juga diketahui bisa mengurangi pengaruh academic burnout

pada mahasiswa. Mahasiswa dengan resiliensi akademik yang tinggi

mampu bertahan terhadap tuntutan akademik yang menekan dan

membebankan (Oyoo, 2018).

4. Workload

Workload juga dapat mempengaruhi terjadinya academic burnout pada

mahasiswa. Dalam hasil penelitian didapati bahwa subjective workload

(beban yang dirasakan individu) lebih erat kaitannyadengan academic


burnout dibandingkan dengan objective (Jacobs & Dodd, 2003). Peneliti

lain juga menyatakan bahwa mahasiswa yang mendapatkan tugas yang banyak

juga dapat merasakan keletihan baik secara fisik dan psikis (Khairani & Ifdil,

2015)
REVISI

DAFTAR PUSTAKA

Alimah, S., Swasti, K. G., & Wahyu Ekowati. (2016). Gambaran Burnout Pada Mahasiswa

Keperawatan Di Purwokerto. Keperawatan Soedirman, 11(2).

Arlinkasari, F., & Akmal, S. Z. (2017). Hubungan antara School Engagement, Academic Self-

Efficacy dan Academic Burnout pada Mahasiswa. Humanitas (Jurnal Psikologi), 1(2), 81.

https://doi.org/10.28932/humanitas.v1i2.418

Fahmi, & Widyastuti. (2018). Jurnal Psikologi POSEIDON || Jurnal Ilmiah Psikologi Kelautan-

Kemaritiman Vol. 12 No. 01 Edisi Januari – Juni 2018 ISSN : Print Online: 12(01), 66–73.

Jacobs, S. R., & Dodd, D. K. (2003). Student Burnout as a Function of Personality, Social

Support, and Workload. Journal of College Student Development, 44(3), 291–303.

https://doi.org/10.1353/csd.2003.0028

Khairani, Y., & Ifdil, I. (2015). Konsep Burnoutpada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.

Konselor, 4(4), 208. https://doi.org/10.24036/02015446474-0-00

Khusumawati, Z. E., & Christiana, E. (2014). Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi

Dan Self-Instruction Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMAN

22 SURABAYA. Bk Unesa, 5(1), 1–10.

Kim, B., Jee, S., Lee, J., An, S., & Lee, S. M. (2018). Relationships between social support and

student burnout: A meta-analytic approach. Stress and Health, 34(1), 127–134.

https://doi.org/10.1002/smi.2771

Maslach, C, & Leiter, M. P. (1997). The truth about burnout: How organizations cause personal
stress and what to do about it. In Atlantic (pp. 125–128).

Maslach, Christina, & Jackson, S. E. (1981). The measurement of experienced burnout. Journal

of Organizational Behavior, 2(2), 99–113. https://doi.org/10.1002/job.4030020205

Oyoo, S. A. (2018). Academic Resilience as a Predictor of Academic Burnout among Form Four

Students in Homa-Bay County , Kenya. 6(3), 187–200.

Schaufeli, W. B., Martínez, I. M., Pinto, A. M., Salanova, M., & Barker, A. B. (2002). Burnout

and engagement in university students a cross-national study. Journal of Cross-Cultural

Psychology, 33(5), 464–481. https://doi.org/10.1177/0022022102033005003

Yang, H. J. (2004). Factors affecting student burnout and academic achievement in multiple

enrollment programs in Taiwan’s technical-vocational colleges. International Journal of

Educational Development, 24(3), 283–301. https://doi.org/10.1016/j.ijedudev.2003.12.001

Yu, J. H., Chae, S. J., & Chang, K. H. (2016). The relationship among self-efficacy,

perfectionism and academic burnout in medical school students. Korean Journal of Medical

Education, 28(1), 49–55. https://doi.org/10.3946/kjme.2016.9


REVISI

Bukti Cek plagiarism

Anda mungkin juga menyukai