Anda di halaman 1dari 5

kebenaran.

Ilmu kalam, dengan metodenya berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan
yang berkaitan dengan-Nya. Perbedaannya terletak pada aspek metodeloginya. Ilmu kalam,
ilmu yang menggunakan logika. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika (
dialog keagamaan ). Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran rasional. Dan metode yang digunakan adalah rasional. Ilmu tasawuf
adalah ilmu yang menekankan rasa dari pada rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa
metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
2. Dimanakah titik persamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
3. Dimanakah titik perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
4. Bagaimana Relevansi atau hubungan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
2. Dapat mengetahui letak kesamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
3. Dapat mengetahui letak perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
4. Dapat mengetahui kesinambungan atau relevansi antara Ilmu kalam, Filsafat dan
Tasawuf.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf


1. Ilmu Kalam
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di maksudkan adalah kata-kata
(firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang mempermasalahkan kalam Allah, tetapi
ada juga sekelompok orang yang mengatakan maksud kalam disini adalah kata-kata
manusia, alasannya karena dulu sering terjadi ajang bersilat lidah untuk mempertahankan
persepsi masing-masing, mereka disebut mutakalimin yaitu orang-orang yang ahli berbicara
mengenai ketuhanan yang berlandaskan kepada kalam Allah. Ilmu Kalam membahas iman
dan akidah dari berbagai aspek dan memaparkan alasan-alasan yang memperkuat
pembahasan tersebut. Ilmu kalam ini merupakan studi tentang doktrin (akidah) dan iman
Islam. Secara sederhana Murtadha Muthahhari mendefinisikan bahwa ilmu kalam adalah
sebuah ilmu yang mengkaji doktrin-doktrin dasar atau akidah-akidah pokok Islam. Ilmu
kalam mengidentifikasi akidah-akidah pokok dan berupaya membuktikan keabsahannya dan
menjawab keraguan terhadap akidah-akidah pokok tersebut. karena sebagian besar
perdebatan tentang akidah-akidah Islam berkisar seputar huduts (kemakhlukan, keterciptaan,
temporalitas) atau qidam (keabadian) firman atau kalam Allah, maka disiplin yang
membahas akidah utama agama Islam pun mendapat sebutan “ilmu kalam” (secara harfiah,
ilmu firman).

2. Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yakni philos dan shopia, philos
mempunyai makna “mencintai” dan shopia mempunyai makna ”kebijaksanaan atau
kebenaran”. Secara singkat filsafat adalah mencintai kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
kebenaran suatu ilmu.
Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup itu sendiri yang menjadi sebab pokok bagi
partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya. Cakupan filsafat Islam tidak jauh berbeda dari
objek filsafat ini. Hanya dalam proses pencarian itu Filsafat Islam telah diwarnai oleh nilai-
nilai yang Islami. Kebebasan pola pikirannya pun digantungkan nilai etis yakni sebuah
ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran ajaran ialah Islam. Tujuan mempelajari
filsafat Islam ialah mencintai kebenaran dan kebijaksanaan. Sedangkan manfaat
mempelajarinya ialah:
a. Dapat menolong dan menididik, menbangun diri sendiri untuk berfikir lebih mendalam
dan menyadari bahwa Ia mahluk Tuhan.
b. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan.
3. Tasawuf
Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal dari kata shuf (shad,
wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti ”kain bulu domba yang
kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk
memakai kain sutra, karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Tasawuf juga berasal dari kata Shafa (shad, fha, alif dan hamzah) yang berarti suci, jernih
dan bersih, maksudnya mereka mensucikan diri di hadapan Allah SWT melalui latihan
kerohania yang amat dalam yaitu melatih dirinya untuk menjauhi segala sikap dan sifat yang
kotor sehingga tercapai kesucian dan kebersihan pada hatinya.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Muslim berada
sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa
daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan
pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara bagaimana bisa mendekatkan
diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya adalah kebahagiaan, yakni dengan
persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang memilukan bagi mereka bukanlah masuk
Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi dan tidak mau bicara dengan mereka. Objek
kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq), yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya.
B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu
kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian
filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu
yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan
terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang
berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran.
Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang
berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh
ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang Tuhan.
Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha menghampiri
kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki kesamaan dalam segi
bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang berkaitan dengan-Nya. Namun dalam
kajian objek tersebut hanya dibedakan dalam penamaannya saja. Ilmu kalam dalam objek
kajiannya dikenal dengan sebutan kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di kenal
dengan sebutan kajian tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan
sebutan kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji
kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya.

C. Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

Ilmu Kalam
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu terdapat persamaan
dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik perbedaannya. Perbedaan di antara
ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-argumentasi
naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak
nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika (jadaliah)
dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa
ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta
pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional. Meskipun ilmu kalam
merupakan sebuah disiplin ilmu yang rasional dan logis, namun kalau dilihat adari asas-asas
yang dipakai dalam argumentasinyaterdiri dari dua bagian, yaitu; Aqli dan Naqli.
Bagian Aqli ini terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun kalau ada
relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan dan menegaskan
pertimbangan rasional supaya memperkuat argumen-argumennya.

Ilmu Filsafat

Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional.
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal
(mengakar)dan integral(menyeluruh)serta universal (mengalam); tidak merasa terikatat oleh
apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika. Peranan filsafat
sebagaimana dikatakan Socrates adalah berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui
usaha menjelaskan konsep-konsep the gaining of conceptual clarity.

Murthadha muthahari berkata bahwa metode filsafat hanya bertumpu pada silogisme (qiyas),
argumentasi rasional (istidal ‘aqli) dan demonstrasi rasional (burhan ‘aqli).

Ilmu Tasawuf

Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio. Oleh sebab
itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif atau sangat berbeda. `Sebagai sebuah ilmu yang
prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat subjektif, yakni sangat berkaitan
dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila
dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sulit dibahasan. Pengalaman rasa
lebih muda dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenaranya dan mudah
digambarkan dengan bahasa lambang, sehingga sangat interpretable dapat (di interpretasikan
bermacam-macam).
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau
inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan
istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang dari dalam diri
subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains dikenal istilah objeknya tidak objektif.
D. Hubungan antara Ilmu kalam, Filsafat dan Tasawuf
Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran antara filsafat dengan ilmu kalam, sehingga
ilmu kalam menelan filsafat secara mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai bukti
dengan mana Ilmu Tauhid. Yaitu pembahasan problema ilmu kalam dengan menekankan
penggunanaan semantic (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan metode yang
ditempuh para filosof. Kendatipun Ilmu Kalam tetap menjadikan nash-nash agama sebagai
sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya penggunaan dalil naqli juga tampak pada
perbincangan mutakalimin. Atas dasar itulah sejumlah pakar memasukkan Ilmu Kalam
dalam lingkup Filsafat Islam.
Jadi Filsafat Islam bertujuan untuk menyelaraskan antara firman dan akal, ilmu pengetahuan
dengan keyakinan, agama dengan filsafat serta menunjukkan bahwa akal dan firman tidak
bertentangan satu sama lain. Walaupun orientasinya bersifat religius, namun isu-isu penting
dalam filsafat tidak diabaikan, seperti waktu, ruang, materi, kehidupan dan masalah-masalah
kontemporer.
Menurut Hasyimah Nasution Filsafat Islam dan ilmu kalam sangat kuat pengaruhnya satu
sama lain. Kalam mencuatkan masalah-masalah baru bagi filsafat, dan filsafat membantu
memperluas area, bidang, atau jangkauan kalam, dalam pengertian bahwa pembahasan
tentang banyak masalah filsafat jadi dianggap penting dalam kalam. Filsafat Islam
mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya-Allah, Alam dan Manusia-tanpa terikat
dengan pendapat yang ada (pemikiran-pemikiran yang sama sifatnya, hanya berfungsi
sebatas masukan dan relative). Nash-nash agama hanya sebagai bukti untuk membenarkan
hasil temuan akal. Sebaliknya, ilmu kalam mengambil dalil akidah sebagaimana tertera
dalam wahyu, yang mutlak kebenarannya untuk menguji objeknya – Allah dan sifat-
sifatnya, serta hubungan dengan Allah dengan Alam dan Manusia sebagaimana tertuang
dalam kitab suci – menjadikan filsafat sebagai alat untuk membenarkan nash agama. Seperti
keberadaan Allah, Filsafat Islam mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal,
barulah pembenarannya diberikan oleh wahyu, sementara ilmu kalam mencari wahyu yang
berbicara tentang keberadaan Allah, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi saling melengkapi dalam
memahami Islam dan pembentukan akidah Muslim.
Sedangkan Tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan untuk semakin
mendekatkan diri kepada Allah terbagi ke dalam dua bagian, yakni Tasawuf Amali/Akhlaqi
dan Tasawuf Falsafi (Ibn Arabi dan Al-Hallaj). Dari pengelompokkan ini tergambar adanya
unsur-unsur filsafat dalam ajaran tasawuf, seperti logika dalam penjelasan maqomat (al-
fana-al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).
M.T. Mishbah Yazdi. Buku Daras Filsafat Islam halaman Tasawuf Falsafi yang biasanya
juga disebut dengan irfan yakni secara teknis diterapkan pada persepsi-persepsi khas yang
ditangkap melalui pemusatan perhatian relung terdalam jiwa dan tidak melalui pengalaman
inderawi dan rasional. Irfan sejati diperoleh semata-mata melalui keterikatan Allah dan
ketaatan kepada segenap perintah-Nya. Keterikatan tanpa pengetahuan mustahil adanya, dan
pengetahuan ini mesti bersandar pada sejumlah prinsip filsafat. Penyingkapan dan visi irfan
memunculkan masalah-masalah baru untuk diuraikan dan dikupas tuntas oleh filosof, dan
memperluas cakrawala pandang filsafat. Dalam pemecahan berbagai masalah dalam ilmu-
ilmu kefilsafatan, visi-visi irfan bisa dianggap sebagai pendamping. Banyak hal yang
terbukti secara rasional dalam filsafat, terungkap pula melalui penglihatan kalbu.
Kajian-kajian Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Al-Ghazali tentang jiwa dalam pendekatan
kefilsafatan ternyata telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia Islam. Pemahaman tentang jiwa dan roh itu pun
menjadi hal yang esensial dalam tasawuf. Kajian-kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh
kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di maksudkan adalah kata-kata
(firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang mempermasalahkan kalam Allah, Filsafat
berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yakni philos dan shopia, philos
mempunyai makna “mencintai” dan shopia mempunyai makna ”kebijaksanaan atau
kebenaran” Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal dari kata shuf
(shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti ”kain bulu domba yang
kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk
memakai kain sutra, karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran.
Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang
berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh
ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang Tuhan.
Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha menghampiri
kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ya ng menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasannya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah.
Hasyim Syah Nasution. 2005. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Murtadha, Muthahari. 2003. Pengantar ilmu-ilmu Islam. Jakarta: Zahra Pustaka.
Yazdi, Muhammad Taqi Misbah. 2003. Buku Daras Filsafat Islam, (Terj. Musa Kazim &
Saleh Bagir). Bandung:Mizan.
Putra, Andi Eka. 2012. Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Islam (Suatu tinjauan sejarah
tentang hubungan ketinganya). Al-AdYaN. Vol. VII, No. 2. Juli-Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai