Anda di halaman 1dari 24

Latar Belakang

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran.


Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran,
antara lain dengan menggunakan rasio seperti para
rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris
Struktur pengetahuan manusia menunjukkan
tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran.
Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut
menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda.
Pengetahuan indrawi merupakan struktur terendah
dalam struktur tersebut.Tingkat pengetahuan yang
lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif
yang biasa disebut dengan filsafat.
Filsafat
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani
yaitu kata philein atau philos dan sophia.
Kata philien atau philos berarti cinta (love), tapi dalam
maknanya yang luas yakni berupa hasrat ingin tahu
seseorang terhadap kebijaksanaan, ilmu pengetahuan,
dan kebenaran.
Sedangkan kata sophia berarti kebijaksanaan
(wisdom).
Sehingga secara sederhana, filsafat adalah mencintai
kebijaksanaan (the love of wisdom).
Filsafat Islam
Filsafat Islam merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu filsafat dan Islam. Jadi filsafat Islam, Islamic
philosophy, pada hakikatnya adalah filsafat yang
bercorak islami.Islam menempati posisi sebagai sifat,
corak, dan karakter dari filsafat. Filsafat Islam bukan
filsafat tentang Islam, bukan the philosophy of Islam.
Filsafat Islam artinya berpikir dengan bebas dan
radikal namun tetap berada pada makna, yang
mempunyai sifat, corak, serta karakter yang
menyelamatkaan dan memberi kedamaian hati.
Munculnya Filsafat Islam
Cabang Filsafat
ONTOLOGI


Membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala
sesuatu

EPISTEMONOLOGI


Membicarakan masalah cara memperoleh pengetahuan

AKSIOLOGI


Membicarakan masalah kegunaan pengetahuan
Filsafat Barat dan Filsafat Islam

BARAT ISLAM
1.Socrates 1.al Kindi
2.Plato 2.Ibnu Bajjah
3.Aristoteles 3.al Farabbi

#TUHAN & TUHAN


TUGAS!!!!
Perbedaan Filsafat Barat dan Filsafat Islam
(dari pemikiran tokoh-tokoh nya)
Manfaat Mempelajari Filsafat
1. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala
sesuatu secara multi dimensi
Ilmu ini akan membantu kita untuk menilai dan
memahami segala sesuatu tidak hanya dari
permukaannya saja, dan tidak hanya dari sesuatu yang
terlihat oleh mata saja, tapi jauh lebih dalam dan lebih
luas.
2. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti
tentang diri sendiri dan dunia
Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri
dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Lanjutan…
3. Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap
fenomena yang berkembang
Hal ini akan membuat kita tidak begitu saja menerima segala sesuatu
tanpa terlebih dahulu mengetahui maksud dari pemberian yang kita
terima.
4. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan
penalaran
Penalaran ini akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat
baik lisan maupun tertulis, melihat segala sesuatu dengan sudut
pandang yang lebih luas dan berbeda.
5. Belajar dari para filsuf lewat karya-karya besar mereka
Kita akan semakin tahu betapa besarnya filsafat dalam mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, karya seni,
pemerintahan, serta bidang-bidang yang lain.
Lanjutan…
6. Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru
Ide-ide yang lebih kreatif dalam memecahkan setiap
persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan
pemikiran yang koheren, juga penilaian argumen dan
asumsi secara kritis.
7. Filsafat membantu kita untuk dapat berpikir dengan
lebih rasional
Membangun cara berpikir yang luas dan mendalam,
dengan integral dan koheren, serta dengan sistematis,
metodis, kritis, analitis, dan logis
Lanjutan…
8. Filsafat membantu menjadi diri sendiri
Lewat cara berpikir yang sistematis, holistik dan
radikal yang diajarkan tanpa terpengaruh oleh
pendapat dan pandangan umum.
9. Filsafat dapat membangun semangat toleransi
Menjaga keharmonisan hidup di tengah perbedaan
pandangan atau pluralitas.
Aliran-Aliran Filsafat Islam
1. Paripatetik
Istilah paripatetik merujuk kepada istilah Aristoteles
yang selalu berjalan mengelilingi muridnya.Beberapa
filosof yang dikategorikan dalam aliran ini adalah Al-
Kindi, Alfarabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan Nasruddin
Thusi
Ciri Khas Paripatetik
Penjelasan filosof paripatetik bersifat sangat diskursif (bahsi)
yakni mengunakan logika formal yang didasarkan pada
penalaran akal yang dikenal juga dengan sebutan silogisme.
Mengguunakan konsep ilmu hushuli (perolehan) yakni
diketahui secara tidak langsung melalui perantara.
Sangat mengandalkan rasional, sehingga kurang
memperhatikan intiutif.
Mempercayai Hylomorfisme, yaitu ajaran yang mengatakan
bahwa apapun yang ada di dunia ini terdiri atas dua unsur
utama, yakni materi (hyle) dan bentuk (morfis). Bentuk-
bentuk benda bersifat kategoris.
Adanya teori emanasi yang membedakan dengan
aristotelianisme murni
2. Illuminasi (Isyroqi)
Aliran ini diidrikan oleh Suhrawardi Al-maqtul.
Adapun metodologi yang digunakan adalah:
1. ia mencoba memberikan tempat yang penting
bagi metode intuitif / irfani
2. berkaitan dengan pengalaman mistis, maka
illuminasi menggunakan konsep ilmu
hudhuri, karena dalam pengertian mistis seperti itu
objek penelitian telah hadir pada diri seseorang
sehingga modus pengenalan seperti ini serring
disebut ilmu hudhuri
3. Memiliki konsep Metafisika cahaya, Tuhan adalah
cahaya diatas cahaya (nurul anwar) yang merupakan
sumber dari segala cahaya.
4. Benda-benda tidak memiliki definisi kategoris
sebagaimana yang dipercayai kelompok paripatetik,
yang membedakan hanyalah intensitas cahaya yang
dimikinya, semakin banyak cahaya semakin tinggi
derajatnya contohnya, hewan dan manusia tidak bisa
dibedakan secara kategoris melalui esensinya tetapi
disebabkan kenyataan bahwa manusia memiliki
cahaya lebih dibanding hewan. Jadi bentuk-
bentuk benda lebih bersifat relatif (lebih atau
kurang).
5. Bagi Suhrawardi essensilah yang real, bukan eksistensi
6. Teori emanasi iluminassionis lebih ekstensif dibanding
kaum peripatetik, baik dari segi istilah, struktur, maupun
jumlah akal maupun malaikat-malaikat yang muncul
dalam bagian teori emanasi.
7. Suhrawardi pernah mengklasifikasi pencari kebanaran
kedalam tiga kelompok : pertama, mereka yang memiliki
pengalaman mistik yang mendalam tetapi tidak
mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan
pengalaman secara diskursif. Kedua, mereka yang
memiliki kecakapan nalar diskursif tetapi tidak memiliki
pengalaman mistis yang cukup mendalam, ketiga mereka
yang disamping memiliki pengalaman mistis yang
mendalam dann otentik juga memiliki kemampuan nalar
dan bahasa diskursif.
3. Hikmah Muta’aliyah
Aliran ini diwakili oleh Mulla Sadra yang mana ia
berhasil menistensiskan ketiga aliran filsafat sebelumnya,
yakni paripatetik, iluminasi dan irfani. Adapun
karakteristik filsafat hikmah ini adalah:
1. Mereka tidak hanya percaya pada akal diskursif tapi
juga percaya pada pengalaman mistik
2. Membicarakan adanya kesatuan antara akal dan
ma’qul, karena yang dipikirkan tidak mungkin secara
rasional ada tanpa yang berpikir (Tidak mungkin ada
ma’qul tanpa akal).
3. Memiliki konsep wahdatul wujud, jika Suhrawardi
mengatakan yang utama (prinsipil) adalah
essensi/mahiyyah, Mulla Sadra mengatakan yang utama
adalah wujud/ eksistensi. Esensi hanyalah sebatas yang
kita pahami/ konsep, sedangkan wujud sejati adalah
eksistensi. sebelum kita meyakini bahwa sesuatu itu ada,
kita harus meyakini terlebih dahulu bahwa ada itu
sendiri adalah ada
4. Dalam konsep wahdatul wujudnya, yang membedakan
wujud yang satu dengan yang lain bukanlah kewujudan
mereka (eksistensi??) tapi esensi-esensi mereka. Wujud
tuhan dan wujud kerikil tidaklah berbeda dari sudut
kewujudan tetapi berbeda dalam sudut derajat dan
gradasi/tasykik.
Adanya penemuan teori “perubahan trans-
substansial”, yakni perubahan bisa terjadi bukan hanya
pada tingkat aksidental tetapi juga substansial.
Pembahasan Filsafat Islam
1. Hubungan Filsafat (Akal) dan Agama
2. Tentang kejadian alam (timbulnya yang banyak dari
yang mahasatu)
3. Tentang roh dan kelangsungan hidup
Perbedaan Pendapat Filosof Islam
Sikap terbuka dan toleransi sangat diperlukan dalam
menyikapi perbedaan pendapat para ahli filsafat mengenai
filsafat Islam agar masing-masing diantaranya tidak
merasa yang paling benar.Karena kebenaran itu hanya
milik Allah.Para ulama yang menyampaikan pendapatnya
masih memposisikan pendapat mereka di bawah Al-
Qur’an.Hal ini membuat perbedaan tidak menjadi suatu
masalah untuk perpecahan.Meskipun mereka memiliki
pendapat yang berbeda, lantas tidak membuat kita tidak
memahami dan menyikapi perbedaan secara
Islami.Bahkan pendapat mereka bersifat relativitas atau
fleksibel yang tergantung dengan situasi dan kondisi pada
waktu itu.Sikap ini perlu kita teladani dalam menjalani
kehidupan agar perbedaan menjadikan kita menjadi lebih
dekat dan mawas diri.
Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai