Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nanda Ramadhayani

Nim : 227009011

Subjek : Metode Penelitian

Jurusan : Magister Ilmu Linguistik

Pertemuan Ketiga

I. Penjelasan Slide

Adapun penjelasan tentang dimensi penelitian sebagai berikut:


1. Tujuan penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan kedalam tiga jenis, meliputi:
a. Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik
atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian
lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang
lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian.
Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan
pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan
yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan
”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini
seringkali menggunakan data-data kualitatif.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial
secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain
penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan
sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan
”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat
didalamnya?)
c. Penelitian Eksplanatif
Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu
terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan kegunaannya, penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, meliputi:
a. Penelitian dasar (basic research)
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian dasar (penelitian akademik atau penelitian
murni) jika penelitian tersebut berguna untuk me
mahami “fundamental nature” dari suatu fenomena social atau menyediakan dasar
pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir pada berbagai wilayah
kebijakan, masalah, atau wilayah kajian. Focus penelitian dasar adalah untuk menolak
atau menerima teori-teori yang telah memberikan penjelasan mengapa (why) suatu
fenomena social terjadi, apa (what) yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mengapa
hubungan social mengikuti cara tertentu, dan mengapa masyarakat mengalami
perubahan.
b. Penelitian terarapan (applied research)
Kegunaan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan
pada isu-isu praktis tertentu, seperti untuk menjawab persoalan kebijakan atau social
problem solving. Pada penelitian terapan penggunaan teori kurang dipentingkan
dibandingkan dengan pencarian solusi untuk masalah yang akan ditangani. Pada
umumnya, penelitian terapan adalah jenis penelitian deskriptif.
Beberapa jenis penelitian terapan, antara lain: action research, social impact
assesment, dan evaluation research.
1) Action Research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan
menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial. Banyak jenis dari
penelitian tindakan, namun demikian ada beberapa karakteristik yang berlaku umum,
meliputi: 1) mereka yang dipelajari berpartisipasi dalam proses penelitian; 2)
penelitian berkaitan dengan pengetahuan yang umum atau sudah populer; 3) fokus
penelitian adalah pada kekuatan (power) dengan tujuan penguatan (empowerment); 4)
arah penelitian adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan
keperdulian; dan 5) penelitian terkait secara langsung dengan tindakan politik.
2) Social Impact Assessment
Merupakan bagian dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang seringkali
diperlukan untuk menaksir dampak social yang akan timbul atau menganalisis
dampak social yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu
kebijakan tertentu.
Wilayah yang dikaji, antara lain mencakup:
– Pelayanan masyarakat (mis. school enrolments, speed of policy responses)
– Kondisi sosial (mis. Rata-rata kejahatan)
– Dampak ekonomi (mis. business failure rate)
– Konsekuensi demografi (mis.pergerakan penduduk keluar atau masuk suatu
wilayah).
– Lingkungan (mis., perubahan kualitas lingkungan kita)
– Hasil kesehatan (mis. Perubahan jenis penyakit)
– Efek terhadap psikologi (mis. Perubahan perilaku, stres)
3) Evaluation Research
penelitian jenis ini biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah
kebijakan/program ini bekerja sebagaimana seharusnya?”. Smith and Glass (1987: 31)
mendefinisikan penelitian evaluasi sebagai “the process of establishing value
judgments based on evidence”.
Evaluation research mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau cara
melakukan sesuatu. Penelitian ini dapat berbentuk deskriptif, eksploratif, maupun
eksplanatif. Namun demikian, pada umumnya adalah deskriptif. Jenis penelitian ini
meliputi formative dan summative. Formative evaluation dilaksanakan berbarengan
dengan monitoring (built-in monitoring). Sedangkan Summative
evaluation dilaksanakan setelah kegaitan selesai dan ditujukan untuk mengetahui
hasil dari penerapan kebijakan tersebut.
3. Waktu dalam penelitian
a. Cross-Sectional
Penelitian jenis ini menggunakan pendekatan snapshot atau observasi dilakukan pada
satu waktu tertentu.
b. Longitudinal research
Longitudinal research dilaksanakan dalam waktu yang relative lama atau observasi
dilaksanakan lebih dari sekali. Penelitian ini meliputi time series research, panel
study, dan Cohort analysis.
1) Time series research,
Dalam penelitian ini, tipe data dan informasi yang sama dikumpulkan dari
kelompok orang atau unit dalam beberapa periode waktu.
2) Panel study,
Penelitian ini lebih susah dilaksanakan dari pada penelitian time series. Dalam
panel study, peneliti benar-benar melakukan observasi terhadap orang, group, atau
organisasi yang sama dalam beberapa periode waktu.
3) Cohort analysis.
Penelitian ini mirip dengan Panle study tetapi lebih menitikberatkan pada
pengamatan terhadap katagori orang-orang yang berbagi pengalaman hidup yang
sama dalam suatu peride waktu tertentu. Dengan demikian, focus cohort adalah
katagori, bukan indifidual. Pada umumnya penggunaan cohort meliputi seluruh
orang yang terlahir dalam tahun yang sama (disebut birth cohorts), seluruh orang
yang pension dalam renatng waktu satu atau dua tahun, dan seluruh orang yang
lulus pada tahun yang sama.
c. Case Study
Cross-Sectional dan Longitudinal research dilakukan pada penelitian kuantitatif.
Sedangkan pada penelitian kualitatif, pada umumnya para peneliti menggunakan case
study atau studi kasus.
Selain berbeda dengan Cross-Sectional dan Longitudinal research dalam jenis data
yang dikumpulkan, case study mengutamakan kedalaman dari data penelitian tersebut
sehingga seringkali memerlukan waktu yang realtif lama. Data penelitian yang
diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detil.
Case study ini pada dasarnya tidak identik dengan penelitian kualitatif. Namun
demikian, hampir seluruh penelitian kualitatif berusaha mmebangun konstruk
berdasarkan kedalaman dan detil pengetahuan dari kasus-kasus.

II. Dimensi dan prosedur desain kualitatif dan kuantitatif serta perbedaan-
perbedaannya
- Dimensi kualitatif
a. Field research
Field research dimulai dengan perumusan gagasan atau topic yang dapat
berubah. Selanjutnya peneliti memilih kelompok social atau lokasi untuk
diteliti. Setelah peneliti mendapatkan akses terhadap kelompok atau lokasi
tersebut segera ia mengadopsi setting peran sosail dan melakukan
penelitian.peneliti melakukan observasi dan berinteraksi dalam lingkungan
social tersebut dalam waktu yang dapat saja hanya beberapa bulan tetapi dapat
juga dalam waktu yang cukup lama. Individu yang diwawncarai biasanya
sudah dikenal betul oleh peneliti.
Data-data yang dicatat dalam penelitian ini sangat detil, karena informasi-
informasi penting dicatat dari hari demi hari. Selama proses pengamatan ini,
peneliti selalu mempertimbangkan apa yang sedang ia teliti dan selalu
mempertajam signifikansi focus dari topic atau gagasan yang dibawa dalam
penelitian. Tahap akhir dari penelitian ini adalah ketika peneliti telah
meninggalkan lokasi penelitian, ia kemudian membaca ulang semua tulisan
dan menyusun laporan. Field research biasanya digunakan untuk penelitian
eksploratif dan deskriptif, sangat jarang untuk penelitian eksplanatif.
b. Historical-comparative research
Penelitian ini menjelaskan aspek-aspek kehidupan di masa yang telah lalu atau
melampaui berbagai budaya yang berbeda.
- Dimensi Kuantitatif
Menurut Sudarto, A (2013) dimensi dimensi penelitian kuantitatif ialah
sebagai berikut:
1. Penelitian survey
Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua
jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan
terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang
akan diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel,
berhubungan diantara variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman
dan pendapat dari responden. Dalam pelaksanan survei, kondisi penelitian
tidak dimanipulasi oleh peneliti. Metode survei biasanya digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data (kuesioner, test,
wawancara, dan sebagainya), perlakuan yang diberikan tidak sama pada
eksperimen. Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam
pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei
minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu, survei
catatan (sirvey of record) merupakan penelitian yang menggunakan
sumber-sumber berupa catatan dan informasi nonreaksi. Survei
menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos (biasanya
didistribusikan kepada responden dengan bantuan jasa pos), survei melalui
telepon (biasanya menggunakan buku petunjuk telepon untuk
menghubungi responden), survei dengan wawancara kelompok (biasanya
hasil survey lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan
hasil consensus antar responden), dan wawancara individual (survey
model ini menggunakan pendekatan konvensional, dengan wawancara
perorangan). Demikian penjabaran mengenai pengertian penelitian baik itu
kuantitaif maupun kualitatif, pendekatan survey pada penelitian kuantitatif,
langkah-langkah dalam penelitian survey, serta jenis-jenisnya.
2. Penelitian eksperimen Menurut Solso & MacLin dalam (Sudarto, A,
2013), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya
ditemukan minimal satu variabo dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,
maupun perbedaan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
3. Penelitian analisis daata sekunder
Analisis data sekunder merupakan analisis data survei yang telah tersedia.
Analisis ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan
pengetahuan dalam bentuk lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil
penelitian pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan
analisis ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari
laporan pertama Thomas dalam (Mubah, S, 2007). Hasil dari penelitian
pertama itu disaring melalui pengertian peneliti kedua, tergantung dari
konteks dan situasi sosialnya. Dari data sekunder didapat dua manfaat
yang menyertainya. Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif untuk
mendapat jawaban yang tidak didapat dari penelitian primer. Dari data
sekunder peneliti juga mendapat manfaat dengan menjadikanya alat
komparasi dengan data yang telah ada untuk mencari perbedaan dengan
temuan yang baru. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber
yang mudah diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya juga beragam, dari
bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak, dan memo. Peneliti juga bisa
menggunakan jasa penyedia info dan CD ROM. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah terkadang data sekunder in bersifat subyektif dan
memihak, tergantung penyedianya. Kent dalam (Mubah, S, 2007).
memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe berbeda dari data sekunder:
a. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan. b. data statistik dari
pemerintah atau sumber lain. c. data dari rumah produksi, penelitian pasar
atau iklan. d. data hasil dari operasional sehari-hari.
- Desain Kualitatif
Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi
karena sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang
mempunyai sifat emergent dimana phenomena muncul sesuai dengan prinsip
alami yaitu pehenomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh
seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan. Penelitian kualitatif dapat
dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya
memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan
dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian
yang sebenarnya. Oleh karena seorang peneliti belum mengetahui tentang
responden dan apa yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka
diperbolehkan melakukan perubahan. Sedangkan posisi perencanaan sebelum
peneliti terjun dilapangan adalah untuk meyakinkan bahwa mereka
mengetahuai kegiatan minimal apa yang perlu dilakukan di lapangan.
- Desain Kuantitatif
Pada dasarnya perbedaan antara desain penelitian kualitatif dan kuantitatif
adalah pada keleluasaan peneliti dalam menjalankan rancangan penelitiannya,
jika pada penelitian kualitatif peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan
langkah dalam proses penelitiannya (tak terikat oleh rencana awal) maka pada
penelitian kuantitatif yang terjadi adalah sebaliknya, peneliti harus mengikuti
seluruh rancangan yang sejak awal telah dibuat. Penelitian kuantitatif juga
pada umumnya ingin mencari tahu hubungan 2 variabel atau lebih yang telah
dijelaskan terlebih dahulu hakikatnya menurut teori yang dijadikan landasan,
sedangkan penelitian kualitatif lebih kepada mencari penjelasan atas suatu hal
yang belum dijelaskan secara eksplisit dalam teori manapun, sehingga peneliti
tak menjadikan teori manapun sebagai landasan baku penelitiannya. Selain
pada hal-hal tersebut pada dasarnya Desain penelitian kualitatif dan kuantitaif
cenderung sama dalam hal strukturnya, namun secara teknis pelaksanaan
terdapat beberapa perbedaan terutama dalam hal metode penelitiannya (telah
dibahas pada makalah kelompok kami sebelumnya).
- Perbedaan desain kualitatif dan kuantitatif
Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri
dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung. Sedangkan
Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari
penelitian kuantatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat
diubah lagi.
III. Perbedaan teori dan konsep dalam pelaksanaan penelitian
Konsep adalah gagasan abstrak; ini juga merupakan gagasan umum atau
pemahaman tentang sesuatu. Dalam penggunaan informal, konsep istilah mengacu
pada ide apa pun, tetapi juga memiliki arti khusus dalam berbagai bidang seperti
linguistik, filsafat, psikologi, matematika, dan fisika.
Dalam filsafat, konsep adalah citra mental yang berhubungan dengan entitas
atau kelas entitas tertentu, atau fitur-fiturnya yang penting atau menentukan
penerapan suatu istilah, berperan dalam penggunaan alasan atau bahasa. Dengan
kata lain, itu adalah ide abstrak yang mewakili karakteristik dasar dari apa yang
diwakilinya.
Teori adalah prinsip umum yang kredibel secara ilmiah yang menjelaskan
suatu fenomena. Ini dapat didefinisikan sebagai “anggapan atau sistem ide yang
dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu, terutama yang didasarkan pada prinsip-
prinsip umum yang independen dari hal yang harus dijelaskan” (kamus Oxford).

Anda mungkin juga menyukai