Anda di halaman 1dari 12

JENIS DAN DESAIN/ PENDEKATAN

PENELITIAN

A. ARTI PENTING PENELITIAN


Sedarmayanti (2002) menunjukkan, setidaknya ada lima arti penting suatu
penelitian sosial:
1. Penelitian dapat menjawab kesenjangan antara standar kerja dan
tingkat pencapaian hasil kerja
2. Penelitian dapat mengurari dan bahkan menghilangkan kebingungan
orang terhadap sesuatu hal
3. Penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat
4. Penelitian untuk mengembangkan dan memperbaiki suatu teori
5. Penelitian bermanfaat untuk memperbaiki cara kerja
B. JENIS PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematik untuk
memperoleh pengetahuan keilmuan melalui metode ilmiah yang
didasarkan pada fakta empirik. Penelitian juga dapat dipahami sebagai
usaha-usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.

Sesuatu dapat dikatakan ilmiah (pengetahuan ilmiah) jika memenuhi


syarat:

1. Fenomena itu dapat dijelaskan secara logis, dapat diterima oleh


akal berdasarkan teori yang telah ada, dan

2. Dapat dibuktikan secara empirik.

Sebagai contoh, benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu di atas


Bumi akan jatuh kembali ke Bumi. Fenomena ini masih belum cukup

1
disebut sebagai pengetahuan ilmiah bilamana belum dapat dijelaskan
alasan mengapa benda tersebut jatuh ke Bumi (Soemarno, 2003).

Menurut tingkatannya Penelitian dibedakan menjadi 3:

a. Penelitian dalam Upaya menjajagi masalah (EKSPLORATIF)

b. Penelitian dalam Upaya mengembangkan masalah


(PENGEMBANGAN)

c. Penelitian dalam Upaya menguji jawaban terhadap masalah


(VERIFIKATIF)

Berdasarkan metode yang didasarkan pada Tujuan dan Objeknya,


penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk:

1. Penelitian Kasus ( Case Study )  bertujuan mempelajari secara


mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang dengan latar
belakangnya dalam interaksi dengan lingkungannya dari suatu unit
sosial seperti: Individu; kelembagaan; komunitas; masyarakat.

2. Penelitian Deskriptif ( Descriptive )  bertujuan membuat


pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual
dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu saja (tidak
mendalam seperti studi kasus)

3. Penelitian Korelasional ( Correlational Research )  bertujuan


untuk mendeteksi/ mengungkap sampai sejauhmana variasi-variasi
pada suatu fakta berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi
pada faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi

4. Penelitian Kausalitas ( Causality Research )  bertujuan untuk


menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dari suatu peristiwa/
fenomena. Penelitian ini dibedakan menjadi 2:

2
a. Explanatory Survey  penyelidikan kausalitas dengan
cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang
terjadi, dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebabnya melalui data tertentu.

b. Experimental Research  penyelidikan dengan cara


mengenakan faktor penyebabnya ( treatment/ perlakuan)
kepada kelompok eksperimental, kemudian dikaji akibat
yang terjadi untuk meyakinkan bahwa yang terjadi itu benar-
benar sebagai akibat dari perlakuan, biasanya dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.

5. Penelitian Sejarah ( Historical Research )  bertujuan untuk


membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
mensintesis dan memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta
dan memperoleh kesimpulan yang benar.

6. Penelitian Tindakan ( Action Research )  bertujuan untuk


menerapkan ide-ide atau penemuan-penemuan ataupun
ketrampilan-ketrampilan baru dalam rangka memecahkan masalah
dalam suatu lapangan kerja atau dunia aktual lainnya.

7. Penelitian Terapan ( Applied Research )

Adalah penyelidikan yang penuh kehati-hatian, dilakukan secara


sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah (sosial)
dengan tujuan agar hasil penelitian dapat digunakan segera untuk
keperluan tertentu. Hasil penelitian ini tidak perlu berupa penemuan
sesuatu yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian
yang telah ada.

3
8. Penelitian Perkembangan ( Development Research )

Adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaan


dan penyempurnaan terhadap suatu sistem.

9. Penelitian Longitudinal

Adalah penelitian yang mengkaji berbagai tingkat pertumbuhan


dengan cara mengikuti perkembangan bagi individu yang sama
pada jangka waktu yang panjang.

10. Penelitian Evaluasi

Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan


kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang
telah ditetapkan.

Disamping pembagian di atas Penelitian secara umum dibagi menjadi 2:

1. Penelitian Deskriptif  penelitian ini hanya mampu menjawab


pertanyaan “what”. Belum sampai pada “how” dan “why”

2. Penelitian Analitis  dibagi menjadi (a) Deskriptif Analitis dan (b)


Analitis kuantitatif. Perbedaan keduanya terletak pada analisa yang
dipakai. Yang pertama menggunakan analisa tabuler dan yang
kedua menggunakan metoda kuantitatif.

C. DESAIN/ PENDEKATAN PENELITIAN


Desain Penelitian  rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian
yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus
memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian
yang akan dilakukan. Sifat desain penelitian mendekati komprehensif dari
keseluruhan kerja penelitian, maka apabila peneliti telah siap dengan
desain penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah selesai (Bungin,
2001).

4
Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan:
1. Pendekatan Kuantitatif,
2. Pendekatan Kualitatif

1. PENDEKATAN KUANTITATIF
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh Descartes. Descartes
memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah “Deduktif”.
Pendekatan ini dikembangkan oleh Auguste Comte yang kemudian
dikenal dengan istilah “Pendekatan Positivistik” (Sukidin, 2002).

Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula dari studi


tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia pseudokuantitatif
yang mengharuskan semua kajian penelitian diukur dengan angka-angka
kuantitatif secara ontologis dan harus diletakkan pada tatanan realisme
dan naïve realisme.

Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu bersifat


universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu adalah representasi
dari beroperasinya struktur sosial yang eksistensinya berada di luar
kesadaran individu. Perilaku individu dalam sebuah konteks sosial
sepenuhnya dilihat sebagai hasil determinasi struktur atas individu
(Sukidin, 2002). Individu adalah aktor yang berperilaku, bahkan
berperasaan menurut script (naskah) yang terdapat dalam struktur. Apa
yang dibayangkan sebagai struktur itu (yang didalamnya memuat nilai,
kepercayaan, ideologi, norma dan institusi) menjadi penentu tentang
bagaimana individu merespon sebuah peristiwa sosial.

Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola dan


kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial yang ada itu

5
menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau kelompok yang berbeda
(Sparingga, dalam Sukidin, 2002).

2. PENDEKATAN KUALITATIF
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian dasar:
Eksplorasi dan Deskripsi) umumnya menggunakan pendekatan kualitatif
dalam analisis-analisisnya. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara
kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).

Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur


penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata/ kalimat
maupun gambar (bukan angka-angka). Data-data ini bisa berupa naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo
ataupun dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994).

Bogdan dan Taylor (1992) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah


salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan-ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian kualitatif


adalah “conducted through an intense and or prolonged contact with a
“field” or life situation. These situation are typically “banal” or normal ones,
replective of the everyday life individuals, groups, societies and
organizations”

6
Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai sebagai rangkaian kegiatan
penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif dalam menarik suatu
kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola berfikir Induktif ini adalah
cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat
khusus kepada yang sifatnya umum.

Dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang


lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada
proses dan pencarian makna dibalik fenomena yang muncul dalam
penelitian, dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat
komprehensif, mendalam, alamiah dan apa adanya.

C. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF


Paling tidak terdapat 7 ciri yang membedakan Penelitian Kualitatif dengan
Penelitian Kuantitatif (Sukidin, 2002):
Tabel
Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif

No Jenis
Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
. Perbedaan
1. Kerangka Menolak sepenuhnya Menuntut penyusunan
Teori penggunaan kerangka ke-rangka teori
teori sebagai persiapan
penelitian. 1)
2. Hipotesis Tidak terikat oleh Hipotesis sangat
Hipotesis. Berang-kat diperlukan untuk
dari pikiran kosong pembuktian.
dalam rangka
membangun suatu
konsep atau preposisi.
3. Ubahan Tidak menentukan Mengukur ubahan
ubahan2)
4. Hubungan Berfungsi sebagai Ada jarak antara Peneliti
Peneliti instrumen dan menyatu dengan Responden
dengan dengan subjek
Responden penelitian3)
5. Metode Dilakukan dengan Dilakukan dengan

7
Analisis Data
analisis Interaktif4) analisis Linear
ataupun analisis alur
tahapan5)
6. Proses dan Lebih mementingka Lebih mementingkan
Hasil Proses 6) Hasil
7. Responden Informan dan Random Sampling,
dan Sampel Snowbolling sampling Ukuran Sampel, luas
sampel, dan metode
sampling7)
1)
Membuat persiapan teoretik hanya akan menghasilkan penelitian yang
artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini terjadi karena penelitian
kualitatif adalah membangun ilmu ideografik, sementara kuantitatif
bertujuan membangun ilmu nomothetik (Muhadjir, 2000). Jika dalam
penelitian kualitatif terdapat kerangka teoretik, maka ada dua
kemungkinan: 1) teori yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’
yang kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di
lapangan. 2) penelitian tidak sepenuhnya kualitaitf, karena berbagai
permasalahan misalnya keterbatasan waktu, dsb.

2)
Dalam penelitian melihat suatu fenomena, penelitian kualitatif berusaha
melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan tata pikir logik lebih
dari sekedar linear kausal. Penelitian kualitatif tidak menentukan ubahan-
ubahan dan kategori ubahan serta tidak berusaha mengukur ubahan itu,
apalagi mengkuantifikasikan.

3)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam rangka pengumpulan data
berfungsi sebagai instrumen yang berusaha untuk mengikuti asumsi-
asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti melakukan
‘pengamatan berperan serta’ atau participant observation atau juga
disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif peneliti dan subjek penelitian harus melebur seoleh-olah tidak
ada lagi pemisah/ jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam
pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1)

8
pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran serta),
sehingga peneliti dapat menguak segala sesuatu yang terjadi di lapangan.
2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya wawancara bebas. Dokumen
ini dapat berupa buku harian, surat, otobiografi dan catatan hasil
wawancara.

4)
Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles dan Huberman (1994) ditujukan
untuk kecermatan dan menjaga kualitas hasil penelitian. Dalam Analisis
interaktif ini masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi data,
display data dan kesimpulan hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara
siklus.

5)
Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss dan Corbin (1997) yang
terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding. Open Coding
merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan data-data sebanyak
mungkin yang terkait dengan subjek penelitian. Axial Coding adalah upaya
mengorganisir data-data yang telah diperoleh dari open coding
berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa
proposisi. Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis
hubungan antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa
mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang lain,
sehingga dapat diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi kategori ‘inti’
atau ‘pusat’ dari konsep atau kategori lainnya.

6)
Dalam penelitian kualitatif yang dipentingkan adalah kedalaman materi,
bukan keluasan materi penelitian (Sukidin, 2002)

7)
Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel maka akan
semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam penelitian kualitatif
banyak/ sedikitnya informan tidak menentukan akurat atau tidaknya

9
penelitian. Bahkan dalam penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya
satu orang.
Faisal secara tegas membedakan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif sebagai
berikut:

Unsur Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


Paradigma Positivisme Interpretivisme
Menjelaskan fenomena Memahami fenomena
Tujuan
sosial (Explanation) sosial (Understanding)
Hubungan Kausal Alasan tindakan sosial
(Causaliaty) (reason, social
Fokus Metodologi meaning)
Hubungan Antar
Variabel Etika (acuan moralitas)
Frame (pola pikir)
Rasionalitas
Tema/ nilai budaya

D. KRITIK ATAS PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

1. Kritik atas Pendekatan Kuantitatif (Sukidin, 2002)


1. Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan
rasionalisme subjek kajian
2. Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang unik dan
beragam, yang hanya bisa didekati dengan pendekatan kualitatif
3. Kajian Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme, terbatas pada
kajian variabel tertentu dan menghilangnya (makna) generalisasi.
4. Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas kebendaan
yang bersifat statis dan linear.
5. Dianggap tidak mampu mempertemukan teori yang bersifat umum
dengan konteks lokal

10
6. Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.

2. Kritik atas Pendekatan Kualitatif


1. Hasil penelitiannya tidak representatif
2. Terlalu bersifat Subjektif
3. Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta sosial
secara universal dan hanya dapat digunakan pada “wilayah”
kontekstual
4. Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap
subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau suatu
organisasi tertentu (Fatchan, 2001).

E. UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Usman (2001) menyebutkan beberapa unsur-unsur penelitian sebagai
berikut (khususnya untuk penelitian kuantitatif):
1. Konsep Awal
2. Konsep Sederhana
3. Istilah
4. Definisi
5. Pengertian
6. Faktor
7. Proposisi atau embrio teori
8. Konsep lanjutan atau teori
9. Hukum atau dalil
10. Asumsi Dasar atau postulat
11. Evidensi atau bukti atau premis
12. Hipotesis
13. Definisi Operasional dan
14. Variabel

11
1. Konsep awal adalah fakta yang diserap inderawi, direkam oleh otak
untuk diungkapkan kembali
2. Konsep sederhana, yakni konsep awal yang diabstraksikan dengan
nama atau lambang
3. Istilah adalah nama atau lambang yang dipersepsi secara sama
4. Definisi adalah istilah yang dijelaskan secara khusus
5. Pengertian adalah definisi yang dijelaskan secara khusus
6. Faktor, adalah fakta yang mempengaruhi
7. Proposisi, adalah hubungan antar faktor atau konsep yang dapat
dinilai benar atau salah
8. Teori, adalah hubungan proposisi secara khusus atau konsep yang
terkait secara sistematis dengan definisi dan proposisi sehingga
dapat menjelaskan gejala
9. Dalil adalah teori yang teruji dan bertahan
10. Postulat adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan
kebenarannya
11. Hipotesis adalah rumusan proposisi untuk diuji kebenarannya.
12. Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur
13. Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

12

Anda mungkin juga menyukai