Anda di halaman 1dari 207

MATERI

PAPARAN METODOLOGI

PENELITIAN

OLEH ;

Dr. H.M. DJONI HENDRATNO M.M

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PACITAN

2011

1
Bab.
Bab. II
Pendahuluan
Pendahuluan
Metode
Metode Pendekatan.
Pendekatan.

- Metode Pendektan Ilmiah Dalam Memecahkan Masalah

- Hakekat Ilmu Pengetahuan

- Delapan Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pproses


Penelitian Ilmiah Untuk Menemukan Atau Mengembangkan
Pengetahuan

- Tujuan Penelitian

- Pengertian Metodologi Penelitian Atau Penelitian Ilmiah

- Karakteristik Penelitian

- Jenis-jenis Penelitian

- Penelitian Menurut Pendekatan, Tingkat Explanasi dan


Menurut Jenis Data

2
METODE PENDEKATAN
DALAM MEMECAHKAN
MASALAH

1. Mengetahui sesuatu tersebut dimulai dari yang

global atau besar menuju ke-arah yang lebih

mendetail atau khusus.

2. Menggunakan pendekatan dari yang spesifik

menuju kearah global. Cara ini banyak diterapkan

pada ilmu biologi, kedokteran. Kedua pendekatan

ini populer disebut sebagai model deduktif (

kesimpulan dari keadaan yang umum ke keadaan

yang khusus ) dan induktif ( metode pemikiran

yang bertolah dari kaidah khusus untuk

menentukan kaidah umum).

3. Menggunakan pendekatan secara ilmiah .

3
Hakekat Ilmu
Pengetahuan

Menurut Suriasumantri, J.S (1996), bahwa dari

kakekat usaha mencari kebenaran, sebenarnya

pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu :

(a). Pengetahuan yang di dapat dari hasil usaha

aktif manusia ,baik melalui penalaran ilmiah

maupun melalui perasaan atau intuisi.

(b). Pengetahuan yang didapat bukan dari usaha

manusia, yaitu wahyu dari Tuhan melalui

para Malaikat dan para Nabi dan Rasul.

4
DELAPAN LANGKAH YANG HARUS
DILAKUKAN DALAM PROSES
PENELITIAN ILMIAH UNTUK
MENEMUKAN ATAU MENGEMBANGKAN
PENGETAHUAN

Menurut Horton and Hunt (1984),

sbb :

(a). Merumuskan permasalahan .

(b). Meninjau kepustakaan atau

kajian teori.

(c). Merumuskan hipotesis.

(d). Merencanakan desain riset.

(e). Mengumpulkan data.

(f). Menganalisa data.

(g). Menarik kesimpulan dan

(h). Mengulangi penelaahan.

5
Eksploratoris :

Menggali permasalah

Tujuan Penelitian Deskriptif Resarch


Subiyanto, Seri Diklat Membuat deskriptif
Kuliah Universitas permasalahan

Gunadarma

Eksplanatoris
Research

Menjelaskan gejala yang


ditimbulkan oleh suatu
penelitian

6
TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian adalah

untuk meningkatkan daya imajinasi

mengenai masalah-0masalah pendidikan.

Kemudian meningkatnya daya nalar untuk

mencari jawaban permasalahan itu

melalui penelitian ( Margono, 2009 : 1).

7
3 (TIGA) MACAM TUJUAN
PENELITIAN (DAPAT
DIGOLONGKAN)

1. Eksploratoris Research, penelitian ini dilakukan dengan cara menggali


permasalahan yang mungkin ada . Peneliti mencari dan
mengidentifikasi objek seluas mungkin, dengan harapan memperoleh
pengetahuan baru atau hal-hal baru sebagai informasi kebijakan. Contoh
: Penelitian Ruang Angkasa; penelitian potensi bahan-bahan
makanan subtitusi dan lain-lain.

2. Deskriptif Research, penelitian ini dilakukan dengan cara membuat


diskripsi Permasalahan yang telah diidentifikasikan. Peneliti berusaha
menjelaskan objek yang diteliti dengan sudut pandangan peneliti
(meskipun bersifat subjektif) . Contoh : penelitian sejarah , Antropologi dan
Ilmu Sosial lainnya.

3. Eksplanatoris Research, penelitian ini dilakukan dengan cara menjelaskan


gejala yang ditimbulkan oleh suatu objek penelitian. Peneliti akan
berusaha mencari jawaban terhadap phenomena suatu permasalahan
yang diajukan. Penelitin ini banyak dilakukan dalam penelitian Ekonomi.

8
Pengertian Metodologi Penelitian
atau

Penelitian Ilmiah

(1). Menurut Kerlinger .F (2002) dalam Arifin, 2010 :

7 bahwa pengertian penelitian ilmiah adalah

penyelidikan yang sistematis, terkontrol,

empiris ( berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan ) dan kritis, tentang fenomena-

fenomena ( sesuatu yang dapat disaksikan atau

dilihat dengan panca indera; gejala atau tanda-

2 ) alami dengan dipandu oleh teori dan

hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang

dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu.

2. Menurut Arifin, dari beberapa definisi tentang

penelitian ilmiah dapat disimpulkan, bahwa

penelitian ilmiah adalah proses penyelidikan

atau penelaahan yang dilakukan individu,

berkaitan dengan fenomena kehidupan dengan

memperhatikan metodologi research secara

ketat, misalnya orientasi teoritis, observasi

ilmiah, sistematis, rasional, empiris dan melalui

beberapa tahapan tertentu sampai pada

kesimpulan penelitian.
9
Karakteristik Penelitian :

1. Mempunyai rumusan masalah dan tujuan


penelitian yang jelas.

2. Menentukan jenis pendekatan dan


strategi

penelitian tertentu.

3. Mempunyai metode pengumpulan data.

4. Mempunyai desain atau rancangan penelitian


yang sudah disusun sejak awal sebelum
penelitian dilakukan. Rancangan penelitian ini
biasanya dituangkan dalam proposal penelitian.

5. Mempunyai sasaran objek yang dikaji atau


populasi dan sampel penelitian.

6. Mempunyai orientasi teoritik dalam


proses penelitian.

10
7. Melakukan proses perekaman, pengumpulan
data dan pencatatan data secara akurat
dengan menggunakan instrumen penelitian
yang dipakai.

8. Melakukan validasi dan reliabilitas instrumen

(untuk penelitian kuantitatif) atau keabsahan

data (untuk penelitian kualitatif).

9 Menggunakan strategi analisis data yang tepat,

logis, misalnya : analisis statistik atau

analisis deskripsi kualitatif.

10. Melakukan interpretasi data atau atau

melakukan pembahasan hasil analisa data,

apakah menolah teori, mendukung teori ,

memgembangkan atau menemukan teori.

11. Mempunyai keberanian untuk mengungkapkan

fenomena yang diteliti sesuai dengan data

penelitian.

12. Hasil penelitian mempunyai nilai fungsional

(aksiologi) bagi 11kehidupan masyarakat

(Sukmadinata, N.S, 2007; Sugiyono, 2007).


Jenis – Jenis Penelitian :

Penelitian Menurut Tujuan

(1). Penelitian Murni

Penelitian murni atau dasar bertujuan untuk

mengembangkan teori dan tidak

memperhatikan keguanaan yang bersifat

praktis. Penelitia dasar pada umumnya

dilakukan pada laboratorium yang kondisinya

terkontrol dengan ketat.

(2). Penelitian Terapan

Penelitian terapan dilakukan berdasarkan

tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi

kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam

memecahkan masalah-masalah praktis.

12
PENELITIAN
MENURUT
PENDEKATAN
Penelitian
Menurut Tujuan

(1). Penelitian Survey (1).

Penelitian
Kerlinger (1973) Murni
mengemukakan bahwa, penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
Penel
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut ,
sehingga ditemukan itian
kejadian-kejadian relatif,
distribusi danhubungan-hubungan
murn antar variabel,
sosiologis maupun psikologis.
i
(2). Penelitian Ex Post Facto
atau
Penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang
dasar
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
bertu
dan kemudian menurut kebelakang melalui data
juan
tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang
untu
mendahului atau menentukan sebab-sebab yang
k
mungkin atas peristiwa yang diteliti.
meng
(3). Penelitian Eksperimen
emba
Penelitian dengan pendekatan eksperimen dalam
ngka
suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
n
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam
teori
kondisi yang terkontrol secara ketat.
dan
13
tidak

mem
( Eksperimen = Uji coba yang dilakukan secara sistematis; percobaan yang di

rencanakan dengan baik )

(4). Penelitian Naturalistik

Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untulk meneliti pada kondisi objek yang alami (sebagai

lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), data yang dihasilkan bersifat

deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.

(5). Policy Research (penelitian policy)

Policy reseach dimulai karena adanya masalah, dan masalah

ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator atau

pengambil keputusan pada suatu organisasi. Majchrzak (1984)

mendefinisikan policy reseach adalah suatu proses penelitian

yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah

sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat

direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak

secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy reseach

ini sangat relevan bagi perencana dan perencanaan.

14
(6). Action Research (penelitian tindakan)

Davis Kline (1980) mengemukakan bahwa penelitian

tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengembangkan pendekatan dan program baru guna

memecahkan masalah yang muncul pada situasi yang

aktual. Dalam buku pedoman penelitian yang diterbitkan

oleh pusat penelitian IKIP Yohyakarta (1991), dinyatakan

bahwa, penelitian tindakan adalah suatu proses yang

dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki

perubahan dalam siatuasi tertentu untuk menguji

prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan

tersebut dan kemudian setelah sampai pada tahap

kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan,

melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama penelitian ini

adalah mengubah situasi, perilaku dan organisasi

termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan

pranata.

15
(7). Penelitian Survey ( Survey = penelitian, penyelidikan )

Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian

survey adalah penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dopelajari adalah data dari sampel yang diambil

dari populasi tersebut , sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-

hubungan antar variabel, sosiologis maupun

psikologis. Sebagai evaluasi berarti hal ini

merupakan bagian dari proses pembuatan

keputusan yaitu untuk membandingkan suatu

kejadian , kegiatan dan produlk dengan standar

dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi

sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk

menjelaskan fenomena. Terdapat dua jenis dalam

penelitian evaluasi yaitu penelitian evaluasi

formatif yang menekankan pada proses dan

evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (

Kidder 1981 : 84 ).

16
(8). Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang

logis terhadap kejadian-kejadian yang telah

berlangsung dimasa lalu. Jadi peneliti tidak mungkin

lagi mengamati kejadian yang akan diteliti. Tujuan

penelitian sejarah menurut Isaac (1981) adalah untuk

merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau

secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan,

evaluasi, verifikasi dan simtesa data yang diperoleh,

sehingga dapatr ditetapkan fakta-fakta untuk

membuat suatu kesimpulan. Kesimpulan yang

diperoleh sifatnya masih hipotesis. Penelitian

sejarah terutama digunakan untuk menjawab

pertanyaan tentang : kapan kejadian itu berlangsung,

siapa pelaku-pelakunya dan bagaimana prosesnya.

17
Penelitian Menurut

Tingkat Eksplanasi

Yang dimaksud penelitian menurut tingkat eksplanasi

disini adalah tingkat penjelasan yaitu bagaimana

variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan

objek yang diteliti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan hal ini penelitian dapat dikelompokkan

menjadi deskriptif, komparatif dan asosiatif.

(1) Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan terhadap veriabel mandiri yaitu tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel yang lain. Suatu penelitian yang berusaha

menjawab pertanyaan seperti : seberapa besar

produktivitas kerja karyawan di PT A, seberapa baik

kepemimpinan, etos kerja dan prestasi kerja para

keryawan di departemen X adalah suatu penelitian

deskriptif.

18
(2) Penelitian Komparatif

Penelitian Komparatif adalah suatu penelitian

yang bersifat membandingkan. Di sini variabelnya

masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih

dari satu. Contoh : adakah perbedaan

produktivitas kerja antara Pegawai Negeri dan

Swasta adalah sampel yang berbeda.

(3). Penelitian Asosiatif

Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel

yang dihubungkan. Jadi penelitian asosiatif ini

merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Hubungan antara variabel ada tiga bentuk yaitu

simetris, kausal dan interaktif

19
Penelitian Menurut

Jenis Data

Pada dasarnya meneliti itu adalah ingin

mendapatkan data yang objektif, valid

dan reliabel. Jenis data dalam

penelitian dapat dikelompokkan

menjadi dua dua hal utama yaitu data

kualitatif dan kuantitatif. Pada suatu

penelitian sering hanya terdapat satu

jenis data yaitu kuantitas atau kualitas

saja, tetapi mungkin juga gabungan

keduannya. Data kualitatif adalah data

yang berbentuk kata, kalimat, skema

dan gambar. Data kuantitatif adalah

data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan.

20
Bab. II

Penyusunan Karya Ilmiah

Jenis-Jenis Karya Ilmiah


:

Ada beberapa definisi yang ditulis para ilmuwan

tentang karya ilmiah, antara lain yang diberikan

oleh Brotowidjojo ( 1985 : 8-9 ) bahwa Karya

Ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang

menyajikan fakta dan ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar. Ada

karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi dan

karya ilmiah yang untuk dimuat di majalah

ilmiah, jurnal atau makalah. Akan tetapi

umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi,

menurut Arifin (2003 : 1 ), dibedakan menjadi

makalah, kertas kerja, skripsi, tesis dan

disertasi yang pengertiannya sbb :

21
(1). Makalah adalah karya tulis ilmiah yang

menyajikan suatu masalah yang pembahasannya

berdasarkan data di lapangan yang bersifat

empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah

dengan melalui proses berpikir deduktif atau

induktif. Makalah disusun biasanya untuk

melengkapi tugas-tugas ujian mata

kuliahntertentu atau memberi saran pemecahan

tentang masalah secara ilmiah.

(2). Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah

juga karya tulis ilmiah yang menyajikan seuatu

berdasarkan data di lapangan yang bersifat

empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja

lebih mendalam dari pada analisis dalam

makalah. Kertas kerja ditulis, misalnya untuk

disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya.

22
(4). Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya

lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis

mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

penelitian sendiri. Karya tulis ini akan

memperbincangkan pengujian terhadap satu atau lebih

hipotesis dan ditulis oleh mahasiswa program

pascasarjana, untuk melengkapi syarat guna

memperoleh gelar magister.

23
(5). Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang

mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan

oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih

(valid) dengan analisis yang terinci. Dalil yang

dikemukakan biasanya dipertahankan oleh

penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru

besar/penguji suatu lembaga pendidikan tinggi.

Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang

berupa temuan orisinil. Jika temuan orisinil ini dapat

dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan

penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor

(S3).

24
PEDOMAN PENYUSUNAN
SKRIPSI
STKIP PGRI PACITAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PACITAN
2010

25
KETENTUAN UMUM

PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi merupakan langkah awal bagi mahasiswa STKIP


PGRI Pacitan untuk menyelesaikan Skripsi.

Penyusunan Proposal mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

(1). Pengajuan Judul.


(2). Penetapan Judul.

(3). Bimbingan Proposal.


(4). Seminar Proposal.
(5). Perbaikan Proposal.
(6). Proses Penelitian .

26
KOMPONEN PROPOSAL
PENELITIAN

(a). Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang : (1). Latar Belakang Masalah yang


disertai dengan data dan sumber yang valid. (2). Identifikasi
Masalah, (3). Pembatasan Masalah dan atau Fokus Penelitian,
(4). Rumusan Masalah, (5). Tujuan Penelitian dan (6). Manfaat
Penelitian.

(b). Kajian Pustaka

Kajian Pustaka berisi tentang : (1). Kajian Teori secara


komprehensif (luas dan lengkap) yang meliputi deskripsi,
analisis dan sintesis (cakupan berbagai pengertian sehingga
merupakan kesatuan yang selaras) mengenai teori, pemikiran
mutakhir tentang berbagai isu yang relevan dengan masalah
yang akan diteliti. (2). Kajian hasil-hasil penelitian yang
relevan, (3). Kerangka pikir yang merupakan kajian teoritis
tentang keterkaitan antar variabel dalam menjawab atau
memecahkan permasalahan penelitian, (4). Rumusan hipotesis
dan atau pertanyaan penelitian.

27
(c). Metode Penelitian

Metode Penelitian berisi : (1). Jenis


Penelitian dan Desain Penelitian. (2).
Subyek Penelitian (penelitian kualitatif),
populasi dan sampel (penelitian
kuantitatif). (3). Variabel atau obyek
penelitian yang dilengkapi dengan definisi
operasionalnya. (4). Lokasi atau latar
(setting) penelitian seperti penelitian
kualitatif. (5). Teknik pengumpulan data
dan instrumen. (6). Teknik pencapaian
kredibilitas penelitian pada penelitian
kualitatif atau validitas dan reliabilitas
instrumen pada penelitian kuantitatif dan
(7). Teknik Analisa Data.

28
FORMAT DAN TATA TULIS PROPOSAL

BAHASA

Skripsi ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ingrris. Penulisan dalam
Bahasa Indonesia menggunakan ragam ilmiah dengan karakteristik sebagai
berikut :
(1). Penggunaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

(2). Penggunaan istilah baku.


(3). Penggunaan kata bermakna lugas.
(4). Konsisten dalam penggunaan kata dan istilah.

(5). Penggunaan unsur-unsur gramatikal (subyek dan predikat) dalam kalimat


(6). Penggunaan awalan me- dan ber-. Secara eksplisit dan konsisten.

(7). Penggunaan kata tugas (dan, dari, daripada dan lain-lain) secara tepat,
eksplisit dan konsisten.
(8). Paragraf memuat sebuah ide pokok secara utuh.

(9). Memiliki kepaduan makna dan struktur antar kalimat dan antar paragraf.
(10).Menghindari penggunaan bentuk persona (kita, saya, kami dan lain-lain.

29
PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI
DI STKIP PGRI PACITAN

Gambar

Penyusunan Skripsi

30
Judul yang telah disetujui
DPA (dibuktikan dengan Setelah judul di
tanda tangan ), diajukan setujui Ketua Prodi,
Mahasiswa mengajukan
kepada Ketua Prodi untuk mahasiswa
judul dan ringkasan latar
dimintakan persetujuan dan menyusun proposan
belakang masalah kepada
penetapan dosen dibawah bimbingan
dosen pembimbing
pembimbing Skripsi dosen pembimbing
akademik (DPA)
Skripsi (DPS)

Pengajuan Penetapan Bimbingan


MAHASISWA
Judul Judul Proposal

Seminar Revisi Pelaksanaan

Proposal Proposal Penelitian

Proposal yang telah Semua masukan pada saat Pada saat


disetujui DPS, kemudian di seminar dikonsultasikan pelaksanaan peneliti
daftarkan ke Prodi untuk –an, mahasiswa
diseminarkan di depan kepada DPS. Setalah revisi hendaknya selalu ber-
ketua dan sekretaris Prodi proposal disetujui DPS, komunikasi dengan
dan mahasiswa pembahas proposal baru dapat DPS agar terhindar
(minimal 10 orang diteruskan untuk dari kesalahan yang
mahasiswa) lebih besar.
penelitian Skripsi.

Ujian Revisi
Penyusunan
Skripsi Skripsi
Artikel

Setelah Skripsi mendapat – Revisi dilakukan setelah ujian Setelah melakukan


kan persetujuan DPS, skripsi sesuai tingkat melakukan revisi,
mahasiswa mendaftar pada kesalahan. Setelah dilakukan kemudian mahasis –
Prodi untuk diadakan ujian revisi, dimintakan wa menyusun
skripsi. Ujian di lakukan pengesahan kepada dewan artikel dengan
oleh Dosen Penguji yang penguji. ketentuan
terdiri dari ketua dan sebagaimana yang
sekretaris dewan penguji, terlampir dalam
pembimbing penguji utama. buku pedoman ini.
31
Penjilidan

Skripsi

Penjilidan Skripsi dilakukan


sesuai dengan ketentuan
dalam buku pedoman ini

32
BAGAN KOMPONEN PROPOSAL
SKRIPSI

1. Pendahuluan (1). Latar belakang masalah yang disertai


Data dan sumber yang valid.
(2). Identifikasi masalah.
(3). Pembatasan masalah dan atau fokus
Penelitian.
(4). Rumusan Masalah.
(5). Tujuan Penelitian dan
(6). Manfaat Penelitian.

2. Kajian Pustaka (1). Kajian teori secara komprehensif (luas


dan lengkap tentang isi) yang meliputi
deskripsi (pemaparan dengan kata-
kata secara jelas dan dan
terperinci), analisis dan sintesis
(campuran berbagai pengertian
sehingga merupakan kesatuan yang
selaras) mengenai teori, pemikiran
mutakhir tentang berbagai isu yang
relevan dengan masalah yang diteliti).

(2). Kajian hasil-hasil penelitian yang


relevan.

(3). Kerangka pikir yang merupakan


kajian teoritis tentang keterkaitan
antar variabel dalam menjawab atau
memecahkan permasalahan penelitian.

(4). Rumusan hipotesis dan atau


pertanyaan penelitian .

33
3. Metode (1). Jenis penelitian dan desain (kerangka
Penelitian bentuk, rancangan) penelitian.
(2). Subyek penelitian ( penelitian
Kualitatif ), populasi dan sampel
( penelitian kuantitatif ).
(3). Variabel atau obyek penelitian yang
dilengkapi dengan definisi
operasionalnya.
(4). Lokasi atau latar (setting) penelitian
seperti penelitian kualitatif .
(5). Teknik pengumpulan data dan
Instrumen.
(6). Teknik pencapaian kredibilitas
penelitian pada penelitian kualitatif
atau validitas dan reliabilitas
instrumen pada penelitian kuantitatif.
(7). Teknik analisa data.

4. Format dan Tata


Tulis Proposal :
(a). Kertas - Ukuran A4S putih 80 gr/m2 (215 x 297
mm2).

(b). Huruf (a). Diketik dengan komputer


menggunakan jenis huruf Times New
Roman ukuran 12 pt dan untuk seluruh
naskah harus dipakai jenis yang sama.

(b). Huruf miring dipakai untuk kata yang


berasal dari bahasa asing ( Inggris,
Belanda, Arab dsbnya ) dan kata-kata
Dari bahasa daerah ( Jawa, Sunda dan
sebagainya ) atau semua kosa kata
yang belum masuk menjadi kosakata
( perbendaharaan kata ) Bahasa
Indonesia.

34
(c). Huruf khusus lain ( seperti huruf tebal
, huruf miring atau huruf bergaris
bawah ) dapat dipakai untuk tujuan
tertentu, misalnya untuk menandai
istilah dalam bahasa asing.

(d). Simbol-simbol yang tidak dapat diketik


dengan komputer, harus ditulis
dengan rapi memakai tinta hitam.

5. Pengetikan (a). Jarak antar baris dua spasi.

(b). Tanda baca melekat pada kata


depannya.

(c). Jarak setelah tanda baca :

1). Setelah tanda baca titik (.), koma


(,), titik koma (;), titik dua (, satu
ketukan.

2). Kurung buka dan kurung tutup (...)


Ditulis tanpa ketukan dengan kata
/atau di dalamnya.

3). Garis miring (/) ditulis tanpa


ketukan terhadap terhadap kata
sebelum dan sesudahnya.

(d). Judul tabel dan gambar yang terdiri


dari dua baris atau lebih ditulis
dengan jarak satu spasi. Penulisan
judul mengunakan huruf kapital pada
setiap awal kata, kecuali kata tugas.

35
(e). Daftar pustaka :

1). Jarak antar baris dalam satu


pustaka adalah satu spasi.

2). Jarak antar pustaka adalah dua


spasi.

5. Batas Tepi (a). 4 cm dari tepi kiri.


Halaman
(b). 3 cm dari tepi kanan.

(c). 4 cm dari tepi atas.

(d). 3 cm dari tepi bawah.

Semua baris yang dimulai dari batas kiri


hendaknya terbentuk garis lurus ke bawah
kecuali pada permulaan alenia yang
dimulai dari ketukan ke enam.

6. Jarak Baris Jarak antara dua baris dibuat 2 (dua) spasi


, kecuali untuk intisari, kutipan langsung,
judul tabel, judul gambar dan daftar
pustaka diketik dengan jarak 1 (satu)
spasi . Rumus diketik dengan jarak spasi
sesuai dengan kebutuhan.

7. Pengisian Ruangan yang terdapat pada halaman


Ruangan naskah sedapat mungkin di isi penuh.
Pengetikan dimulai dari batas tepi kiri
kecuali alenia baru, rumus, daftar gambar,
judul atau hal-hal yang khusus lainnya.

36
8. Alenia Baru Alenia baru dimulai pada ketukan keenam
(10 mm) dari batas tepi kiri ketikan

9. Judul Bab, Sub a). Penulisan judul bab.


Bab dan Sub Sub Judul bab ditulis secara sistematis di
Bab tengah paling atas dan selalu dimulai
pada halaman baru,menggunakan huruf
kapital, tidak diakhiri dengan tanda
titik, dicetak tebal (bold).

b). Penulisan judul sub bab.


Judul sub bab ditulis mulai pada batas
kiri, huruf pertama tiap kata ditulis
dengan huruf capital, tidak diakhiri
dengan titik dan dicetak tebal (bold).

(c). Penulisan judul sub sub bab.


Penulisan judul sub sub bab dimulai
pada batas kiri, hanya huruf pertama
judul sub sub bab dan kata lain yang
menurut aturan bahasa harus ditulis
dengan huruf kapital. Penulisannya
tidak diakhiri dengan titik dan dicetak
tebal. Kalimat selanjutnya diketik dari
batas kiri dengan menggunakan alinea
baru.

37
10. Penyajian Tabel a. Tabel
Dan Gambar (1). Tulisan “tabel” dan judul tabel di
cantumkan di atas tabel, di tengah-
tengah antara tepi kanan dan kifri.
(2). Judul Tabel ditulis di bawah nomor
Tabel dengan kjarak satu spasi.
(3). Nomor Tabel di dalam teks
menggunakan angka arab (1,2,3 dst)
secara berurutan.
(4). Setiap tabel disajikan tidak lebih
dari satu halaman (tidak terpotong).
Tabel yang melebihi satu halaman
diletakkan di dalam lampiran.
(5). Nomor Tabel dalam lampiran
menggunakan angka arab dimulai
dari nomor 1.

Contoh :
TABEL 1
DESKRIPSI JENIS DAN JUMLAH TESPONDEN

TABEL 2
TABEL ASPEK-ASPEK OBSERVASI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Deskripsi Jenis dan Jumlah
Responden ................................... “
Tabel 2 : Tabel Aspek-Aspek Observasi .... “

b. Gambar
Gambar meliputi foto, grafik, diagram,
peta, bagan, skema dan obyek lain
yang sejenis. Penyajiannya mengikuti
ketentuan sbb :
(1). Tulisan “Gambar”, nomor Gambar
dan Judul Gambar diletakkan di
atas gambar, di tengah antara
tepi kiri dan kanan .

38
(2). Judul Gambar ditulis di bawah
nomor gambar dengan jarak satu
spasi .

(3). Nomor gambar di dalam teks meng-


gunakan angka arab, berurutan
dari bab pertama sampai bab
terakhir.

(4). Nomor gambar dalam lampiran


menggunakan angka arab dimulai
dengan nomor 1.

Contoh :

GAMBAR 1
KOMPOSISI RESPONDEN BERDASARKAN
JENIS DAN ASAL RESPONDEN

GAMBAR 2
HISTOGRAM KONTEK DARI ANGKET A

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Komposisi Responden


Berdasarkan Jenis dan
Asal .......................................

“ Gambar 2 : Hoistogram Kontek dari


Angket A ............................... “

Sumber : STKIP PGRI, 23-26.

39
HALAMAN JUDUL

HALAMAN KOSONG

ABSTRAK

SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN

HALAMAN
PERSETUJUAN

HALAMAN
PENGESAHAN
A

BAGIAN HALAMAN MOTO DAN


PERSEMBAHAN (JIKA
AWAL ADA)

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

40
ISI SKRIPSI
BAGIAN AWAL

Penjelasan :

(1) Halaman judul memuat tentang judul skripsi,

logo STKIP PGRI Pacitan , nama penyusun,

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) penyusun, Nama

Program Studi, Nama STKIP PGRI Pacitan, Tahun

Pembuatan. Diatas nama Program Studi ditulis

dengan tambahan informasi “ Skripsi ditulis

untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi ....” ( Disesuaikan dengan

Program Studi yang bersangkutan )

41
Contoh Halaman Judul

KEEFEKTIFAN MANAJEMEN

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

DI SMA NEGERI KABUPATEN PACITAN

ANISA MUFTI MA’RIFAH

NIM: 07107017013

Skripsi Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PACITAN

2011

42
Contoh judul Lain :

Penelitian tentang pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja pegawai, dapat

diformulasikan ke dalam lima judul sbb :

1. Pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja pegawai.

2. Analisis pengaruh motivasi kerja

terhadap kinerja pegawai.

3. Peranan motivasi kerja dalam

meningkatkan kinerja pegawai

4. Analisa kinerja pegawai ditinjau dari

perpektif motivasi kerja.

5. Analisis kinerja pegawai (Studi

korelasional antara motivasi kerja

dengan kinerja pegawai).

43
(2). Halaman Kosong :

Halaman kosong dimaksudkan sebagai

pembatas antara sampul dan isi Skripsi .

Warna kertas pada halaman kosong

disesuaikan warna pada jurusan masing-

masing.

(3). Abstrak :

Abstrak merupakan intisari dari skripsi.

Abstrak ditulis dengan bahasa yang lugas

dan dapat dipahami. Penulisan abstrak

tidak lebih dari 1 (satu) halaman.

44
Contoh Abstrak

Anisa Mufti Ma’rifah. Keefektifan Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA

Negeri Kabupaten Pacitan : STKIP PGRI Pacitan, 2011.

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat keefektifan manajemen Sekolah Bertaraf


Internasional di SMA Negeri di Kabupaten Pacitan ditinjau dari komponen Kontek, Input, Proses

dan Produk.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi (evaluation research) dengan menggunakan


model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) . Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitiannya adalah 2 kepala sekolah, 27
guru, dan 250 siswa dari SMA Negeri 1 dan 2 Pacitan. Khusus bagi siswa digunakan teknik
purposive sampling . Pengumpulan datanya diperoleh dari observasi, dokumentasi, wawancara
dan angket. Teknik analisis data menggunakan bantuan Program SPSS versi 16.0.

Hasil analisis data menyimpulkan bahwa : 1). Tingkat keefektifan manajemen Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional di SMA Negeri Kabupaten ditinjau dari komponen Kontek termasuk dalam
kategori cukup dengan prosentase sebesar 73,51 %, 2) tingkat keefektifan manajemen Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri Kaabupaten Pacitan ditinjau dari komponen Input
termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 76,33 %, 3) tingkat keefektifan
manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri Kabupaten Pacitan ditinjau dari

komponen Produk termasuk dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 88,13 %.

Kata Kunci :

Rintisan SBI, Manajemen Rintisan SBI, Pacitan

45
(4). Surat Pernyataan Keaslian

Surat Pernyataan keaslian pada intinya berisi tentang


pernyataan penyusun bahwa skripsi yang ditulisnya adalah
benar-benar buatan sendiri dan belum pernah ditulis oleh
orang lain baik yang sudah atau belum diterbitkan.

CONTOH PERNYATAAN KEASLIAN

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Anisa Mufti Ma’rifah

NIM : 07107017013

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil


saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya
dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pacitan, Nopember 2010

Yang menyatakan,

Materai

Rp. 6000

Anisa Mufti Ma’rifah

46
(5). Halaman Persetujuan.
Halaman ini merupakan keterangan persetujuan dari
pembimbing dan Ketua Program Studi.

LEMBAR PERSETUJUAN

Keefektifan Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Di SMA Negeri Kabupaten Pacitan

Oleh :

Anisa Mufti Ma’rifah

NIM: 07107017013

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Pacitan

Menyetujui :

Pembimbing,

Mukodi, M.S.I

Mengetahui,

Ketua STKIP PGRI Pacitan,

Drs. H. Maryono, M.M

47
(6). Halaman Pengesahan
Halaman ini merupakan berita acara
pelaksanaan ujian yang harus ditanda-
tangani baik oleh pembimbing, maupun
penguji.

CONTOH HALAMAN
PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

KEEFEKTIFAN MANAJEMEN

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

DI SMA NEGERI KABUPATEN PACITAN

Anisa Mufti Ma’rifah

NIM: 07107017013
Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

.................................... ........................................... ....................................

(Ketua/Penguji

...................................... .............................................. ..................................

(Sekretaris/Penguji)

..................................... ............................................. ......................................

(Pembimbing/Penguji)

................................... ............................................ ......................................

(Penguji Utama)

Pacitan, ..............................

Mengetahui

Ketua STKIP PGRI Pacitan,

Drs. H. Maryono, M.M

48
(7). Halaman Moto dan Persembahan (jika

diperlukan.

Bahasa yang digunakan harus

menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.

CONTOH MOTTO

MOTTO

“ Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka

dan apa yang ada di belakang mereka,

sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya “

(Q.S. Thoha : 110 )

49
CONTOH
PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya Persembahkan kepada


Almamater Tercinta STKIP PGRI Pacitan

50
(8). Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan forum resmi untuk

menyampaikan terima kasih dari penyusun

skripsi kepada pihak lain, misalnya kepada

para pembimbing, penguji dan semua pihak

yang terkait dalam penyelesaian skripsi . Nama

harus ditulis secara lengkap termasuk gelar

akademik dan harus dihindari ucapan terima

kasih kepada pihak yang tidak terkait dengan

penyelesaian skripsi. Kata pengantar diakhiri

dengan mencantumkan kota dan tanggal

penulisan serta serta nama mahasiswa sebagai

penulis. Bahasa yang digunakan mengikuti

kaidah Bahasa Indonesia yang baku.

51
CONTOH KATA

PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada ilahi Robbi, sebagai


ungkapan rasa bahagia , yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ini.

Skripsi dengan judul “Keefektifan Manajemen Rintisan Sekolah Bertaraf


Internasional di SMA Negeri Kabupaten Pacitan” akhirnya dapat penulis
selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan
kuliah Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Santra Indonesia STKIP PGRI Pacitan. Sumbang saran dari berbagai pihak akan
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini.

Sebagaimana karya pada umumnya, banyak pihak yang terlibat dalam


penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
setinggi-tinggi kepada :

1. Ketua STKIP PGRI Pacitan.

2. Para Pembantu Ketua STKIP PGRI Pacitan.

3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan.

4. Para Kepala Biro di lingkungan STKIP PGRI Pacitan.

5. Bapak Mukodi M.S.I selaku pembimbing yang dengan ketulusan dan kearifn
telah membimbing dan mengarahkan penulis demi penyelesaian Skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen STKIP PGRI Pacitan, karena berkat ilmu yang diajarkan telah
membukakan pikiran, mata dan hati penulis sehingga bermanfaat dalam
penlitian ini.

7. Staf Perpustakaan STKIP PGRI Pacitan dan UPT Perpustakaan Daerah Pacitan
yang telah menyediakan buku-buku, sehingga membantu kelancaran
penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada civitas akademika di SMA Negeri 1 dan 2 Pacitan kami ucapkan terima
kasih yang telah membantu penyusunan skripsi dengan intensif.

52
9. Terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan dukungan
material, maupun immaterial guna terselesaikannya tugas ini.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian tugas kami ucapkan terima kasih.

Akhirnya, penulis memanjatkan do’a, semoga Allah Swt memberikan


balasan pahala kepada mereka dengan sebaik-baik balasan dan mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmiah bagi kelangsungan
tradisi keilmuan. Amin.

Pacitan, 31 Agustus 2010

Penyusun,

Anisa Mufti Ma’rifah

53
(9). Daftar Isi

Daftar Isi memberikan gambaran tentang


isi skripsi secara menyeluruh, untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi pembaca.
Daftar isi memuat seluruh bagian skripsi,
disertai dengan halaman bagian tersebut.
Apabila didalam skripsi memuat daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan
singkatan, maka daftar tersebut harus
dicantumkan pada daftar isi.

54
Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................ vii

DAFTAR ISI .................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................... XV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................... 7

C. Pembanatasan Masalah ............................... 8

D. Rumusan Masalah ....................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................... 8


55
F. Manfaat Penelitian ..................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Rintisan SMA Bertaraf


Internasional ............................................... 10
1. Konsep dan Karakteristik ....................... 10
2. Penyelenggaraan ...................................... 16
3. Penjaminan Mutu .................................... 19
a. Akreditasi ............................................ 20
b. Kurikulum .......................................... 20
c. Proses Pembelajaran ........................ 21
d. Penilaian ............................................. 23
e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan .... 24
f. Sarana dan Prasarna .......................... 27
g. Pengelolaan ......................................... 31
h. Pembiayaan ........................................ 33
i. Kesiswaan ........................................... 34
j. Sosialisasi ............................................ 35
B. Teori Manajemen ........................................ 36
C. Kefektifan .................................................. 38
D. Studi Penelitian yang Relevan ................... 40
E. Kerangka Berfikir ..................................... 43
F. Pertanyaan Penelitian .............................. 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............. 47


B. Tempat dan Waktu Penelitian ................... 47
C. Subyek dan Sampel Penelitian ................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data .......................... 49
E. Instrumen Penelitian .................................. 54
1. Kisi-kisi Instrumen ................................. 54
2. Uji Coba Instrumen ................................. 63

56
a. Validitas ............................................... 63
b. Reliabilitas .......................................... 64
F. Teknik Analisis Data .................................. 66
G. Kriteria Penilaian Keefektifan .................. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian.. 70

1. Profil SMA Negeri 1 Pacitan ................... 70

2. Profil SMA Negeri 2 Pacitan ..................... 71

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................... 73


1. Deskripsi Data Konteks ............................. 73
a. Deskripsi Kontek dari Angket A .......... 74
b. Deskripsi Kontek dari Angket B .......... 77
c. Deskripsi Kontek dan Angket C .......... 79
2. Deskripsi data Input .................................. 82
a. Deskripsi Input dari Angket A ............. 83
b. Deskripsi Input dari Angket B ............. 85
c. Deskripsi Input dari Angket C ............ 88
d. Deskripsi Input dari Lembar Observasi 91

3. Deskripsi Data Pproses ................................ 93


a. Deskripsi Data Proses dari Angket A ...... 95
b. Deskripsi Data Proses dari Angket B .... 97
c. Deskripsi Data Proses dari Angket C .... 100
d. Deskripsi Data Proses dari Lembar
Observasi ............................................... 102
4. Deskripsi Data Produk ............................ 105
a. Deskripsi Data Produk dari Angket A .. 106
b. Deskripsi Data Produk dari Angket B .. 108
c. Deskripsi Data Produk dari Angket C . 111

57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................... 115
1. Tingkat Keefektifan Kontek .................... 115
a. Akreditasi .......................................... 115
b. Kurikulum ........................................ 116
2. Tingkat Keefektifan Input ...................... 121
a. Pendidik dan Tenaga Kependidikan .. 121
b. Sarana Prasarana ............................. 130
c. Kesiswaan .......................................... 141
3. Tingkat Keefektifan Proses ................... 144
a. Proses Pembelajaran ........................ 144
b. Pengelolaan ...................................... 152
c. Pembiayaan ....................................... 157
d. Sosialisasi ......................................... 157
e. Penilaian ........................................... 158
4. Tingkat Keefektifan Produk ................ 162

BAB V KESIMPULAM DAN SARAN

a. Kesimpulan ................................................ 169


b. Saran-saran ............................................... 170
c. Kata Penutup ............................................ 173

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 174

LAMPIRAN - LAMPIRAN

58
1. PENELITIAN

KUALITATIF

2. PENELITIAN
B
PENGEMBANGAN

BAGIAN
PENELITIAN
UTAMA 3.
ANALIS DOKUMEN

PENELITIAN
4.
KUANTITATIF

PENELITIAN
5.
TINDAKAN
KELAS

59
B. Bagian Utama

Bagian Utama skripsi disajikan dalam bentuk bab,

sub bab atau tingkat hirarki judul yang lebih rinci,

dengan menganut sistematikan tertentu yang diatur

dalam buku pedoman ini ( Pedoman Penyusunan

Skripsi yang dikeluarkan Oleh STKIP PGRI Pacitan

). Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan

dalam penyusunan skripsi. *endekatan tersebut

secara garis besar sbb :

60
Penelitian Kualitatif :

Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan


gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan
konteks melalui pengumpulan data dari alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif dapat bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Pemanfaatan teori-
teori yang relevan sebagai pisau analisis dapat
menghasilkan deskriptif yang berbobot yang
maknanya mendalam. Proses dan makna dari sudut
pandang subyek lebih menonjolkan dalam
penelitiaa ini. Penelitian kualitatif memiliki fokus
yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, obyek
evaluasi atau pilihan kebijakan, yang tercermin
dalam laporan penelitian yang memiliki struktur dan
bentuk yang koheren (bersangkutan, berhubungan,
bersangkut paut) dengan maksud penelitian. Oleh
karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun
dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam serta menunjukkan ciri-ciri ilmiah,
dengan sistematika sebagai berikut :

61
CONTOH LAPORAN
PENELITIAN KUALITATIF
DENGAN SISTEMATIKAN
SBB :

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah dan Fokus
Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian yang Relevan
C. Kerang Pikir
D. Pertanyaan Penelitian

62
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
E. Keabsahan Data
F. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
D. Saran.

63
Penelitian
Pengembangan

Bagian utama skripsi yang disusun

berdasarkan penelitian dan pengembangan

terdiri dari dua bagian, yaitu bagian satu dan

bagian dua. Bagian satu memuat tentang

kajian analisis pengembangan. Kajian

analisis ini dituangkan sebagai berikut :

64
Contoh Kajian Analisis
Bagian Pertama Penelitian
Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah atau Fokus
Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
G. Manfaat Penelitian
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
I. Definisi Istilah

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

B. Kajian Penelitian yang Relefan

C. Pertanyaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
B. Prosedur Pengembangan
C. Uji Coba Produk

65
1. Desain Uji Coba
2. Subyek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Uji Coba


B. Analisis Data
C. Revisi Pproduk
D. Kaajian Produk Akhir

BAB V PENUTUP

A. Simpulan tentang Produk


B. Keterbatasan Penelitian
C. Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan
Pengembangan Produk Lebih Lanjut

66
Bagian Kedua Penelitian
Pengembangan

Bagian dua memuat tentang

produk yang dihasilkan dari penelitian

pengembangan seperti telah

dispesifikasikan dalam bagian satu.

Bagian satu dan bagian dua disusun

dalam naskah terpisah, sedangkan

penjilidannya dapat disatukan untuk

ujian, tetapi harus terpisah setelah

tidak perlu revisi lagi.

67
Penelitian Analisis

Dokumen

Skripsi hasil penelitian analisis dokumen

merupakan penampilan argumentasi penalaran

keilmuan yang memaparkan hasil analisis

dokumen atau analisis pustaka dan hasil olah

pikir peneliti mengenai suatu masalah atau

topik kajian. Skripsi jenis ini berisi satu topik

yang memuat beberapa gagasan atau proposisi

(rancangan penelitian) yang berkaitan yang

harus didukung dengan dat yang diperoleh dari

sumber pustaka.

68
Sumber bahan kajian dapat berupa

jurnal penelitian, disertasi, tesis,

skripsi, laporan penelitian, buku teks,

makalah, laporan seminar, diskusi

ilmiah, internet atau terbitan-terbitan

resmi pemerintah dan lembaga-

lembaga lain.

Dokumen atau bahan-bahan pustaka

harus dibahas secara kritis dan

mendalam dalam rangka mendukung

gagasan atau proposisi untuk

menghasilkan simpulan dan saran.

Bagian inti skripsi hasil

penelitian analisis kjian dokumen

disusun sebagai berikut :

69
CONTOH INTI SKRIPSI HASIL
PENELITIAN ANALISIS
KAJIAN DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah atau Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Definisi Istilah (bila perlu)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian yang Relefan
C. Kerangka Pikir
D. Pertanyaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
D. Teknik dan Insytrumen Pengumpulan Data
E. Keabsahan Data
F. Teknik Analisis Data

70
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
D. Saran

71
Penelitian
Kuantitatif

Laporan hasil Penelitian kuantitatif yang

ditulis dalam bentuk skripsi berisi tentang apa

yang diteliti secara lengkap, alasan hal itu

diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil

yang diperoleh dan kesimpulan penelitian.

Isinya disajikan secara lugas dan obyektif.

Format laporan cenderung baku, mengikuti

ketentuan perguruan tinggi atau suatu

kelompok masyarakat akademik. Berdasarkan

pemikiran diatas, isi bagian utama skripsi

sebagai laporan hasil penelitian kuantitas

disajikan dalam format sebagai berikut :

72
Contoh isi bagian utama
hasil penelitian
kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Masalah
F. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
B. Kaajian Penelitian yang relevan
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian


B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
G. Teknik Analisa Data

73
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
D. Saran

74
Penelitian Tindakan

Kelas (Claasroom

Action Reseacrh).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

khusus dimaksudkan untuk memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian

tindakan kelas bukan penelitian eksperimen, bukan

penelitian eksperimen semu dan bukan penelitian

pengembangan. Oleh karena itu, masalahnya ialah

“bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran

dengan menggunakan metode, strategi atau cara

tertentu”. Rumusan masalah itu dijawab dengan

bukti-bukti proses dan hasil tindakan yang

dilakukan. Isi bagian utama skripsi hasil penelitian

tindakan kelas perlu disusun sebagai berikut :

75
Contoh Isi Bagian Utama
Skripsi Penelitian Tindakan
Kelas

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah dan atau Fokus
Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
B. Hasil Penelitian-Penelitian yang Relefan
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


B. Lokasi dan waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian

76
D. Jenis Tindakan
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen
G. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur dan Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Keterbatasan Penelitian
D. Saran

77
BAGIAN AKHIR

Bagian ini merupakan bagian akhir skripsi

yang memuat daftar pustaka dan lampiran – lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat identitas semua buku, jurnal, laporan,

penelitian, referensi dari internet dan sumber-sumber

yang diacu yang digunakan dalam penulisan skripsi.

Sumber yang tidak disebut dalam bagian isi tidak

boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka.

Sebaliknya semua sumber yang disebut di bagian

utama harus dicantumkan pada daftar pustaka.

Daftar pustaka disusun secara alfabetis, menurut

format khusus yang cara penulisannya akan

dijelaskan dibawah ini.

1. Lampiran-lampiran

Lampiran memuat semua dokumen atau bahan penunjang yang


dilaksanakan dalam penulisan skripsi tetapi dianggap terlalu
78
PENULISAN NAMA PENGARANG SUMBER ACUAN

A. Penulisan nama penulis dalam bagian utama skripsi


Penulisan Nama Pengarang mengacu pada ketentuan sebagai
berikut :

(1). Nama yang terdiri atas lebih dari satu kata (bagian),
penulisan namanya dalam bagian utama skripsi dilakukan
dengan hanya menuliskan nama belakangnya saja.
Contoh :
a. Husaini Usman, menjadi (Usman, 2008: 43)
b. Muhammad Dakhlan Iskandar, menjadi (Iskandar, 2007:
123)
(2). Gelar Akademik tidak dicantumkan pada penulisan sumber
acuan.

Contoh :
a. Prof.Dr.Husaini Usman, menjadi (Usman, 2008: 43)
b. Prof.Dr.Muhammad Dakhlan Iskandar, menjadi
(Iskandar,2007 : 123).

79
(3). Jika acuan merupakan Peraturan Pemerintah atau
Undang-Undang atau buku pedoman, penulisannya
dalam bagian utama skripsi dilakukan sebagai
berikut :
Contoh :
a. Dalam Peraturan Pemerintah tahun 2003 nomor
... disebutkan bahwa ...
b. Tentang penerimaan dana sudah ditentukan
bahwa yang berhak mengumpulkan dana adalah
Dewan Sekolah (Peraturan Pemerintah Nomor : ..,
2005)
c. Dalam Undang-Undang Pendidikan ... (Undang-
Undang, 2008) disebutkan bahwa .....
d. Tentang pendirian institusi itu sudah ditentukan
bahwa yang berhak mendirikan adalah yayasan
(Undang-Undang, 2007)

Jika lebih dari satu Peraturan Pemerintah atau


Undang-Undang dengan tahun yang sama, penulisan
angka tahunnya ditambah dengan huruf a, b, c, dan
seterusnya untuk menunjukkan urutannya yang
sesuai dengan urutannya di dalam daftar pustaka.

80
PENULISAN NAMA PENGARANG DI DALAM DAFTAR PUSTAKA

Penulisan Nama Pengarang dalam Daftar Pustaka mengacu


pada ketentuan sebagai berikut :

(1). Gelar Akademik tidak dicantumkan pada sumber acuan.


(2). Nama yang terdiri atas lebih dari satu kata (bagian),
penulisan namanya dalam daftar pustaka skripsi
dilakukan dengan membalik nama pengarang.

81
CONTOH :

Nama pengarang dalam Nama pengarang Nama pengarang

Sumber yang diacu Dalam daftar pustaka Dalam bagian utama

Prof. Dr. Husaini Usman Usman, Husaini Usman

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto Arikunto, Suharsimi Arikunto

Sudarwan Danim Danim, Sudarwan Danim

Anik Ghufron Ghufron, Anik Ghufron

Abdul Munir Mulkhan Mulkhan, Abdul Munir Mulkhan

Yin Cheong Cheng Cheng, Yin Cheong Cheng

Lim Swie King King, Lim Swie King

Adnan Buyung Nasution Nasution, Adnan Buyung Nasution

David Hamzah Singarimbun Singarimbun, David Hamzah Singarimbun

Immmaculata Asri Budiningsih Budiningsih, Immaculata Asri Budiningsih

82
KESESUAIAN ANTARA SUMBER YANG DIACU DI
DALAM BAGIAN UTAMA DAN ISI DAFTAR
PUSTAKA

Kesesuaian antara sumber yang diacu di dalam bagian utama


dan isi daftar pustaka adalah sebagai berikut :

(1). Setiap sumber yang diacu di dalam bagian utama skripsi


harus terdapat di dalam daftar pustaka

(2). Sumber yang tidak disebut di dalam bagian utama skripsi


tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka

83
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Penulisan Daftar Pustaka Skripsi STKIP PGRI Pacitan mengikuti


aturan sebagai berikut :
(1). Jika penulis atau pengarang pustaka lebih dari seorang, antara
nama penulis atau pengarang terakhir dan penulis atau
pengarang sebelumnya dihubungkan dengan tanda ‘&’, bukan
kata ‘dan’ bukan pula kata ‘and’.
(2). Istilah ‘et al.’ digunakan jika penulis atau pengarang
berjumlah lebih dari dua orang .
(3). Penulisan pustaka hasil penyuntingan dan
terjemahan dilakukan sesuai dengan contoh.
(4). Penulisan isian daftar pustaka yang berupa

buku mengikuti urutan : nama pengarang, tahun terbit, nama


buku, kota tempat penerbit dan nama penerbit. Penulisan
nama pengarang sesuai dengan ketentuan di bagian (2) diatas.
Apabila pemilik nama tersebut berperan sebagai penyunting
buku, di belakang nama diberi tanda (ed).

(5). Catatan kaki (footnote) untuk menyebutkan sumber,


tidak dipergunakan.

84
CONTOH PENULISAN ENTRY DALAM DAFTAR
PUSTAKA

(1). Artikel Jurnal, seorang pengarang


Maryono. 2009. “Sinergitas Pembangunan Sumber Daya Manusia
Terhadap Budaya Masyarakat”. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol . 1 No. 2 tahun 2009. Pacitan : LPPM
STKIP PGRI Pacitan.
(2). Artikel jurnal, dua sampai tiga orang pengarang
Mukodi & Mustofa, Arif. 2009. “Kecerdasan Kenabian : Studi Kasus
Pemikiran Hamdani Bakran Adz-Dzakiey” Jurnal
Penelitian Pendidikan. Vol. 1 No. 2 tahun 2009. Pacitan :
LPPM STKIP PGRI Pacitan.
(3). Artikel jurnal, lebih dari tiga orang pengarang
Machali, Imam (et al). 2009. “Sistem Manajemen Mutu Pendidikan
: Mengenal Manajemen Mutu ISO dalam pendidikan”.
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 1 No. 2 tahun 2009.
Pacitan : LPPM STKIP PGRI Pacitan.
(4). Artikel majalah, yang tidak ada nama penulisnya
“Binatang Bercakang Tertua Ungkap Evolusi 520 juta Tahun
Lalu”. 2009. Tempo. Terbitan 28 Oktober 2009.
(5). Artikel majalah, yang ada nama penulisnya
Wahab, Rahmad. 2009. ”Menunggu Janji Sang Menteri
Pendidikan” . Tempo. Terbitan tanggal 28 Oktober
2009.

85
(6). Artikel surat kabar, yang tidak ada nama penulisnya
“Perkecil Diskriminasi di Bidang Pendidikan”. 2009. Kompas.
Terbitan tanggal 28 Oktober 2009.
(7). Artikel surat kabat, yang ada nama penulisnya
Rahman, Fadly. 2009. “Sumpah (untuk) Pemuda” . Kompas.
Terbitan tanggal 28 Oktober 2009.

(8). Buku yang ditulis oleh satu orang


Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
(9). Buku yang ditulis oleh dua orang
Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan.
Yohyakarta : Aditya Media.
(10). Buku diterbitkan oleh lembaga pemerintah, tanpa nama
pengarang
Depdiknas, 2008. Panduan Penyelenggaraan Pprogram Rintisan
SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI).
(11). Buku hasil penyuntingan dua orang
Hajer, Marten & Wagenaar, Hendrik (eds). 2002. Deliberative
Policy Analysis, Cambridge : Cambridege University Press.

86
(12). Buku, tidak ada nama pengarang atau penyunying
Merraiam-Webster’s Collegiate Dictionary (10 th ed). 1993.
Springfield, MA : Merriam-Webster.
(13). Buku hasil revisi

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu


Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka
Cipta.
(14). Ensiklopedi, ada nama penyuntingnya (editor)

Sadie, S (Ed). 1980. The New Grove Dictionary of Music and


Musicians (6th ed, Vol 1-20). London : Macmillan.
(15). Buku terjemahan

Arcaro, J. S. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu : Prinsip-Prinsip


Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. (Terjemahan
Yosal Iriantara). London : St Lucie Press. (Buku asli
diterbitkan tahun 1995).
(16) Artikel dalam buku suntingan dengan dua orang penyuning

Bjork, R.A. (1990). “Retrievel Inhibition as an Adaptive Mechanism


in Human Memory”. Dalam Bacharach, Samuel B &
Rosentrhal, R. (editor). Education Reform : Making Sense
of it All. Massachusetts : Allyn dan Bacon.

87
(17). Laporan dari lembaga pemerintah, tanpa nama pengarang
Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2008.
Laporan APBN Tahun 2007. Jakarta : Kantor Depkeu.
(18). Proceedings yang diterbitkan secara berkala
Cynx, J., Williams, H., & Nottebohm, F. 2008. “Hemispheric
Differences in Avian Song Discrimination”. Proceeding
of the National Academy of Sciences, USA, 89, 1372-
1375.
(19). Makalah yang disajikan dalam suatu seminar atau konferensi
Sularno, Adi & Budiman, Mansur. 1991. “Data Awal tentang
Gejala Trauma pada Anak-anak”. Makalah disajikan
dalam Seminar Pencegahan Salah Asuhan Anak, di
Universitas Negeri Yogyakarta.
(20). Skripsi, yang tidak diterbitkan
Ma’rifah, Anisa2009. “Keefektifan Manajemen Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Pacitan”. Skripsi
tidak atau belum diterbitkan. Pacitan : STKIP PGRI
Pacitan.

88
(21). Artikel di internet, tetapi materi cetaknya diterbitkan dalam
jurnal .
Abdullah, Amin. 2001. “Role of References Elements in The
Selection of Resources by Psychology Undergraduates”
(versi elektronik). Journal of Bibliographic Reseach.
Halaman 152-170.

(22). Artikel dalan jurnal, yang jurnalnya hanya terbit


dalam internet.
Schussler, D. & Bercaw, L. A. & Stooksberry, L. M. 2008. “Using
Case Studies to Explore Teacher Candidates’ Intelectual,
Cultural, and Moral Dispositions”. Proquest
International Journal.
http://www.proquest.umi.com/pqd web? index=13
&did=1588781191&SrchMode=1&sid=2&Fmt=6&VInst=
PROD&VType=PQD&clienId=68516. Didownload
tanggal 31 Agustus 2009 pukul 09.45 WIB.

(23). Undang-Undang
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional.
(24). Peraturan Pemerintah

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah RI Nomor9 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

89
KUTIPAN

Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh

penyusun proposal penelitian adalah mengutip

pendapat orang lain dari berbagai literatur.

Dalam penulisan ilmiah, termasuk menyusun

proposal penelitian, ada aturan main dalam

mengutip. Secara umum, kutipan dapat

dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu

kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

90
KUTIPAN LANGSUNG

Kutipan langsung terdiri atas kutipan langsung

pendek dan kutipan langsung panjang.

Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang


tidak lebih dari tiga baris. Penulisannya digabung

dengan kalimat lain yang dibuat penulis dengan

spasi ganda dan dibatasi oleh dua tanda petik .

Contoh :

Banyak pengertian atau definisi yang diberikan

para pakar mengenai kualitas. Reksohadiprodjo

mendefinisikan “kualitas sebagai ukuran seberapa

dekat suatu barang atau jasa sesuai dengan

standar tertentu”. Sedangkan John Stewart

memberikan definisi : “Quality is a sense of

apppreciation that something is better than

something else.”
Sukamto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Produksi (Yogjakarta : BPPFE,
1996, p. 391
James A.F. Stoner, R. Edward Freeman & Daniel R. Gillbert, JR., Management (New Jersey :
Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, 1995), p.210.)

91
Kutipan langsung
panjang

a) Kutipan langsung panjang adalah kutipan

yang panjangnya lebih dari tiga baris.

Penulisannya dilakukan terpisah dari

kalimat yang dibuat dengan indens dan

marjin kiri tujuh ketuk.

Contoh :

Para pakar memberikan pengertian atau

batasan yang beragam mengenai mengajar.

Raka Djoni misalnya memberikan batasan :

Mengajar adalah menyediakan kondisi


optimal yang merangsang serta
mengarahkan kegiatan belajar anak didik
untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun
pertumbuhan sebagai pribadi.

92
93
Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak lagsung adalah kutipan yang

diambil dari salah satu sumber dengan

menggunakan gaya bahasa dan pola

penyajian ala penulis. Kutipan ini dilakukan

semata-mata untuk meringkas kutipan yang

relatif panjang, baik dari pendapat,

pernyataan, buah pikiran, rumusan, hasil

penelitian maupun bagian dari karangan

orang lain. Kutipan tidak langsung tidak

boleh mengubah arti, makna atau maksud

dari tulisan yang dikutip.

94
Kutipan tidak langsung terdiri atas

kutipan tidak langsung pendek dan

kutipan tidak langsung panjang. Kutipan

tidak langsung pendek adalah kutipan

tidak langsung yang tidak lebih dari satu

alinea. Penulisannya dapat digabung

dengan kalimat-kalimat penulis atau

dipisah dalam bentuk alinea baru dengan

spasi ganda (2 spasi). Sedangkan

kutipan tidak langsung panjang adalah

kutipan tidak langsung yang panjangnya

lebih dari satu alinea. Penulisannya

menggunakan spasi ganda (2 spasi) dan

dalam bentuk alinea tersendiri.

95
PENGHILANGAN BAGIAN

KUTIPAN

Adakalanya dalam kasus-kasus

tertenntu kita tidak membutuhkan

kutipan secara lengkap. Kita hanya

memerlukan bagian-bagian tertentu

dari kutipan yang kita kutip. Artinya,

kita hanya membutuhkan esensinya

saja, atau bagian tertentu dari kutipan

yang kita anggap relevan dengan

kebutuhan kita, Dalam kasus seperti

ini, kita dapat menghilangkan sebagian

dari kutipan dan menggantinya dengan

tiga titik.
Contoh :
Permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran yang
dipandang baik untuk menghasilkan produk yang
baik adalah bagaimana mengorganisasikan proses
belajar untuk mencapai pengetahuan otentik dan
tahan lama ... maka guru sebagai pengajar harus
berperan sebagai organisator yangbaik pula.

96
Notasi Ilmiah

Notasi ilmiah terkait dengan cara

penulisan nara sumber teoritik yang

digunakan dalam proposal penelitian.

Tanpa menguasai teknik notasi

ilmiah, mahasiswa tidak akan dapat

menyusun proposal penelitian dengan

baik. Dari sekian banyak teknik notasi

ilmiah yang diperkenalkan para pakar,

ada tiga teknik yang populer dan

banyak digunakan di berbagai PTN

maupun PTS yakni : footnote; innote

dan endnote.

97
Footnote

Teknik ini lazim disebut catatan kaki. Meskipun

memiliki keunggulan dibandingkan teknik-teknik yang

lain, setidaknya dalam hal memberikan kemudahan,

kejelasan dan kelengkapan sumber kutipan, namun

teknik ini sekarang kurang begitu diminati karena

dipandang rumit penulisannya. Pada teknik ini, tanda

footnote diletakkan di ujung (akhir) kalimat yang

dikutip dengan mempergunakan angka Arab (1, 2, 3

dst. ) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada

tiap-tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1

sampai habis dan diganti dengan nomor 1 lagi pada

bab-bab berikutnya. Footnote ditulis dalam satu spasi

dan dimulai dari pinggir atau margin (kiri) . Penulisan

footnote harus konsisten

98
CONTOH :

Daniel Golemen mendefinikan kecerdasan


emosional (emotional intelligence) sebagai
kemampuan untuk mengenali emosi diri
sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain (empati)
dan kemampuan untuk membina hubungan
(kerjasama) dengan orang lain 1

Kalimat yang dikutip tersebut harus ditulis

sumbernya dalam footnote, seperti

berikut :

1 Daniel Golemen, Emosional


Intelegence : Kecerdasan
Emosional, terjemahan T.
Hermaya (Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1966 ), p. 411.

99
INNOTE

Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis atau

diletakkan dalam narasi atau kalimat,

sehingga menjadi bagian dari narasi atau

kalimat.

Contoh :

Robbins (1996: 198) mendefinisikan


motivasi sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kea
rah tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
memenuhi sesuatu kebutuhan individual.

Kutipan tersebut bisa juga disajikan :


Seorang pakar yang concern pada
kehidupan organisasi (Robbins, 1996: 198)
mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi kea rah tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi sesuatu kebutuhan
individual.

100
ENDNOTE

Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis

atau diletakkan di bagian akhir narasi

atau kalimat

Contoh :

Ada empat potensi yang dimiliki


manusia kreatif yaitu : Self awareness
yaitu sikap mawas diri ; Concience yakni
mmpertajam suara hati supaya menjadi
manusia berkehendak baik serta
memunculkan keunikan serta misi yang
hidup; Independent yakni dalam
pandangan mandiri untuk bertindak dan
kekuatan untuk melaksankan sendiri;
dan Creative imagination yaitu
mengarahkan kehidupan jangka panjang
untuk memecahkan masalah serta
memacu adaptasi yang tepat (Covey,
1990: 76).

101
DAFTAR
PUSTAKA

Teknik notasi apapun yang kita gunakan, pada bagian


akhir proposal penelitian , kita harus menghimpun
semua notasi yang dipakai dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka disusun secara alfabetis (dari A
sampai Z) berdasarkan nama pengarang dengan
susunan terbalik ,yakni nama famili (marga) berada di
bagian depan.

Namun untuk nama-nama pengarang Indonesia,

sampai sekarang masih belum ada keseragaman dari

para ahli, baik nama yang dilengkapi marga maupun

yang tidak. Ada dua versi penulisan daftar pustaka

untuk pengarang Indonesia yang berkembang yaitu

dengan susunan apa adanya dan terbalik (nama

marga/famili/belakang di bagian depan). Demikian

pula mengenahi letak tahun terbit buku atau

karangan yang dikutip juga ada dua versi. Pertama,

diletakkan setelah pengarang. Kedua, diletakkan di

bagian paling ujung/akhir.

102
Untuk kedua hal ini kita tidak perlu risau.

Gunakan saja pola penyusunan yang sesuai

dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang

berlaku di Perguruan Tinggi atau Fakultas

tempat kita kuliah. Sekedar rujukan berikut ini

disajikan daftar pustaka berdasarkan notasi

ilmiah dengan teknik footnote sebagaimana

tersji di atas dengan menggunakan urutan

penyajian : pengarang (susunan nama

terbalik), judul, kota terbit, penerbit dan tahun

terbit.

103
Contoh :
Ali, Novel, “Pers Objektif, Media Pemberdayaan
Masyarakat yang Efektif” , Jurnal Ikatan sarjana
Komunikasi Indonesia, Vol. 1/Juli 1998, 13.
Golemen, Daniel, Emotional Intelligence : Kecerdasan
Emosional, terjemahan T. Hermaya, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi (ed), Reformasi


Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Jakarta:
Depdiknas-Bappenas-Adicita Karya Nusa, 2001.

Nasution, Anwar, “Upaya Mendorong Pemulihan Ekonomi


Nasional Melalui Program Peningkatan Fungsi
Intermediasi Perbankan untuk Sektor UMKM”, makalah
disampaikan dalam seminar yang diselenggarakan
Lembaga Ketahanan Nasional RI, Jakarta, 3 April 2003.

Stevenson, Nancy, Seni Memotivasi, terjemahan Dwi


Prabantini, Yogjakarta : Andy, 2001.

Stoner, James A.F.., Freeman, R Edward and Gilbert,


Daniel R. JR., Management, New Jersey: Prentice-Hall,
Inc., Englewood Cliffs, 1995.

Sukarno et al., Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta:


Bharata, 1973.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia, TQM: Total


Quality Management, Yogjakarta: Andi , 2001.

Undang-undang R.I. Nomor: 16 Tahun 2001 tentang


Yayasan, Jakarta : BP Cipta Jaya, 2001.

Widodo, “Secangkir Kopi Pahit untuk Ilmu”, Kompas 1


April 1996.

104
LANGKAH-LANGKAH DALAM
MELAKUKAN PENELITIAN
ILMIAH

MARGONO (2009:3-4)
LANGKAH UTAMA :

(a) Menentukan adanya suatu objek penelitian

atau masalah. Pertama ditentukan suatu objek

penelitian atau permasalahan. Pada saat ini

sudah dapat ditentukan arah kegiatan dan

metodologi pemecahan yang berkaitan dengan

permasalahan.

(b) Membatasi permasalahan.

Suatu permasalahan mungkin menjadi bagian

dari permasalahan yang luas. Kemampuan

untuk memecahkan suatu permasalahan

biasanya terbatas. Sebab itu perlu ditetapkan

lebih dulu batas-batas permasalahan yang

menurut kemampuan dapat diselesaikan.

Pembatasan atau pendifisian permasalahan

amat perlu agar pokok persoalan sebenarnya

tidak kabur.

105
(c). Mengumpulkan data.

Karena penelitian itu adalah upaya pemahaman atau

penelaahan terkendali, maka bahan informasi yang

diperlukan bukan diperoleh dengan coba-coba,

sehingga bahan atau data yang akan dikemukakan

sudah ditentukan lebih dahulu. Dengan demikian

kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dijalankan

dengan efektif dan efisien. Kecenderungan penelitian

sekarang agar data-data yang akan dikumpulkan itu

dapat dinyatakan dengan bilangan . Artinya data-

data yang sifatnya kualitatif dapat dinyatakan secara

kuantitatif.

(d). Mengolah data dan mengambil kesimpulan.

Bila data yang dikumpulkan sudah merupakan data

kuantitatif, maka mengolah data dilakukan dengan

analisa statistik tertentu. Analisis statistik ini sangat

menentukan mutu atau taraf kepercayaan akan hasil

penelitian itu . Penafsiran hasil penelitian melalui

analisis statistik itu dapat dinyatakan dengan angka-

angka.

106
(e). Merumuskan dan melaporkan hasil penelitian.

Karena ilmu pegetahuan adalah milik umum, objektif

dan terbuka, demikian juga halnya akan hasil

penelitian. Supaya hasil penelitian itu milik

masyarakat haruslah dipublikasikan. Publikasi hasil

penelitian biasannya ditulis dalam laporan hasil

penelitian. Laporan hasil penelitian itu terbuka

terhadap perbaikan-perbaikan oleh orang lain.

(f). Mengajukan implikasi-implikasi.

Dari kesimpulan hasil penelitian dikemukakan

implikasi-implikasi atau akibat-akibat penting, bila

kesimpulan itu digunakan untuk memecahkan

persoalan serupa yang dihadapi. Rekomendasi

diajukan bagi mereka yang akan menggunakan hasil

itu dalam praktek. (Prof.Drs. J. Sitorus, Metodologi

Penelitian Pendidikan, Tarsito, Bandung, 1990, hal.


4.).

107
MENURUT JUJUN S.
SURIASUMANTRI (1996), ADA
BEBERAPA LANGKAH YANG
DILAKUKAN PENELITI

(a). Langkah pertama dalam suatu penelitian

ilmiah adalah mengajukan rumusan masalah

Secara kronologis dapat kita simpulkan

Enam kegiatan dalam langkah pengajuan

masalah yaitu :

1. Merumuskan latar belakang masalah

2. Melakukan identifikasi masalah;

3. Melakukan pembatasan masalah;

4. Merumuskan masalah;

5. Merumuskan tujuan penelitian;

6. Merumuskan kegunaan penelitian.

108
(b). Setelah merumuskan masalah penelitian, peneliti

harus menyusun kerangka teoritis dan pengajuan

hipotesis. Secara ringkas langkah-langkah dalam

penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan

hipotesis adalah :

1. Pengkajian mengenahi teori-teori yang

akan dipergunakan dalam analisis .

2. Pembahasan mengenahi penelitian- penelitian lain

yang relevan;

3. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan

hipotesis dengan memper-gunakan premis-premis (

prasangka; kalimat yang dijadikan dasar penarikan

kesimpulan ) yang tercantum dalam poin 1 dan 2

dengan menyatakan secara ekplisit (tersurat)

postulat (anggapan yang menjadi pangkal dalil

yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya;

anggapan dasar ) , asumsi dan prinsip yang

dipergunakan. Premis mayor = premis berisi term

(istilah) yang menjadi predikat kesimpulan. Premis

minor = premis yang mengandung term yang akan

menjadi subjek sebuah kesimpulan

4. Perumusan hipotesis.
109
(c). Setelah menyusun kerangka treoritis

dan pengajuan hipotesis, peneliti melakukan

penyusunan metode penelitian . Sedangkan

langkah-langkah penyusunan metode penelitian

adalah :

1. Tujuan penelitian secara lengkap dan

operasional dalam bentuk pernyataan yang

mengidentifikasikan variabel-variabel dan

karakteristik hubungan yang akan diteliti.

2. Tempat dan waktu penelitian dimana akan

dilakukan generalisasi mengenai variabel-

variabel yang diteliti

3. Metode penelitian yang ditetapkan

berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat

generalisasi yang diharapkan.

110
4. Teknik pengambilan contoh yang

relevan dengan tujuan penelitian,

tingkat keumuman dan metode

penelitian.

5. Teknik pengumpulan data yang

mencakup identifikasi variabel yang

akan dikumpulkan, sumber data, teknik

pengukuran, instrumen dan teknik

mendapatkan data.

6. Teknis analisis data mencakup

langkah-langkah dan teknik analisis

yang dipergunakan ditetpkan

berdasarkan pengajuan hipotesis.

111
(d). Mengemukakan hasil penelitian,

sedangkan kegiatan dalam

menyusun hasil penelitian antara lain

1. Menyatakan variabel-variabel yang

diteliti.

2. Menyatakan teknik analisis data .

3. Mendeskripsikan hasil analisa

data.

4. Memberikan penafsiran terhadap

kesimpulan analisis data

5. Menyimpulkan pengujian hipotesis

apakah ditolak atau diterima.

112
(e). Menyusun ringkasan dan kesimpulan,

Langkah – langkahnya sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan secara singkat mengenai

masalah, kerangka teoritis, hipotesis,

metodologi dan penemuan penelitian.

2. Kesimpulan penelitian yang merupakan

sintesis (campuran berbagai pengertian,

sehingga merupakan kesatuan yang selaras)

berdasarkan keseluruhan aspek tersebut

diatas.

3. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan

melakukan perbandingan terhadap penelitian

lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan.

4. Mengkaji implikasi (keadaan terlibat,

keterlibatan, tindakan ikut campur)

penelitian.

5. Mengajukan saran-saran.

113
Formulasi Masalah

Widodo ( 2004 : 22-36 )

Setiap penelitian harus bertolak dari suatu

masalah. Penelitian dilakukan justru karena

adanya masalah. Tanpa masalah

penelitian tidak perlu dilakukan artinya

masalah merupakan syarat mutla bagi

suatu penelitian. Karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah.

114
MENENTUKAN
MASALAH

Ketika akan menyusun Proposal, langkah pertama


adalah menentukan masalah. Masalah sebenarnya
ada disekitar kita, namun masalahnya kita tidak
mampu melihat gejala atau fenomena yang terkait
dengan bidang studi kita. Hal ini dapat terjadi karena
semasa kuliah kita kurang bahkan tidak membiasakan
diri mengikuti dinamika aktual yang berkembang di
sekitar bidang keilmuan yang kita tekuni/pelajari.
Untuk mengatasi hl tersebut, maka coba fokuskan
perhatian kita pada berbagai gejala atau masalah
aktual disekitar kita yang terkait dengan ilmu yang
kita dalami. Ambil kertas, lalu tuli satu persatu.
Kaitkan semua gejala atau masalah tersebut dengan
mata kuliah inti yang kita peroleh di bangku kuliah.
Pilih salah satu yang menurut kita paling menarik dan
secara teoritik paling kita kuasai.

115
LATAR
BELAKANG

Jika kita sudah menentukan masalah, langkah

berikutnya adalah menggali latar belakang dari

masalah yang akan kita teliti. Latar belakang

bicara soal faktor-faktor yang menyebabkan atau

mendorong munculnya masalah. Oleh karena itu,

penyajian latar belakang harus dimulai dari

masalah yang akan diteliti, kemudian disusul

sejumlah faktor atau variabel yang dimiliki

probabilitas (kemungkinan) menyebabkan

munculnya masalah. Sebagai introduction atau

prolog pada umumnya diutarakan dahulu mengenai

rasional atau alasan mengapa kita tertarik atau

perlu meneliti masalah tersebut. Alasan ini

biasanya terkait dengan fakta empirik

(berdasarkan pengalaman dan pengetahuan) atau

kajian teoritik.

116
Untuk lebih mudahnya ikuti langkah-langkah berikut secara
berurutan dalam menyusun atau menyajikan latar belakang
masalah :

(a) Uraikan mengenai alasan yang mendorong kita untuk


meneliti masalah tersebut. Jika yang kita teliti misalnya
kinerja pegawai, maka utarakan bahwa kinerja pegawai
sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan
organisasi, terutama dalam menghadapi iklim kompetisi
yang semakin ketat pada era globalisasi.

(b) Paparkan gejala-gejala aktual di lokasi penelitian yang


menunjukkan menurunnya kinerja pegawai . Perkuat
dengan acuan teoritik yang menunjukkan bahwa gejala-
gejala tersebut merupakan bagian dari kinerja yang buruk
atau setidaknya kurang optimal.

117
(c) Sajikan beberapa faktor atau variabel yang

menurut teori potensial mendorong terjadinya

penurunan kinerja. Misalnya : motivasi dan

kompensasi kerja. Tunjukkan keterkaitan

faktor-faktor atau fvariabel-variabel tersebut

dengan kinerja.

(d) Sebagai penutup, ketengahkan ikhwal

ketertarikan kita dan perlunya meneliti

masalah tersebut (kinerja) ditinjau dari

perpektif faktor-faktor atau variabel-variabel

penyebabnya (motivasi dan kompensasi kerja).

Dalam penelitian yang mengunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode

korelasional , masalah mewakili variabel

terikat, sedangkan faktor-faktor yang

menyebabkannya (prediktor) mewakili variabel

bebas. Dalam penelitian kualitatif, masalah

merupakan fokus penelitian.

118
IDENTIFIKASI

Banyak faktor yang mungkin menyebabkan

timbulnya suatu masalah. Dalam kasus kinerja

pegawai, bukan hanya terkait dengan motivasi dan

kompensasi kerja, tetapi juga kepemimpinan,

supervisi/pengawasan, iklim organisasi, budaya

organisasi, iklim komunikasi organisasi, lingkungan

kerja, pelatihan, kepuasan kerja, semangat kerja,

etos kerja, kedisiplinan, kecerdasan emosional,

manajemen stres, kondisi fisik dll.

119
PEMBATASAN

Jika kita hendak menyusun proposal

penelitian untuk penulisan disertasi. Kita

harus memasukkan semua faktor tersebut

kedalam paket identifikasi masalah, bahkan

perlu ditambah faktor lain yang baru. Tetapi

jika kita ingin menyusun proposal skripsi

atau thesis, kita tidak perlu memasukkan

semua faktor tersebut. Gunakan saja

beberapa faktor yang paling relevan dengan

masalah yang akan kita teliiti.

120
Pembatasan masalah sekurang-kurangnya harus
menjangkau dua ranah atau ruang lingkup yaitu
:

(a). Lokasi / objek penelitian.


Ranah ini berkaitan langsung dengan
tempat yang dijadikan objek penelitian,
misalnya : Perusahaan; instansi
pemerintah, sekolah, pesantren, masjid,
ereja dll.

121
(b). Variabel atau fokus penelitian.
Ranah (unsur yang dibatasi; bidang disiplin) ini terkait dengan
variabel-variabel
atau fokus penelitian yang akan diteliti.
Jadi dalam pembatasan masalah, dua unsur tersebut
harus terpenuhi.
Sebagai gambaran dapat diberikan contoh unntuk penelitian
mengenai kinerja
pegawai PT X sbb :
Seperti diuraikan di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai sangat banyak. Padahal, dalam waktu yang
sama, penulis memiliki sejumlah keterbatasan, terutama waktu,
biaya, tenaga dan kemampuan akadmik. Menyadari kondisi
tersebut dan terutama sesuai dengan kaidah keilmuan, maka
permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada masalah
pengaruh motivasi dan kompensasi kerja terhadap kinerja
pegawai PT X.
Dalam contoh ini, unsur pertama diwakili oleh PT X, sedangkan
unsur kedua diwakili oleh variabel-variabel motivasi,
kompensasi dan kinerja pegawai.

122
PERUMUSAN

Apabila kita sudah berhasil membatasi masalah dengan tepat,


maka langkah berikutnya adalah merumuskan masalah.
Perumusan masalah harus sesuai dan sinkron dengan
pembatasan masalah dan disajikan dalam bentuk pertanyaan.
Dengan merujuk pada contoh pembatasan masalah di atas,
maka dapat diberikan contoh rumusan masalah sbb :
(a) Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT X
?.
(b) Apakah kompensasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai PT X?.
(c) Apakah secara bersma-sama motivasi dan kompensasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT X ?.

123
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam konteks penyusunan proposal

penelitian, bukanlah tujuan dalam artian untuk

kepentingan apa proposal tersebut dibuat :

misalnya sebagai persyaratan awal penulisan

skripsi, tesis atau disertasi, melainkan terkait

dengan masalah apa yang akan diteliti. Sehingga,

tujuan penelitia harus sejalan dan sinkron

denganmasalah penelitian yang sudah

diformulasikan dalam bentuk rumusan masalah.

Dengan mengambil contoh rumusan masalah versi

pertama pada uraian sebelumnya, maka dapat

diberikan contoh tujuan penelitian sbb :

(a) Menganalisis dan mengetahui pengaruh

motivasi terhadap kinerja pegawai PT X.

(b) Menganalisis dan mengetahui pengaruh

kompensasi terhadap kinerja pegawai PT X .

(c) Menganalisis dan mengetahui pengaruh

motivasi dan kompensasi kerja secara

bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT X.

124
MANFAAT
PENELITIAN

Selama ini, kata “manfaat” dan “kegunaan”


dipakai secara acak di sejumlah perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta. Manfaat
penelitian umumnya dipilah menjadi dua
kategori yaitu teoritik / akademik dan
praktis/fragmatis. Manfaat teoritis /akademik
terkait dengan kontribusi tertentu dari
penyelenggaraan penelitian terhadap
perkembangan teori dan ilmu pengetahuan
serta dunia akademik.

125
BAB : III
PENELITIAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

PENELITIAN
KUALITATIF

PENGERTIAN

Metode Penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian


naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
Menurut (Sugiyono : 2010 - 1), mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.

126
Sedangkan menurut Strauss & Corbin (2003 : 4), dikatakan
bahwa penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan meto dologi


kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini
tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan.

127
Kemudian Kirk dan Miller (1986:9) dalam Moleong (2000 : 3)

mendifinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang – orang tersebut dalam bahasannya dan

dalam peristilahannya

128
KAPAN METODE KUALITATIF
DIGUNAKAN

Metode penelitian kualitatif akan cocok digunakan untuk


meneliti hal-hal sebagai berikuit :

(1). Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-


remang atau malah masih gelap.
Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode
kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung
masuk ke objek, melakukan penjelajahan dengan
grant tour question, sehingga masalah akan dapat
ditemukan dengan jelas, terhadap suatu objek.

(2). Memahami makna di balik data yang tampak.


Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan
apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap
ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna
tertentu.

129
(3). Untuk memahami interaksi sosial.
Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti
melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut
berperan serta wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola
hubungan yang jelas.
(4).Memahami perasaan orang.
Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode
kualitatif, dengan teknik pengumpulan datawawancara mendalam
dan observasi berperan serta untuk merasakan apa yang dirasakan
orang tersebut.
(5).Untuk mengembangkan teori.
Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan
teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
Teori yang demikian dibangun melalui gorounded research . Dengan
metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan
penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
mendalam, sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa
hubungan antar gejala.

130
(6). Untuk memastikan kebenaran data.

Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan

metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara

trianggulasi /gabungan (karena dengan teknik pengumpulan

data tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju,

maka ganti teknik lain), maka kepastian data akan lebih

terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang

diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir

setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat

diperoleh.

(7). Meneliti sejarah perkembangan.

Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau

masyarakat akan dilacak melalui metode kualitatif. Dengan

menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam

kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka

sejarah perkembangan seseorang dapat diketahui.

Penelitian perkembangan ini juga bisa dilakukan di bidang

pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja mobil dan

sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus-

menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan

berkembangnya bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.

131
BENTUK RUMUSAN MASALAH

Menurut Sugiyono, 2010 : 29, mengatakan bahwa


masalah merupakan penyimpangan antara teori dengan
praktik, penyimpangan antara aturan dengan
pelaksanaan, penyimpangan antara rencana dengan
pelaksanaan dan penyimpangan antara pengalaman
masa lampau dengan yang terjadi sekarang.

Sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif berbeda


dengan masalah yang ada pada penelitian kuantitatif.
Kalau dalam penelitian kuantitatif, masalah yang akan
dipecahkan melalui penelitian harus jelas., spesifik dan
dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian
kualitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti masih
remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis.
Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang
atau berganti setelah peneliti ada di lapangan.

132
MASALAH SEBELUM DAN SESUDAH PENELITI
MEMASUKI LAPANGAN

MASALAH MASALAH
TETAP

PENELITI
MASALAH
MASALAH MEMASUKI
BERKEMBANG
LAPANGAN

MASALAH
MASALAH
DIGANTI

Sumber : Sugiyono, 2010 : 31

Gambar :

Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah

Peneliti memasuki lapangan

133
BENTUK RUMUSAN
MASALAH

(1) Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk mengungkapkan atau memotret situasi
sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.

(2) Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial
atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.

(3).Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan


masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan
antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya.

134
CONTOH RUMUSAN
MASALAH

Rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu


peristiwa :
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial atau setting
tertentu ? (Rumusan masalah deskriptif).
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada
setting itu ? (Rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi
sosial tertentu (rumusan masalah asosiatif/hubungan yang akan
menemukan pola organisasi dari suatu kejadian).
4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam
situasi sosial yang sama atau situasi sosial yang lain (rumusan
masalah asosiatif).
5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain (
rumusan masalah komparatif ).

135
PERTANYAAN PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif,

pertanyaan penelitian tidak

dirumuskan atas dasar definisi

operasional dari suatu variabel

penelitian. Pertanyaan penelitian

kualitatif dirumuskan dengan

maksud untuk memahami gejala

sosial yang kompleks dalam

kaitannya dengan aspek-aspek lain

(in contex).

136
JUDUL PENELITIAN
KUALITATIF

Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan


permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha
untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan
mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori.

Beberapa contoh judul penelitian kualitatif :


(1). Pengembangan Model Perencanaan yang efektif di Era
Otonomi Daerah.
(2). Organisasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era Otonomi
Daerah.
(3). Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
(4). Pengembangan Sistem Pengawasan yang Efektif.
(5). Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
(6). Makna Menjadi Pegawai Negeri Sipil Bagi Masyarakat Miskin.
(7). Manajemen Keluarga Petani dalam Menyekolahkan
Anak-anaknya.
(8). Model Belajar Anak Berprestasi.
(9). Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak

137
PENELITIAN

KUANTITATIF

PENGERTIAN

Penelitian Kuantitatif (positisvistik) adalah merupakan


penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari
permasalahan atau gambaran umum tentang suatu fenomena atau
gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal
ini dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan adalah untuk
merumuskan hipotesis dan teknik analisis statistik yang hendak
digunakan ( Iskandar, 2008 : 17 ). Pendekatan ini , dapat
digunakan dalam bidang sosial dan pendidikan dalam rangka
pengembangan konsep atau teori dalam disiplin ilmu yang diteliti
(penelitian dasar), untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat
digeneralisasikan.

138
KAPAN METODE KUANTITATIF
DIGUNAKAN

Penelitian Kuantitatif, dapat delakukan dengan mudah

apabila sudah diketahui dari segi mana peneliti

menggolongkan penelitian tersebut. Pada ahli umumnya

membuat ragam penelitian sosial seperti gambar berikut

ini .

139
Tabel :
RAGAM PENELITIAN KUANTITATIF
MENURUT JENIS PENGGOLONGAN

NO. PENGGOLONGAN RAGAM PENELITIAN


MENURUT

1. Tujuan a. Eksplorasi
b. Pengembangan
c. Verifikasi

2. Pendekatan a. Longitudinal
b. Cross – sectional
c. Kuantitatif
d. Survey
e. Assessment
f. Evaluasi
g. Action Research

3. Tempat a. Library
b. Laboratorium
c. Field

4. Bidang Ilmu a. Pendidikan


b. Agama
c. Manajemen
d. Komunikasi
e. Administrasi
f. Bahasa
g. Hukum
h. Sejarah
i. Antropologi
j. Sosiologi
k. Filsafat dsb.

140
5. Taraf Penelitian a. Deskriptif
b. Eksplanasi

6. Saat Terjadinya Variabel a. Historis


b. Ekspos – Fakto
c. Eksperimen

Sumber : Bungin, 2005 : 41

141
Penelitian Eksplorasi

Penjelasan :
(1) Penelitian Eksplorasi adalah masalah yang diteliti
adalah permasalahan yang belum pernah dijejaki,
belum pernah diteliti orang lain, begitu pula objek
penelitian adalah wilayah yang masih baru untuk hal
yang akan diteliti tersebut, sehingga walaupun dalam
keadaan yang sangat miskin informasi, atau keadaan
yang masih “tertetup” informasi , peneliti eksplorasi
tetap berusaha menemukan atau mengungkap
permasalahan yang sedang dibutuhkan atau akan
diteliti tersebut.

142
PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN
VERIFIKASI

(2) Penelitian Pengembangan adalah penelitian


yang ditujukan untuk mengembangkan temuan-
temuan penelitian atau teori-teori sebelumnya,
baik untuk keperluan ilmu murni maupun ilmu
terapan dan sebagainya.

(3) Penelitian Verifikasi adalah umpamanya


beberapa waktu yang lalu telah dilakukan
penelitian tentang hubungan antara
perilaku sadisme di masyarakat dan
penayangan berita dan gambar-gambar
kekerasan dimedia televisi. Kemudian pada
tahun ini orang lain melakukan penelitian
tentang masalah yang sama pada tempat
atau wilayah yang sama pula dengan
maksud untuk memverifikasi kebenaran
hasil penelitian sebelumnya, maka
penelitian dengan maksud seperti
143

penelitian terakhir itu disebut penelitian


PENELITIAN LONGITUDINAL

Penelitian yang menggunakan waktu yang cukup lama dan proses

penelitian yang diteliti untuk meneliti sebuah gejala yang terus

berlangsung. Kasus penelitian semacam ini umpamanya apabila

peneliti ingin mengetahui perkembangan karier dosen di sebuah

perguruan tinggi, mulai dari ia mendaftar sebagai dosen, diterima,

bekerja sebagai dosen, sampai ia menduduki jabatan tertinggi

sebagai Guru Besar di perguruan tinggi, hingga ia pensiun.

Longitudinal adalah penelitian yang memerlukan waktu yang lama

serta tenaga dan biaya yang banyak selama penelitian dilakukan,

sehingga kebanyakan peneliti menganggap penelitian ini kurang

efisien.

144
Penelitian Cross-Sectional

Seperti contoh nomor 4 diatas , terhadap seseorang atau

kelompok, satu tahun yang akan datang mungkin ada

perbedaanya. Begitu pula, apabila dihubungkan dengan cara

pengambilan data secara terus menerus, maka penelitian cross-

sectional merupakan kompromi antara one-shot method

(menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method

(menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).

145
Penelitian Survey

Seringkali ketika seseorang menjelaskan penelitian survey, hampir

tumpang tindih dengan penjelasan penelitian kuantitatif survei.

Pada kasus-kasus tertentu kadang kala orang mengartikan sama

antara keduanya karena sifatnya sama. Akan tetapi biasanya

penelitian survei hanya menggunakan kuestioner dan hanya

berkisar pada ruang lingkup seperti : (a). Ciri-ciri demografi

masyarakat. (b). Lingkungan sosial mereka; (c). Aktivitas mereka;

(d). Pendapat dan sikap mereka. Sedangkan penelitian kuantitatif

survei, selain masuk dalam pengertian dalam pengertian penelitian

survei juga dimaksudkan memiliki sifat pemairan dan umumnya

digunakan untuk menarik kesimpulan sampel terhadap populasi,

sehingga dipastikan menggunakan hipotesis dan alat statistik

dalam analisa data.

146
Penelitian Assessmen

Saat ini assessment telah berkembang menjadi sebuah penelitian

tersendiri, sebelum beberapa waktu yang lalu hanya menjadi

sebuah pendekatan saja. Penelitian assessment berkembang

menjadi bentuk penelitian yang unik dan menarik khususnya pada

penelitian mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek

selesai dilaksanakan. Kualitas dan kredibilitas peneliiti assessment

dituntut seperti yang ada pada penelitian kualitatif. Namun karena

sifat penelitian assessment yang mengutamakan “menilai” semua

aspek proyek ini, maka assessment tidak begitu lentur dan

fleksibel seperti penelitian kualitatif.

147
Penelitian Evaluatif

Hampir sama dengan assessment, penelitian kualitatif juga


memiliki sifat menilai sehingga kebanyakan orang menyamakan
penelitian evaluatif dengan penelitian assessmment. Namun kedua
penelitian tersebut memiliki perbedaan yang prinsipil, terutama
pada cara kerja sama dan keterlibatan peneliti masing-masing.
Pada penelitian evaluatif , tidak selalu membutuhkan keterlibatan
peneliti mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai akhir
pelaksanaan proyek. Namun pada penelitian assessment
keterlibatan penelitian sejak awal pelaksanaan proyek
merupakan kebutuhan utama peneliti untuk dapat menilai proyek
dengan sebaik-baiknya. Peneliti evaluatif dapat memulai
penelitian ditengah-tengah proses pelaksanaan proyek atau
program, tetapi peneliti assessment akan mengalami kendala
serius apabila tidak mengikuti langsung dari awal sampai akhir
pelaksanaan proyek tersebut.

148
Penelitian Aksi ( Action Research).

Ada sebuah gejala sosial yang berlangsung dalam waktu yang cukup panjang

dan lama, namun membutuhkan keterlibatan peneliti dalam kegiatan

tersebut. Misalnya pada kasus-kasus praktik dokter dimana dokter

membutuhkan pengalaman langsung untuk memperbaiki pelayanan

puskesmas terhadap masyarakat terisolir. Jadi Action Research lebih

mengutamakan fokus pendekatannya pada hal-hal yang praktis. Kadang ada

kebingingan untuk membedakan penelitian aksi dengan penelitian evaluatif.

Namun kedua penelitian ini dapat dapat dibedakan secara prinsipil di mana

penelitian evaluasi hanya dilakukan ditengah atau akhir proyek, tetapi

penelitian aksi dilakukan sepanjang proyek dengan keterlibatan peneliti

yang signifikan, peneliti terus menerus mencari kelemahan-kelemahan untuk

satu penyempurnaan, dengan menekankan proses trial and error sebagai

metode utama dalam penelitian tersebut. Sedangkan penelitian evaluatif

peran peneliti untuk mengevaluasi dan melaporkan hasil penelitiannya, ia

tidak memiliki kapasitas untuk melakukann penyempurnaan proyek karena

bisa jadi ia orang luar yang dibayar untuk kegiatan evaluasi itu.

149
Penelitian Kepustakaan
( Library Research )

Penelitian dapat dilakukan di perpustakaan, penelitian yang

dilakukan di perpustakaan ini mengambil setting perpustakaan

sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-

bahan kepustakaan. Dengan demikian penelitian ini hanya mengambil

perpustakaan sebagai kancah penelitiannya. Peneliti berhadapan

dengan berbagai macam literatur sesuai tujuan dan masalah yang

akan dan sedang diteliiti. Penelitiankepustakaan ini menghasilkan

kesimpulan tentang kecenderungan sebuah teori digunakan dari

waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigma dan pendekatan

ilmu pengetahuan tertentu. Kelemahan penelitian kepustakaan adalah

tidak semua objek penelitian yang ada di masyarakat terekam dan

tersimpan di perpustakaan.

150
Penelitian Laboratorium
( Laboratory Research) DAN KANCAH

( FIELD RESEARCH).

Penelitian dapat pula dilakukan di laboratorium, penelitian-penelitian


laboratoris lebih banyak dilakukan oleh ilmu-ilmu alam dan pada
kenyataannya ilmu pengetahuan alam lebih dulu menggunakan
penelitian seperti ini.

Penelitian Kancah (Field Research).


Umumnya dalam ilmu-ilmu sosial kita kenal penelitian kancah yaitu
penelitian yang paling sering dilaksanakan pada berbagai cabang ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu sosial. Kancah adalah juga masyarakat
yang dimaksud sebagai laboratorium “raksasa” yang penuh dengan
seribu satu fenomena dan masalah yang tak kunjung habisnya. Semakin
kompleks kancah, semakin banyak pula fenomena dan masalah yang
dapat dipelajari darinya. Dalam ilmu-ilmu sosial, kancah merupakan
bagian terbesar dari berbagai bentuk penelitian yang telah
dikembangkan dan karena kancah dihuni oleh masyarakat, maka dapat
dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan
pranata dan budaya serta pengalaman hidup masyarakat, kelompok dan
individu.

151
Penelitian Murni
(Pure Research).

Disebut dengan penelitian murni, karena penelitian ini

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembangkan teori tertentu

dalam konteks keilmuan. Pure reseach dimaksudkan pula sebagai

sebuah penggolongan penelitian untuk mengembangkan salah satu

cabang ilmu pengetahuan dan hasil penelitiannya tidak

dimaksudkan untuk diaplikasikan di masyarakat, karena itu pula

pure reseach biasanya dilakukan pada ilmu-ilmu murni pula,

seperti matematika, fisika, ilmu ekonomi, antropologi, sosiologi

dan sebagainya.

152
Penelitian Terapan (Applied
Research).Dan Ekperimen

Disebut penelitian terapan karena penelitian ini digunakan untuk


mengaplikasikan teori di masyarakat, karena itu penelitian terapan
adalah penelitian yang langsung dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Sebagaimana namanya, maka ini biasanya digunakan
pada ilmu-ilmu terapan, seperti elektronika, kedokteran, pendidikan
sekolah, pekerjaan sosial (social worker) , advokad, kebijakan
publik, kebijakan bisnis, komunikasi publik, manajemen, keuangan
dan sebagainya.

Penelitian Eksperimen .
Penelitian Eksperimen adalah apabila penelitian ini bertujuan
meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang akan
terjadi di antara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi
atau pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan di
antara mereka, agar ditemukan hubungan, pengaruh atau
perbedaan salah satu atau lebih variabel.

153
Bentuk Rumusan Masalah

Menurut Arikunto (2010 : 30-31), mengatakan bahwa pada umumnya


peneliti membatasi diri dari kegiatan penelitiannya dengan
memperkecil jumlah variabel, memperkecil jumlah subjek penelitian,
mempersempit lingkup wilayah penelitian dengan menggunakan
instrumen dan memilih metode pengumpulan data yang lebih
sederhana, menganalisis data dengan teknik yang tepat guna dan
menyusun laporannya sesingkat mungkin. Tinggi rendahnya kualitas
penelitian dapat dilihat antara lain dengan melihat luas sempitnya
permasalahan yang diungkap oleh peneliti. Penelitian Skripsi
biasanya hanya mengajukan dua atau tiga pertanyaan penelitian,
sedangkan untuk Tesis jumlah pertanyaan lebih besar/lebih banyak.
Banyaknya pertanyaan atau problematik penelitian hanya
merupakan salah satu indikator mutu penelitian. Ukuran lain untuk
problematika adalah kompleksitas. Kompleks tidaknya problematika
dapat dilihat dari linier tidaknya permasalahan, problematika linier
adalah problematika yang sederhana dan hanya menunjukkan
hubungan tunggal dan lurus antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain.

154
Contoh :

Sederhana : Variabel X berpengaruh terhadap variabel


Y.
(1) Apakah banyaknya makanan yang
dimakan berpengaruh pada berat badan ?
(2) Apakah minum es menyebabkan sakit
kepala ?

Kompleks : Beberapa variabel berpengaruh terhadap


variabel lain.
(1) Faktor-faktor apa sajakah yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa ?
(2) Berapa sumbangan relatif dan sumbangan
efektif variabel IQ, latar belakang
pendidikan dan motivasi terhadap prestasi
belajar siswa SD ?

155
Pertanyaan Penelitian

Semua variabel dalam penelitian ini didifinisikan secara konseptual


dan selanjutnya didifinisikan secara operasional :

Contoh :

Variabel dalam penelitian ini antara lain tentang Kebijakan yang


terdiri dari beberapa variabel antara lain :
Komunikasi ( X1) yang secara operasional diukur dengan
menggunakan indikator sbb :
1. Penekanan Perusahaan pada pemahaman terhadap maksud dan
tujuan kebijakan (X1.1)
2. Penekanan Perusahaan pada pemahaman terhadap isi kebijakan
(X1.2).
3. Penekanan Perusahaan pada keterbukaan terhadap kebijakan
(X1.3)

156
Pertanyaan :

No. Pertanyaan Jawaban

Komunikasi

1. Pemahaman S.S S N T.S S.T.S


terhadap maksud
dan tujuan
Kebijakan
Pemerintah Kota
(Perda) dapat
dipahami oleh para
karyawan.

2. Materi Kebijakan S.S S N T.S S.T.S


Pemerintah Kota
(perda) dapat
dipahami oleh para
karyawan sebagai
dasar untuk
pelaksanaan tugas.

3. Materi Kebijakan S.S S N T.S S.T.S


Pemerintah Kota
(Perda) yang belum
dipahami oleh para
karyawan dapat
didiskusikan kepada
atasannya. (ada
keterbukaan) .

Sumber : Disertasi, Hendratno, 2010 : 261

Keterangan : S.S = Sangat Setuju = 5


S = Setuju = 4
N = Netral = 3
T.S = Tidak Setuju = 2
S.T.S = Sangat Tidak Setuju = 1

157
Perbedaan Penelitian Kuantitatif
dengan Kualitatif

Tabel :
Model Paradigma Pendekatan Kuantitatif Dengan
Kualitatif

Model Pendekatan Model Pendekatan


Kuantitatif Kualitatif

Asumsi – Asumsi

1. Realitas adalah objektif dan bebas nilai 1. Realitas adalah subjektif dan tidak bebas
2. Mengutamakan desain atau metode kerja Nilai / bias.
yang ketat. 2. Menguasai fenomene-fenomena secara
3. Variabel-variabel penelitian diidentifikasi mendalam.
dan diukur hubungan-hubungan atau 3. Variabel penelitian kompleks, memiliki
perbedaan. hubungan dengan fenomena dan sulit
diukur dengan statisikal
4. Peneliti itu independent terhadap yang 4. Peneliti berinteraksi dengan subjek yang
diteliti. Diteliti.

Pendekatan Penelitian

5. Proses Deduktif 5. Proses Induktif


6. Dimulai dengan teori dan hipotesis 6. Berakhir dengan hipotesis atau teori
Grounded
7. Proses kerja bersifat hubungan sebab 7. Proses kerja bersifat simultan, atau
akibat (kausalitas). kontinu.

Peran Peneliti Dalam Penelitian

8. Peneliti tidak berpengaruh menjadi bagian 8. Peneliti menjadi bagian dari


dari subjek penelitian. subjekpenelitian
9. Penjelasan secara subjektif.
9. Pemahaman dan penjelasan secara
empati.

Sumber : Iskandar, 2008 : 21

158
Sugiyono, 2010 : 11-13 memberikan perbedaan antara
Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dengan Kualitat

Tabel :
Karakteristik Metode Kuantitatif Dengan
Kualitatif

No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif

1. A. Desain A. Desain

a. Spesifik, jelas, rinci. a. Umum.


b. Ditentukan secara b. Fleksibel
mantap sejak awal.
c. Menjadi pegangan c. Berkembang dan muncul
langkah demi langkah. dalam proses penelitian.

2. B. Tujuan B. Tujuan

a. Menunjukkan a. Menemukan pola


hubungan antar hubungan yang bersifat
variabel. interaktif.
b. Menguji teori b. Menggambarkan realitas
c. Mencari generalisasi yang kompleks.
yang mempunyai nilai c. Memperoleh pemahaman
prediktif. makna.
d. Menemukan teori .

3. C. Teknik Penelitian C. Teknik Penelitian

a. Eksperimen, survey a. Participan observation.


b. Kuesioner. b. In depth interview.
c Observasi dan c. Dokumentasi.
wawancara terstruktur. d. Trianggulasi.

4. D Instrumen Penelitin D Instrumen Penelitian

a. Test, angket, a. Peneliti sebagai instrumen


wawancara terstruktur . (human instrument).
b. Instrumen yang telah b. Buku catatan, tape recorder,
terstandar. camera handycam dan lain-
lain.

159
5. E. Data E. Data

a. Kuantitatif a. Deskriptif.
b. Hasil pengukuran b. Dokumen pribadi, catatan
variabel yang lapangan, ucapan dan
dioperasionalkan tindakan responden,
dengan menggunakan dokumen dan lain-lain.
instrumen.

6. F. Sampel F. Sampel

a. Besar. a. Kecil.
b. Representatif b. Tidak representatif.
c. Sedapat mungkin random. c. Purposive, snoball .
d. Ditentukan sejak awal. d. Berkembang selama proses
peneliotian.

7. G. Analisis G. Analisis

a. Setelah selesai pengum- a. Terus menerus sejak awal


pulan data. sampai akhir
b. Deduktif. penelitian.
c. Menggunakan statistik. b. Induktif.
c. Mencari pola, model, thema,
teori.

8. H. Hubungan dengan H. Hubungan dengan responden


responden

a. Berjarak, bahkan a. Empati, akrab.


sering tanpa kontak. b. Kedudukan sama bahkan
b. Peneliti merasa lebih sebagai guru, konsultan.
tinggi. c. Jangka lama.
c. Jangka pendek.

160
9. I. Usulan Desain I. Usulan Desain

a. Luas dan rinci. a. Singkat.


b. Literatur yang b. Literatur yang digunakan
berhubungan dengan bersifat sementara, tidak
masalah, dan variabel menjadi pegangan utama.
yang diteliti. c. Prosedur bersifat umum,
c. Prosedur yang spesifik seperti akan merencanakan
dan rinci langkag- tour / piknik.
langkahnya. d. Masalah bersifat s ementara
d. Masalah dirumuskan dan akan ditemukan
dengan spesifik dan setelah studi pendahuluan.
jelas. e. Tidak dirumuskan hipotesis,
e. Hipotesis dirumuskan karena justru akan
dengan jelas. menemukan hipotesis.
f. Ditulis secara rinci f. Fokus penelitian ditetapkan
dan jelas sebelum terjun setelah diperoleh data awal
ke lapangan. dari lapangan.

10. J. Kapan penelitian J. Kapan penelitian dianggap


dianggap selesai. selesai.

a. Setelah semua data a. Setelah tidak ada data


yang direncanakan dapat yang dianggap baru / jenuh .
terkumpul.

11. K. Kepercayaan terhadap K. Kepercayaan terhadap hasil


hasil Penelitian. Penelitian.

a. Pengujian validitas dan a. Pengujian kredibilitas,


realiabilitas instrumen. depenabilitas, proses dan hasil
penelitian.

Sumber : Sugiyono , 2010 : 11-13.

161
Bab. IV
Metodologi Penelitian

Metode di sini dimaksudkan, sebelum peneliti melaksanakan

penelitian. maka langkah yang harus dilakukan adalah

menentukan metode apa yang digunakan dalam penelitian. Metode

penelitian dapat berbentuk : metode penelitian survey, ex post

facto, elsperimen, naturalistik, policy research (penelitian policy),

action research (penelitian tindakan) evaluasi dan sejarah seperti

telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Namun untuk memperjelas

metode penelitian apa yang dipilih beserta contoh judul penelitian,

dibawah ini akan diberikan contoh metode penelitian berikut judul

penelitiannya.

162
Penelitian Survey

Kerlinger (1966) dalam Riduwan, 2008 : 49-50,

mengatakan bahwa “penelitian survey adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis”. Penelitian survey

biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi

dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi

generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila

digunakan sampel yang representatif.

163
Contoh Judul Penelitian

(a) Pengaruh kemampuan dan motivasi kerja pegawai terhadap kualitas


pelayanan masyarakat di Dinas Kebersihan Kota Surabaya.
(b) Pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja
pegawai di Dipenda Kota Balikpapan.
(c) Pengaruh partisipasi orang tua siswa dan tindakan kepala sekolah
terhadap pelaksanaan MBS di Kota Makasar.
(d) Pengaruh kinerja guru dan abilitas guru terhadap pelaksanaan jabatan
fungsional guru di Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.
(e) Pengaruh kasus bom Bali terhadap perubahan iklim investasi di
Indonesia.
(f) Hubungan keterampilan dan pengetahuan siswa terhadap hasil belajar
siswa di SMP Negeri 2 Bangil – Pasuruhan-Jawa Timur.
(g) Hubungan kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja pegawai di Bagian Keuangan Provinsi Banten.
(h) Sikap masyarakat dan pemahaman masyarakat dalam hubungannya
dengan pemilihan presiden secara langsung tahun 2004 di Indonesia.
(i) Hubungan perencanaan pembangunan daerah dari bawah dan koordinasi
antar instansi pemerintah terhadap peningkatan partisipasi masyarakat
dalam
(j) Hubungan nilai-nilai positif budaya asing dan kunjungan wisata terhadap
perubahan tingkah laku remaja di Kota Denpasar Bali.

164
Penelitian Eksperimen

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu

penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang

terkontrol secara ketat. Penelitian ini pada umumnya

dilakukan pada laboratirium.

Contoh Judul Penelitian :

(a) Pengaruh kecepatan sepeda motor merek Honda,

Yamaha, Suzuki dan Beijing terhadap beban kerja.

(b) Pengaruh kosmetik terhadap kelembutan wajah.

(c) Pengaruh susu bubuk terhadap perkembangan bayi.

165
Penelitian Naturalistik

Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode


kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan
data dilakukan secara induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum). Hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Contoh Judul Penelitian :

(a) Perspektif Jabatan Fungsional Widyaiswara dalam Pendidikan dan


Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.
(b) Model Manajemen Mutu Layanan Lembaga Pendidikan unnntuk
Kepuasan Pelanggan .
(c) Model Kepemimpinan di Era Globalisasi untuk Menegakkan
Supprimasi Hukum.
(d) Model Manajemen Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan.
(e) Pengembangan Model Sistem Pemilu di Indonesia.

166
Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-


kejadian yang berlangsung di masa lalu. Penelitian tidak mungkin lagi
mengamati kejadian yang akan diteliti. Walaupun demikian sumber datanya
bisa primer yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut atau
sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan
penelitian sejarah menurut Isaac (1983) dalam Riduwan, 2008 :54 adalah
untuk merekonstruksi berkenaan dengan analisis yang logis terhadap
kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu secara sistematis dan
obyektif melalui pengumpulan data, evaluasi, verifikasi dan sintesa data
yang diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta ungtuk membuat
suatu kesimpulan. Penelitian sejarah terutama dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang : Mengapa hal itu terjadi, kapan kejadian itu
berlangsung, siapa pelaku-pelakunya dan bagaimana prosesnya.
Contoh Judul Penelitian :

(a) Perkembangan Penyebaran Agama Islam di Indonesia.


(b) Mengungkap Sejarah Soekarno sebagai Nasionalis Sejati.
(c) Mojopahit sebagai Cikal Bakal Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(d) Perkembangan Politik di Indonesia Tahun 1945 – 2003 .
(e) Gugurnya Diponegoro dalam Penyebaran Islam di Gunung Kawi-Jatim.
(f) Sultan Agung Menyerang Batavia Tahun 1628 – 1629.

167
Populasi dan Sampel

Populasi

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian

antara pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetpkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu

misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai

pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah

tertentu dan sebagainya.

168
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi oleh Spradley dalam Sugiyono, 2010 : 49 , dinamakan “social

situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu :

tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut , dapat dirumah

berikut keluarga dan aktivitasnya atau orang-orang di sudut-sudut

jalan yang sedang ngobrol atau di tempat kerja, di kota, desa atau

wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan

sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi”

di dalamnya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti

dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang

(actors) yang ada pada tempat (place) tertentu

169
Sampel

Pengertian

Arikunto (1998 : 117 ) dalam Riduwan, 2008 : 56 mengatakan


bahwa “ Sampel adalah adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi. Sugiyono (1997 : 57 ) memberikan pengertian bahwa : “
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi “. Dari beberapa pandangan tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa : “Sampel adalah bagian dari
populasi bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti ). Sampel penelitian yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti.

170
Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah

suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili

dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian

yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan

nonprobability sampling.

171
Teknik Pengambilan sampling dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

1. Simple random sampling.

Probability 2. Proportionate stratified random


sampling sampling

3. Disproportionate stratified random


sampling.

Teknik 4. Area sampling (sampling daerah atau


Sampling
1. Sampling sistematis.

2. Sampling kuota.
Non
Probability 3. Sampling aksidental.

Sampling 4. Purposive sampling .

5. Sampling jenuh.

6. Snowball sampling.

Sumber : Riduwan, 2008 : 57

Gambar :
Teknik Sampling

172
Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang

sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Yang tergolong Teknik Probability Sampling yaitu :

(a) Simple Random Sampling .

Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen

(sejenis).

Contoh :

(1) Jumlah guru SMU yang mengikuti penataran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

di Kota Bandung

(2) Jumlah petani yang mendapatkan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) di

Kabupaten Pasuruhan.

(3) Jumlah Perusahaan tekstil asing yang diterima di Indonesia.

(4) Jumlah Pegawai Dispenda Kota Makassar yang dimutasi.

173
Proportionate Stratified
Random Sampling.

Proportionate stratified random sampling ialah


pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling
ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak
sejenis).
Contoh :
*) Jumlah kursi anggota DPR dari partai besar
pemenang pemilu Tahun 1999 :
a. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) = 153
kursi
b. Partai Golongan Karya (Golkar) =
120 kursi
c. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) =
58 kursi
d. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) =
51 kursi
e. Partai Reformasi = 41 kursi

Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya


dengan jumlah kursi di DPR dari partai besar
pemenang pemilu.

174
Disproportionate Stratified

Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan

sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap,

sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan

sampling ini apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).

Contoh :

1. Jumlah Pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang :

a. Kepala Dinas = 1 orang.

b. Kasubag Tata Usaha = 1 orang.

c. Kepala Seksi pada Dinas = 5 orang.

d. Kepala Subseksi pada Dinas = 19 orang.

e. Kepala Urusan pada Dinas = 4 orang.

f. Kepala Cabang Dinas = 6 orang.

g. Kepala Urusan pada Dinas = 6 orang.

h. Kepala Subseksi pada Cabang Dinas = 12 orang.

i. Pelaksana/Staf = 128 orang.

Dari jumlah pegawai yang berasal dari Kepala Dinas = 1

orang dan Kasubag Tata Usaha = 1 orang tersebut diambil

dijadikan sampael karena terlalu kecil bila dibandingkan

dengan staf lain.

175
Menentukan Ukuran Sampel

Ada beberapa cara pengambilan sampel sbb :


(1) Teknik Pengambilan Sampel menggunakan rumus dari
Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat ( 1998:82 ) dalam
Riduwan, 2008 : 65 sebagai berikut :

N
n = ----------------
N.d ² + 1

Dimana : n = Jumlah sampel


N = Jumlah Populasi
d² = Presisi yang ditetapkan (presisi
kecermatan /
ketelitian )

176
BAB V
INSTRUMEN PENGUMPULAN
DATA

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengertian
(a) Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data . “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak,
tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat
mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan
penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode
penelitian adalah angket (questionnaire), wawancara
atau interview, pengamatan (observation), ujian atau
tes (test), dokumentasi (documentation) dan lain
sebagainya.

177
(b) Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya. “Instrumen penelitian” yang
diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang dapat
diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionare) ,
daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview
guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau
panduan pengamatan (observation sheet atau observation
schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan
tes saja.
Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis
instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama,
yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket
dan instrumen angket. Demiki9an juga ada metode tes dan
instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai
alat bantu dalam penggunaan metode angket, demikian juga
halnya demngan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih
metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai
instrumen.

178
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari
pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang
dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga
dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada
namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan
yang pengisiannya oleh responden dilakukan dengan
memberikan tanda centang atau tanda cocok (v) pada tempat-
tempat yang sudah disediakan. Jadi “daftar cocok” sebenarnya
merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya
dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia
disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam
menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian
terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan
data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-
kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai
macam metode.

179
Skala Pengukuran

Jenis Skala Pengukuran.

Dalam penyusunan instrumen penelitian harus

mengetahui dan paham tentang jenis skala pengukuran

yang digunakan dan tipe-tipe skala pengukuran agar

instrumen bisa diukur sesuai apa yang hendak diukur

dan bisa dipercaya serta reliabel (konsisten) terhadap

permasalahan instrumen penelitian. Maksud dari skala

pengukuran ini untuk mengklarifikasikan variabel yang

akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam

menentukan analisis data dan langkah penelitian

selanjutnya.

180
Skala Nominal

Skala Ordinal

Jenis-jenis skala
pengukuran

Skala Interval

Skala Ratio

181
Skala Nominal

Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun


menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai
simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan
karakteristik lainnya. Adapun ciri-ciri skala nominal antara
lain : Hasil perhitungan tidak dijumpai bilangan pechan,
angka yang tertera hanya label saja, tidak mempunyai urutan
(rangking), tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak
mempunyai nol mutlak. Analisis statistik yang cocok adalah :
Uji Binomium (Binomium Test), Uji Chi Kuadrat Dua Sampel ( X²
Test for Two Independent Samples); sedang tes statistik yang
digunakan ialah statistik non parametrik.

182
Contoh Data Nominal sebenarnya :
(1) Jenis kulit : Hitam (1), Kuning (2), Putih (3). Angka 1,
2, 3, hanya sebagai label saja .
(2) Suku Daerah : Jawa (1), Madura (2), Bugis (3) dan
Batak.
(3) Agama yang dianut : Islam (1), Kristen (2), Hindu (3),
Budha (4) dan lain-lain.

Contoh Data Nominal tidak sebenarnya :


(1) Lulus Ujian Lemhannas diberi angka (2), dan tidak
lulus ujian Lemhannas (1), , Angka (1) dan (2) hanya
sebagai label saja.
(2) SD (1), SMP (2) , SMA (3), PT (4).

183
Skala Ordinal

Skala Ordinal adalah skala yang didasarkan pada rangking diurutkan


dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya, Analisis statistik yang cocok adalah : Uji Kolmogorov; Uji
Deret Satu Sampel (One Sample Run Test); dan lain sebagainya.
Analisis statistik yang digunakan ialah statistik non parametrik.

Contoh :
(1). Mengukur tingkat prestasi kerja
Nilai : I II III IV

Angka 100 80 75 50

(2). Mengukur Gaji Pegawai

Eselon : I II III IV

Gaji (juta) : 1 0,75 0.50 0,25

184
Skala Interval

Skala Interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu

data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.

Analisis statistik yang cocok adalah : Uji t (t-test). Uji t (t-test)

dua sampel; Anova Satu Jalur (One Way-Anova); Anova Dua Jalur

(Test-Ways-Anova); Uji Person Product Moment; Uji Korelasi

Parsial (Partial Correlation); Uji Korelasi Ganda (Multiple

Correlation); Uji Regresi (Regresion Test); dan Uji Regresi Ganda

(Multiple Regresion Test); Uji statistik yang digunakan ialah uji

statistik parametrik.

185
Contoh

(1). Skor Ujian Perguruan Tinggi : A, B, C, dan D

(2). Skor IQ

(3). Waktu : menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun.

(4). Mengurutkan : Kwalitas pelayanan, keadaan persepsi pegawai dan sikap

pimpinan.

Sangat Puas (5)

Puas (4)

Cukup Puas (3)

Kurang Puas (2)

Tidak Puas (1)

(5). Memperlihatkan Jarak (Interval)

Standar Nilai Mahasiswa untuk mencapai IP.

Huruf : A = 4; B = 3; C = 2; D = 1; dan E = 0

Nilai Intervalnya :

1). A dengan B 4–3=1

2 ). B dengan D 3–1 =2

3). A dengan D 4 – 1 = 3 dan seterusnya

186
Skala Ratio

Skala Ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol

mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Misalnya umum

manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka

nol negatif. Artinya seseorang tidak dapat berumur di bawah nol

tahun dan seseorang harus memiliki timbangan di atas nol pula.

Kalau data interval kita dapat mengatakan bahwa orang yang

berumur 50 tahun adalah umurnya dua kali dari pemuda yang

berumur 25 tahun, demikian pula seseorang yang berumur 20

tahun adalah setengah dari umur 40 tahun (Soewarno, 1987 : 34 )

dalam Riduwan, 2008 : 85.

187
Teknik Pengumpulan Data

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulan data. Metode (cara atau teknik)

menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak

diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat

dilihatkan penggunaannya melalui : angket,

wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi

dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu

atau gabungan tergantung dari masalah yang

dihadapi.

188
Instrumen Pengumpulan Data adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat

bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam

benda.

Contoh :

Angket (questionnaire); daftar cocok (checklist); skala

(scala); pedoman wawancara ( interview guide atau

interview schedule ); lembar pengamatan atau panduan

pengamatan (obseration sheet atau observation).

189
Angket (Questionnaire)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada orang lain yang bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah

mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dan responden tanpa merasa khawatir

bila responden memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar

pertanyaan. Angket dibedakan menjadi dua jenis

yaitu angket terbuka dan angket tertutup.

190
Angket terbuka

a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam
bentuk sederhana, sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak
dan keadaannya.

Contoh 1 :

Pertanyaan angket terbuka :


Pendidikan apa saja yang pernah saudara ikuti ?. Tulislah dengan sebenarnya, dimana
dan tahun berapa lulusnya.

No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan

1. ............................... .............................. ...................................

2. ............................... .............................. ...................................

3. ............................... .............................. ...................................

4. ............................... .............................. ....................................

Contoh 2 :
- Bagaimanakah pendapat saudara tentang dibentuknya Dewan Sekolah ?
- Apakah saudara pernah mengikuti Diklatpim Tingkat 3 ? Jika pernah, bagaimana
komentar saudara ?
Keuntungan angket terbuka :
1. Bagi responden : Mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan yang sesuai
dengan keadaan yang dialaminya
2. Bagi peneliti : Akan mendapatkan data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah
disajikan karena sudah diasumsikan oleh peneliti.

191
Angket Tertutup (Angket berstruktur)

Angket Tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai

dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau

tanda cheklist (√).

Contoh :

1) Apakah saudara pernah mempraktekan materi Diklatpim Tingkat 3 yang

menunjang tugas di Kantor saudara ?

Jika pernah, materi apa saja yang saudara praktekkan ?

a. Kertas kerja perorangan (KKP).

b. Manajemen Sumberdata Manusia

c. Sistem Informasi Manajemen.

d. Simulasi dan Kertas Kerja Tema (KKT).

e. Simulasi dan Kertas kerja angkatan (KKA).

2) Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis

a. 2 – 5 buku c. 11 - 15 buku

b. 6 - 10 buku d. 16 - 20 buku

192
Checklist

Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek

dan aspek-aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin

bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang

dianggap penting. Bermacam-macam aspek perbuatan yang

biasanya dicantumkan dalah daftar checklist sehingga pengamat

tinggal memberikan cek (√) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai

dengan hasil pengamatannya.

193
Contoh

Cara memberikan checklis tentang kesiapan Implementasi Manajemen


Berbasis Sekolah (MBS) Dinas Pendidikan Nasional

No. Pernyataan Alternatif


Jawaban
4 3 2 1
S CS KS BS

A. Organisasi
1. Pedoman pembuatan struktur organisasi Dewan √
Sekolah telah disosialisasikan.
2. Dinas Pendidikan telah memiliki data sejumlah sekolah √
yang telah memiliki struktur organisasi Dewan Sekolah.
B. Kurikulum
3. Materi kurikulum memenuhi standar minimal √
kurikulum Nasional.
4. Kurikulum lokal merupakan kurikulum tambahan yang √
sesuai dengan tuntutan zaman dan lingkungan serta
aspirasi masyarakat sekitar.
C. Sumber Daya Manusia

5. Sekolah telah memiliki kepala sekolah yang √


berkualifikasi minimal D-2 bagi SD; D-3 dan S-1 bagi
SLTP, SMU dan SMK.

Keterangan : 4 = Siap (S); 3 = Cukup Siap (CS);


2 = Kurang Siap (KS); 1 = Belum Siap (BS)

194
Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin

mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada

beberapa faktor yang akan mempengarui arus

informasi dalam wawancara yaitu: pewawancara,

responden, pedoman wawancara dan situasi

wawancara.

195
- Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang
diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas
dan merangsang responden untuk menjawab semua
pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan
dengan benar.
- Responden adalah pember informasi yang diharapkan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari
responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan
antara responden dan pewawancara.
- Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang
biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar
proses wawancara dapat berjalan dengan baik.
- Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu
dan tempat wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang
tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa
canggung untuk mewancarai dan respondenpun enggan untuk
menjawab pertanyaan. Berdasarkan sifat pertanyaan,
wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. Wawancara Terpimpin.
Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut
daftar pertanyaan yang telah disusun.

196
b. Wawancara Bebas.
Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab
bebas antara pewawancara dan
responden, tetapi pewawancara
menggunakan tujuan penelitian sebagai
pedoman. Kebaikan wawancara ini adalah
responden tidak menyadari sepenuhnya
bahwa ia sedang diwawancarai.

c. Wawancara Bebas Terpimpin.


Wawancara ini merupakan perpaduan
antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Dalam pelaksanaannya,
pewawancara membawa pedoman yang
hanya merupakan garis besar tentang hal-
hal yang akan ditanyakan.

197
(-). Validitas Internal berkenaan dengan derajad

akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau

dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja

pegawai,maka data yang diperoleh seharusnya adalah data

yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi

tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja

pegawai.

(-). Validitas Eksternal berkenaan dengan derajad

akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau

diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian

valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data

benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang

tinggi.

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang

valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan

pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan

pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang

benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya

adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian

kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Susan

Stainback (1998) dalam Sugiyono , 2010 : 119 menyatakan

bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada

aspek reliabilitasnya, sedangkan penelitian kualitatif

lebih pada aspek validitas.

198
Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif


menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel :
Perbedaan Istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data
Antara Metode Kualitatif Dan Kuantitatif

Aspek Metode Metode Kualitatif

Kuantitatif

Nilai Validitas Kredibilitas (credibility)


kebenaran Internal

Penerapan Validitas Transferability/keteralihan


Eksternal
(generalisasi)

Konsistensi Reliabilitas Auditability, dependability

Netralitas Obyektivitas Confirmability (dapat


dikonfirmasi )

Sumber : Sugiyono, 2010 : 120

199
BAB. VI
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PENELITIAN

Pengertian :

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya

ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam

penelitian kuantitatif, kreteria utama terhadap data hasil

penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif. Validitas

merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi

pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah

data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek penelitian. Terdapat dua macam validitas penelitian

yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

200
(-). Validitas Internal berkenaan dengan derajad akurasi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain
penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai,maka
data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang
etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang
ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
(-). Validitas Eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah
hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
populasi di mana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian
representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara
mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan
memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang
valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada
sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta
analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian
kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang
diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya,
sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya.
Oleh karena itu Susan Stainback (1998) dalam Sugiyono , 2010 : 119
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
aspek reliabilitasnya, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada
aspek validitas.

201
Pengujian Validitas dan Reliabilitas.
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif
menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel :
Perbedaan Istilah Dalam Pengujian Keabsahan Data
Antara Metode Kualitatif Dan Kuantitatif

Aspek Metode Kuantitatif Metode Kualitatif

Nilai kebenaran Validitas Internal Kredibilitas (credibility)

Penerapan Validitas Eksternal Transferability/keteralihan


(generalisasi)

Konsistensi Reliabilitas Auditability, dependability

Netralitas Obyektivitas Confirmability (dapat


dikonfirmasi )

Sumber : Sugiyono, 2010 : 120

202
Bab. VII
Teknik Analisis Data

Pengertian

Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk


mengenali struktur suatu fenomena. Analisis dilaksanakan
dengan melakukan telaah terhadap fenomena-fenomena
secara keseluruhan maupun terhadap bagian-bagian yang
membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitan di
antara unsur pembentukan fenomena. (fenomena = sesuatu
yang dapat disaksikan atau dilihat dengan panca indera,
kenyataan yang ada, tanda-tanda, gejala, fakta).
Menurut Bogdan dan Taylor (1975:32), dalam Iskandar,
2008 : 254-255, mendefinisikan analisis data sebagai proses
yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide
itu.

203
Teknik Analisis Data

Pendekatan Kuantitatif

Untuk Penelitian dengan pendekatan kuantitatif,


maka teknik analisis data ini berkenan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang
diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan , akan
menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi
sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini
telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis,
maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu
dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan itu dijawab, maka
sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang
dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang
digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.

204
Menurut Sugiyono, 2010 : 87 mengatakan bahwa
kalau datanya kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.
Apabila kita akan menguji hipotesis hubungan antar dua
variabel, bila datanya ordinal (menyatakan urutan bagi
sebuah unsur dalam suatu kumpulan) maka statistik yang
digunakan adalah Korelasi Pearson Rank, sedang bila
datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson
Product Moment. Apabila akan menguji signifikasi
komparasi data dua sampel, bila datanya interval (jarak
yang terletak dua nilai yang diketahui ) atau ratio, maka
akan digunakan t-test dua sampel , bila datanya nominal
maka akan digunakan Chi Kuadrat . Selanjutnya bila akan
menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel,
datanya interval , maka akan digunakan Analisis Varian.

205
Pendekatan Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

macam (trianggulasi) , dan dilakukan secara terus menerus sampai

datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut

mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada

umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data

kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum

ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan

dalam melakukan analisis. Seperti yang dinyatakan oleh Miles and

Huberman (1984) dalam Sugiyono, 2010 : 87-88 bahwa “ The

most serious and central difficulty in the use of central

difficulty in the use of qualitative data is thats methods

of analysis are not well formulate” .

206
207

Anda mungkin juga menyukai