Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGERTIAN, JENIS AWAN DAN ANGIN BESERTA


DAMPAKNYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Konsep Dasar Bumi
Antariksa & Kimia”

Dosen Pengampu :
Dra. Nelly Astimar

Disusun Oleh :
Kelompok 3 :
▪ Anisa Yuliasati (21129166)
▪ Figo Pratama Chandra (21129395)
▪ Hiskia Sitorus (21129046)
▪ Khairiatun Nafizah (21129057)
▪ Mira Maulidya Fajar (21129426)
▪ Radni Defri Sagita (21129282)
▪ Sukma Rabbani (21129486)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian, Jenis
Awan dan Angin Beserta Dampaknya”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
Bumi Antariksa & Kimia. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang pengertian, jenis awan dan angin beserta dampaknya baik
bagi penulis maupun bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nelly Astimar selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Bumi Antariksa & Kimia. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 13 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Awan.............................................................................................................3

B. Angin..........................................................................................................15

BAB III..................................................................................................................22

PENUTUP.............................................................................................................22

A. Kesimpulan................................................................................................22

B. Saran..........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angin merupakan sekelompok udara yang bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin memiliki ragam jenis
dan macam sesuai dengan perbedaan arah, kecepatan, kekuatan dan tujuan.Angin
terjadi karena adanya perbedaan panas (suhu) di dua wilayah. Panas terjadi karena
pengaruh matahari menyinari bumi. Daerah yang sudah terkena sinaran matahari
biasanya berudara panas dan memiliki tekanan udara yang rendah. Sementara
daerah yang lebih dingin atau yang notabene intensitas paparan cahaya matahari
kurang memiliki udara tekanan yang tinggi.
Awan ialah gumpalan uap air yang terapung di atmosfer. Ia kelihatan
seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna disebabkan
Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang
(warna) yang berbeda-beda. Butiran air dan es dalam awan membaur secara
merata ke berbagai arah seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar
dengan panjang gelombang yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna
putih. Efek yang diberikan awan terhadap radiasi matahari yang diterima
permukaan Bumi sebenarnya kompleks. Tidak sesederhana bahwa ada awan maka
suhu udara akan turun. Secara global, sistem perawanan memang berperan untuk
menyaring, mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi,
jika matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari
dari awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada
awan sama sekali. Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah
besar atau kecilnya radiasi matahari yang datang. Tergantung tipe awannya.
Lapisan awan yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar matahari
yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal
akan mengurangi bauran itu.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian awan?
2. Bagaimana proses terbentuknya awan?
3. Apa jenis awan beserta dampaknya?
4. Apa pengertian angin?
5. Bagaimana proses terbentuknya angin?
6. Apa jenis angin beserta dampaknya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini sesuai dengan rumusan masalah
di atas adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian awan
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya awan
3. Untuk mengetahui jenis awan dan dampaknya
4. Untuk mengetahui pengertian angin
5. Untuk mengetahui proses terbentuknya angin
6. Untuk mengetahui jenis angin dan dampaknya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awan
a. Pengertian Awan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di
lapisan atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
Awan gelap menandakan kemungkinan hujan. Sedang langit tanpa awan
menunjukkan cuaca cerah. Awan gelap yang membumbung menandakan
hujan badai akan terjadi. Adanya berbagai jenis awan ini membuat adanya
klasifikasi awan, antara lain berdasarkan ketinggian. Awan adalah
kumpulan partikel air yang tampak di atmosfer. Partikel air tersebut dapat
berupa tetes air cair atau kristal es.
Awan adalah kumpulan titik-titik air (cair atau padat) yang tampak
dan melayang-layang di atmosfer karena ukurannya masih relative kecil
untuk jatuh sebagai curahan (hujan, hujan es atau salju). Berdasarkan
bentuknya, maka dikenal awan tetes (bila partikelnya terdiri dari tetes air)
dan awan es (bila partikelnya terdiri dari kristel es). Agar supaya tetes ini
bisa berubah menjadi tetes hujan yang pada umumnya bisa jatuh sampai
ke permukaan bumi, maka tetes awan harus tumbuh menjadi ukuran yang
lebih besar dengan melalui proses tumbukan Findeisen dan Bergeron.
Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal
beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan
planet lain. Awan terbentuk karena proses pengembunan atau pemadatan
uap air yang terdapat di dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh.
Setiap uap air yang terkandung dalam udara akan berubah karena proses
pemadatan menjadi bintik-bintik air untuk membentuk awan. Awan
bersifat mengabsorsi dan merefleksi radiasi surya dan radiasi dari bumi
karena dapat memanaskan atau mendinginkan suhu udara. Bentuk awan
dengan karakteristiknya juga mencerminkan potensi hujan disuatu daerah
3
dipermukaan bumi. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan,
suatu cabang meteorologi.
Fungsi dasar dari awan sendiri itu, awan sebagai penghalang
terhadap radiasi surya maupun radiasi bumi. Awan sebagai pemantul yang
baik terhadap radiasi surya, sebaliknya awan sebagai penyerap yang baik
terhadap radiasi bumi. Intensitas pengaruhnya tergantung pada ketinggian
awan. Makin tinggi awan, sebaliknya semakin kurang efektif awan
menahan radiasi surya maupun radiasi bumi.
Oleh karena itu, awan berpengaruh terhadap neraca radiasi
(keseimbangan pancaran) dan efek rumah kaca di alam. Adanya awan
tidak selalu dapat terjadi hujan. Terjadinya tetes air dengan butiran besar
dari uap air melalui proses kondensasi menjadi tetes awan (cair atau
padat) yang berlangsung diatmosfer dan kemudian jatuh diatas permukaan
bumi sebagai curahan contoh hujan, hujan es dan salju. Sedangkan dari
uap air melalui proses pengembunan yang terjadi dekat permukaan bumi
akan terbentuk embun, embun beku dan kabut. (Referensi dari link
pertama download klimatologi).

b. Proses Terbentuknya Awan


Awan tidak datang secara tiba-tiba, tetapi memerlukan beberapa
proses tertentu yaitu berawal dari adanya suhu udara panas di daratan.
Panasnya suhu udara tersebut akan mengakibatkan naiknya uap air. Jika
udara semakin panas, maka massa uap air akan menguap naik menuju
atmosfer sehingga mencapai kelembapan yang tepat pada ketinggian
tertentu.
Uap air akan mengembang secara adiabatik karena tekanan udara
di atas lebih kecil daripada di bawah. Tekanan udara akan semakin kecil
jika wilayah tersebut semakin tinggi. Kemudian gesekan antar molekul
akan semakin berkurang sehingga suhunya menjadi semakin rendah
(makin dingin).

4
Ketika uap air mencapai ketinggian tertentu yang suhunya lebih
rendah, maka uap air tersebut akan mengalami pengembunan, kemudian
berubah wujud menjadi tetes air.
Proses itu dikenal sebagai kondensasi. Jadi hasil kondensasi uap
air itulah yang nantinya akan membentuk awan.
Jika tetes air yang terbentuk semakin banyak, maka akan semakin
besar ukuran awannya. Selanjutnya jika awan tersebut mendapatkan panas
dari Matahari, maka awan akan menguap lalu hilang. Sebaliknya, awan
akan turun menjadi tetesan air jika titik air lebih berat dari uap air dalam
bentuk hujan karena pengaruh tarikan gaya gravitasi bumi jika tidak
mendapatkan panas Matahari.
Semua awan tidak akan berubah menjadi hujan. Namun sebelum
menjadi hujan, awan tersebut bertemu dulu dengan udara panas sehingga
membuatnya menjadi uap air yang lenyap atau diterbangkan angin ke arah
lainnya.

c. Jenis Awan dan Dampaknya


1. Kelompok Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada
kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km,
sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Jenis awan tinggi
sebagai berikut :
a) Awan Sirrus (Ci)

awan siruus

5
o Awan ini halus, dan memiliki struktur dan bentuk seperti serat
yang mirip dengan bulu burung. Awan ini juga sering tersusun
seperti pita melengkung di langit, sehingga seolah bertemu di satu
atau dua titik cakrawala.
o Awan ini tidak menyebabkan hujan.
o Awan ini terdiri dari halbor air yang terjadi karena suhu yang
terlalu dingin di atmosfer.
o Awan cirrus ini ditiup oleh angin timur yang mengamuk. Awan ini
berwarna putih dengan tepi yang tidak jelas.

b) Awan Sirostratus (Ci-St)

awan sirostratus

o Bentuknya seperti anak lembu putih yang halus dan rata menutupi
seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti
tenunan yang bentuknya tidak beraturan.
o Awan ini juga menimbulkan halo (lingkaran bundar) yang
mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi pada musim
kemarau.

6
c) Awan Sirokumulus(Ci-Cu)

awan sirokumulus

o Awan ini terlihat seperti bentuk yang terputus-putus dan penuh


dengan kristal es sehingga terlihat seperti sekelompok domba dan
sering menimbulkan bayangan.

2. Kelompok Awan Sedang


Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada
kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada
kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan
sedang antara lain :

a) Awan Altokumulus(A-Cu)

altokumulus

o Awan ini kecil, tapi jumlahnya banyak


o Awan altocumulus berwarna abu-abu atau putih yang terlihat saat
senja.

7
o Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan-awan ini
bergerombol dan seringkali berdekatan sehingga tampak
bergandengan tangan.
o Setiap elemen jelas terpisah satu sama lain dengan warna keputihan
dan abu-abu yang membedakannya dengan Syrocumulus.

b) Awan Altostratus(A-St)

altostratus

o Awan Altostratus berwarna abu-abu dan menutupi sebagian besar


langit.
o Awan ini menghasilkan hujan ketika cukup tebal.
o Awan di atas terbentuk saat senja dan petang dan menghilang saat
matahari terbit di pagi hari.

3. Kelompok Awan Rendah


Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang
tergolong ke dalam awan rendah antara lain :

a) Awan Stratokumulus(St-Cu)

8
awan stratokumulus

o Awan ini berbentuk seperti bola yang sering menutupi seluruh


langit, sehingga terlihat seperti ombak.
o Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
o Awan ini berwarna abu-abu/putih yang terjadi pada sore dan
malam hari pada saat suasana stabil.

b) Awan Stratus(St)

awan stratus

o Awan ini cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di bawah 2000
m.
o Lapisan mengembang seperti kabut dan berlapis-lapis.

c) Awan Nimbostratus(Ni-St)

9
awan nimbostratus

o Bentuknya tidak menentu dengan tepi yang tidak rata.


o Di Indonesia, teman ini hanya menyebabkan gerimis.
o Awan ini berwarna putih gelap dengan sebaran yang cukup luas di
langit.

4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal


Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan
dengan perkembangan vertikal antara lain :
a) Awan Kumulus(Cu)

awan kumulus

o Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Gumpalan


cahaya putih atau abu-abu yang terlihat seperti bola kapas
mengambang, awan ini memiliki garis yang tajam dan dasar yang
rata.
o Dasar awan ini umumnya setinggi 1000 m dan lebar 1 km.

10
b) Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)

awan kumulonimbus

o Berwarna putih/gelap.
o Berada di ketinggian kurang lebih 1000 kaki dan puncaknya
memiliki ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menyebabkan
hujan disertai kilat dan guntur.
o Awan ini terkait erat dengan hujan lebat, kilat, tornado, dan badai.

Sedangkan berdasarkan bentuknya, awan dibagi menjadi 3,


yaitu:
o Cumulus, yaitu awan yang bentuknya menggumpal dan alasnya
mendatar.
o Stratus, yaitu awan tipis dan menyebar luas sehingga menutupi
langit secara merata.
o Sirrus, yaitu awan yang halus dan berserat seperti bulu ayam.
Awan ini tidak menghasilkan hujan.

5. Awan Dingin dan Awan Hangat


Berdasarkan suhu lingkungan fisik atmosfer dimana awan tersebut
berkembang, awan dibedakan atas awan dingin (cold cloud) dan awan
hangat (warm cloud). Terminologi awan dingin diberikan untuk awan
yang semua bagiannya berada pada lingkungan atmosfer dengan suhu di

11
bawah titik beku (< 00C), sedangkan awan hangat adalah awan yang
semua bagiannya berada diatas titik beku ( > 00C).
Awan dingin kebanyakan adalah awan yang berada pada daerah
lintang menengah dan tinggi, dimana suhu udara dekat permukaan tanah
saja bisa mencapai nilai <00C. Di daerah tropis seperti halnya di
Indonesia, suhu udara dekat permukaan tanah sekitar 20-300C, dasar awan
mempunyai suhu sekitar 180C. Namun demikian puncak awan dapat
menembus jauh ke atas melampaui titik beku, sehingga sebagian awan
merupakan awan hangat, sebagian lagi diatasnya merupakan awan dingin.
Awan semacam ini disebut awan campuran (mixed cloud).

d. Dampak Awan
1) Awan Cumulus

12
Awan cumulus adalah jenis awan kumulus yang bercampur dengan badai
guntur dan hujan lebat. Awan ini merupakan variasi dari nimbus, atau
awan yang mengandung presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer.
Awan cumulonimbus dianggap berbahaya karena mengandung arus
listrik disertai golakan udara sangat dahsyat. Cumulonimbus ini juga
dikenal sering menghasilkan kilat. Hal ini disebabkan oleh tetesan
terionisasi di awan yang saling bergesekan, sehingga muatan statis yang
terbentuk menghasilkan kilat. Dirangkum dari situs SKYbrary, berikut ini
adalah dampak berbahaya awan cumulonimbus bagi penerbangan bisa
sebabkan:
 Turbulensi
 Gangguan Listrik
Pesawat yang terbang di sekitar awan cumulonimbus mungkin
mengalami gangguan listrik yang dapat memengaruhi sistem
komunikasi dan navigasi. enomena listrik ini dikenal sebagai St
Elmo's Fire, meski bukan ancaman terhadap penerbangan, fenomena
ini merupakan indikasi aktivitas cumulonimbusdi dekat pesawat. Jika
demikian, pesawat berisiko terkena Petir.

2) Awan Stratus
Awan stratus adalah kebalikan dari awan cumulus karena bentuknya
bertingkat atau berlapis. Tidak seperti awan cumulus, awan stratus
menunjukkan bahwa atmosfernya stabil dan hanya ada sedikit gaya
angkat atau konveksi. Dalam beberapa kasus, awan stratus tebal dan
berwarna abu-abu, benar-benar menghalangi matahari. Jenis awan ini
biasanya bertanggung jawab atas terjadinya halo matahari dan sundog.

3) Awan Stratocumulus
Awan stratocumulus adalah salah satu awan yang bisa menutupi area
yang luas dan pekat. Awan jenis ini tebal dan menyatu, tetapi pilot
mungkin bisa melihat sedikit langit melalui beberapa celah. Awan
stratocumulus sering memungkinkan sinar matahari bersinar. Menurut
13
Atlas Awan Universitas Massachusetts, awan ini jika diterpa sinar
matahari akan terlihat fenomena sinar krepuskular. 4. Awan
Cumulonimbus Awan cumulonimbus adalah momok menakutkan bagi
dunia penerbangan karena awan ini sangat berbahaya. Awan ini seperti
awan cumulus namun disertai dengan hujan deras. Awan cumulonimbus
ini juga berisi badai petir dan merupakan tempat pergolakan hebat di
atmosfer. biasanya terbentuk bersamaan dengan awan cumulonimbus.
Jenis awan ini berwarna gelap dan bisa menimbulkan turbulensi yang
hebat pada pesawat yang nekat melintas.

4) Awan Cumulonimbus
Awan cumulonimbus adalah momok menakutkan bagi dunia
penerbangan karena awan ini sangat berbahaya. Awan ini seperti awan
cumulus namun disertai dengan hujan deras. Awan cumulonimbus ini
juga berisi badai petir dan merupakan tempat pergolakan hebat di
atmosfer. Awan ini akan menggeser angin vertikal hingga mencapai
ribuan kaki per menit, sesuatu yang ingin dihindari semua pilot. Awan ini
biasanya terbentuk karena ketidakstabilan atmosfer di angkasa.

5) Mammatus
Menggambarkan tampilan awan bergelombang dan berkantung di bagian
bawahnya. Awan ini gelap dan merupakan indikasi visual dari turbulensi
di atmosfer.

6) Awan Lenticular
Sesuai namanya, awan menyerupai seperti lensa dan terbentuk di bawah
serangkaian keadaan yang sangat khusus. Awan lenticular biasanya
terbentuk di atas pegunungan. Ketika angin kencang menghantam
gunung, awan ini dipaksa naik oleh medan gravitasi. Lalu udara
mendingin dan menciptakan awan yang menutupi punggung bukit. Awan
lenticular yang indah terlihat sangat damai, tetapi bagi pilot, itu

14
menunjukkan angin kencang dan turbulensi. Pilot akan sangat
menghindari awan ini jika terbang dekat area pegunungan atau
perbukitan.

B. Angin
1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat
lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat
lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah
yang panas membuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang
naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan
dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi
naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara
dari atas yang lebih dingin dan berat.
Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan
adanya pergerakan udara atau yang disebut angin. Angin merupakan suatu
vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah dari mana datangnya angin. Angin
merupakan aliran udara dalam jumlah yang besar yang timbul akibatnya
adanya rotasi bumi, perbedaan suhu dan perbedaan tekanan udara antara
dua tempat dengan kecepatan yang dinamis dan fluktatif. Atau bisa juga
disebut sebagai perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat
lainnya secara horizontal atau hampir horizontal.

15
Dalam klimatologi, angin memiliki dua fungsi dasar yaitu:
1. Pemindahan panas baik dalam bentuk yang dapat diukur maupun yang
tersimpan dari lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan
membuat setimbang neraca radiasi surya antara lintang rendah dan
tinggi.
2. Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan di mana
sebagian besar dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air
yang turun kembali sebagai hujan, kabut ataupun embun.
Fungsi angin lainnya adalah:
1. Membantu dalam proses penyerbukan bunga.
2. Mengontrol kincir angin atau menjalankan pembangkit listrik tenaga
angin.
3. Mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
4. Mencampur lapisan udara antara panas dan dingin, lembab dan dingin.
5. Membantu mengamati cuaca dalam ilmu meteorologi dan klimatologi.
6. Memindahkan uap air yang sudah terevaporasi dari laut ke daratan dan
mengalami kondensasi yang selanjutnya menjadi hujan.
Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu
tempat ke tempat lain secara horozontal. Perpindahan massa udara ini
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara secara horizontal. Perbedaan
tekanan udara diakibatkan oleh perbedaan suhu di antara dua tempat. Suhu
udara rendah memiliki tekanan udara tinggi dan sebaliknya suhu udara
tinggi memiliki tekanan rendah. Perbedaan tekanan udara di berbagai
wilayah di muka bumi mengakibatkan terjadinya gerakan massa udara dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pola gerakan
udara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu adveksi (mendatar), konveksi
(vertikal) dan turbulensi (berputar). Gerakan massa udara yang arahnya
horizontal dikenal dengan istilah angin.

2. Proses Terbentuknya Angin

16
Adapun proses kejadian angin, apabila udara yang terdapat di bumi
dipanaskan oleh adanya sinar matahari, maka udara memuai. Udara yang
telah memuai menjadi lebih ringan sehingga akan naik menuju ke
atmosfer. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya
berkurang. Udara dingin (tekanan tinggi) disekitarnya mengalir ke tempat
yang bertekanan rendah (suhu panas) tadi. Udara menyusut menjadi lebih
berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali.
Pergerakan akibat arus bolak-balik angin dari darat menuju ke
atmosfer dan sebaliknya oleh sinar matahari inilah yang menyebabkan
terbentuknya angin. Sumber energy utamanya diperoleh dari perbedaan
pemanasan dan pendinginan yang terjadi pada lintang-lintang rendah dan
tinggi. Sumber energi inilah yang membentuk angin dan mempertahankan
kecepatan terhadap rintangan yang timbul akibat adanya gesekan dengan
permukaan.

3. Jenis Angin dan Dampaknya


1. Angin Tetap
a. Angin tetap adalah angin yang bertiup sepanjang tahun. Angin
tetap terbagi menjadi beberapa macam,sebagai berikut:
b. Angin barat adalah angin yang bertiup dari daerah maksimum sub
tropis (300) ke minimum sub kutub (lintang 600), baik lintang
utara maupun lintang selatan.
c. Angin timur adalah angin dingin yang bergerak dari maksimum
kutub (900) ke arah minimum sub kutub (600) baik lintang utara
maupun lintang selatan.
d. Angin pasat adalah angin tetap yang berasal dari daerah tekanan
maksimum subtropics (300-400 LU/LS) menuju kearah daerah
tekanan minimum equator (katulistiwa).
e. Angin anti pasat, pada ketinggian tertentu massa angin pasat naik
secara vertikal kembali bergerak mendatar kearah wilayah
17
subtropis. Angin anti pasat bergerak meninggalkan katulistiwa
menuju daerah maksimum subtropis.

2. Angin Muson atau Angin Musim


Angin musim/muson adalah angin yang berhembus secara periodik
bergantian arah tiap setengah tahun sekali. Angin muson barat laut
terjadi dari Oktober - April, dengan posisi matahari di belahan bumi
selatan terutama Australia lebih banyak menerima panas matahari,
sehingga suhu disana lebih tinggi (tekanan udara rendah). Sedangkan
suhu di benua Asia rendah (tekanan udara tinggi). Angin bergerak dari
Asia ke Australia, sehingga Indonesia terjadi musim penghujan karena
di perjalanannya banyak membawa uap air. Seperti angin muson barat,
angin ini juga membawa sejumlah dampak negatif dan positif. Angin
ini dapat mengurangi polusi udara, menyuburkan tanaman, dan
mengurangi risiko kebakaran hutan. Namun, angin barat juga dapat
memicu tanah longsor dan menghambat kegiatan pertanian. Angin
muson timur memberikan sejumlah dampak positif untuk Indonesia,
yakni melancarkan hasil panen dan mempermudah nelayan untuk
melaut. Meski begitu, angin ini juga menyebabkan dampak negatif
seperti meningkatkan risiko kebakaran hutan dan memicu kekeringan.

18
3. Angin Lokal
a) Angin Darat dan Angin Laut
Di malam hari, suhu udara di daratan lebih cepat dingin sehingga
tekanan udara di atas daratan tinggi (maksimum). Sedangkan suhu
udara di lautan lambat dingin sehingga tekanan udaranya rendah
(minimum), sehingga angin bergerak dari daratan menuju laut
yang disebut angin darat. Sebaliknya pada siang hari, terjadi
pergerakan udara dari laut menuju darat disebut angin laut.

Dampak dari angin darat dan angin laut, antara lain:


• Menyebabkan abrasi pantai karena angin laut membawa serta
ombak yang menghantam daratan.
• Angin darat yang bertiup pada malam hari ke arah laut kerap kali
dipercayai sebagai penyebab masalah kesehatan.

b) Angin Lembah dan Angin Gunung


Angin lembah adalah angin yang berhembus dari lembah menuju
lereng gunung dan terjadi di siang hari. Sementara angin gunung
adalah angin yang bertiup dari puncak gunung menuju lembah
terjadi pada malam hari.

19
c) Angin Fohn (Angin Jatuh)
Angin Fohn adalah angin yang bersifat jatuh atau turun,panas dan
kering. Ini terjadi disebabkan uap air yang dibawa telah
diturunkan sebagai hujan di lereng gunung yang berhadapan
dengan arah datangnya angin. Angin fohn mempunyai nama yang
beda di berbagai daerah. Angin fohn yang bertiup di Indonesia
sebagai berikut :
1) Angin Bahorok (Deli, Sumatra Utara)

2) Angin Kumbang (Cirebon, Jawa Barat)

3) Angin Gending (Pasuruan, Jawa Timur)

4) Angin Brubu (Makassar, Sulawesi Selatan)

5) Angin Wambraw (Biak, Irian Jaya)

1. Memberikan Cuaca yang Lebih hangat

2. Menyebabkan Kekeringan

3. Menurunkan ststem Kekebalan Tubuh Manusia

20
4. Angin Siklon dan Anti Siklon
Daerah depresi adalah daerah yang bertekanan minimum
dikelilingi oleh daerah yang bertekanan maksimum. Di daerah tersebut
garis-garis isobarnya tertutup dan verbal atau ketinggian tekanan udara
memusat.Akibatnya terjadi gerakan angin berputar memusat yang
disebut dengan angin siklon. Sebaliknya,angin antisiklon adalah angin
yang gerakan memutarnya ke arah luar, daerah kompresi yaitu daerah
yang bertekanan maksimum dikelilingi oleh daerah yang bertekanan
minimum.
Pada daerah ini, angin berputar dengan arah yag keluar. Arah
gerakan kedua jenis angin tersebut sesuai dengan hukum Buys
Ballot.Dampak angin siklon menyebabkan banjir karena curah hujan
tinggi yang dapat berefek terjadinya longsor. Angin yang sangat
kencang menyebabkan pohon tumbang dan infrastruktur umum

Angin siklon memiliki kecepatan yang kuat sehingga bersifat


merusak. angin siklon untuk masing-masing daerah berbeda-beda.
Contoh:
a) Angin siklon di Samudra Atlantik disebut Hurricane.

b) Angin siklon di Laut Cina Selatan disebut Taifun.

c) Angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab disebut Siklon.

d) Angin siklon di Amerika daerah tropis disebut Tornado.

21
e) Angin siklon di Asia Barat disebut Sengkejan

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan
atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca. Awan gelap
menandakan kemungkinan hujan. Sedang langit tanpa awan menunjukkan
cuaca cerah. Awan gelap yang membumbung menandakan hujan badai akan
terjadi. Adanya berbagai jenis awan ini membuat adanya klasifikasi awan,
antara lain berdasarkan ketinggian. Awan adalah kumpulan partikel air yang
tampak di atmosfer. Partikel air tersebut dapat berupa tetes air cair atau kristal
es.
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya.
Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak
panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas
membuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang
dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya,
udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera
digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan
berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya
pergerakan udara atau yang disebut angin.
Hubungan antara tekanan udara dan angin ialah semakin rendah
tekanan udara, kecepatan angin semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya,
Semakin tinggi tekanan udara, semakin rendah kecepatan angin.

22
B. Saran
Penulis menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk mengkaji
aspek lainnya yang belum terbahas dalam makalah ini, mencari lebih banyak
sumber untukmenyempurnakan makalah selanjutnya dan kami mengharapkan
kritik dan sarannyayang dapat membangun bagi kami dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. AWAN DAN ANGIN DALAM PERSPEKTIF AL–QUR’AN DAN


SAINS (Bachelor's thesis)
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/52302 di akses pada
tanggal 12 September 2022, jam 16.28
BukuX_GEOGRAFI_KD_3_6_Dinamika_Atmosfer_dan_Dampaknya_Bagi_Kehi
dupan
Barry, R.G. and R.J. Chorley. 1976. Atmosphere, Weather, and Climate. 3rd ed.
Methuen.
Bayong, T.H.K, 2004. Iklim dan lingkungan, Penerbit PT Cendikia Jaya Utama,
Bandung.
Kartasapoetra, A.G., 1986. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah
dan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.
Lutgens, K.F. and E.J. Tarbuck. 1979. The Atmosphere: An Introduction to
Meteorology.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
McIntosh, D.H. 1972. Meteorological Glossary. 5th ed., London: Her Majesty's
Stationery Office.
Nasir A.A. 1999. Klimatologi Pertanian. Kapita Selekta Agroklimatologi. Jurusan
Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB
dengan Bagian Proyek Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Oliver, J.E. and Hidore, J.J. 1984. Climatology. Ohio USA: A Bell & Howell
Company.

23
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai