Anda di halaman 1dari 10

Evolusi pada Perubahan Bentuk Paruh Burung Finch Menjadi Beberapa

Bentuk Paruh dengan Fungsi yang Berbeda

Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang dulu
dipakai Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan
teori itu, mereka memang berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang
dulu diteliti Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan
aneka jenis biji-bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah
kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan
sumber makanan yang sama.

Klasifikasi Ilmiah:

 Kingdom : Animalia
 Filum : Chordata
 Kelas : Aves
 Upakelas : Neornithes
 Infrakelas : Neognathae
 Superordo : Neoaves
 Ordo : Passeriformes
 Upaordo : Passeri
 Infraordo : Passerida
 Superfamili: Passeroidea
 Famili : Fringillidae (Vigors, 1825)

Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa spesies yang berkompetisi untuk


mendapatkan makanan dapat mengalami evolusi, demikian kata Peter Grant dari Princeton
University, yang memublikasikan hasil penelitiannya itu pada jurnal Science. Sedangkan
risetnya didanai oleh National Science Foundation. Grant telah mempelajari burung-
burung finch di Kepulauan Galapagos selama beberapa puluh tahun dan pada mulanya
bermaksud meneliti perubahan-perubahan yang terjadi ketika beradaptasi dengan
kekeringan yang turut pula mengubah jenis makanan yang tersedia di sana.

Tahun 1982 pasangan burung-burung finch besar, Geospiza magnirostris, tiba di pulau
itu untuk kawin, dan memulai kompetisi untuk mendapatkan biji-bijian ukuran besar dari
tanaman Tribulus. Burung-burung itu bisa membuka dan makan biji-bijian itu tiga kali
lebih cepat dari burung Geospiza fortis, sehingga menurunkan persediaan biji jenis ini.
Tahun 2003 dan 2004 hujan turun dan kian menipisnya persediaan makanan. Akibatnya
burung finch jenis G. fortis berparuh besar banyak yang mati, dan menyisakan hanya yang
berparuh lebih kecil, yang mampu memakan biji dari tanaman yang lebih kecil dan tak
perlu berkompetisi dengan burung G. magnirostris yang lebih besar. Dalam teori evolusi
Darwin, perubahan itu dikenal dengan istilah character displacement, yang terjadi ketika
seleksi alam yang menghasilkan perubahan pada generasi berikutnya. Perubahan ini
menyebabkan banyaknya jenis burung finch di Kepuluan Galapagos. Berikut beberapa
jenis burung Finch yang hidup di Kepulaun Galapagos beserta ciri-ciri paruh dan jenis
makanannya :

1. Platyspiza crassirostriss (burung finch pohon pemakan tumbuhan)


 Pemakan tunas tumbuhan
 Burung finch pohon
 Paruh seperti paruh bebek
2. Camarhynchus pallidus (burung finch pelatuk)
 Pemakan serangga
 Burung finch pohon
 Paruh panjang dan runcing (paruh pematuk)
3. Camarhynchus parvulus (burung finch pemakan serangga kecil)
 Pemakan serangga
 Burung funch pohon
 Paruh penggenggam
4. Camarhynchus psittacula (burung finch pemakan serangga besar)
 Pemakan serangga
 Burung finch pohon
 Paruh penggenggam
5. Certhidea olivacea (burung finch berkicau)
 Pemakan serangga
 Burung finch pohon
 Paruh panjang dan runcing
6. Geospiza scandens
 Pemakan kaktus
 Burung finch tanah
 Paruh panjang dan runcing
7. Geospiza difficilis
 Pemakan benih
 Burung finch tanah
 Paruh tajam untuk menghancurkan makanan
8. Geospiza fuliginosa
 Pemakan benih/biji
 Burung finch tanah
 Paruh tajam untuk menghancurkan makanan

Suatu bukti untuk kompetisi masa lalu adalah pengamatan bahwa spesies yang
sama tampaknya selalu memperlihatkan beberapa perbedaan relung ketika hidup besama-
sama dalam suatu komunitas. Pola pembagian sumberdaya (resource partitioning), di mana
spesies simpatrik mengkonsumsi makanan yang sedikit berbeda atau mkenggunakan
sumberdaya lain dengan cara yang sedikit berbeda, telah tercatat dengan baik, khususnya
pada hewan, terutama kawanan burung finch ini. Bukti kedua akan keutamaan kompetisi
datang dari pembandingan spesiesspesies yang berkerabat dengan populasinya kadang-
kadang simpatirk dan kadangkadang allopatrik. Meskipun populasi allopatrik spesies
seperti itu strukturnya mirip dan menggunakan sumberdaya yang sama, populasi simpatrik
sering kali menunjukkan perbedaan dalam struktur tubuh dan dalam sumber daya yang
mereka gunakan. Kecendrungan karakter-karakter agar menjadi lebih berbeda dalam
populasi simpatrik dua spesies dibandingkan dengan dalam populasi allopatrik dua spesies,
disebut pergantian karakter (character displacement).

Burung finch Galapagos memberikan contoh baik mengenai pergantian karakter


dalam ukuran paruh dan, barangkali, dalam biji yang dapat mereka makan secara paling
efisien. Populasi allopatrik Geopiza fuliginosa dan G. fortis memliki paruh yang serupa,
tetapi di pulau di mana kedua spesies ini ditemukan, suatu perbedaan yang signifikan
mengenai paruh telah di evolusikan. Perbedaan ini barangkali memungkinkan kedua
spesies itu menghindari kompetisi dengan cara memekan biji-bijian yang ukurannya
beerbeda dan barangkali menunjukkan hantu yang disebabkan oleh kompetisi masa silam.

Pembagian relung atau sumberdaya di sini sangat erat kaitannya dengan asas
persaingan Gause dimana asas ini memiliki konsekuensi yang sangat penting. Asas
Persaingan Gause berbunyi: “kompetisi dsecara terus menerus antara dua spesies akan
sangat jarang terjadi di dalam komunitas alami. Salah satu dari spesies tersebut pasti
mengendalikan spesies lain menuju ke kepunahan atau keterusiran, atau dengan kata lain,
seleksi alam akan mengurangi kompetisi di antara keduanya”

Mekanisme perkembangan burung Ficnh

Ketika Darwin berada di kepulauan Galapagos, ia mengamati beberapa makhluk


hidup khususnya hewan memiliki karakteristik yang berbeda dari daerah lainnya. Burung
Finch adalah salah satu yang diamati oleh Darwin, burung finch adalah sejenis burung
kecil yang pada daratan eropa merupakan burung pemakan biji-bijian. Di Kepulauan
Galapagos ia mengamati bahwa terdapat perbedaan karakteristif fisik antara burung yang
berhabitat di sini (Galapagos) dengan burung Finch yang berasal dari daratan Eropa.
Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut adalah :

1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang menyebabkan terjadinya
perubahan fisik burung finch yang terdapat di Kepulauan ini.
2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya seleksi alam yang
menyebabkan beberapa populasi burung finch mengalami perubahan bentuk fisik.
3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena minimnya persediaan makanan serta
isolasi geografi yang terjadi.
4. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pada paruh burung yang
disesuaikan dengan jenis makanan yang ada.
5. Proses tersebut telah terjadi dari generasi ke generasi selama ribuan tahun.
6. Proses Adaptasi yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pewarisan
sifat makhluk hidup terutama burung finch

Teori yang dikemukakan oleh Darwin, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh seorang ahli Ekonomi yang bernama Thomas Robert Maltus (1766 -1834) dalam
bukunya Essay on the principle of population. Ia mengatakan bahwa pertambahan jumlah
populasi penduduk tidak seimbang dengan pertambahan jumlah persediaan makanan. Ia
mengatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah
pertambahan makanan. Hal tersebut yang kemudian memberikan inspirasi kepada Darwin,
yang kemudian berpendapat bahwa setiap makhluk hidup berjuang untuk hidup.
Pendapatnya ini merupakan awal dari pemikiran tentang adanya mekanisme seleksi alam
dalam .

Pengaruh Sumber daya alam terhadap perkembangan Burung Ficnh

Paruh burung finch (sejenis burung manyar) menjadi topik pemikiran Darwin yang
mendasari evolusi teorinya. Ketika berada di kepulauan Galapagos, bagian dari ekspedisi
HMS Beagle, Darwin melihat bahwa paruh burung finch berbeda-beda, tergantung dari
pulau mana asalnya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana burung finch menyesuaikan
diri dengan kondisi pulau yang berbeda-beda. Contohnya, di pulau yang satu, paruh
burung finch kuat dan pendek dan cocok untuk memecahkan kulit kacang yang keras. Di
pulau lainnya, paruh burung finch sedikit lebih panjang dan lebih tipis, cocok untuk
mengisap jenis makanan yang berada di pulau itu. Hal ini membuat Darwin berpikir akan
suatu kemungkinan bahwa burung finch tidak diciptakan begitu saja, melainkan melalui
proses adaptasi.
Gambar macam-macam burung finch

Waktu adalah faktor penting dalam evolusi. Proses evolusi memerlukan waktu
yang sangat lama. Menurut Darwin, ada dua mekanisme yang mendasari evolusi. Pertama,
proses evolusi membawa spesies yang ada untuk berinteraksi dengan kondisi ekologinya.
Contohnya, karena hasi evolusi, beberapa burung mempunyai paruh yang hanya bisa
dipakai untuk menghisap madu bunga. Selama bunga itu masih tersedia, burung ini akan
hidup.

Tetapi, bila bunga ini, karena sesuatu hal, punah, maka burung itu kemungkinan
besar akan punah juga. Mekanisme yang kedua adalah kelahiran spesies baru dari hasil
variasi di spesies yang ada. Ini terjadi bila suatu group makhluk hidup menjadi terpisah
dan pada akhirnya mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda. Contoh klasik adalah
burung finch di atas. Asal mulanya, nenek moyang burung dari bermacam pulau di
Galapagos adalah berasal dari daratan Amerika Selatan. Karena bertebaran di bermacam
pulau, burung ini akhirnya mengembangkan gaya hidup yang berbeda-beda. Waktu
(melalui banyak generasi burung) dan perjuangan untuk hidup (survival) adalah dua hal
yang dibutuhkan untuk melahirkan generasi baru burung finch. Waktu yang lebih panjang
lagi dan melalui proses yang sama, menurut Darwin akan dapat menjelaskan evolusi dari
semua makhluk hidup di muka bumi yang berasal dari satu “common ancestor”.

Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk


mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun hal tersebut
benar-benar terbukti dan berhasil diamati. Salah satu spesies burung finch darat yang
berukuran sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal
tersebut dilakukan setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar
dalam 20 tahun terakhir. "Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk
memperoleh jenis makanan dapat mendorong evolusi," kata penelitinya Peter Grant dari
Universitas Princeton. Paruh yang kecil akan lebih menguntungkan karena dapat
digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih kecil. Penemuan ini sangat berharga
sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang bisa diamati.

"Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah
habitat atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan
baru," kata Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan
Kebun Binatang Nasional Smithsonian. Menurut Fleischer, ini merupakan kasus evolusi
mikro yang berhasil didokumentasikan. Grant mempelajari burung finch darat berukuran
sedang dari jenis Geospiza fortis yang sebelumnya tidak menghadapi persaingan untuk
mendapatkan makanan berukuran kecil maupun besar. Pada 1982, populasi burung finch
darat yang berukuran lebih besar, Geospiza magnirostris, masuk ke wilayah tersebut.
Burung finch yang berukuran lebih besar memangsa biji-bijian berukuran besar dari
tumbuhan Tribulus. Karena memiliki paruh lebih besar, Geospiza magnirostris dapat
memecah biji-bijian yang berukuran besar tiga kali lebih cepat daripada finch yang
berukuran sedang. Biji-bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran
sedang mulai berkurang. Apalagi, curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan
2004. Tingkat kematian spesies Geospiza fortis yang memiliki paruh relatif besar
meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang memiliki paruh kecil yang dapat
memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil tidak perlu bersaing dengan
Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar. Begitulah proses evolusi yang
disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan menghasilkan perubahan bagi
generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Science.

Proses terbentuknya variasi burung Finch dikepulauan Galapagos adalah pada


awalnya paruh burung Finch merupakan tipe pemakan biji, namun di Galapagos biji-bijian
sangat terbatas. Sehingga terjadi perubahan jenis makanan menjadi pemakan serangga
besar dan serangga kecil, pemakan pucuk pohon, pemakan kaktus dan lain sebagainya
sehingga secara perlahan paruh burung Finch berubah menyesuaikan makanannya. Burung
Finch merupakan jenis burung yang dipakai Darwin untuk menguatkan teori evolusi yang
dikemukakannya.

Burung Finch ini memiliki bentuk yang mirip dengan burung pipit baik ukuran
tubuh, bentuk paruh serta jenis makanannya. Burung Finch asli di Amerika Selatan
memiliki bentuk paruh tipe pemakan biji-bijian, namun spesies burung Finch di pulau
Galapagos memiliki bentuk paruh yang beragam sesuai dengan makanan yang terbatas di
pulau Galapagos tersebut. Diduga burung Finch di pulau Galapagos ini merupakan spesies
yang sam a pada awalnya. Perubahan bentuk paruh burung Finch ini disebabkan karena
adanya perubahan jenis makanan yang tersedia di pulau Galapagos. Jika tidak segera
menyesuaikan diri di pulau Galapagos, maka burung Finch tersebut akan mati kelaparan.
Penyesuaian bentuk paruh ini kita sebut sebagai adaptasi morfologi. Makhluk hidup yang
dapat melalukan adaptasi dengan lingkungan biasanya dapat lolos darai seleksi alam dan
berjuta-juta tahun kemudian kita sebut sebagai evolusi.

Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya agar tidak punah, maka


makhluk hidup harus dapat melakukan 3 hal berikut:

 Dapat beradaptasi
 Dapat bereproduksi
 Dapat lolos dari seleksi alam

Adaptasi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan ada 3 jenis
adaptasi yaitu:

 Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap


lingkungan berupa perubahan bentuk tubuh. Contohnya yaitu berbagai macam
paruh unggas yang disesuaikan dengan makanannya.
 Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungan berupa perubahan fungsi system di dalam tubuhnya. Contohnya yaitu
adanya enzim selulase di perut sapi untuk memecah selulosa dalam rumput.
 Adaptasi tingkah laku merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungan berupa perubahan tingkah laku. Contohnya yaitu pohon jati akan
meranggas saat musim kemarau untuk mempertahankan diri dari kekeringan.
Charles Robert Darwin mendapat julukan sebagai bapak Teori Evolusi dan ia terkenal
dengan bukunya yang berjudul “On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
yang mengandung arti bahwa asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam. Buku
tersebut berisi dua teori pokok atau utama yaitu:

 Konsep perubahan secara evolusi.


 Konsep terjadinya seleksi alam.

Beberapa tokoh evolusi yang terkenal antara lain Lamarck, Charles Darwin dan
August Weismann. Lamarck mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena adanya
adaptasi terhadap lingkungan. Bentuk adaptasi yang dilakukan berupa perubahan organ
yang kemudian langsung diwariskan ke keturunan selanjutnya. Pada teorinya, Lamarck
mengungkapkan bahwa jerapah pada zaman dahulu semuanya berleher pendek, kemudian
karena setiap hari menjulurkan leher untuk menjangkau daun dari pohon yang tinggi, maka
kamudian leher jerapah jadi memanjang dan melahirkan anakan jerapah yang berleher
panjang.

Charles Darwin mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena adanya adaptasi dan
seleksi alam. Pada teorinya, Charles Darwin mengungkapkan bahwa pada zaman dahula
jerapah ada yang berleher panjang ada yang berleher pendek, karena adanya kompetisi
dalam memperebutkan makanan, maka jerapah leher pendek kalah bersaing kemudian mati
dan punah sehingga tersisa jerapah leher panjang yang menang dan hidup sampai
sekarang. August Weismann mengungkapkan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi
alam terhadap factor genetika dan perubahan organ tidak dapat langsung diwariskan ke
keturunan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gamlin, L., 2000. Jendela Iptek; Evolusi. Edisi kedua penyunt. Jakarta: Balai Pustaka.

Helmi, 2017. EVOLUSI ANTAR SPECIES (LELUHUR SAMA DALAM PERSPEKTIF


PARA PENENTANG). Jurnal Ilmiah Multi Sciences, Volume Vol. IX No. 2, p. 83 – 93.

Henuhili, V., Mariyam, S., & Sudjoko, T. R., 2012. Evolusi. Dalam: Diktat Kuliah. s.l.:s.n.

Howard, J., 1990. Darwin Pencetus Teori Evolusi. Jakarta: Grafiti.

Jhonboy, 2020. burung finch. FIM 290, 11 01, pp. 1-6.

Kimball, J. W., 1999. Biologi. Edisi Kelima penyunt. Jakarta: Erlangga Mahameru..

Ristasa, R., Syulasmi, A., Sutarno, N., & Djuita, N. R., 2013. Evolusi dan Sistematika
Makhluk Hidup.

Yatim, Wildan., 1987. Biologi Modern, Pengantar Biologi. Bandung: Tarsito.

https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/hewan--nature/charles-darwins-
finches-1224472/

http://binatanghebat.blogspot.com/2017/08/evolusi-burung-finch.html

Anda mungkin juga menyukai