Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Husain Haekal

NIM: 1175020101
Kelas: BSA C Semester 5

Judul Buku : Musnahnya Sengkuni


Penulis : Suwito Sarjono
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : DIVA Press
Jumlah Halaman : 352
Edisi Buku : Cetakan Pertama

Novel ini menceritakan tentang kisah seorang bernama Sengkuni yang sebelumnya bernama
Trigantalpati, ia berasal dari kerajaan Plasajenar. Ibu dan ayahnya, Gandini dan Suwala,
merupakan raja dan permaisuri di kerajaan Plasajenar. Ia merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara yaitu Gendara, Gendari, Gajaksa, dan Sarabasanta. Semasa kecil ia terlihat seperti
anak lain seumurannya, namun beranjak remaja ia mulai memperlihatkan kepandaiaannya
dalam mengolah kata hingga membuat orang menjadi yakin dengan apa yang diucapkannya.
Selain pandai dalam mengolah kata, ia juga mempunyai paras yang tampan. Sepeninggalan
ayahnya sebagai raja Plasajenar, Gendara pun menggantikan posisi ayahnya. Saat Gendara naik
tahta, ia belum mempunyai istri. Maka dari itu ia pun mengikuti sayembara di kerajaan
Mandura yang diselenggarakan oleh Basudewa. Isi sayembara itu yaitu barangsiapa yang bisa
mengalahkan Basudewa, ia berhak memboyong anaknya yaitu Kunti Talibrata. Namun
sayangnya Gendara terlambat, Prabu Pandu Dewanata telah memenangkan sayembara tersebut
dan memboyong dua orang putri sekaligus. Mereka pun, Pandu, Kunti, Gendara, Gendari,
Trigantalpati bertemu di tengah jalan. Gendara pun menyatkan niatnya kepada Pandu untuk
memboyong salah satu dari hasil boyongannya dan sebaliknya bila ia kalah maka Gendari yang
menjadi taruhannya. Mereka pun bertarung, namun Gendara kalah kuat dan sakti dari Pandu
sehinnga ia tewas. Dan disinilah Trigantalpati mulai melancarkan taktik jitunya untuk
menguasai Astina, yaitu dengan menjadikan Gendari istri atau selir Pandu. Prabu menyodorkan
ketiga putri kepada kakaknya Destarastra yang tunanetra, dan ia pun memilih Gendari. Rencana
yang telah ia susun ternyata gagal. Maka dari itu ia mencari taktik lain. Desastra dan Gendari
pun memiliki banyak anak turunan yang jumlahnya hingga seratus orang yang disebut Kurawa,
sedangkan Prabu dan Kunti memiliki 5 keturunan yang disebut Pandawa. Trigantalpati alias
Sengkuni pada saaat itu menduduki jabatan Senapati Astina. Ia pun merencakan untuk
mendapatkan posisi lebih tinggi lagi yaitu Patih yang diduduki oleh Gandamana. Berbagai cara
ia lakukan untuk mendapat jabatan itu. Dan setelah mendapatkannya dengan cara kotor, ia pun
terus melakukan upaya untuk menguasai Astina dan banyak kerajaan lain melalui
keponakannya, para Kurawa. Hingga akhirnya perang Bharatayuda, perang saudara antara
Pandawa dan Kurawa tak terelakan.

Anda mungkin juga menyukai