Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH DEMOKRASI

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen pengampu: Dr.Mangido Nainggolan,S.Th., M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 6

1) IHSAN KAMAL (5213131001)


2) MUSDALIFAH RANGKUTI (5212131003)
3) MAULANA AYUVI (5203131020)
4) M FADLI INDRA GUNAWAN (5213131026)
5) BISUK FERNANDO SAKTI (5213331003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIMED

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................4

A. Latar Belakang ....................................................................................4


B. Rumusan masalah ..............................................................................4
C. Tujuan ................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................6

1. Pengertian demokrasi ........................................................................6


2. Konsep demokrasi ..............................................................................7
3. jenis-jenis Demokrasi..........................................................................8
4. prinsip-prinsip Demokrasi...................................................................9
5. ciri-ciri, asas pokok, dan nilai Demokrasi ……………………………….……. 11
6. manfaat Demokrasi ……………………………………………………………….….… 12
7. sejarah dan perkembangan demokrasi di indonesia ……………….….. 15
8. Demokrasi dalam sistem NKRI ……………………………………………….…… 16
9. Prospek demokrasi di Indonesia ………………………………………….……… 22
10. contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi ………………………….… 22

BAB PENUTUP III ....................................................................................24

A. Kesimpulan .......................................................................................24
B. Saran ................................................................................................24

DAFTAR PUSAKA ....................................................................................25


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 19 Februari 2023

Kelompok 6

BAB I
PENDAHULUAN
 
1. Latar Belakang
 
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dan
Negara Indonesia merupakan salah satu  negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya
pada tahun 1945.

Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu
dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap warga negara sama kedudukannya
dalam pemerintahan, dimana mereka diberi kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di
Indonesia, hal ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap
lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.

Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat dan sangat
erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud dengan adanya aksi
demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya
kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang
mengatasnamakan demokrasi dan beberapa diantaranya banyak menyita perhatian umum,
baik dalam negeri maupun luar negeri.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa pengertian Demokrasi?
2. Bagaimana konsep Demokrasi?
3. Apa saja jenis-jenis Demokrasi?
4. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
5. Jelaskan ciri-ciri, asas pokok, dan nilai Demokrasi?
6. Apakah manfaat Demokrasi?
7. Jelaskan sejarah dan perkembangan demokrasi di indonesia?
8. Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI?
9. Apa prospek Demokrasi di Indonesia?
10. Apa contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi?
 

3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :

1. Mengetahui Apa pengertian Demokrasi


2. Mengetahui Bagaimana konsep Demokrasi
3. Mengetahui Apa saja jenis-jenis Demokrasi
4. Mengetahui Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi
5. Mengetahui ciri-ciri, asas pokok, dan nilai Demokrasi
6. Mengetahui manfaat Demokrasi
7. Mengetahui sejarah dan perkembangan demokrasi di indonesia
8. Mengetahui Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI
9. Mengetahui Apa prospek Demokrasi di Indonesia
10. Mengetahui contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/
pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam
praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga
dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian kedaulatan
raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai
kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat :

a) Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)


Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
b) Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang pun dapat memilih
diriya sendiri, tidak seorang pun dapat mengindentifikasikan dengan kekuasaannya,
kemudian tidak dapat merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa
syarat.
c) Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang
penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesempatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa

d) Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat memerintah
sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-keputusan yang
memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
e) Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta memerintah
dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu demokrasi merupakan suatu gagasan
atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua
warga negara
f) Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa pemerintahnya bersumber
pada mereka yang diperintah. Atau demokrasi adalah pola pemerintahan yang
mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil
oleh mereka yang berwenang.

Berdasarkan beberapa pengertian demokrasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan atau kedaulatan
adaditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dapat dilibatkan dalam setiap aspek kehidpan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atau Demokrasi adalah bentuk pemerintahan
yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang
dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik
secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Keanekaragaman
ini muncul disebabkan kebudayaan bangsa didunia ini berlainan, hingga didapati berbagai
macam demokrasi, juga sebagai salah satu sisi dari penjelmaan hidup bermasyarakat.

2. Konsep Demokrasi
Pembahasan tentang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas
permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena
masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak jaman
Yunani Kuno, dan telah di terapkan di polish Athena sebagai negara kota pada waktu itu.
Dikatakan fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan
tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di mana manusia
sendiri menjadi subjek dan sekaligus di jadikan objeknya. Dikatakan aktual karena dewasa
ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan negara untuk dapat menerapkannya
termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi ini (Siswomirhajo, 2002 : 1).
Setelah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi merupakan dasar
banyak negara di dunia. Menurut penelitian UNESCO tahun 1949 maka : " Mungkin untuk
pertamakalinya dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan
wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung -
pendukung yang berpengaruhaka akan tetapi juga UNESCO menarik kesimpulan bahwa ide
demokrasi dianggap ambigous atau mempunyai berbagai pengertian, sekurang-kurangnya
ada ambiguity atau ketentuan mengenai : " Lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai
untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural serta historis yang memengaruhi
istilah, ide, dan praktik demokrasi.
Demokrasi yang di anut di indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan pancasila, masih
dalam tarah perkembangan dari berbagai tafsiran dan pandangan, dan juga tidak dapat
disangkal bahwa nilai-nilai dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yang belum di amandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar menyebut
secara eksplisit dua prinsipyang menjiwai naskah itu,dan tercantum dalam penjelasan
undang-undang 1945 mengenai sistem pemerintahan negara yaitu :
 Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum.
Negara indonesia ialah negara berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka
 Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)

3. Jenis-jenis Demokrasi

Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam


pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis demokrasi
dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :
1) Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat.
Termasuk jenis demokrasi ini terdiri dari :
 Demokrasi langsung.
Rakyat secara langsung diikut sertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk
menjalankan kebijakan pemerintahan.
 Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
 Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat (referendum)
yang dapat diklasifikasi :
o Referendum wajib
o Referendum tidak wajib
o  Referendum fakultatif
 Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal
yaitu secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang
politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.
 Demokrasi material.
Demokrasi ini memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial ekonomi,
sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material
dikembangkan di Negara sosialis-komunis.
 Demokrasi campuran.
Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi tersebut. Demokrasi ini berupaya
menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan
hak setiap orang.
 Demokrasi liberal
yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah
diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
 Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar.
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal
perbedaan kelas. Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
2) Demokrasi sistem presidensial.
Sistem presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional adalah sistem
pemerintahan negara republic dimana kekuasaan eksekutif dipilih melewati pemilu dan
terpisah dengan kekuasaan legislative.
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan demokrasi berdasarkan titik perhatian atau
prioritas. Jenis demokrasi ini dapat diklasifikasi berdasarkan prinsip ideologi. Yaitu;
 Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan Negara,
dapat diklasifikasi ke dalam;
o DPR lebih kuat dari pemerintah
o Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan
memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggungjawab kepada
DPR.
o Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
o Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan, biasanya
hanya berfungsi sebagai simbol Negara. Tugas kepala Negara sebagian besar
bersifat ceremonial seperti melantik kabinet dan duta besar sebagai panglima
tertinggi angkatan bersenjata (kehormatan).
o Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan
pemerintah. Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah
bubar, dan kendali pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara
sampai terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.

Bisa disimpulkan Sistem presidential, adalah :


 Negara dikepalai presiden.
 Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan
 Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
 Menteri tidak bertanggungjawab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden
dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara, dan tidak
dapat saling membubarkan.

4. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Prinsip budaya demokrasi
 Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan sesuatu
yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak
manapun.
 Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
 Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat
solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
 Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian
sendiri.
 Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
 Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat
diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.

b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal


 Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
 Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
 Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para
warga negara.
 Pengormatan terhadap supremasi hukum.
       Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara lain
sebagai berikut :
 Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
 Kedudukan yang sama dalam hukum.
 Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila


 Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
 Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
 Kebebasan yang bertanggung jawab.
 Mewujudkan rasa keadilan sosial.
 Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
 Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

5. Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi


1) Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu
tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
 Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,
baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di Lembaga
perwakilan rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

2) Asas Pokok Demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikatmanusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang
sama dalam hubungan sosial.Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok
demokrasi, yaitu:
 Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas,
dan rahasia serta jujur dan adil
 Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya Tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

3) Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola
perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat.
Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

 Kesadaran akan puralisme.


Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman yang ada di masyarakat.
Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.

 Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.


Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan
mementingkan kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam
demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap
orang untuk beritikad baik.
 Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.

 Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.


Semangat demokrasi menuntut kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang
membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk
kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.

 Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral.


Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah
sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam
berbuat dan mencapal tujuan.

6. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:

1) Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang


adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap
pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.

3) Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan


kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga
Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat
diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4) Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang
hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat
dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri
setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang
lebih baik.
5) Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan
kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin
dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai.
Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

7. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representatif
Demokrasi).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara rakyat disatu
pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI
tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah
mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa
Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia
sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran
demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan
lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah
keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950) Indonesia
mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan juga Demokrasi
Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas pemerintahan
dan nyaris berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi
Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik
yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-nya
Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik dan
ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan
turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI,
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila
(Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya
sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan
model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 30
tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih dengan lengsernya Jenderal Soeharto
dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan
yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil
dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak
dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai
sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara,
khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat
hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya
perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model
Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-
kan tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara
yang utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga
legislatif (DPR dan DPD) telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi
persyaratan sebagai mekanisme demokrasi.

8. Demokrasi Dalam Sistem Negara Indonesia


Masa Republik Indonesia I (1945-1959): Masa Demokrasi Konstitusional Sistem
parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan
kemudian di perkuat dalam Undang-undang Dasar 1949 dan 1950, ternyata kurang cocok
untuk Indonesia meskipun dapat berjalan secara memuaskan dalam beberapa Negara Asia
lain. Persatuan yang dapat di galang untuk selalu menghadapi musuh bersama menjadi
kendor dan tidak dapat di bina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah
kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer
memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan perwakilan rakyat.

Undang-undang dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer dimana badan


eksekutif yang terdiri atas Presiden sebagai kepala Negara konstitusional (constitutional
head) dan menteri-menterinya mempunyai tanggung jawab politik. Karena fragmentasi
partai-partai politik,setiap kabinet berdasarkan koalisi yang berkisar pada satu atau dua
partai besar dengan beberapa partai kecil. Koaliisi ternyata kurang mantap dan partai-partai
dalam koalisi tidak segan-segan untuk menarik dukungannya sewaktu-waktu,sehingga
cabinet seringkali jatuh karena keretakan dalam koalisi sendiri. Dengan demikian di
timbulkan kesan bahwa partai-partai dalam koalisi kurang dewasa dalam menghadapi
tanggung jawab mengenai permasalahan pemerintahan. Di lain pihak, partai-partai dalam
barisan oposisi tidak mampu berperan sebagai oposisi yang konstruktif yang menyusun
program-program alternatif,tetapi hanya menonjolkan segi-segi negative dari tugas oposisi.

 Masa Republik Indonesia II (1959-1965): Masa Demokrasi Terpimpin

Ciri-ciri periode ini ialah dominasi dari presiden,terbatasnya peranan partai


politik,berkembangnya pengaruh komunis,dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur
sosial-politik.
Dekrit Presiden 5 Juli dapat di pandang sebagai suatu usaha utuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-undang
dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-
kurangnya lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No III/ 1963 yang mengangkat Ir.
Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun
ini (Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang presiden untuk di pilih kembali)yang di
tentukan oleh Undang-undang Dasar. Selain itu,banyak lagi tindakan yang menyimpang dari
atau menyeleweng terhadap ketentuan-ketentuan undang undang dasar. Misalnya dalam
tahun 1960 Ir.soekarno sebagai presiden membubarkan dewan perwakilan rakyat hasil
pemilihan umum,padahal dalam penjelasan UUD 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa
presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian. Dewan perwakilan rakyat
gotong royong yang mengganti dewan perwakilan rakyat pilihan rakyat di tonjolkan
perananya sebagai pembantu pemerintah,sedangakan fungsi kontrol di tiadakan. Bahkan
pimpinan dewan perwakilan rakyat di jadikan menteri dan dengan demikian di tekankan
fungsi mereka sebagai pembantu presiden,disamping fungsi sebagai wakil rakyat. Hal
terakhir ini mencerminkan telah di tinggalkannya doktrin Trias Politika. Dalam rangka ini
harus pula di lihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang kepada presiden
sebagai badan eksekutif untuk campur tangan di bidang lain selain bidang eksekutif.
Misalnya , Presiden di beri wewenang untuk campur tangan di bidang Yudikatif berdasarkan
UUD No. 19/1964, dan di bidang legislatif berdasarkan peraturan presiden No. 14/1960
Dalam hal anggotan dewan perwakilan rakyat tidak mencapai mufakat.

Selain itu terjadi penyelewengan di bidang per undang-undangan di mana pelbagai


tindakan pemerintah di laksanakan melalui penetapan presiden (Penpres) yang memakai
dekrik 5 Juli sebagai sumber hokum. Tambahan pula didirikan badan-badan ekstra
konstitusional seperti Front Nasional yang ternyata dipakai oleh pijhak komunis sebagai area
kegiatan,sesuai dengan taktik komunisme internasional yang menggariskan pembentukan
front nasional sebagai persiapan kearah terbentuknya demokrasi rakyat. Partai politik dan
pers yang di anggap menyimpang dari rel revolusi di tutup,tidak dibenarkan,dan di
breidel,sedangkan politik mercu suar di bidang hubungan luar negeri dan ekonomi dalam
negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi menjadi bertambah suram. G 30 S/PKI telah
mengakhiri periode ini membuka peluang untuk dimulainya masa demokrasi Pancasila.
 Masa Republik Indonesia III (1965-1998): Masa Demokrasi Pancasila

Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila,UUD 1945, serta ketetapan MPRS.
Dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang telah terjadi
dalam masa demokrasi terpimpin telah di adakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan
MPRS No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah
dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan elektif setiap 5 tahun. Ketetapan
MPRS NO. XIX/1966 Telah menentukan di tinjaunya kembali produk-produk legislatif dari
masa demokrasi terpimpin dan atas dasar itu UU No. 19/1964 telah di ganti dengan suatu
UU baru (No.14/1970) yang menetapkan kembali ke asas kebebasan badan-badan
pengadilan. Dewan perwakilan rakyat gotong royong di beri beberapa hak kontrol di
samping tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah. Pemimpinnya tidak lagi
mempunyai status materi. Begitu pula tata tertib dewan perwakilan rakyat gotong royong
yang baru telah meniadakan pasal yang memberi wewenang kepada presiden untuk
memutuskan permasalahan yang tidak dapat mencapai mufakat antara anggota badan
legislative. Golongan karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan penting, di beri
landasan konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi di usahakan supaya
di selenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebsan lebih luas kepada pers untuk
menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk bergerak Dan menyusun
kekuatannya terutama menjelang pemilihan umum 1971 . dengan demikian di harapkan
terbinahnya partisipasi dengan golongan-golongan dalam masyarakat di samping di adakan
pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana .

Perkembangan lebih lanjut pada masa republik Indonesia III (yang juga di sebut sebagai
orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang semakin
besar. Secara lambat lain tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden karena presiden
Soeharto telah menjelma sebagai seorang tokoh yang Paling dominan dalam stem politik
Indonesia tidak saja jabatanya sebagai presiden dalam system presidensial tetapi juga
karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik.

Keberhasilan pemipin penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan


menggunakan surat perintah 11 Maret (Super Semar) memberikan peluang yang besar
kepada Jendral Soeharto untuk tampil sebagai tokoh yang paling berpengaruh di Indonesia.
Status ini membuka peluang bagi Jenderal Soeharto untuk menjadi presiden berikutnya
sebagai pengganti presiden Soekarno.

 Masa Republik Indonesia IV (1998 – sekarang): Masa Reformasi

Tumbangnya Orde Baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan


demokratisasi di Indonesia. Pengalaman Orde Baru mengajarkan kepada bangsa Indonesia
bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi Negara dan
penderitaan rakyat. Oleh karena itu bangsa Indonesia bersepakat untuk sekali lagi
melakukan demokratisasi, yakni proses pendemokrasian sistem politik Indonesia sehingga
kebebasan rakyat terbentuk, kedaulatan rakyat dapat ditegakkan, dan pengawasan
terhadap lembaga eksekutif dapat dilakukan oleh lembaga wakil rakyat (DPR).

Presiden Habibie yang dilantik sebagai presiden yang akan memulai langkah-langkah
demokratisai dalam Orde Reformasi. Oleh karena itu, langkah yang dilakukan pemerintahan
Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam
demokratisasi. UU politik yang meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, dan UU Susulan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD yang baru disahkan pada awal 1999. UU politik ini jauh
lebih demokratis dibandingkan dengan UU politik sebelumnya sehingga pemilu 1999
menjadi pemilu yang demokratis yang diakui oleh dunia internasional. Pada masa
pemerintahan Habibie juga terjadi demokratisasi yang tidak kalah pentingnya, yaitu
penghapusan dwifungsi ABRI sehingga fungsi sosial-politik ABRI (sekarang TNI atau Tentara
Nasional Indonesia) dihilangkan. Fungsi pertahanan menjadi fungsi satu-satunya yang
dimiliki TNI semenjak reformasi internal TNI tersebut.

Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratisasi adalah amandemen UUD
1945 yang dilakukan oleh MPR hasil Pemilu 1999 dalam empat tahap selama empat tahun
(1999-2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar UUD 1945
mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemeran DPR sebagai lembaga
legislative diperkuat, semua anggota DPR dipilih dalam pemilu, pengawasan terhadap
presiden lebih diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang semakin kuat.
Amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk memilih presiden
dan wakil presiden secara langsung (pilpres). Pilpres pertama dilakukan pada tahun 2004
setelah pemilihan umum untuk lembaga legislative.
Langkah demokratisasi berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah
secara langsung (pilkada) yang diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. UU ini mengharuskan semua kepala daerah di seluruh Indonesia dipilih melalui
pilkada melalui pertengahan 2005. Semenjak itu, semua kepala daerah yang telah habis
masa jabatannya harus dipilih melalui pilkada. Pilkada bertujuan untuk menjadikan
pemerintah daerah lebih demokratis dengan diberikan hak bagi rakyat untuk menentukan
kepala daerah. Hal ini tentu saja berbeda dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang
bersifat tidak langsung karena dipilih oleh DPRD.

Pelaksanaan pemilu legislative dan pemilihan presiden pada tahun 2004 merupakan
tonggak sejarah politik penting dalam sejarah politik Indonesia modern karena terpilihnya
anggota-anggota DPR, DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan DPRD telah menuntaskan
demokratisasi di bidang lembaga-lembaga politik di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
demokratisasi telah berhasil membentuk pemerintah Indonesia yang demokratis karena
nilai-nilai demokrasi yang penting telah ditetapkan melalui pelaksanaan peraturan
perundangan melalui dari UUD 1945. Memang benar bahwa demokratisasi adalah proses
tanpa akhir karena demokrasi adalah sebuah kondisi yang tidak pernah terwujud secara
tuntas. Namun dengan adanya perubahan-perubahan tadi, demokrasi di Indonesia telah
mempunyai dasar yang kuat untuk berkembang.

9. Prospek Demokrasi Di Indonesia

Setelah mengungkapkan perkembangan demokrasi di Indonesia yang di bagi dalam tiga


periode, maka pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana prospek demokrasi
Indonesia di masa yang akan datang?

Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan Gaffar
mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat ditingkatkan kualitas
pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa terakhir ini, masyarakat Indonesia
telah mengalami transformasi sosial yang sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).
Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan nasional yang
berlangsung selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa pembangunan nasional telah
membawa hasil positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun dengan
tingkat distribusi yang masih belum baik. Hal ini dapat kita lihat dari meningkatnya
pendapatan perkapita yang sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang semakin
menampakan dirinya serta semakin banyaknya masyarakat yang diekspos media masa.

Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah mengalami
peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih muda
yang semakin bertambah pada setiap pemilu. Mereka adalah generasi baru yang
mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang mengalami sosialisasi atau pendidikan
politik yang kemudian memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda pula dari
generasi-generasi sebelumnya.

10. Contoh kasus yang mencerminkan demokrasi

Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud Demokrasi Aksi 4
November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit banyak telah mempengaruhi
proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok. Aksi ini dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi demokrasi masyarakat dan sudah
sepatutnya untuk dihargai dan diperhatikan serta dilaksanakan tanpa adanya anarkisme
antar pendemo. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Bidang Keadilan dan
Perdamaian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henrik Lokra, – Itu
ekspresi demokrasi, itu harus diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi, ekspresi para peserta
aksi biar bagaimanapun juga harus dihargai oleh semua pihak.
Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Aksi ini juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa, dalam aksi ini setiap
orang diberi hak untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini merupakan  bentuk
kematangan demokrasi Indonesia. (Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan
Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo PC Siswantoko)
Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan isu politik yang
memang sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat DKI Jakarta yang memang
akan melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan Cawagub baru. Banyak yang mengira aksi
ormas Islam itu tak Luput dari hembusan angin politik di belakangnya. Namun kalangan
ormas selalu menepis pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa aksi yang
mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan Pilkada DKI
Jakarta.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Pembahasan tentang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas
permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum, karena Demokrasi sangat erat kaitannya dengan
politik dan hukum.
Sejak tahun 1998 – sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi Pancasila Era Reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi
sekarang ini yaitu :

1. Pemilihan umum lebih demokratis


2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat berdasarkan
kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah diwujudkan. Tata cara
pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena
penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.

B. SARAN

Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari Demokrasi
Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk
sekarang demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era
Reformasi yang dimulai sejak runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.

Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis demokrasi ini, sudah
sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia mampu bersikap bijak akan demokrasi dan
mampu menjalankan demokrasi dengan semestinya, baik dilingkungan yang paling kecil
yaitu keluarga sampai lingkungan yang paling besar yaitu pemerintahan.

Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang kuat akan
Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang mempunyai
keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi adalah pilihan yang
terbaik untuk kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga Negara yang baik, kita
harus pandai memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu dengan mengekspresikan
suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya anarkisme, isu SARA dan tujuan-
tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia. Hancur tidaknya suatu negara ada di
tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan
yang akan terjadi dimasa mendatang dan senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk
Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-
indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-dihargai-sebagai-
ekspresi-demokrasi

http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-
rektor-ipb-babak-baru-demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia

http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-demokrasi-di.html
https://maratussyolikha.wordpress.com/2017/10/27/makalah-pkn-tentang-demokrasi-di-
indonesia-dan-contoh-kasus-demokrasi/
http://blognursafitri.blogspot.com/2014/11/makalah-ilmu-politik-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai