Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS TEKNIK
UNIMED
2022
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................24
B. Saran ................................................................................................24
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dan
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya
pada tahun 1945.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu
dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap warga negara sama kedudukannya
dalam pemerintahan, dimana mereka diberi kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di
Indonesia, hal ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap
lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.
Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat dan sangat
erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud dengan adanya aksi
demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya
kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang
mengatasnamakan demokrasi dan beberapa diantaranya banyak menyita perhatian umum,
baik dalam negeri maupun luar negeri.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/
pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam
praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga
dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian kedaulatan
raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai
kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat :
d) Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat memerintah
sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-keputusan yang
memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
e) Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta memerintah
dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu demokrasi merupakan suatu gagasan
atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua
warga negara
f) Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa pemerintahnya bersumber
pada mereka yang diperintah. Atau demokrasi adalah pola pemerintahan yang
mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil
oleh mereka yang berwenang.
2. Konsep Demokrasi
Pembahasan tentang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas
permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena
masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak jaman
Yunani Kuno, dan telah di terapkan di polish Athena sebagai negara kota pada waktu itu.
Dikatakan fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan
tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di mana manusia
sendiri menjadi subjek dan sekaligus di jadikan objeknya. Dikatakan aktual karena dewasa
ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan negara untuk dapat menerapkannya
termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi ini (Siswomirhajo, 2002 : 1).
Setelah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi merupakan dasar
banyak negara di dunia. Menurut penelitian UNESCO tahun 1949 maka : " Mungkin untuk
pertamakalinya dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan
wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung -
pendukung yang berpengaruhaka akan tetapi juga UNESCO menarik kesimpulan bahwa ide
demokrasi dianggap ambigous atau mempunyai berbagai pengertian, sekurang-kurangnya
ada ambiguity atau ketentuan mengenai : " Lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai
untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural serta historis yang memengaruhi
istilah, ide, dan praktik demokrasi.
Demokrasi yang di anut di indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan pancasila, masih
dalam tarah perkembangan dari berbagai tafsiran dan pandangan, dan juga tidak dapat
disangkal bahwa nilai-nilai dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yang belum di amandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar menyebut
secara eksplisit dua prinsipyang menjiwai naskah itu,dan tercantum dalam penjelasan
undang-undang 1945 mengenai sistem pemerintahan negara yaitu :
Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum.
Negara indonesia ialah negara berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka
Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)
3. Jenis-jenis Demokrasi
4. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Prinsip budaya demokrasi
Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan sesuatu
yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak
manapun.
Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat
solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian
sendiri.
Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
Menghormati penalaran
Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat
diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
3) Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola
perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat.
Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
6. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:
Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila,UUD 1945, serta ketetapan MPRS.
Dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang telah terjadi
dalam masa demokrasi terpimpin telah di adakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan
MPRS No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah
dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan elektif setiap 5 tahun. Ketetapan
MPRS NO. XIX/1966 Telah menentukan di tinjaunya kembali produk-produk legislatif dari
masa demokrasi terpimpin dan atas dasar itu UU No. 19/1964 telah di ganti dengan suatu
UU baru (No.14/1970) yang menetapkan kembali ke asas kebebasan badan-badan
pengadilan. Dewan perwakilan rakyat gotong royong di beri beberapa hak kontrol di
samping tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah. Pemimpinnya tidak lagi
mempunyai status materi. Begitu pula tata tertib dewan perwakilan rakyat gotong royong
yang baru telah meniadakan pasal yang memberi wewenang kepada presiden untuk
memutuskan permasalahan yang tidak dapat mencapai mufakat antara anggota badan
legislative. Golongan karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan penting, di beri
landasan konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi di usahakan supaya
di selenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebsan lebih luas kepada pers untuk
menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk bergerak Dan menyusun
kekuatannya terutama menjelang pemilihan umum 1971 . dengan demikian di harapkan
terbinahnya partisipasi dengan golongan-golongan dalam masyarakat di samping di adakan
pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana .
Perkembangan lebih lanjut pada masa republik Indonesia III (yang juga di sebut sebagai
orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang semakin
besar. Secara lambat lain tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden karena presiden
Soeharto telah menjelma sebagai seorang tokoh yang Paling dominan dalam stem politik
Indonesia tidak saja jabatanya sebagai presiden dalam system presidensial tetapi juga
karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik.
Presiden Habibie yang dilantik sebagai presiden yang akan memulai langkah-langkah
demokratisai dalam Orde Reformasi. Oleh karena itu, langkah yang dilakukan pemerintahan
Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam
demokratisasi. UU politik yang meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, dan UU Susulan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD yang baru disahkan pada awal 1999. UU politik ini jauh
lebih demokratis dibandingkan dengan UU politik sebelumnya sehingga pemilu 1999
menjadi pemilu yang demokratis yang diakui oleh dunia internasional. Pada masa
pemerintahan Habibie juga terjadi demokratisasi yang tidak kalah pentingnya, yaitu
penghapusan dwifungsi ABRI sehingga fungsi sosial-politik ABRI (sekarang TNI atau Tentara
Nasional Indonesia) dihilangkan. Fungsi pertahanan menjadi fungsi satu-satunya yang
dimiliki TNI semenjak reformasi internal TNI tersebut.
Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratisasi adalah amandemen UUD
1945 yang dilakukan oleh MPR hasil Pemilu 1999 dalam empat tahap selama empat tahun
(1999-2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar UUD 1945
mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemeran DPR sebagai lembaga
legislative diperkuat, semua anggota DPR dipilih dalam pemilu, pengawasan terhadap
presiden lebih diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang semakin kuat.
Amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk memilih presiden
dan wakil presiden secara langsung (pilpres). Pilpres pertama dilakukan pada tahun 2004
setelah pemilihan umum untuk lembaga legislative.
Langkah demokratisasi berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah
secara langsung (pilkada) yang diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. UU ini mengharuskan semua kepala daerah di seluruh Indonesia dipilih melalui
pilkada melalui pertengahan 2005. Semenjak itu, semua kepala daerah yang telah habis
masa jabatannya harus dipilih melalui pilkada. Pilkada bertujuan untuk menjadikan
pemerintah daerah lebih demokratis dengan diberikan hak bagi rakyat untuk menentukan
kepala daerah. Hal ini tentu saja berbeda dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang
bersifat tidak langsung karena dipilih oleh DPRD.
Pelaksanaan pemilu legislative dan pemilihan presiden pada tahun 2004 merupakan
tonggak sejarah politik penting dalam sejarah politik Indonesia modern karena terpilihnya
anggota-anggota DPR, DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan DPRD telah menuntaskan
demokratisasi di bidang lembaga-lembaga politik di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
demokratisasi telah berhasil membentuk pemerintah Indonesia yang demokratis karena
nilai-nilai demokrasi yang penting telah ditetapkan melalui pelaksanaan peraturan
perundangan melalui dari UUD 1945. Memang benar bahwa demokratisasi adalah proses
tanpa akhir karena demokrasi adalah sebuah kondisi yang tidak pernah terwujud secara
tuntas. Namun dengan adanya perubahan-perubahan tadi, demokrasi di Indonesia telah
mempunyai dasar yang kuat untuk berkembang.
Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan Gaffar
mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat ditingkatkan kualitas
pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa terakhir ini, masyarakat Indonesia
telah mengalami transformasi sosial yang sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).
Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan nasional yang
berlangsung selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa pembangunan nasional telah
membawa hasil positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun dengan
tingkat distribusi yang masih belum baik. Hal ini dapat kita lihat dari meningkatnya
pendapatan perkapita yang sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang semakin
menampakan dirinya serta semakin banyaknya masyarakat yang diekspos media masa.
Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah mengalami
peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih muda
yang semakin bertambah pada setiap pemilu. Mereka adalah generasi baru yang
mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang mengalami sosialisasi atau pendidikan
politik yang kemudian memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda pula dari
generasi-generasi sebelumnya.
Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud Demokrasi Aksi 4
November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit banyak telah mempengaruhi
proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok. Aksi ini dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi demokrasi masyarakat dan sudah
sepatutnya untuk dihargai dan diperhatikan serta dilaksanakan tanpa adanya anarkisme
antar pendemo. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Bidang Keadilan dan
Perdamaian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henrik Lokra, – Itu
ekspresi demokrasi, itu harus diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi, ekspresi para peserta
aksi biar bagaimanapun juga harus dihargai oleh semua pihak.
Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Aksi ini juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa, dalam aksi ini setiap
orang diberi hak untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini merupakan bentuk
kematangan demokrasi Indonesia. (Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan
Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo PC Siswantoko)
Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan isu politik yang
memang sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat DKI Jakarta yang memang
akan melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan Cawagub baru. Banyak yang mengira aksi
ormas Islam itu tak Luput dari hembusan angin politik di belakangnya. Namun kalangan
ormas selalu menepis pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa aksi yang
mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan Pilkada DKI
Jakarta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembahasan tentang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas
permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum, karena Demokrasi sangat erat kaitannya dengan
politik dan hukum.
Sejak tahun 1998 – sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi Pancasila Era Reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi
sekarang ini yaitu :
B. SARAN
Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari Demokrasi
Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk
sekarang demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era
Reformasi yang dimulai sejak runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.
Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis demokrasi ini, sudah
sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia mampu bersikap bijak akan demokrasi dan
mampu menjalankan demokrasi dengan semestinya, baik dilingkungan yang paling kecil
yaitu keluarga sampai lingkungan yang paling besar yaitu pemerintahan.
Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang kuat akan
Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang mempunyai
keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi adalah pilihan yang
terbaik untuk kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga Negara yang baik, kita
harus pandai memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu dengan mengekspresikan
suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya anarkisme, isu SARA dan tujuan-
tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia. Hancur tidaknya suatu negara ada di
tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan
yang akan terjadi dimasa mendatang dan senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang
http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-
indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-dihargai-sebagai-
ekspresi-demokrasi
http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-
rektor-ipb-babak-baru-demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-demokrasi-di.html
https://maratussyolikha.wordpress.com/2017/10/27/makalah-pkn-tentang-demokrasi-di-
indonesia-dan-contoh-kasus-demokrasi/
http://blognursafitri.blogspot.com/2014/11/makalah-ilmu-politik-demokrasi.html