Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Suprastruktur dan Infrastruktur Politik


Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Komunikasi Politik

Disusun Oleh:

1. Maulana Muhammad Y 41821086


2. Ahmad Farhan H 41821087
3. Alisa Yanita Putri 41921091
4. Nabila Nur Safiti 41821099
5. Salma Zahwa R 41821111
6. Friskila Debora 41821113
7. Intan Jamiatus S 41821118

Dosen mata kuliah :

Olih Solihin, M.I.Kom

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Suprastruktur dan Infrastruktur Politik” dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Politik. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Olih Solihin, M.I.Kom selaku dosen Mata kuliah
Komunikasi Politik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua anggota kelompok yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Sistem Politik...................................................................................................... 5
2.1 Struktur Politik ..................................................................................................................... 5
2.3 Infrastruktur Politik Di Indonesia....................................................................................... 6
2.3.1 Peran dan Fungsi Infrastruktur Politik ......................................................................................... 9
2.4 Supra Struktur Politik di Indonesia .................................................................................... 9
2.4.1 Tujuan Supra Struktur Politik di Indonesia ............................................................................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
3.2 Saran..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik merupakan pembahasan yang tidak akan ada akhirnya untuk dikaji dan dibahas.
Begitu Pula mengenai struktur politik yang menarik karena berisikan para tokoh dan lembaga-
lembaga yang menjadi bagian dalam politik di Indonesia terlebih mendekati Pemilihan Umum
yang akan segera direalisasikan. Sebelumnya terkait sistem politik, sistem politik merupakan
keseluruhan komponen yang berkegiatan menentukan kebijakan-kebijakan yang bagaimana
kebijakan tersebut akan dilaksanakan dalam berkehidupan bernegara oleh masyarakat.
Dalam sebuah sistem politik biasanya terdapat dua struktur politik yang berlaku di tiap
negara yaitu infrastruktur dan suprastruktur sebagai unsurnya. Struktur politik merupakan bagian
yaitu lembaga-lembaga dalam sebuah sistem politik yang menjalankan tugas-tugas dan fungsi-
fungsinya tertentu. Tujuan diadakannya dan dibentuknya yaitu agar dapat mewujudkan cita-cita
dan tujuan masyarakat juga negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah arti dari sistem politik?


2. Apa itu struktur politik?
3. Bagaimanakah Infra Struktur Politik yang ada di Indonesia?
4. Bagaimanakah Supra Struktur Politik yang ada di Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan

5. Menjelaskan arti dari sistem, politik, dan sistem politik.


6. Mendeskripsikan struktur-struktur politik.
7. Menjelaskan Infrastruktur Politik yang ada di Indonesia.
8. Menjelaskan Supra Struktur Politik yang ada di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Politik

Sistem adalah sekumpulan objek ( unur-unsur atau bagian-bagian) yang berbeda-beda yang
saling berhubungan, saling bekerja sama dan saling mempengaruhi satu sama lain serta terikat
pada rencana yang sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang kompleks.
Politik menurut Andrey Heywood adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk
membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur
kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.
Sistem Politik yaitu suatu keseluruhan komponen-komponen atau lembaga lembaga yang
berfungsi di bidang politik yang kegiatannya menyangkut penentuan kebijakan umum (publik
policies) dan bagaimana kebijakan itu dilaksanakan, yaitu hal-hal yang menyangkut kehidupan
negara atau pemerintahan. Sistem politik pada dasarnya menunjuk kepada seluruh lingkup
aktivitas politik, yaitu membahas hubungan dan interaksi antar lembaga-lembaga (suprastruktur
politik : legislatif, eksekutif, yudikatif dan infrastruktur politik : partai politik, kelompok
kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi politik dan tokoh politik) yang menjadi objek
bahasannya dalam kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya untuk menghasilkan output
(misalnya dalam bentuk peraturan-peraturan atau kebijakan) dari input (alternatif yang ada yang
berasal dari aspirasi rakyat ataupun dari luar sistem itu sendiri) agar dapat dicapai tujuan sistem
itu.

2.1 Struktur Politik

Struktur politik adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen


yang membentuk bangunan politik. Sistem politik umumnya berlaku di setiap negara meliputi dua
struktur kehidupan politik yakni Infrastruktur politik dan Suprastruktur politik. Antara
suprastruktur dan infrastruktur terdapat hubungan timbal balik, artinya suprastruktur dapat
mengatur segala sesuatu dalam infrastruktur, sebaliknya dapat mempengaruhi serta menentukan
berjalannya infrastruktur.
Hubungan antara Infrastuktur politik dan suprastuktur politik adalah hubungan input dan
output. Input oleh infrastuktur politik berupa partisipasi masyarakat yang mencakup tumtutan
masyartakat, dukungan, dan pengawasan masyarakat. Suprastuktur politik menjalankan fungsi-
fungsi output berupa mengambilan dan pelaksanaan keputusan yang dapat di perinci kedalam
fungsi- fungsi pengambilan keputusan yang dijalankan oleh lembaga- lembaga legislatif dan
eksekutif, pelaksanaan keputusan dan fungsi pengawasan adatas pelaksanaan keputusan oleh
lembaga yudikatif.

2.3 Infrastruktur Politik Di Indonesia

Infrastruktur politik merupakan struktur atau bangunan, pranata yang tak tampak secara
jelas, atau tidak terlihat wujudnya, namun keberadaannya dapat dirasakan karena adanya fungsi-
fungsi yang mengalir.
Kebanyakan infrastuktur secara alamiah independen, karena berbgai entitas infrastuktur
politik berbasis pada masyarat politik, mereka tumbuh dan bergerak todak selalu sistematis dan
konstan. Akibatnya, mereka sering menjadi sasaran manipulasi dan/ use and abuselembaga atau
kekuatan suprapolitik tertentu khususnya eksekutif dan legislatif. Tetapi entitas- entitas
infrastuktur politik tidak bisa di abaikan. Tidak jarang mereka berada di garis terdepan perubahan
politik.
Oleh karena itu, infrastruktur dalam kenyataannya dapat mempengaruhi pemerintah
(penguasa), dengan cara masyarakat mengemukakan, menyalurkan tuntutan, dukungan, dan
masalah lainnya yang menyangkut dengan kepentingan umum. Infra struktur politik suatu negara
terdiri atas 5 komponen, yaitu :
1. Partai politik
Partai politik adalah salah satu komponen yang penting dalam dinamika perpolitikan
sebuah bangsa. Partai politik berperan sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan
pemerintah di lain pihak. Partai politik mempunyai tujuan politik, ialah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik bagi yang belum berkuasa, tetapi bagi
yang telah berkuasa tujuannya adalah mempertahankan kekuasaan dengan cara
konstitusional. Fungsi partai politik diantaranya 1) pendidikan politik berfungsi sebagai
upaya untuk meningkatkan pengetahuan politik kepada rakyat, agar mampu berpartisipasi
secara maksimal dalam sistem politiknya.
2) sosialisasi politik adalah proses sosial yang menjadikan seorang anggota masyarakat
memiliki budaya politik kelompoknya dan bersikap serta memiliki budaya politik tersebut.
Dalam hal ini ia harus mempelajari kebudayaan kelompoknya dan peranannya dalam
kelompok.
3) rekrutmen politik yang bertujuan untuk mendapatkan personel yang terlatih khusus dan
untuk jabatan khusus dalam sistem politik itu. Rekrutmen politik dimaksudkan sebagai
proses seleksi warga masyarakat untuk menduduki jabtan politik dan administrasi.
4) komunikasi politik adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun
tidak langsung.

2. Golongan kepentingan
Kelompok kepentingan adalah suatu kelompok yang mempunyai tujuan untuk
memperjuangkan sesuatu kepentingan tertentu. Cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersbut adalah dengan berupaya memoengaruhi lembaga-lembaga politik agar
mendapatkan keputusan yang menguntungkan dan menghindarkan keputusan yang
merugikan.
Kelompok kepentingan ini sering dikatakan sebagai “the seccond ring of policy
making”, yaitu untuk menggambarkan peranan kelompok kepentingan pihak yang terlibat
secara tidak resmi dalam mempengaruhi proses pembuatan kebijakan. Karena sifatnya
yang semata-mata memperjuangkan kepentingan sendiri, seringkali dengan mengorbankan
kepentingan umum yang lebih besar.

3. Golongan penekan
Kelompok penekan (pressure grup) adalah suatu kelompok yang mempunyai
tujuan yang dikaitkan dengan suatu masalah atau keadaan dalam masyarakat yang
memerlukan perubahan atau perbaikan. Cara untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
dengan cara yang lebih keras atau memaksa.
Untuk memperbesar pengaruh, kelompok penekan ini acap kali berusaha
menciptakan image masyarakat yang baik terhadap kelompoknya, yakni dengan
menampilkan program-program kemasyarakatan berupa aksi sosial, aksi politik guna
menumbuhkan kesadaran politik masyarakat. Tidak jarang mereka pun menampilkan
aktivitas rekreatif, olahraga, dan kepemudaan serta menerbitkan laporan-laporan
kegiatannya dalam media massa.
Perbedaan antara kelompok penekan dan kelompok kepentingan yaitu terdapat
pada kelompok penekan dengan sengaja mengelompokan diri pada suatu tujuan yang
khusus. Setelah tujuan tersebut terespon oleh pemerintah, maka kelompok tersebut akan
bubar. Maka dari itu perbedaannya terdapat pada cara dan sasaran kedua kelompok
tersebut.

4. Alat komunikasi politik


Pentingnya media komunikasi bagi kehidupan politik sudah disadari ratusan tahun
bahkan ribuan tahun yang lalu. Media komunikasi politik apabila disajikan secara
komunikatif, akan memberi efek bukan saja informatif tetapi juga komunikan akan
mengerti dan tahu serta bersedia menerima suatu paham atau keyakinan tertentu. Saat ini
media cetak dan elektronika kian dituntut terlibat dalam proses demokratisasi.
Komunikasi politik di media sosial berjaring (khususnya facebook, twitter, instagram,
youtube dll) dipermudah oleh keterhubungan citra visual, testual, dan verbal. Media sosial
mempunyai kekuatan dalam memengaruhi opini publik. Media sosial sebagai media
alternatif yang didukung oleh kekuatan teknologi komunikasi, sesungguhnya
memilikibanyak manfaat dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap demokratisasi
komunikasi menuju masyarakat informasi yang adil sejahtera.

5. Tokoh politik
Tokoh politik adalah seseorang yang dikenal masyarakat luas, karena jasanya,
pemikirannya, idealismenya, dan perjuangannya selama perjalanan hidupnya.
Pengangkatan tokoh-tokoh politik selalu menunjuk kepada proses dimana penempatan
tokoh-tokoh pada satu posisi tertentu. Ia dapat ditandai secara umum dimana fungsi-fungsi
sosialisasi politik sedang berlangsung. Bagi aktor-aktor politik situ sendiri, pengangkatan
diri mereka selalu melalui dua proses yaitu:
1. Transformasi dari peranan-peranan non politis kepada suatu situasi dimana mereka
menjadi cukup berbobot memainkan peranan-peranan politik yang bersifat khusus.
2. Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik yang selama
ini belum pernah mereka kerjakan, walaupun mereka telah cukup mampu untuk
mengemban tugas seperti itu. Proses pengangkatan itu melibatkan bait persyaratan
status maupun penyerahan posisi khusus pada mereka. Proses pengangkatan tokoh-
tokoh politik merupakan fungsi sentral dalam setiap proses sistem politik, dan dapat
dijadikan indikator yang sangat representatif untuk mengukur nilai-nilai politik dan
penyebaran kekuasaan politik. Proses pengangkatan tokoh-tokoh politik untuk
menduduki jabatan politik, pada negara-negara demokrasi adalah melalui
pemilihan umum. Persyaratan lain dalam seleksi jabatan politik adalah keahlian,
baik itu kemampuan berpidato dan menggerakan massa merupakan persyaratan
mutlak bagi setiap pemimpin politik.

2.3.1 Peran dan Fungsi Infrastruktur Politik


Sebagai pendidikan politik untuk meningkatkan politik rakyat agar dapat ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan secara maksimal, menyatukan kepentingan yang beraneka ragam
dan nyata hidup di masyarakat, menyalurkan hasrat / aspirasi dan pendapat warga negara kepada
pemegang kekuasaan, menyeleksi kepemimpinan dengan menyelenggarakan pemilihan pemimpin
serta sebagai komunikasi politik dengan menghubungkan pikiran politik yang hidup di dalam
masyarakat.

2.4 Supra Struktur Politik di Indonesia

Sistem politik suatu negara akan selalu meliputi dua suasana kehidupan politik, yakni
suasana kehidupan politik rakyat (the social-political sphere) dan suasana kehidupan politik
pemerintah (the governmental political sphere). Kedua bidang kehidupan itu hanya dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi. Artinya, berfungsinya lembaga-lembaga negara atau organisasi sistem
pemerintahan dipengaruhi oleh kelompok komponen kehidupan politik rakyat seperti
PartaiPolitik, Kelompok Kepentingan, Kelompok Penekan, Media Komunikasi Politik, dan Tokoh
Politik. Suprastruktur politik sebagai mesin politik resmi di suatu negara, merupakan penggerak
politik formal.
Pada negara-negara monarki, kelompok elit pemerintah biasanya dikuasai oleh keluarga
bangsawan. Sedang pada negara-negara republik, tidak sedikit kelompok elit politik bersifat
diktatorisme karena kekuasaan dipegang sendiri atau diserahkan kepada orang-orang tertentu yang
direkayasa untuk memegang jabatan pemerintahan.
Indonesia membagi kekuasaan pada enam badan, yaitu Konstitusif (MPR), Legislatif
(DPR), Eksekutif (Pemerintah/Presiden), Yudikatif (MA), Konsultatif (DPA), dan Inspektif
(BPA). Berdasarkan pembagian kekuasaan menurut UUD 1945, boleh jadi mampu menjamin
tegaknya sistem demokrasi.
Di samping itu, agar mampu terciptanya suprastruktur politik harus memperoleh dukungan
dari infrastruktur politik yang mantap pula. Beberapa masalah yang dihadapi sistem politik di
Indonesia adalah masih belum serasinya komunikasi antara infrastruktur politik dan suprastruktur
politik. Pemerintah dianggap kurang sensitif dan responsif terhadap keinginan dan aspirasi-
aspirasi rakyat dan pimpinan MPR tidak dapat berbuat apa-apa.
Secara teoritis, pembagian fungsi negara didasarkan pada asumsi adanya pemusatan
kekuasaan pada satu tangan, atau satu lembaga, maka dapat terjadi pengelolaan sistem
pemerintahan secara otoriter, misalnya dalam bentuk monarki yang mana kekuasaan berada di
tangan seorang raja. maka untuk menghindari hal tersebut perlu adanya pemisahan kekuasaan atau
pembagian kekuasaan, atau sebagai pembatasan atau ide trias politika tersebut.

2.4.1 Tujuan Supra Struktur Politik di Indonesia


● Pengorganisasian Negara
Pengorganisasian negara lebih muda karena setiap bidang di atur oleh lembaga-lembaga
negara yang berbeda sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
● Tercapainya Tujuan Pembangunan
Karena tujuan akhir dari supra struktur politik adalah untuk mencapai tujuan nasional
yang berada dalam Pembukaan UUD 1945.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Politik yaitu suatu keseluruhan komponen-komponen atau lembaga lembaga yang
berfungsi di bidang politik yang kegiatannya menyangkut penentuan kebijakan umum (publik
policies) dan bagaimana kebijakan itu dilaksanakan, yaitu hal-hal yang menyangkut kehidupan
negara atau pemerintahan. Sistem politik pada dasarnya menunjuk kepada seluruh lingkup
aktivitas politik, yaitu membahas hubungan dan interaksi antar lembaga-lembaga (suprastruktur
politik : legislatif, eksekutif, yudikatif dan infrastruktur politik : partai politik, kelompok
kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi politik dan tokoh politik) yang menjadi objek
bahasannya dalam kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya untuk menghasilkan output
(misalnya dalam bentuk peraturan-peraturan atau kebijakan) dari input (alternatif yang ada yang
berasal dari aspirasi rakyat ataupun dari luar sistem itu sendiri) agar dapat dicapai tujuan sistem
itu. Infra struktur politik suatu negara terdiri atas 5 komponen, yaitu : Partai politik Partai politik
adalah salah satu komponen yang penting dalam dinamika perpolitikan sebuah bangsa. Supra
Struktur Politik di Indonesia Sistem politik suatu negara akan selalu meliputi dua suasana
kehidupan politik, yakni suasana kehidupan politik rakyat (the social-political sphere) dan suasana
kehidupan politik pemerintah (the governmental political sphere).

3.2 Saran

Semoga kedepannya mahasiswa UNIKOM bisa lebih memahami tentang supra stuktur
dan infra stuktur yang berada di Indonesia. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Beddy Iriawan Maksudi, M. (2012). Sistem Politik Indonesia : Pemahaman Secara Teoretik
dan Empirik. Jakarta: 2012.
Efriza, Y. R. (2017). Sistem Politik Indonesia Menjelajahi Teori dan Praktik. Malang: Intrans
Publishing .
Rahman, A. (1998). Sistem Politik Indonesia. Surabaya: Penerbit SIC.
Widiya. (2021, Desember 19). Contoh Suprastruktur Politik : Pengertian, Definisi, Jenis. From
Catatan Pendidikan: https://blog.widiyanata.com/pendidikan/contoh-suprastruktur-
politik-pengertian-definisi-jenis/
(Alam, 2021) Alam, S. (2021). Penggunaan Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi Politik.
https://twitter.com/PSI_Jakarta
Agustino, L. (2007). PERIHAL ILMU POLITIK;Sebuah bahasan memahami ilmu politik.
Yogyakarta: Graha Ilmu .
Efriza, J. I. (2021). Pengantar Politik: Sebuah Telaah Empirik dan Ilmiah. Bumi Aksar.
Rakyat, I. D. (2016). Parlementaria. Bagian Hubungan Masjarakat DPRGR.
Risnawan, W. (n.d.). Peran dan Fungsi Infrastruktur Politik Dalam Pembentukan Kebijakan Publik
. Unigal.ac.id, 517.
Tamara, N. (2021). Demokrasi di Era Digital. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai