Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Modul Ajar Analisa Sistem Politik
Indonesia Sebuah Pendekatan Praktis. Modul ajar ini diperuntukkan kepada mahasiswa
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (Unilak) yang
sedang mengambil mata kuliah sistem politik indonesia. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah mahasiswa dalam memahami dan mempelajari secara mendalam sistem
politik Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyelesaian modul ajar ini, serta tak lupa
pula kepada teman-teman dosen dan mahasiswa Fia Unilak yang telah memberikan dukungan
dalam membantu terselesaikannya modul ajar ini. Kepada istriku dan anakku Athallah Faith
Revolusi dan Aishana Malikah Aleira yang selalu sabar dan tak henti-hentinya memberikan
semangat untuk berbuat kebaikan demi nasib anak bangsa.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Modul
Ajar ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan dapat menuju
perbaikan kearah kemajuan demi kesempurnaan pembuatan Modul Ajar ini kedepannya yang
lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
PENDEKATAN SISTEM POLITIK.......................................................... 4
MEKANISME SISTEM POLITIK INDONESIA...................................... 6
KAPABILITAS SISTEM POLITIK........................................................... 8
PARPOL DAN BUDAYA POLITIK DI INDONESIA............................. 12
MILITER DAN PEMBANGUNAN POLITIK DI INDONESIA.............. 15
POLITIK GLOBAL DAN REGIONAL DAN IMPLIKASINYA 16
TERHADAP PEMBANGUNAN POLITIK DI INDONESIA...................
3
ANALISA SISTEM POLITIK INDONESIA
PENDAHULUAN
Sistem merupakan cara, proses, susunan, pola dan metoda, Sistem berasal dari bahasa
yunani yaitu Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak hubungan, hubungan yang
berlangsung antara hubungan-hubungan atau komponen-komponen secara teratur. Maka
sistem adalah suatu bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur yang
merupakan satu keseluruhan. Adapun yang menjadi ciri-ciri sitem yaitu sistem mempunyai
tujuan, setiap sistem mmpunyai batas, walaupun terbatas sistem memiliki sifat terbuka dalam
arti berinteraksi dengan lingkungan, suatu sistem terdiri dari berbagai unsur atau komponen
(sub sistem) yang saling bergantung dan berhubungan, setiap sistem melakukan kegiatan atu
proses tranformasi atau proses merubah masukan (input) menjadi luaran (output) dan setiap
sistem memiliki mekanisme kontrol dengan memanfaatkan umpan balik (feedback).
4
politik hanya merupakan salah satu dari struktur yang membangun masyarakat seperti sistem
ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. Sistem politik
sendiri merupakan abstraksi (realitas yang diangkat ke alam konsep) seputar pendistribusian
nilai di tengah masyarakat. Masyarakat tidak hanya terdiri atas satu struktur (misalnya sistem
politik saja), melainkan terdiri atas multi struktur. Sistem yang biasanya dipelajari kinerjanya
adalah sistem politik, sistem ekonomi, sistem agama, sistem sosial, atau sistem budaya-
psikologi. Dari aneka jenis sistem yang berbeda tersebut, ada persamaan maupun perbedaan.
Perbedaan berlingkup pada dimensi ontologis (hal yang dikaji) sementara persamaan
berlingkup pada variabel-variabel (konsep yang diukur) yang biasanya sama antara satu
sistem dengan lainnya.
Untuk memahami sistem politik Indonesia, layaknya kita memahami sistem-sistem
lain, maka harus kita ketahui beberapa variabel kunci. Variabel-variabel kunci dalam
memahami sebuah sistem adalah adalah struktur, fungsi, aktor, nilai, norma, tujuan, input,
output, respon, dan umpan balik. Struktur input, proses dan output umumnya dijalankan oleh
aktor-aktor yang dapat dikategorikan menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga aktor
ini menjalankan tugas kolektif yang disebut sebagai pemerintah (government). Setiap aktor
yang mewakili struktur harus memiliki fungsi yang berbeda-beda: Tidak boleh suatu fungsi
dijalankan oleh struktur yang berbeda karena akan menimbulkan konflik kepentingan. Ini pun
merupakan dasar dari disusunnya konsep Trias Politika (pemisahan kekuasaan) seperti
digagas para pionirnya di masa abad pencerahan seperti John Locke dan Montesquieu. Hal
ini berimplikasi terhadap dikotominya antara parktik politik dengan administrasi yang tidak
dapat terpisahkan, seperti hal berikut:
1. Praktek dan teori administrasi publik senantiasa berkutat dengan perdebatan antara
penekanan pada aspek politik pada suatu masa, kemudian bergeser pada penguatan
aspek administrasi dengan mengurangi intervensi politik untuk kemudian selalu
berupaya pada upaya pencapaian titik keseimbangan antara pengaruh politik dan
administrasi.
2. Persoalan ini senantiasa menjadi isu yang tak berakhir bagi administrasi publik dalam
semua sektor di setiap masa. Terkadang posisi politik begitu dominan mempengaruhi
nilai dan institusi administrasi publik dan terkadang administrasi publik mampu
menjauhkan dominasi politik meskipun tak mampu menghilangkannya sama sekali,
bahkan dalam masa tertentu (terutama dalam masa pemerintahan Orde Baru) pernah
terjadi ketika birokrasi justru yang lebih menguasai institusi politik.
5
Sistem Politik Indonesia adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam
struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu persisten pattern
(proses yang langgeng) dalam wilayah Indonesia (masa lampau, kini dan akan datang).
Sistem Politik Indonesia merupakan sebuah sistem politik yang mempunyai kapabilitas dan
memelihara identitas dalam wilayah Indonesia. Dapat dimaknai Sistem Politik di Indonesia
dapat menunjuk suatu sistem politik: yang pernah berlaku di Indonesia, yang sedang berlaku
atau nyata-nyata berlaku di Indonesia, yang berlaku selama eksistensi negara Indonesia
sampai sekarang (Rusadi Kantaprawira;1999;17). Lingkunagn internal Sistem Politik adalah
lingkungan dalam negeri yang meliputi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi domestik yang
menjadi sumber devisa bagi input lingkungan fisik, negara dalam mebiayai struktur politik,
yang meliputi lembaga dan ekonomi domestik infrastruktur maupun suprasturktur politik
dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya bagi terwujudnya tujuan nasional suatu
negara (Gabriel Almond).
6
1. Comprehensiveness (menyeluruh) Artinya, sistem politik mencakup semua interaksi,
baik berupa masukan (input) maupun keluaran (output) yang mempengaruhi
penggunaan atau cara penggunaan paksaan.
2. Interdependence (saling ketergantungan) Artinya, perubahan pada salah satu aspek
akan menyebabkan perubahan pada seluruh sistem.
Sistem politik merupakan sub sistem dari sistem yang lebih kompleks dan besar. Oleh karena
itu, sistem politik berinteraksi dengan sub sistem lainnya, seperti sistem budaya, sistem
ekonomi, pertahanan keamanan dll.
7
Pendekatan Sistem Politik Gabriel a. Almond
Sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua masyarakat yang
bebas/merdeka dalam melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam
masyarakatnya maupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya) melalui penggunaan
paksaan fisik yang lebih kurang bersifat absah. Bebebapa hal yang perlu dicermati
berdasarkan pengertian sistem politik diatas Sistem politik merupakan “sistem interaksi”
yang terdapat dalam semua masyarakat yang bebas/merdeka.
Sistem politik juga melaksanakan fungsi integrasi, bahwa tujuan pokok sistem politik
mengusahakan tercapainya kesatuan di dalam masyarakat. Fungsi adaptasi, yaitu penyesuaian
diri dari sistem politik terhadap lingkungan masyarakatnya sendiri maupun lingkungan
masyarakat lainnya. Berikut gambar model sistem politik menurut gabriel almond yang
terkenal dengan struktural fungsional:
8
Keungulan dan Kelemahan Sistem Politik Easton dan Almond
1. Infra struktur politik, yaitu mesin politik informal yang ada dalam masyarakat yang
tidak memiliki pengaruh secara langsung dalam pembuatan keputusan politik Negara.
Infrastruktur Politik pada tingkat pusat seperti Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai
Politik Organisasi Masyarakat (Ormas) Asosiasi Profesi Pusat (AIPI, MIPI, dll)
Media Massa Pendapat Umum Tingkat Daerah Dewan Pimpinan Wilayah/Cabang
(DPW/DPC) Partai Politik Ormas di Daerah Asosiasi Profesi Cabang (AIPI Cabang
Palu, MIPI Cabang, dll. Fungsi Infrastrukutr Politik disebut sebagai fungsi input yaitu
9
Pendidikan politik , Artikulasi kepentingan, Agregasi kepentingan, Rekruitmen
politik, Komunikasi politik.
2. Supra struktur politik, yaitu mesin politik formal yang ada dalam negara yang
memiliki pengaruh secara langsung dalam pembuatan keputusan politik.
Suprastruktu Politik pada tingkat pusat seperti Kepala Negara (Eksekutif) DPR
(Legislatif) MA (Yudikatif) Tingkat Daerah Pemerintah daerah (Propinsi,
Kabupaten/Kota) DPRD Propinsi, Kabupaten/Kota Pengadilan Negeri, Pengadilan
Tinggi. Fungsi Suprastruktur Politik (Gabriel Almond) Rule Making (membuat
undang-undang), Rule Aplication (melaksanakan undang-undang), Rule Adjudication
(mengadili pelaksana undang-undang)
b. Mogok/boikot
c. Pembangkangan sipil
10
KAPABILITAS SISTEM POLITIK
Terdapat enam kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
11
menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan
adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat.
Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini
mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output,
output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau
adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas
responsif. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa
sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak
negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional.
Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower)
memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang.
6. Kapabilitas dalam Negeri danInternasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup
dalam dunia yang mengglobalsaat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki
kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas
internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikanhibah (grants)
dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-
masa berikut ini:
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
12
- Masa Reformasi
Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek Penyaluran
tuntutan, Pemeliharaan nilai, Kapabilitas, Integrasi vertikal, Integrasi horizontal, Gaya
politik, Kepemimpinan, Partisipasi massa, Keterlibatan militer, Aparat negara dan Stabilitas
keamanan. Berikut analisis sistem politik berdasarkan
13
d. Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas
e. Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator
f. Gaya politik – ideologis
g. Kepemimpinan – angkatan sumpah pemuda tahun 1928
h. Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
i. Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil
j. Aparat negara – loyak kepada kepentingan kelompok atau partai
k. Stabilitas - instabilitas
14
Dari analisis sistem politik masa kemasa dapat di maknai bahwa Politik adalah Alokasi nilai-
nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik oleh
seseorang atau sekelompok orang yang berpengaruh terhadap orang banyak..
Partai politik di Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-
cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa
dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian ini tercantum dalam pasal 1 ayat 1
Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
15
Defenisi Partai Politik diantaranya
1. Kumpulan beberapa orang yang mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kekuasaan
2. Penyampaian aspirasi masyarakat
3. Fungsi komunikasi politik
hal ini dilihat adanya perbedaan antara partai kader dengan partai masa, Partai Kader
“Tingkatan pengkaderan tidak hanya elitis tetapi juga sampai kepada tingkatan atau
lapisan bawah atau lapisan massa” Contoh: PKS, PPP, PBB. Sedangkan Partai Masa
“partai yang berorientasi pada pengumpulan anggota sebanyaknya tanpa memberikan
pembinaan dan penkaderan yang jelas Contoh: PDI P, akhir2 ini partai golkar
termasuk partai masa karena pengkaderan hanya dilakukan oleh kaum elit saja.
16
sangat kuat terhadap sistem politik dan terbentuknya budaya politik Indonesia, yaitu
kelompok agama,kelompok suku bangsa, dan kelompok ras.
1. Budaya Politik Partisipan yaitu orang-orang yang melibatkan diri dalam kegiatan
politik, paling tidak dalam kegiatan pemberian suara (voting), dan memperoleh
informasi cukup banyak tentang kehidupan politik
2. Budaya Politik Subyek (kaula) yaitu orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat
pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik
3. Budaya Politik Parokial yaitu orang-orang yang sama sekali tidak menyadari atau
mengabaikan adanya pemerintahan dan politik.
Ada beberapa unsur yang berpengaruh atau melibatkan diri dalam proses pembentukan
budaya politik nasional,yaitu sebagai berikut.
2. Aneka rupa sub-budaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya
politik asal itu berada.
2. Budaya politik nasional yang sedang mengalami proses pematangan. Dalam tahapan
ini, pada dasarnya budaya politik nasional sudah ada, tetapi masih belum matang.
3. Budaya politik nasional yang sudah mapan, yaitu budaya politik yang telah diakui
keberadaannya secara nasional.
4. Ada dua sudut pandang untuk melihat budaya politik yang dikaitkan dengan struktur
sosial, yaitu secara vertikal maupun horizontal.
17
MILITER DAN PEMBANGUNAN SISTEM POLITIK DI INDONESIA
Dalam arti yang sederhana, militer dapat diartikan sebagai sebuah lembaga atau
institusi yang bertugas sebagai badan pertahanan untuk menjaga daerah teritorial dan
kedaulatan sebuah negara dari serangan luar. Sedangkan MILITERISME adalah paham
militer yang mengideologikan dan budaya militer yang terasosiasi dalam perilaku
masyarakat. Ada fenomena lain, opini yang berkembang di masyarakat bahwa institusi
militer relatif dianggap sebagai ancaman dan kendala bagi dibangunnya negara Indonesia
yang demokratis. Opini ini terbentuk karena militer memiliki sifat yang represif dengan
sistem komando dam hirarki yang kuat apalagi dipersenjatai dengan senjata yang mematikan.
Militer di Negara Demokratis yaitu, Militer sebagai alat negara yang profesional
sesuai dengan bidangnya namun dibatasi keterlibatannya dalam bidang politik. Politik militer
adalah politik negara, oleh karenanya militer adalah lembaga yang sangat eklusif, berorientasi
pada korps dan aristokrasi yang berlandaskan kedisiplinan, kepatuhan dan ketaatan pada
hirarki dan struktur komando. Jika Militer diberi hak politik praktis, maka yang akan terjadi
adalah kekacauan, karena militer akan terbagi menjadi berbagai kelompok partisan sesuai
kehendak nilai, kepentingan dan ideologinya.
Ada 2 teori yang menganalisis peran dan fungsi Militer
1. Teori dari ACZA yaitu Interest Teori (Teori Kepentingan) yaitu “Peranan Militer
dijadikan ideologi dengan menggagas opini internal lembaga, sehingga menjadi
bentuk yang diharuskan dan harus ditransformasikan terhadap struktur yang lain”.
Jenis-Jenis Militer
1. Militer Profesional “Kadar intervensinya dalam bidang politik sangat minim, mereka
benar-benar fokus di kemiliteran”
2. Militer Pretoniah, ada tiga pembagian militer pretoniah yaitu
a. Pretoniah modren otokrasi yaitu diperintah oleh satu orang
b. Pretoniah modren oligarki yaitu berusaha menguasai lembaga perpolitikan dengan
cara politik internal
c. Pretoniah modern otoriter yaitu berusaha menguasai lembaga perpolitikan dengan
berdifusi dengan sipil dan kemudian mengatur (otoriter). seperti Militer arbitration
18
yaitu intervensi militer kedalam politik jika terjadi konflik dan Militer Guardian
yaitu intervensi disegala macam bidang politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain
sebaginya.
3. Militer Revolusioner yaitu militer yang punya tanggung jawab langsung terhadap
kelangsungan hidup negara, ketika kehidupan politik disebuah negara terancam,
militer langsung ikut dan masuk kedalam tantangan tersebut, setelah selesai mereka
Back to Barrack ”
Menurut Fatah dalam Iswandi, ada bermacam macam keterlibatan militer diberbagai
bidang: Bidang Administrasi Pemerintahan, Dalam Partai Politik, Posisi Pemerintahan Sipil,
Terbentuknya otokrasi militer, Terlibat dalam terbentuknya poligarki, Terlibat dalam
terbentuknya pretoniah yang otoriter, Terbentuknya juntu militer (semua aspek dikuasai
militer). Maka fungsi militer dalam kontek demokrasi sebagai berikut Fungsi Management of
Violence, Aspek kemasyarakatan (budaya politik yang minim) dan Dinamisasi internal.
Politik global adalah suatu jaringan dan jejaring yang kompleks dari bermacam-
macam agen politik negara dan non-negara yang berada pada lingkungan global (dunia).
Kecendrungan Politik Regional yaitu Politik Luar negeri merupakan seperangkat kebijakan
yang diambil oleh pemerintah suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai
kepentingannya.
Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik abad 21 dan pengaruhnya terhadap
Indonesia, dimana Indonesia harus mampu mengikuti lingkungan perkembangan politik
global. Dimana manusia modern dituntut mampu beradabtasi terhadap perkembangan dan
inovasi, sehingga bisa merespon kemudian menyesuaikan diri. Misalnya: Terkait dengan
pertahanan dan keamanan bisa membuat kebijakan dan strategis yang tepat. Realitas Dunia
kita saat ini berada dalam globalisasi dengan Interkonektivitas. Ada krisis di euro semua
terpengaruh, Ketegangan politik di timur tengah berpengaruh terhadap harga minyak global
dan Revolusi dibidang teknologi informasi membuat dunia makin dinamis.
Banyak sekali variabel dan ketidakpastian, misalnya krisis dunia yang kerap terjadi.
Pada tahun 2008-2009 di Indonesia terjadi krisis ekonomi yang dimulai dari AS lalu
merambat ke zona Euro. Selanjutnya Ledakan Penduduk Dunia, berdasarkan Pidato SBY
pada jumat, 29 Juni 2012 di Bandung mencatat Pada 2045 penduduk dunia akan mencapai 9
Miliar jiwa. Artinya: Kebutuhan akan pangan dan energi akan makin meningkat ”Inilah inti
19
tantangan di masa depan”. Selanjutnya kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang
miskin yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara maju
termasuk di Amerika Serikat.
Pembangunan Politik
Pembangunan Politik dapat dilihat dari perubahan-perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat, Pembangunan Politik merupakan suatu proses menuju sistem politik yang
kuat (Transparan, Responsif dan demokratis) bukan orangnya yang kuat. Tuntutan dalam
Pembangunan Politik diantaranya:
2. Tuntutan Domestik
Tuntutan ini muncul karena adanya kelas menengah,,dengan kelas menengah inilah
menuntut adanya peran baru
20
krisis yang terjadi merupakan 'resultante' dari krisis keuangan, pangan dan politik sehingga
menghasilkan krisis kepercayaan kepada negara atau pemerintah".
Para politisi dan negara perlu mengelola tiga hal tersebut (Keuangan, Pangan dan
politik) dengan baik agar tidak terjadi krisis kredibilitas yang mengakibatkan krisis
kepercayaan oleh masyarakat. Sebuah perubahan rezim politik akan memengaruhi kebijakan
suatu negara dan berdampak pada negara lain di dunia. Menurutnya, pemerintah perlu
mengantisipasi dampak kebijakan luar negeri tersebut dengan memanfaatkan kerjasama luar
negeri tersebut untuk kepentingan dalam negeri. "Pada intinya adalah bagaimana kepentingan
luar negeri dapat menyelamatkan kepentingan dalam negeri".
1. Politik Internasional
a. Blok Barat (AS, Nato dan Sekutunya)
b. Blok Timur (Unisoviet)
c. Non Blok
2. Kekuatan Politik Global
a. Komunis
b. Kapitalis
c. Islam
Globalisasi yang terjadi pada saat sekarang ini, mengharuskan bangsa Indonesia harus
dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi,
berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan
nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang
menjunjung tinggi UUD RI Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya NKRI dengan ke
Bhinekaan Tunggal Ika nya.
Indonesia pun masuk dalam agenda-agenda liberalisme-pasar bebas yang digagas
negara-negara maju, korporasi global, dan lembaga keuangan internasional, yang terbukti
merugikan petani dan pelaku ekonomi rakyat lainnya. Oleh karena itu, terkait dengan kondisi
saat ini, seharusnya mendesak pemerintah, DPR, dan elemen terkait untuk memproteksi
perekonomian nasional, termasuk komoditas seperti pertanian sebagaimana yang dilakukan
oleh negara maju dan tidak secara mudah terpedaya oleh kemauan negara-negara maju yang
21
menggunakan jalur negosiasi untuk memaksakan kehendaknya. Ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian dalam menghadapi tantangan global yaitu bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Nampaknya pada akhir-akhir ini kurang “greget” dalam membicarakan atau
memahami dan menghayati Pancasila. Sementara itu, kadar keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa masih perlu ditingkatkan. Masih ada sebagian kecil masyarakat yang
bersikap dan berpandangan sempit. Kesadaran nasional pada dasarnya cukup baik walaupun
masih banyak yang tererosi dampak globalisasi yang berakibat berkembangnya sikap
mementingkan diri sendiri, sedangkan integritas moral juga masih perlu mendapat perhatian
yang lebih serius.
Di bidang kehidupan politik nampak relatif stabil, namun pengaruh liberalisme dan
individualisme menyebabkan adanya kelompok-kelompok yang mendesakkan keinginannya
dan mengambil jalan yang terkadang tidak sesuai prinsip demokrasi. kedaulatan di bidang
politik masih perlu secara terus menerus dibangun dan dimantapkan. Rakyat masih mudah
dihasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab maupun oleh “avonturis politik.”
Sering terjadinya perpecahan dalam tubuh organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan
terkadang bukan sekedar dinamika demokrasi tetapi lebih diakibatkan kurang kematangan
berpolitik dan wawasan kebangsaan. Demikian juga kesadaran hukum dan disiplin, masih
jauh dari harapan karena dalam kenyataannya masih banyak sekali pelanggaran hokum yang
terjadi dewasa ini.
Dalam bidang ekonomi dimana Liberalis dan kapitalis selalu berusaha agar Indonesia
dapat bergantung kepadanya dan dikendalikan. Konsumerisme dan gaya hidup, materialistis,
individualistis, dan “hedonisme” yang hanya mencari kesenangan bagi diri sendiri banyak
menjangkiti kalangan masyarakat tertentu. Hal itu akan mendorong untuk berbuat korupsi,
kolusi dan perilaku lainnya yang menyimpang dalam rangka menopang gaya hidupnya.
Akibat lanjutannya bisa meruntuhkan moralitas.
Bidang budaya implikasi politik global dapat disaksikan masih kurangnya disiplin,
tidak jujur, malas, bekerja “asal jadi,” yang mengabaikan mutu dan hanya bersifat formalitas.
Banyak orang tampil mendua, artinya apa yang ditampilkan tidak sesuai dengan pribadinya
melainkan mengikuti arus atau gaya yang tidak dipahami makna hakikinya. Penetrasi budaya
asing khususnya dari Barat sangat mempengaruhi generasi muda. Erosi akibat kebudayaan
asing banyak terjadi seperti maraknya pornografi dan pornoaksi dengan dalih kebebasan
berekspresi yang sebenarnya tidak sesuai dengan pandangan hidup dan sistem nilai bangsa
Indonesia, norma, dan etika ketimuran.
22
Sistem nilai Indonesia yang religius semestinya merupakan dasar karakter dan etika
yang memancarkan dalam berbagai karya termasuk karya seni, dan kehidupan sosial mesti
dapat menyesuaikan dengan tatakrama kemanusiaan yang berlaku bagi kebersamaan. Tanpa
itu mustahil hidup bermasyarakat dapat harmoni. Sifat ketergantungan dan rendah diri juga
masih menjangkiti masyarakat.
Sifat dependensi yang berlebihan, kekacauan tata pikir, pesimistik, rendah harga diri.”
Terlihat dalam kehidupan sehari-hari antara lain sikap ingin mendapatkan sesuatu tanpa mau
berbuat sesuatu, menggantungkan diri pada orang lain, selalu menunggu petunjuk, mudah
putus asa, sikap “menerabas,” pasifitas dan tidak bertanggung jawab. Kadar kemandirian,
ketangguhan, kreatifitas, dan sikap mau bertanggung jawab perlu ditingkatkan. Orientasi nilai
budaya yang terlampau terarah ke atas mengandung kelemahan yang bisa berdampak negatif
antara lain disiplin pribadi kurang, hasrat untuk berdiri dan berusaha sendiri serta rasa
tanggung jawab kurang.
Selanjutnya dalam bidang pertahanan dan keamanan perlu perhatian terutama alat
utama TNI untuk mewujudkan profesionalisme. Kesadaran bela negara cukup baik, namun
juga perlu dipelihara secara berlanjut, apalagi makin besarnya pengaruh negatif dunia yang
makin terbuka. Kelemahan hukum, keadilan, ketertiban, dapat saja menimbulkan kekacauan.
Fenomena global paradox mengisyaratkan bahwa walaupun kekuatan-kekuatan konvergensi
mendorong menuju satu dunia terintegrasi, satu “dunia tanpa batas,” namun juga terdapat
kekuatan-kekuatan divergensi yang dapat mencetuskan separatisme, primordialisme,
nasionalisme sempit etnik yang menyebabkan keadaan tidak stabil. Kriminalitas meningkat
berupa kejahatan Narkoba, culture of violence, dan tipe kriminalitas baru seperti kejahatan
Bank dan cyber.
23
DAFTAR PUSTAKA
24