Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL REVIEW

“A Framework for Political Analysis Karya David Easton”


BAB 3 – 5 : Sebuah Diskusi Tentang Sistem Politik

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah


Teori-Teori Ilmu Politik
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A

Disusun Oleh:
Teddy Chrisprimanata Putra
221186918005
Kelas C1

SEKOLAH PASCA SARJANA ILMU POLITIK


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
DESKRIPSI

Sistem merupakan suatu kesatuan perangkat struktur yang memiliki fungsi dengan cara

kerja masing-masing guna mencapai tujuan. Sedangkan sistem politik itu sendiri adalah suatu

kesatuan (kolektivitas) dari perangkat struktur politik yang memiliki fungsi dengan masing-

masing pekerjaan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan suatu negara. Hadirnya

pendekatan politik memiliki tujuan untuk memberi penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap

fenomena politik. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik

yang mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan. Sistem politik sendiri juga bisa

dikatakan sebagai sebuah konstruksi pemikiran yang tidak murni lahir dari gejala-gejala yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bukanlah persoalan karakteristik yang substantif

yang dapat membedakan satu jenis sistem dengan sistem yang lain.

Sistem sosial terbentuk dari interaksi antar manusia yang selanjutnya membentuk dasar-

dasar dari sistem-sistem tersebut. Sistem politik bukanlah sebuah tatanan yang digunakan

dalam sebuah penelitian, sistem politik lebih menjadi sebuah rangkaian dari banyak interaksi

yang dipisahkan dari interaksi lainnya, di mana manusia menjadi objeknya. Serangkaian hal-

hal tersebut dapat dianggap sebagai sistem-sistem, tiap orang dibebaskan untuk

mempertimbangkan apakah seperangkat interaksi membentuk sistem yang murni. Dalam

batasan-batasan sistem tersebut memiliki validitas yang serupa, meski tidak semua memiliki

manfaat yang sama dalam pemahaman kehidupan politik. Masalah-masalah penting juga dapat

dibahas secara teoretis melalui sistem sosial, khususnya yang melahirkan sistem politik.

Pertama, keanggotaan sistem akan melibatkan manusia sebagai dasar kesatuan masyarakat.

Selanjutnya yang kedua adalah sistem analitis mengacu pada interaksi-interaksi abstrak di

mana setiap orang terlibat di dalamnya.

Berangkat dari uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan berbagai

pengembangan konsep-konsep yang dapat memperhatikan interaksi-interaksi khusus yang


diinginkan, misalnya seperti interaksi politik. Untuk melakukan analisa dari serangkaian

interaksi, tentu diperlukan upaya dalam mengabstraksikannya dari keseluruhan acuan perilaku

di mana interaksi-interaksi yang terjadi.

SIFAT-SIFAT ANALITIS SISTEM SOSIAL

Plausibilitas Dalam Sistem Keanggotaan

Setiap sistem sosial haruslah bersifat analitis. Untuk menilai berbagai jenis komitmen

intelektual, perlu ada yang menyelidiki beberapa sistem sosial dan sub sistemnya. Hal tersebut

lebih kepada sistem keanggotaan dari pada sistem analitis. Sistem keanggotaan sendiri meliputi

setiap orang yang berada di dalam organisasi-organisasi tertentu. Sebelum hal-hal umum

terlihat jelas, kita perlu menentukan apakah setiap sistem memiliki acuan yang jelas. Jika suatu

sistem tidak memiliki prinsip dan petunjuk yang jelas, maka hal ini tidak akan bermanfaat bagi

ilmu pengetahuan karena tidak dapat dijelaskan secara empiris.

Masyarakat Sebagai Bagian dari Supra Sistem

Dapat dipahami bahwa sistem politik merupakan sebuah teori yang diawali dari unit

sosial yang paling inklusif, yakni masyarakat. Menempatkan masyarakat sebagai objek, maka

dapat kita pahami bahwa semua jenis tingkah laku tidaklah berbeda satu dengan yang lain. Hal

ini disebut dengan massa apperseptif, observasi-observasi yang kemudian dimunculkan

sebagai konsep.

Pandangan Empiris Sistem Analitis

Hambatan besar bagi teori sistem sebagai sebuah konsep untuk dapat diterima. Hal

penting yang harus diungkapkan adalah bahwa interaksi politik dapat membentuk sistem

analitis. Upaya-upaya lain juga dilakukan untuk membangkitkan arti sebuah pandangan

empiris sistem analitis. Pada prinsipnya, dapat dibayangkan bahwa setiap individu yang
berinteraksi dapat saling mempengaruhi. Upaya untuk membentuk gambaran yang sederhana

pada sebuah sistem fisik dilakukan sepanjang waktu untuk dapat diterima secara umum.

Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen, berbagai peranan khusus muncul dalam

sistem politik. Hampir seluruhnya manusia berinteraksi sebagai biologis, paling tidak mereka

merupakan bagian dari bagian besar populasi manusia, sehingga mereka dapat diidentifikasi

melalui peran yang diambil. Dengan begitu kita memiliki politisi, administrator, hakim-hakim,

lembaga perwakilan, pemimpin-pemimpin politik, dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa semua manusia adalah unsur-unsur sistem perilaku.

Multi Arti Tentang Struktur-Struktur Sosial yang Terpadu

Pengertian sistem mulai tidak jelas ketika peranan khusus atau kelompok-kelompok yang

terorganisir masuk ke dalam aktivitas-aktivitas politik yang disebarluaskan ke seluruh lapisan

masyarakat, sekali pun terdapat pembagian dalam struktur politik itu sendiri. Dalam hal ini,

arti sistem nampaknya cenderung lebih sulit untuk dimengerti. Rangkaian dari interaksi

tersebut terjadi dalam keadaan yang secara politis tidak memiliki perbedaan. Oleh karena itu,

hal tersebut tidak dapat dimasukan secara keseluruhan ke dalam elemen-elemen dasar

pembentuk sistem politik. Tetapi tindakan-tindakan tersebut memiliki konsekuensi potensial

yang begitu penting untuk kehidupan politik masyarakat.

SIFAT ANALISA SISTEM

Unsur-unsur dari analisa politik yang terdiri atas manusia yang berada dalam organisasi-

organisasi yang terpisah secara fisik (sistem analisa, seperangkat interaksi yang terpisah-pisah,

menyebar) tidak didasarkan sejumlah perilaku lainnya. Nilai klasifikasi berganda tersebut

menjadi penting untuk menonjolkan berbagai aksi yang terorganisir dalam kehidupan politik.

Sistem keanggotaan sendiri bukanlah sebuah sistem manusia sebagai yang hanya sebagai

makhluk biologis, tetapi lebih kepada perannya sebagai sistem analisa, dengan menunjuk

sistem tersebut untuk tujuan penelitian. Jadi dapat diartikan bahwa seluruh pola perilaku di
mana manusia sebagai makhluk biologis terlibat dalam bagian yang menggabungkan segala

tindakan yang terorganisasi. Perlu kita bahas interaksi yang menghadapi tantangan hanya dapat

diperoleh secara analitis, dengan mengabaikan semua interaksi tersebut berlangsung dalam

suatu peran politik khusus yang memiliki aspek yang bebas dan abstrak dalam perannya.

Kenyataan Empiris dari Unit-Unit Analitik

Sistem politik merupakan satu jenis perilaku abstrak yang dapat dijelaskan secara

empiris. Ia mengacu kepada fakta, sedangkan untuk tujuan teoretis kegiatan politik akan

dibedakan dari seluruh jenis kegiatan lainnya. Sistem politik bersifat analitis dan empiris. Jika

kembali kepada yang disebut dengan sistem, maka kita harus menghentikan perdebatan terkait

interaksi-interaksi politik yang merupakan rangkaian analitis. Diskusi demikian tidak akan

memiliki manfaat sama sekali. Oleh sebab itu, secara definisi seperangkat interaksi bisa disebut

sebagai sebuah sistem. Konseptualisasi kehidupan politik sebagai sistem secara khusus tidak

akan membantu untuk memahami fenomena/kejadian yang kita perlukan.

IDENTIFIKASI SISTEM POLITIK

Dasar pemikiran yang digunakan untuk setiap masalah yang memiliki kaitan dengan

sifat-sifat sistem sosial selalu berwajah ganda. Seperangkat variabel dapat dipilih untuk

menampilkan sistem sebagai titik perhatian. Masyarakat sebagai sistem sosial yang paling

inklusif merupakan satu-satunya hal yang kemudian mencakup semua interaksi sosial yang

tampak. Dalam kerangka mode analisa, kehidupan politik akan diinterpretasikan dengan

konsep yang berbeda dari sistem-sistem lainnya di dalam masyarakat. Dalam memperkenalkan

kerangka analisa tersebut, maka tidak akan secara langsung ditegaskan berbagai jenis batasan

antara sistem politik dengan lingkungannya.

Beberapa pertanyaan harus dijawab apabila kita memberikan batasan-batasan antara

sistem politik dengan sistem yang lainnya. Pertama, apa yang termasuk ke dalam sistem politik

dan bagaimana cara untuk membuktikannya? Kedua, apa arti yang kita akan dapatkan tentang
batasan dengan sistem analitis? Ketiga, apa yang ditiadakan dari sebuah sistem sebagai bagian

dari lingkungannya?

KRITERIA UNTUK MENGENAL SISTEM POLITIK

Interaksi Sebagai Unit Sistem

Rumusan sederhana dalam masalah ini adalah adanya sebuah kecenderungan yang kuat

dan dapat menghambat penelitian politik untuk bergerak langsung ke struktur-struktur khusus,

baik formal maupun informal melalui interaksi-interaksi politik yang menampakkan diri.

Penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap badan-badan pembuat undang-undang,

eksekutif, partai-partai, organisasi-organisasi administratif, pengadilan-pengadilan dan

kelompok-kelompok kepentingan, tetap dilakukan oleh para ahli politik sebagai pendekatan

awal untuk mengumpulkan datanya. Melalui perluasan fokus yang dilaksanakan dalam ilmu

politik melalui analisa masalah politik dan struktur politik di negara-negara berkembang, para

ahli politik telah memberi perhatian terhadap struktur formal dan informal. Meski demikian,

kita tetap melanjutkan penelitian dan analisa sitem politik baru ke arah asumsi-asumsi

tradisional.

Berangkat dari sudut padangan analisa yang sudah dikembangkan ini, maka struktur

menjadi faktor sekunder sehingga hanya digunakan untuk mengilustrasikan dalam pembahasan

struktur-struktur. Terdapat sebuah anggapan bahwa di sana terdapat berbagai aktivitas politik

dan proses-proses yang menjadi ciri semua sistem sekali pun bentuk-bentuk struktural tersebut

terlihat bervariasi di setiap tempat dan abad. Tekanan-tekanan semacam ini pada proses

interaksi politik akan memberi suatu ciri dinamis pada analisa politik.

Pengujian Interaksi Politik

Selanjutnya, faktor yang membedakan interaksi politik dari semua jenis interaksi sosial

adalah seluruh rangkaian interaksi secara dominan berorientasi ke arah alokasi nilai-nilai

otoritatif bagi sebuah masyarakat. Secara singkat alokasi-alokasi otoritatif ini mendistribusikan
berbagai hal penting di antara orang-orang atau sejumlah kelompok melalui banyak cara.

Kepentingan pribadi, tradisi, kesetiaan, legalitas/legitimasi merupakan variabel tambahan

yang penting dalam menjelaskan keputusan-keputusan yang bersifat otoritatif. Bagaimana pun,

alasan-alasan khusus tersebut merupakan fakta pertimbangan alokasi-alokasi sebagai ikatan

yang membedakan politik dari tipe-tipe alokasi lainnya. Hal tersebut kemudian menjadi

konseptualisasi yang akan digunakan.

PARAPOLITICAL SISTEM

Sistem Politik Kelompok-Kelompok

Bagaimana pun konteksnya, penelitian politik akan memberi pengaruh yang sangat luas

sehingga pengaruh yang luas tersebut akan melibatkan serangkaian tingkah laku yang secara

normal tidak akan dipandang sebagai politik. Jenis-jenis alokasi dibuat dalam semua tipe

kelompok, mulai dari keluarga dan turunan dari berbagai kelompok fraternal ke dalam

organisasi-organisasi keagamaan, pendidikan dan perkumpulan ekonomi. Lalu akan muncul

pertanyaan, apakah hal-hal ini menunjukkan sistem politik atau mereka menggabungkan

sistem politik sebagai suatu aspek perilaku secara keseluruhan?

Kajian politik tidak selalu membahas secara khusus mengenai proses-proses di dalam

kelompok-kelompok demi kepentingan mereka sendiri. Hanya saja, selama mereka dapat

berhubungan dengan proses-proses politik yang lebih luas dalam masyarakat yang memiliki

kelompok-kelompok internal yang terorganisir, akan menarik dikaji oleh mahasiswa ilmu

politik di masa lalu. Kita dapat merumuskan alasan-alasan yang logis untuk memasukkan

aspek-aspek interaksi sosial internal dari semua sub kelompok di dalam masyarakat sebagai

contoh sistem politik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Charles Merriam “dimana pun pasti

terdapat pemerintahan-pemerintahan di sorga; pemerintahan di neraka; pemerintahan dan

hukum diantara orang-orang yang berada di luar perlindungan hukum; pemerintahan di

penjara”.
Seperti yang telah ditegaskan, bahwa untuk tujuan tertentu bisa berguna untuk

mengembangkan konsep sistem politik hingga mencakup aspek-aspek kelompok dan

organisasi, karena demi tujuan-tujuan tersebut, yang dibutuhkan hanyalah analogi sistem

politik dalam sebuah masyarakat. Penelitian organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok

kecil dalam kerangka yang berhubungan dengan kekuasaan, proses-proses keputusan dan

arus-arus komunikasi telah memberikan wawasan atau pandangan dan konsep-konsep bagi

analisa sistem politik yang bersifat abstrak.

Secara teoretis dan empiris, terdapat perbedaan penting untuk menjaga sistem politik

dalam masyarakat yang lebih utuh, berbeda dengan sistem politik yang kurang inklusif, dan

pada akhirnya menunjuk sistem politik internal berbagai kelompok dan organisasi sebagai

parapolitical system dan menguasai konsep political system dalam menganalisa kehidupan

politik yang lebih inklusif.

Perbedaaan-Perbedaan Antara Political System dengan Parapolitical System

Parapolitical system adalah merupakan aspek-aspek sub sistem dalam masyarakat. Hal

tersebut hanya berkaitan dengan alokasi otoritatif dalam sebuah kelompok. Fakta fundamental

yang terjadi dalam masyarakat adalah tidak adanya nilai-nilai yang diperlukan pada saat ini.

Akibatnya, muncullah berbagai perdebatan dalam alokasi. Perbedaan kondisi masyarakat dan

zaman, terdapat konflik terkait alokasi nilai yang semakin tidak nampak dianggap sebagai

interaksi otonom yang berkembang di antara individu-individu maupun kelompok itu sendiri.

Perbedaan utama dari parapolitical system terletak pada rangkaian masalah yang sering

menghambat sistem. Pertama, dalam perbandingan dalam persoalan yang menghambat sistem

yang terkandung dalam sebuah sistem politik masyarakat lebih inklusif baik satu persatu

maupun secara keseluruhan. Kedua, kuantitas kekuasaan yang tersedia pada sistem politik

masyarakat untuk mengatur segala perbedaan yang lebih luas, sejalan dengan tingkat tanggung

jawabnya yang lebih besar. Baik itu dalam parapotical system maupun dalam sistem politik
terdapat kemungkinan peran-peran yang berbeda melalui semua tanggung jawab untuk

mengatur pelaksanaan urusan-urusan politik. Pada kedua masalah tersebut, terdapat aktor yang

melaksanakan peranannya seperti excecutive commite, governing council maupun board of

director.

Tujuan utama dari analisa politik itu sendiri adalah untuk memahami bagaimana sistem

politik berproses dan dapat bertahan dalam waktu yang lama. Kita akan menyingkirkan sistem

politik kelompok dan organisasi dari sebuah kerangka berpikir dan tidak akan menganggapnya

selaras dengan sistem politik yang lebih inklusif dalam sebuah masyarakat, selanjutnya akan

dibuat sebuah konsep yang jauh lebih maju dalam sistem politik masyarakat.

Keputusan untuk membatasi analisa sistem politik mengandung kebijakan tambahan

bahwa tanpa mengorbankan pilihan teoretis, hal tersebut akan sesuai dengan tradisi lama

penelitian politik. Untuk menggarisbawahi konsep sistem politik akan dicanangkan bagi

peranan-peranan dan interaksi yang relevan dengan alokasi otoritatif bagi masyarakat secara

keseluruhan.

UNIT DASAR STRUKTUR ANALISA DALAM SISTEM POLITIK

Sistem politik merupakan suatu sistem tingkah laku yang paling inklusif dalam

masyarakat sebagai alokasi nilai-nilai otoritatif. Seperti yang kita pahami bersama bahwa

tingkah laku ini hanya mengacu pada aspek-aspek keseluruhan interaksi yang melibatkan

manusia sebagai makhluk biologis. Sebuah pemikiran yang mencanangkan konsep person

dalam serangkaian interaksi, di mana unit-unit biologis terlibat akan cukup membantu.

Anggota sistem politik sebagai subjek, meliputi: warga negara, orang asing, penguasa

atau yang dikuasai. Dia dapat bertindak secara individu yang merupakan elit politik maupun

pejabat publik, atau sebagai anggota kelompok seperti sebuah perkumpulan ataupun dewan

perwakilan partai politik. Konsep keanggotaan sistem politik secara bersamaan akan

mengidentifikasi orang-orang tersebut secara kolektif sebagai pemegang peran politik dalam
masyarakat. Oleh karena itu, sistem politik dikenal sebagai seperangkat interaksi dari perilaku

sosial melalui nilai-nilai yang dialokasikan secara otoritatif. Apabila konseptualisasi kehidupan

politik sebagai sistem akan mendorong mengenal elemen-elemen sistem yang lebih besar dan

umum, hal ini memaksa kita untuk menjelaskan mengenai semuanya berada di dalam dan di

luar lingkungan sistem.

LINGKUNGAN SISTEM POLITIK

Apabila kita ingin melacak berbagai hal yang berada di luar sistem, maka kita harus

mengeluarkan ide-ide kontemporer yang dapat memikirkan berbagai batasan yang tidak

terdapat dalam cakupan sistem politik. Pada akhirnya, batasan-batasan tersebut tidak akan

berwajah ganda. Ia harus memiliki referensi-referensi empiris yang memadai, sehingga

petunjuk positif memperlihatkan kepada kita kapan seseorang berperan sebagai anggota sistem

politik dan kapan interaksi yang terjadi di luar sistem tersebut. Lebih lanjut batasan antar sistem

yang diperkenalkan haruslah menggagas pemikiran terkait sesuatu yang terjadi dalam wilayah

non politik namun mempengaruhin sistem politik itu sendiri.

AMBIGUITAS DALAM KONSEP BATAS-BATAS SISTEM

Apabila kita hanya mempertimbangkan masyarakat primitif yang buta huruf dan tidak

berbudaya, maka kita tidak bisa bertindak begitu tergesa-gesa. Di sana terjadi interaksi baik di

dalam keluarga inti maupum kelompok-kelompok yang memiliki hubungan keluarga secara

luas untuk menentukan kadar politik, ini juga berlaku pada kelas-kelas aristokratik yang

banyak di Eropa. Anggapan ini merupakan sebuah kekeliruan yang dianggap benar secara

berlebihan, yang akan menghadapkan kita kepada berbagai kesulitan yang nyata dalam

menentukan bagaimana mengungkapkan batasan-batasan sistem politik. Kemudian, dalam hal

ini timbul pernyataan yang lebih serius mengenai batasan-batasan interaksi dan gerakan atau

perubahan yang melintasi batasan-batasan tersebut.


ARTI BATASAN-BATASAN SISTEM

Kita akan menjumpai gagasan tentang pertukaran sistem politik yang terjadi di dalam

lingkungannya, yang akan memainkan suatu peran penting dalam pendekatan teoretis yang

akan dikembangkan. Konsep batasan kemudian akan menunjukkan suatu alat analisa penting.

Sistem Terbuka dan Tertutup

Pertama, konsep batasan yang jelas akan membantu kita secara tak terbatas dalam

melakukan penyederhanaan, menguraikan dan membantu memahami bagaimana perubahan-

perubahan dalam lingkungan yang kemudian dikaitkan dengan sistem politik, juga menjelaskan

bagaimana suatu sistem mengulangi pengaruh-pengaruhnya. Jelas banyak perubahan yang

terjadi dalam sistem politik dapat mempengaruhi faktor-faktor internalnya.

Identifikasi Variabel-Variabel Terikat

Kedua, penggunaan batasan-batasan sebagai konsep akan memunculkan langkah-

langkah strategis kea rah penyederhanaan realitas, yang merupakan sebuah kondisi yang sangat

penting untuk penelitian ilmiah. Di sana terdapat kriteria untuk menentukan elemen-elemen

politik penting yang perlu dikembangkan secara mendalam sebagai variabel-variabel terikat

dan dapat diterima begitu saja dalam bentuk variabel-variabel eksternal. Setiap jenis elemen

eksternal dan internal akan membantu kita dalam memahami masalah-masalah mengenai

sistem politik, tetapi setiap elemen akan memiliki status teori yang berbeda dalam model

konsepsi yang sedang dirancang.

SIFAT-SIFAT UMUM BATAS-BATAS SISTEM

Dengan menguji sistem-sistem ini dan mencari signifikansi batasan-batasan yang benar

sebagai konsep, akan membawa kita ke dalam posisi yang lebih banyak menyadari kegunaan

dan manfaat menghubungkan batasan-batasan yang terlihat sama dengan sistem interaksi

sosial, seperti sistem politik.


Batasan-Batasan Sistem Fisik & Biologis

Semua jenis sistem yang terbukti berguna bagi penelitian dalam ilmu pengetahuan alam

paling tidak sama alpanya dengan fungsi-fungsi dalam suatu kekosongan fenomena. Semua

tidak didasari oleh lingkungan nyata, walaupun untuk tujuan-tujuan ilmu pengetahuan

mungkin dipandang perlu untuk meniadakan pengaruh-pengaruh secara temporer, seperti

dalam penelitian gravitasi di bawah kondisi dunia yang tanpa friksi. Namun meski semua

sistem ditemukan dalam berbagai keadaan, sistem tersebut mampu mempertahankan

identitasnya yang mengandung kekhususan sehingga akan mudah dibedakan dari

lingkungannya.

Sistem interaksi sosial, seperti sistem politik pada umumnya tersebar ke seluruh lapisan

masyarakat, sehingga apabila kita menghadapi kesulitan yang cukup serius dalam

mengakomodasikan pandangan yang sama terhadap tindakan-tindakan ini, maka secara

kolektif kita dapat dengan mudah diterapkan pada sistem-sitem fisik dan biologis. Tentu saja

apabila kita berpikir tentang organisasi politik khusus, seperti badan pembuat undang-undang,

partai politik, kelompok kepentingan atau pengadilan tidak melompati batasan pemikiran yang

menganggap masing-masing memiliki batasan fisik yang tegas.

Interaksi politik tidak hanya berlangsung dalam struktur-struktur tujuan yang sudah

dirumuskan dengan baik. Banyak pula tingkah laku yang terjadi di berbagai konteks yang

berada di luar organisasi politik, seperti dalam gambaran-ganbaran yang telah disampaikan

mengenai keluarga atau organisasi ekonomi seperti bank.

Ciri Umum Semua Batasan

Merumuskan berbagai batas-batas sistem fisik dan biologis nampaknya cukup sederhana.

Namun dalam sebuah konsep, kesederhanaan tersebut sangatlah bermanfaat. Pada dasarnya

batasan-batasan secara fenomenal tidak menunggu untuk diidentifikasi. Batasan tersebut


menyesuaikan diri dengan kesimpulan umum tentang ciri sistem, juga merupakan buah

pemikiran dari analisa—hal ini juga berlaku untuk batasan-batasan sistem politik.

Secara konseptual, suatu batasan merupakan sesuatu yang berbeda dari penampilan

fisiknya. Garis batasan muncul sebagai simbol atau wujud dari wadah kriteria inklusi-eksklusi

terkait sistem. Faktor-faktor eksternal dalam perbandingannya dengan faktor-faktor internal

memiliki konsekuensi-konsekuensi besar terhadap berjalannya sistem. Secara fundamental,

kita tidak berbeda dari mereka yang mempelajari metodologi sebuah sistem fisik maupun

biologis.

Secara sederhana kita harus merumuskan kembali sistem tersebut untuk menemuka

kebutuhan-kebutuhan analisa kita. Setiap kita memperluas sistem, secara bersamaan akan

terjadi penyusutan lingkungan.

Ciri Deseptif Batasan-Batasan Geografis

Kita memiliki peta dalam masyarakat terkait dengan batasan-batasan yang menunjukkan

kendala positif pada perilaku manusia. Terkadang batasan-batasan tersebut mengacu pada

batasan-batasan geopolitik. Di permukaan nampaknya ada peluang untuk memanfaatkan

batasan-batasan geopolitik sebagai salah satu dasar analisa. Batasan-batasan geopolitik

memiliki dampak nyata pada sistem politik sampai batas tertentu yang kemudian membentuk

variabel-variabel penting. Batas-batas geopolitik, meliputi semua sistem sosial yang terjalin

dalam masyarakat, bukan merupakan suatu sistem sosial yang khas.

SEJUMLAH INDIKATOR EMPIRIS BATASAN-BATASAN BERBAGAI SISTEM

POLITIK

Meskipun secara empiris tidak ada garis fisik nyata yang melalui peralihan dari satu

sistem ke sistem lainnya, hal tersebut cukup membuktikan adanya batasan antara sistem politik

dengan sistem politik lainnya yang ada dalam suatu masyarakat. Sebagian besar masyarakat

menunjukkan kapan bergerak dari satu sistem perilaku ke sistem perilaku lainnya. Sebagian
besar petunjuk-petunjuk khusus mengenai pergerakan yang demikian terjadi dalam masyarakat

dengan derajat diferensiasi struktural yang berbeda, seperti dalam sistem sosial yang sudah

mapan. Dengan kata lain dalam suatu masyarakat secara struktural dapat sangat diferensiasif

mengatur pola bagaimana menguji secara empiris dari eksistensi batasan-batasan sistem. Hal

ini merupakan kasus yang jelas bahwa kita kadang-kadang berbicara mengenai seorang yang

beranjak keluar dari peranannya, misalnya sebagai seorang pemimpin agama atau cendekiawan

yang berusaha bertindak sebagai pembawa pesan politik atau menjadi politisi.

Telah ditegaskan bahwa derajat dari perbedaan sistem-sistem politik dari sistem-sistem

sosial lainnya, juga dapat kita tambahkan kejelasan antara sistem-sistem tersebut dengan sistem

lainnya, ditandai dengan sifat-sifat berikut :

1. Terdapat perbedaan peran dan aktivitas politik dari peran lainnya, sejauh mana ia

ditempatkan dalam struktur-struktur yang terbatas, seperti keluarga dan kelompok-

kelompok persaudaraan;

2. Sejauh mana peran pelaku politik membentuk kelompok yang terpisah dalam

masyarakat serta memiliki ikatan yang berkaitan;

3. Sejauh mana peran politik memiliki bentuk hirarki yang bisa dibedakan dari hirarki

lainnya atas dasar faktor kekayaan, martabat, maupun kriteria non politik lainnya.

4. Sejauh mana proses-proses pengarahan dan kriteria pemilihan membedakan pelaku

sistem politik dibandingkan dengan peran-peran lainnya.

LINGKUNGAN SISTEM POLITIK

The Intrasocietal System

Aspek-aspek masyarakat yang terletak di luar batasan-batasan sistem politik adalah sama

dengan menegaskan bahwa aspek-aspek tersebut terdiri dari semua sub sistem masyarakat

lainnya. Tapi lingkungan universal ini dengan berbagai sistemnya yang dapat dibedakan

mempunyai dua aspek utama, yaitu: sistem internal dan eksternal. Dengan lingkungan tersebut
kita dapat menunjukkan bagian lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang berada di luar

batasan-batasan politik, namun masih berada di dalam masyarakat yang sama. Hal ini

merupakan bagian dari intra sosial lingkungan tersebut, maka untuk menguji pengaruh

perubahan-perubahan lingkungan dari sistem politik, kita dapat menunjukkan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam sistem-sistem sosial lainnya. Ketika kita bergerak menuju

sistem-sistem ektra sosial, maka dengan sendirinya kita akan menghadapi sistem politik

internasional.

Selanjutnya kita dapat membahas beberapa sistem intra sosial yang bersifat eksternal

yang dapat berguna bagi kelangsungan hidup dari perubahan sistem politik, seperti sistem

ekologi, biologi, kepribadian dan sistem sosial. Aspek-aspek organik non humanis sistem

lingkungan mengacu pada alam, lokasi dan kekayaan persediaan makanan serta flora dan fauna

dapat digunakan oleh anggota sistem politik. Variasi dalam pengadaan bahan pangan, baik

untuk masyarakat nomaden maupun masyarakat yang hidup menetap akan mempengaruhi

struktur dan proses-proses sistem politik selama teknologi diterima secara konstan.

Sistem kepribadian dan sistem sosial telah mendapat perhatian yang luas dan terperinci

dalam literatur tradisional. Sistem-sistem sosial tersebut dapat dikelompokkan menjadi

beberapa tipe, yakni: kebudayaan, struktur sosial, ekonomi dan demografi. Etnologi yang

pernah dianalisa oleh John Stuart Mill mengatakan bahwa ciri negara dan jenis-jenis variabel

perilaku politik berkaitan dengan tipe-tipe kepribadian yang berbeda dan kemudian

menampilkan pengakuan tegas terhadap peranan parameter utama. Fluktuasi dalam

kebudayaan sosial dan ekonomi di mana kepribadian-kepribadian dibentuk, merupakan

peralihan struktur umum masyarakat pada aspek-aspek khusus dan perubahan ukuran jelas

memiliki pengaruh penting terhadap sistem politik.


Sistem Ekstra sosial

Sistem ektra sosial dapat diartikan sebagai bagian dari masyarakat yang sama, di mana

sistem politik itu sendiri merupakan sub sistem sosial. Dalam hal ini, sistem-sistem tersebut

bersifat eksternal terhadap sistem politik. Kita dapat memperluas cakupan lingkungan eksternal

apabila memandang masyarakat internasional secara keseluruhan merupakan bagian dari

sistem politik. Dari sudut pandang ini, maka kita dapat menemukan sistem ekologis

internasional, sistem politik internasional dan sistem sosial internasional sebagai suatu

kebudayaan internasional, ekonomi internasional, demografis internasional dan lain

sebagainya. Masyarakat internasional dan sub sistemnya merupakan sebuah parameter dalam

lingkungan ekstra sosial suatu sistem politik yang memberikan pengaruh terhadap sistem

tersebut.

ANALISIS

Melalui buku yang ditulisnya, David Easton mencoba memberi gambaran tentang konsep

kehidupan politik. David Easton mengatakan bahwa “suatu sistem perilaku yang terbaur

dalam suatu lingkungan pada pengaruh-pengaruh yang diungkap oleh sistem politik itu sendiri

pada gilirannya akan bereaksi”, ia juga mendefinisikan sistem politik sebagai “interaksi

dalam tiap masyarakat di mana di dalamnya alokasi yang mengikat atau yang mengandung

otoritas yang dibuat dan diimplementasikan”.

David Easton juga menjelaskan konsep terkait para-politik, yakni suatu sistem politik

internal dari kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi. Akan tetapi David Easton

memusatkan analisanya pada sistem politik yang menyangkut kehidupan politik dalam unit

yang paling inklusif. Penggambarannya terkait sistem-sistem politik begitu konstruktif. Ia

menempatkan sistem politik sebagai satuan dasar analisanya dan ia tanamkan perilaku intra-

sistem dari berbagai sistem sebagai bidang penelitiannya. Rumusannya mengenai sistem-
sistem politik begitu sederhana namun dapat menjelaskan terkait: input – sistem atau proses

politik – output, ini merupakan model kerangka berpikir baru dalam konsep politik.

David Easton memberi penekanan pada ciri adaptif sistem politik, yang berbeda dari

sekadar bereaksi secara pasif terhadap pengaruh lingkungan, dalam organisasi intern sistem

politik, David Easton percaya bahwa suatu kapasitas luar biasa untuk menyesuaikan diri pada

keadaan-keadaan di mana dia harus berfungsi. David Easton juga menunjukkan bahwa sistem

politik mengakumulasi sejumlah besar unsur mekanisme yang digunakan untuk bekerja sama

dengan lingkungan mereka yang bertujuan mengatur perilakunya sendiri, mengubah struktur

internalnya, dan bahkan bekerja begitu jauh seperti untuk membentuk kembali tujuan-tujuan

fundamentalnya.

Dalam buku perbandingan sistem politik oleh David Easton, dijelaskan bahwa ada empat

ciri sistem politik. Pertama, ciri-ciri identifikasi yang terdiri dari unit-unit sistem politik dan

batasan-batasan sistem politik; Kedua, terdapat input dan output; Ketiga, merupakan suatu

diferensiasi dalam suatu sistem; Keempat, integrasi dalam suatu sistem. Semuanya dijelaskan

secara terstruktur dalam sebuah konsep sistem-sistem politik. Jelas yang dikatakan oleh David

Easton adalah sebuah kecaman terhadap analisa keseimbangan yang sering digunakan oleh

sosiolog, karena mereka melalaikan kapasitas variabel sistem untuk menghadapi pengaruh

lingkungan. Karena menurutnya analisa keseimbangan memiliki dua kelemahan, yaitu terlalu

menekankan terhadap pentingnya keseimbangan yang dianggap tidak dapat dibedakan dari

stabilitas dan tidak mendapat perhatian atas pentingnya metode analisa atau permasalahan yang

dirumuskan oleh proses-proses.

Dalam tulisannya, David Easton mengungkapkan sifat umum batasan suatu sistem terdiri

atas batas-batas sistem fisik dan biologis, pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan

yang berjalan pada makhluk hidup (David Easton mengatakan sistem itu merupakan organisme

yang hidup), di mana konsep-konsep dasarnya diambil dari ilmu biologi. Seperti yang sudah
diketahui dalam masyarakat, tidak hanya terdiri dari satu struktur, melainkan terdiri atas multi

struktur, seperti sistem politik, ekonomi, agama, budaya maupun sistem-sistem sosial lainnya.

Sistem-sistem non politis seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada dasarnya dapat

mempengaruhi sistem politik secara lebih luas, karena kehidupan politik merupakan integrasi

dari keseluruhan interaksi yang terjadi dalam masyarakat.

KESIMPULAN

Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur. Unsur,

komponen atau bagian yang banyak ini satu sama lain berada dalam keterkaitan yang mengikat

dan fungsional. Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga totalitas suatu unit terjaga

utuh eksistensinya. Jadi pengertian sistem, di samping dapat diterapkan dalam hal yang bersifat

inmaterial, juga dapat diterapkan pada hal yang berifat material. David Easton juga mengatakan

bahwa teori sistem adalah suatu model yang menjelaskan hubungan tertentu antara sub-sub

sistem dengan sistem sebagai suatu unit, seperti masyarakat, kelompok-kelompok maupun

organisasi-organisasi yang mempengaruhi sistem. Adapun ciri-ciri sistem, yakni:

a. Mempunya batas yang di dalamnya terdapat saling hubungan fungsional yang

terutama dilandasi oleh beberapa bentuk komunikasi;

b. Sistem terbagi ke dalam sub-sub sistem yang satu sama lainnya melakukan pertukaran;

c. Sistem dapat menerima informasi, mempelajari dan menerjemahkan masukan

(input) kedalam beberapa jenis keluaran (output).

Upaya David Easton dalam membangun teori meliputi perumusan tentang:

- Kerangka kerja umum;

- Memusatkan perhatian pada seluruh sistem daripada hanya bagian-bagiannya saja;

- Suatu kesadaran tentang pengaruh lingkungan atas sistem tersebut;


- Suatu pengakuan tentang adanya perbedaan antara kehidupan politik dalam

keseimbangan dan kehidupan politik dalam ketidakseimbangan;

David Easton juga menjelaskan konsep terkait para-politik yang merupakan sistem

politik internal dari kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi, akan tetapi dia

memusatkan analisanya pada sistem politik yang menyangkut kehidupan politik dalam unit

yang paling inklusif. Sifat-sifat yang mendasari perbedaan sistem-sistem politik menurut

David Easton:

a. Terdapat perbedaan peran dan aktivitas politik dari peran lainnya, sejauh mana ia

ditempatkan dalam struktur-struktur yang terbatas seperti keluarga dan kelompok-

kelompok persaudaraan;

b. Sejauh mana peran pelaku politik dalam membentuk kelompok yang terpisah dalam

masyarakat serta memiliki ikatan yang berkaitan;

c. Sejauh mana peran politik memiliki bentuk hirarki yang bisa dibedakan dari

hirarki lainnya atas dasar faktor kekayaan, martabat, maupun kriteria non politik

lainnya;

d. Sejauh mana proses-proses pengarahan dan kriteria pemilihan membedakan pelaku

sistem politik dibandingkan dengan peran-peran lainnya.

Daftar Bacaan

Easton David. 1988. A Framework for Political Analysis. Washington D.C:Prentice-Hall, Inc.

Mas’oed, Mohtar dan Colin MacAndrews. 2018. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai