Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PESAN POLITIK

KELOMPOK VII

1. Ahmad izraq (1212019

2. Hartono B (1212019

3. Rahman (12120190016)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya
kepada kami semua sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kelompok berupa makalah ini tanpa
halangan yang berarti. makalah ini disusun dari berbagai sumber yang ada untuk memenuhi tugas
Komunikasi Politik dengan judul “Pesan Politik ”, semoga dalam penyusunan makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa dalam proses pembelajaran yang berkaitan
dengan topik pembahasan yang terdapat dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan yang kami miliki. Kami mengharapkan kritik dan saran atas penyusunan makalah ini agar
dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya kami dapat memperbaiki dan menyempurnakannya
lagi. Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Salam,

DAFTAR ISI

Halaman Judul................

Kata Pengantar...........

Daftar isi.......................

Abstrak..........................

BAB I : PENDAHULUAN………

1.1 Latar belakang...................

1.2 Tujuan...............................

BAB II : PEMBAHAS...............

2.1 Isu Politik……………


2.2 Sifat Pembicaraan Politik.....

2.3 Fungsi pembicaraan Politik..........

2.4 Pesan Politik..............................

2.5 Tujuan Komunikasi Politik...........

2.6 Reputasi Politik........................

BAB III : PENUTUP..........................

Kesimpulan...................................

Wacana politik yang berupa berita, opini, fenomena politik maupun iklan politik Sangat mempengaruhi
terhadap iklim perpolitikan suatu negara. Karena dalan wacana politik tak jarang mengandung pesan-
pesan politik tertentu yang berdampak sikologis maupun sosiologis terhadap masyarakat. Karena
masing-masing partai politik mempunya kepentingan tersendiri dalam pewacanaan politiknya. Ini bisa
kita analisis dari sifat, sikap dan pola dalam wacana politik untuk menciptakan citra politik yang baik

Kata kunci : wacana politik, iklim perpolitikan, dampak psikologis dan sosiologis dan citra politk.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesan politik sangatlah penting dalam dunia perpolitikan. Dimana pesan politik merupakan saluran aktor
politik untuk kemajuan partai politiknya. Dari pesan politik yang disampaikan oleh aktor politik dapat
memberikan pencitraan akan reputasi partai politik itu sendiri di kalangan khalayak. Reputasi positif
maupun negatif yang timbul di dalam masyarakat tergantung dari cara komunikasi aktor politik kepada
masyarakat. Sehingga sangatlah perlu kita mempelajari materi Pesan Politik ini. Agar kita sebagai calon
aktor politik kelak dapat menjadi aktor politik yang berwawasan luas dan dapat berkomunikasi dengan
baik di tengah masyarakat. Sehingga kita dapat di terima di tengah kehidupan masyarakat yang semakin
ketat persaingannya.

Mengenai pesan politik itu sendiri, jika kita memandang pesan politik dalam perspektif yang sangat luas,
pesan politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan , aturan-aturan, struktur, dan faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Untuk lebih membahas lebih luas pembahasan ini kita
dapat liat dalam pembahasan selanjutnya dalam paper ini.

1.2 Tujuan
Dalam pembahasan ini di harapkan pembaca bisa lebih mengetahui pesan politik itu sendiri, serta cara
dan fungsi dari pesan politik yang di lakukan aktor politik kepada komunikan politik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ISU POLITIK, MENGUAK FENOMENA DIBALIK IKLAN POLITIK

Perayaan idul fitri 1932H kemarin dirayakan sangan meriah oleh kaum muslimin di Indonesia. Berbagai
perayaan dilakukan hampir di setiap tempat , di mushollah, masjid hingga hampir di alun-alun kota dan
kabupatenpun ramai untuk merayakan hari raya tersebut. Bukan hanya penjual sembako dan penjual
busana muslim yang berusaha meraup keuntungan di miment tersebut manum, partai politikpun seakan
tak ingin kecolongan dalam meraih ”berkah politik” dimomen idul fitri tersebut, liat saja aksi iklan politik
beberapa partai politik di indonesia yang merebah di berbagai media cetak dan elektronik setiap hari
selama seminggu iklan politik kita temukan dikoran-koran lokal hingga nasional, begitu juga di televisi
negreri maupun televisi-televisi swasta, hampir di setiap iklan komersial terdapat iklan .

Iklan politik dari berbagai partai politik besar di indonesia yang memberikan ucapan selamat idul fitri
yang menatas namakan keluarga partai politik tertentu. Biasanya iklan politik tersebut diawali dengan
menayangkan kaum proretar (orang desa/kuran mampu) yang sedang melakukan sesuatu lalu disusul
dengan pemukulan beduk atau simbol berayaan idul fitri lainnya kemudian tokoh/ ketua umum partai
tersebut menyalami dan mengucapkan selamat berari raya idul fitri.

Sekilas dalam kacamata umum memang iklan politik seperti itu tersesan biasa-biasa saja dan jauh dari
maksud lain tertentu. Namun jika dainalisis lebih jauh ternyata iklan ttersebut memuat pesan politik
tertentu yang berdampak cukup signifikan pada sikap penentuan dalam memilih partai politik bagi calon
pemilih di pemilu yang akan datang dan reaksi awan dari iklan politik tersebut banyak kalangan awan
yang salut dan senang dengan partai politik tersebut dan tak jarang juga dari kalangan mereka yang
tertarik dengan iklan tersebut.

Bentuk penggunaan pesan politik biasana menggunakan pesan politik dan peruasi politik, menurut
george grabrelanalisator politik bahasa politik yang dalam pesan politik berpijak pada empat hal,
pertama. Interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan melalui gambar-rambat, kedua.
Perspektif dramatistik, yaitu pesan-pean politik yang didramatisir sedemikian rupa hingga memberikan
kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung, ketiga. Psikonalistik, yaitu penyampaian pesan-pesan
politik tertentu yang berpengaruh psikologis bagi pembaca atau pendengarnya, keempat,sosiolinguistik,
yaitu penggunaan bahasa yang dapat menimbulkan dampak sosiologis tertentu.

Bahasa politik dapat di indentifikasikan menjadi tiga cara yaitu melalui fungsi; misalnya penggunaan
warna, ukuarn, front huruf; melalui bahasa tertentu melalui gaya penbijaraan jika dilakukan sejara
langsung terhadap kmunikator politik tertentu dalam kampanyenya sedangkan jika dilakukan
menggunakan media cetak kita dapat mengamati melalui warna, besar, front huruf dan tanda baca.
2.2 SIFAT PEMBICARAN POLITIK

Berbicara soal sifat yang tercermin dalam iklan vido partai GOLKAR tersebut sudah jelas bahwa semua
itu bukan semata-mata iklan biasa atau sekedar Ucapan kepedulian semata tapi dibalik itu semua
terselubung permainan politik atau JELASNYA PENCITRAAN POLITIK..

Itu semua tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari,sejatinya dalm kehidupan ini semua
hanya kamuflase semata,yang dibuat sedemikian rupa hanya untuk mempercantik suatu badan tertentu
atu kelompok-kelompok manusia,dan jika di gabungkan dengan pemaparan vidio tersebut kita bisa
membaca alur di balik ini semua dan membaca maksud apa yang terselubung di balik ini semua,sesui
dengan Visi dan Misi partai GOLKAR Paradigma Baru Partai GOLKAR ini berisi pokok-pokok doktrin, visi,
misi, dan platform politik. Di dalam perumusan Paradigma Baru ini ada terkandung aspek pembaruan
sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan ditunjukkan melalui perubahan struktur atau kelembagaan,
dan aspek kesinambungan tampak pada kekukuhan Partai GOLKAR untuk tetap berideologi Pancasila
dan doktrin karya dan kekaryaan.

Pembaharuan ini disamping dimaksudkan untuk meluruskan sejumlah kekeliruan lama, juga diarahkan
untuk mewujudkan Partai GOLKAR yang mandiri, demokratis, kuat soild, berakar, dan responsif. Dengan
Paradigma Baru maka Partai GOLKAR diharapkan menjadi partai politik yang modern dalam
pengertiannya yang sebenarnya. Yakni, tidak lagi sebagai “Partainya Penguasa” (the ruler’s party) yang
hanya menjadi mesin pemilu atau alat politik untuk melegitimasi kekuasaan.

Pembaruan paradigma itu sendiri didorong oleh faktor utama yang berasal dari diri Partai GOLKAR
sendiri, yakni jatidiri dan watak GOLKAR sebagai kekuatan pembaru. Sebagaimana disebutkan pada
point keempat dari IKRAR PANCA BHAKTI GOLONGAN KARYA, etos atau semangat pembaruan pada
sejatinya merupakan fitrah atau sikap dasar Partai GOLKAR sejak kelahirannya. Fitrah inilah yang
mendorong dilakukannya pembaruan ini. Dengan demikian, pembaruan paradigma ini merupakan
pengejawantahan belaka dari fitrah tersebut.

Paradigma Baru Partai GOLKAR ini talah mulai diwujudkan melalui pembaruan iternal, terutama
terhadap struktur atau kelembagaan organisasi yang selama ini mempunyai akses yang terlalu besar
terhadap organisasi yang membatasi kemandirian Partai GOLKAR.

Langkah-langkah pembaruan kelembagaan tersebut juga diikuti dengan diwujudkannya prinsip


kedaulatan di tangan anggota. Yaitu mekanisme pengambilan setiap keputusan organisasi dilakukan
secara lebih terbuka, demokratis, dari bawah (bottom-up), dan dengan pemungutan suara secara
langsung. Melalui mekanisme yang demokratis ini maka terbukalah peluang bagi kader-kader untuk
memimpin Partai karena memang dalam prespektif demokrasi kesempatan dan peluang perlu
disediakan untuk semua, sehingga tidak terjadi pemusatan pandangan pada pesona figur tunggal yang
mengarah pada kultus individu.
Implikasi lain dari serangkaian pembaharuan tersebut adalah sangat berarti, yakni Partai GOLKAR
menjadi benar-benar mandiri dan mampu mewujudkan tegaknya asas kedaulatan di tangan anggota
sebagai salah satu prinsip utama dari Partai yang modern, demokratis, dan mengakar. Partai GOLKAR
bertumpu hanya pada kekuatannya sendiri, tidak mengandalkan kekuatan di luar dirinya, dan
selanjutnya dapat mengambil keputusan-keputusan organisasional secara independen tanpa campur
tangan dari pihak luar atau golongan manapun.

2.3 FUNGSI PEMBICARAAN POLITIK

Pembicaraan politik adalah suatu wacana dinamik dari kekuasaan,pengaruh,dan kewenangan,yang


mendamaikan pertikaian melalui kegiatan simbolik.Pembicaraan politik menyelesaikan konflik sosial
dengan menegosiasikan definisi makna kata-kata yang diperselisihkan dan aturan permainan kata.
Kelompok-kelompok pemerintah dan swasta membuat struktur dan membatasi pembicaraan politik
demi kebaikan kepentingan-kepentingan khusus.Hal itu dilaksanakan dengan dua cara pokok:

 Jaminan.Pertama ,para pemimpin politik menggunakan simbol-simbol untuk memberikan jaminan


kepada rakyat bahwa masalah sedang diatasi,walaupun sebenarnya relatif kecil yang telah dicapai oleh
kebijakan yang berlaku.Oleh sebab itu,membela kaum dan ketertiban mengesankan ketertiban
mengesankan keberhasilan bahkan ketika tingkat kejahatan meningkat.

 Penggerak.Bentuk bahasa,kebijakan,lembaga dan tindakan para pemimpin politik melaksanakan


fungsi,yaitu:melayani kepentingan pemerintah dan swasta dengan selubung jaminan publik

Meskipun kelompok-kelompok politik berbicara untuk memperoleh ganjaran material,banyak


kepentingan yang kurang berminat untuk memperoleh keuntungan material tertentu dibandingkan
dengan minat untuk memperoleh statusyang berkuasa.Yang menjadi masalah adalah keputusan tentang
perilaku sosial yang sah dan siapa yang memiliki kewenangan untuk menetapkan apa yang moral dan
imoral,setia dan tidak setia,dihukum dan tidak dihukum.Labelling adalah penerapan kata-kata ofensif
kepada individu,kelompok,atau kegiatan.Asosiasi adalah turunan bahasa yang lain yang kaya akan
kemungkinan untuk menetapkan hubungan atasan dan bawahan.

Kita masing-masing secara sinambung menyusun,memodifikasi,dan menyajikan citra diri yang bermakna
melalui komunikasi dengan yang lain,termasuk pembicaraan politik kita. Pembicaraan yang ekspresif
adalah wacana yang menyingkapkan identitas politik kita.Alat pengungkapan manapun,pembicaraan
politik menyajikan kepada kita alat untuk menetapkan diri sebagai suatu lambang signifikan.Garis
pemisah antara pembicaraan politik tentang perolehan material atau sosial dan wacana politik ekspresif
ialah apabila orang menerima kepuasan simbolik murni dari pembicaraan yakni memperoleh lebih
banyak kepuasan dari merenungkan dan mengungkapkan lambang politik ketimbang dari berbuat sesuai
dengan apa yang dimiliki oleh lambang itu.

Claus Mueller membicarakan tiga tipe penyimpangan(distorsi),masing-masing sejajar dengan suatu


bentuk pembicaraan politik Pertama,ada komunikasi terarah.Kedua,komunikasi tertahan. Komunikasi
politik itu terkekang,penggunaan pembicaraan politik oleh kaum elit yang melayani diri sendiri untuk
memajukan kepentingan material mereka.
2.4 PESAN POLITIK

Dalam komunikasi hal yang terpenting selain komunikator adalah pesan. Suatu pesan ditransformasikan
pada titk-titik penyandian dan pengalihan sadi sehingga pesan merupakan pikiran dan ide pada suatu
tempat pada system jaringan syaraf dari sumber atau penerima. Setelah penyandian terjadi dalam suatu
situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara dan sinar-sinar cahaya yang
terpantulkan.

Menurut Colin Cherry (dalam Fisher, 1986:365), suatu pesan mungkin, umpamanya, merupakan pikiran,
namun pikiran ini tidak disampaikan secara fisik. Akan tetapi, bilamana bentuk fisik dari pesan ini
disandi, maka berubah menjadi pikiran kembali dan karena itu menjadi pesan. Penegasan perbedaan
anatara pesan dan isyarat diungkapkan juga oleh Clevenger dab Matthews (dalam Fisher, 1986;365). Ia
membedakan anatara pesan dan isyarat atas dasar bentuk fisik dan lokasinya pada saluran. Isyarat atau
signal adalah peristiwa fisiknya, dan pesan hanya terdapat pada saluran di dalam diri sumber atau
penerima. Dalam setiap peristiwa komunikasi terdapat tiga buah pesan yang potensial, yakni pesan yang
dikirimkan, yang diterima, dan yang terjadi dalam diri pengamat situasi komunikatif itu.

Effendy (2001:11) lebih menjelaskan maksud pesan berbentuk pikiran dapat berupa gagasan, informasi,
opini, perasaan, dan lain-lain yang muncul di dalam pikiran komunikator. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan lain-lain yang timbuul
di lubuk hati dan pikiran komunikator.

Dalam proses komunikasi politik pun, pesan politik merupakan komponen terpenting. Mengacu pada
definisi komunikasi politik secara umum, pesan politik itu adalah pesan yang dibawa oleh komunikator
politik, baik dalam bentuk gagasan, pikiran, ide, perasaan, sikap, maupun perilaku tentang politik yang
memengaruhi komunikasi politik. Pada dasarnya, menurut Rochajat Harun dan Sumarno (2006:12), isi
pesan komunikasi politik akan terdiri dari :

Ø Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan.

Ø Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta melestarikan system
nilai yang sedang berlangsung.

Ø Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi penghuni
system.

Ø Karakteristik yang menunjukkan identitas bangsa.Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada
upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa.

Graber (1984:138) memandang pesan komunikasi politik dalam perspektif yang sangat luas.
Menurutnya, pesam komunikasi politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan, struktur, dan
faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Bahkan, Muhtadi (2008:11)
menegaskan bahwa pesan komunikasi politik itu adalah seluruh budaya politik yang berkembang di
suatu negara
2.5 TUJUAN KOMUNIKASI POLITIK

Secara umum, tujuan komunikasi politik adalah penyampaian pesan-pesan politik dalam sebuah system
politik tertentu oleh komunikator politik kepada komunikasi politik. Namun, secara khusus para ilmuwan
memberikan batasan yang eksplisit tentang tujuan komunikasi politik ini saebagai berikut :

1. Citra Politik

Menurut Robert (1977) (Arifin, 2003:105), komunikasi tidak secara langsung menimbulkan pendapat dan
perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi cara khalayak mengorganisasikan citranya tentang
lingkngan. Citra adalah gambaran seseorang (fitur) yang tersusun melalui persepsi yang bermakna
melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan. Menurut Dan Nimmo (2000 : 6-7), citra politik terjalin
melalui pikiran dan perasaan secara subjektif yang akan memberikan penilaian serta pemahaman
terhadap peristiwa politik tertentu.

2. Pendapat umum

Pendapat umum diterjemahkan dalam bahasa Inggris, public opinion. Public opinion dikenal pada awal
abad ke-18. Alguin menganggap bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Menurut William Albig (Aripin,
2003:116), pendapat umum adalah hasil interaksi antara orang-orang dalam suatu kelompok, sedangkan
Whyte menyebut pendapat umum sebagai sebagai suatu sikap rakyat terhadap suatu masalah yang
menyangkut kepentingan umum. Maka itu, pendapat umum bisa diperinci sebagai (1) pendapat, sikap,
perasaan, ramalan, pendirian, harapan-harapan individu, kelompok dalam masyarakat tentang masalah
yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan sosial; (2) hasil interaksi, pikiran secara
sadar dan rasional; (3) pendapat umum akan dapat dikembangkan, diubah dan dibentuk oleh media
massa; (4) bisa dilakukan pada penganut demokrasi (keterbukaan).

3. Partisipasi Politik

Partisipasi politik sebagai perhatian dari warga negara yang berupaya menyampaikan kepentingan-
kepentingannya terhadap pejabat publik. Miriam Budiarjo (dalam Faturahman dan Sobari, 2002:185)
mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta aktif dalam
memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidal langsung memengaruhi kebijakan pemerintah.
Menurut Samuel P. Huntington, partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang bertindak secara
pribadi atau kolektif untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah, secara spontan atau
terorganisasi, damai atau kekerasan, legal (pemilu) atau ilegal, dan efektif atau tidak efektif. Bisa berupa
(1) Fungsi agregasi kepentingan. Pada fungsi ini terdapat proses penggabungan kepentingan, untuk
kemudian dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau pemerintah yang memegang
kekuasaan dan yang berwenang untuk dijadikan kebijakan publik. (2) Fungsi artikulasi kepentingan. Pada
fungsi ini terjadi proses sintesis aspirasi individu-individu sebagai anggota kelompok yng berupa ide,
pendapat yang kemudian dijadikan pola dan program politik.

4. Sosiologi Politik
Menurut David Easton dan Jack Denis, sosiologi politik sebagai suatu proses perkembangan seseorag
untuk mendapat orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku. Robinson oleh Alexis S. Tan
( Harun dan Sumarno, 2006:82) mendefinisikan sosiologi politik sebagai proses perubahan perilaku yang
berhubungan erat dengan proses belajar memahami peristiwa politik.

5. Pendidikan Politik

Pendidikan politik adalah usaha menanamkan, mengubah atau memepertahankan sistam nilai atau
orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap, perilaku, sistem berpikir, sertan pandangan
seseorang atau kelompok, baik kader, simpatisan maupun masyarakat umum, yang dilakukan oleh
politikus, profesional dan aktifis (sebagai komunikator politik) atau lembaga (organisasi) sebagai partai
politik.

6. Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik adaah suatu usaha untuk mengajak individu-indivisdu masuk ke dalam orientasi dan
nilai politik yang pada akhirnya menjadikan anggota politik, baik sebagai simpatisan samapai menjadi
kader politik dan pengurus organisasi politik

2.6 REPUTASI POLITIK

Dimana dari pencitra politik yang ada, maka akan muncul reputasi politik dari pencitraan tersebut.
Reputasi politik itu sendiri merupakan penilaian masyarakat akan suatu partai politik tertentu, baik
penilaian yang positif maupun yang negatif. Reputasi Politik muncul menyesuaikan kondisi yang terjadi.
Setiap partai politik pasti menginginkan penilaian yang positif dari khayalak, sehingga sering kali partai
politik menciptakan pencitraan akan eksistensi partai politiknya.

Oleh sebab itu pesan politik yang baik sangatlah penting dalam membentuk reputasi politik yang positif
di tengah masyarakat. Tanpa adanya pesan politik yang tepat terhadap masyarakat, maka reputasi yang
muncul pun kurang berkesan di tengah masyarakat. Sehingga respons masyarakat terhadap partai
politik tersebut tidak membuahkan hasil yang baik bagi partai politik itu sendiri. Tidak dapat di pungkiri
bahwa sebuah partai politik sangat membutuhkan respon yang baik dari masyarakat agar dapat
menunjang kesuksesan partai politiknya. Jadi respon yang baik dari masyarakat sangat menguntungkan
partai politik tersebut untuk tepat bertahan dengan persaingan partai politik yang semakin ketat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bagi partai politik (politisi) untuk mengkampanyekan patainya tidak perlu menunggu jadwal kampanye
dari KPU, malah hal tersebut adalah hal yang sangat turang tepat untuk mempromosikan partai
politiknya dan jika dengan cara begitu hampir bisa dipastikan partai tersebut tidak akan memeroleh
kursi satupun dipanggung legislatif. Melainkan konsep pempromosian (kampanyeiisasi) partai politik
harus dimulai sejak dini sebagai upaya pengenalan dan pempromosian partai politiknya. Hal ini mereka
lakukan bisa dalam konteks apapun dan bahkan hal-hal yang tidak berbau politikpun bisa mereka
megemoni melalui pesan-pesan politiknya yang besifat terselubung.

Di pengajian misalkan, majelis ini akan terasa bau politik jika acara tersebut disponsori oleh partai politik
atau sayap kanan partai politik tertentu, dan sudah barangkalipula tema pengajian tersebut akan
mengarah pada ajakan yang bersifat politis.

Hal ini mereka lakukan karena mereka tahu betul bahwa dalam marketing politik tidak ada yang lebih
penting daripada melakukan kampanye dan sejak dini untuk mendapatkan reputasi yang baik dimata
masyarakat. Dan jika demikian ini nantinya akan berdampak positif terhadap pendapatan suara dalam
pemilu nanti. Semoga barokah..

Anda mungkin juga menyukai