Disusun Oleh
Kelompok 3
i
PROFIL ANGGOTA KELOMPOK 3
Arif Permadi
2041010282
Rafilda Anggilina P
2041010273
Indah Khusnul K
2041010295
ii
KATA PENGANTAR
Alhamduliiiah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Deti Elice, M.Pd selaku
dosen pengajar mata kuliah Management Media Massa jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
Penulisan makalah ini dibuat sebagai sarana belajar di Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung untuk menyelesaikan tugas-tugas universitas yang berkaitan dengan bahan
kajian. Kami memahami bahwa terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan kata dan kalimat,
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Demi kebaikan dan kelengkapan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan dan semoga pada akhirnya dapat bermanfaat bagi pembaca dan mahasiswa.
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Konvergensi merupakan salah satu perkembangan teknologi. Konvergensi menjadi
istilah paling popular dikalangan industri media. Seakan tak pernah ada habisnya bicara
mengenai konvergensi. Namun, ditelisik dari sejumlah literatur, definisi konvergensi
masih beragam. Ikhwal ber- agamnya definisi konvergensi ini diakui oleh Justice Power
Stewart yang menyatakan, “saya tidak dapat melihat konvergensi, namun saya tahu
ketika saya merasakannya”
Dalam latar belakang ini kita dapat menarik permasalahan “bagaimana organisasi top
manajemen dalam konvergensi media”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi top manajemen?
2. Bagaimana mekanisme organisasi top manajemen?
3. Bagaimana fungsi dan peranan manajemen puncak?
4. Bagaimana menjelaskan tanggung jawab kepemilikan media?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui lebih mendalam apa itu organisasi top manajemen, bagaimana
prosesnya, fungsi serta peranan manajemen puncak, dan mengetahui tanggung jawab
kepemilikan media.
1
Burnett, R., & P.D. Marshall. 2003. Web Theory: An Introduction. London
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Didin Hafiduddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta, Gema Insani Pers
3
Terry , George R . 2009 . Prinsip – Prinsip Manajemen . Jakarta : Bumi Aksara .
3
langsung kepada pemilik perusahaan atau pemilik saham. Selain itu, mereka memiliki
otoritas lebih dari 2 level manajemen lainnya karena mereka lebih fokus pada area kerja
perusahaan yang lebih konseptual dan menentukan arah strategi dan visi agar
perkembangan perusahaan lebih baik lagi. Oleh karena itu, manajemen tingkat atas ini
berhak memberhentikan manajemen senior lain di level yang lebih rendah.
4
kegiatan bisnis semata, tetapi dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja bersama
(organisasi) untuk mencapai tujuan bersama pula.
Manajemen dikatakan penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, pada
dasarnya :
Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan adanya
pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
1. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna.
2. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang
dimiliki.
3. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan.
4. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan
organisasi.
5. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan
organisasi.
6. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi,
komunikasi yang kontruktif, seimbang, searah saling menghormati, dan
menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
7. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan
agar lebih baik lagi.
Organisasi ada untuk mencapai sesuatu. “Sesuatu” ini adalah tujuan, dan tujuan
tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu yang bekerja sendiri, tetapi hal
tersebut sangat mungkin untuk dicapai melalui usaha kelompok.
5
Stoner mendefiniskan manajemen sebagai “proses” perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya (potensi) organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(stated goald).
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka
sebelum dilaksanakan. Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada
organisasi tujuantujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Disamping itu dengan adanya perencanaan memungkinkan
untuk, a) organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya
(potensi) yang diperlukan untuk mencapai tujuan, b) para person organisasi dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi dengan terarah dan konsisten akan
berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan c) kemajuan dapat terus dimonitor
(dipantau) dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat
kemajuan tidak memuaskan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berarti langkah dalam mengkoordinasikan potensi
organisasi, personal atau material. Langkah ini berupa pembuatan rancangan dan
pengembangan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan program secara
sukses. Oleh karenanya, seorang manajer harus mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan—dan kemudian Memimpin—tipe organisasi yang sesuai dengan
tujuan, rencana, dan program yang tealah diplanningkan.
3. Penyusunan Personalia (Staffing)
Beberapa literatur manajemen memasukkan fungsi atau langkah staffing
sebagai bagian dari fungsi organizinig. Ada pula yang menempatkan staffing
sebagai bagian dari kepemimpinan (leadership). Staffinig adalah proses penarikan
(recruitment), latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian
6
orientasi dan posisi kepada anggota dengan memandang potensi personalia sesuai
standarisasi yang diciptakan dilingkungan itu sendiri.
4. Pengarahan (Leading)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya,
langkah berikutnya adalah menuagaskan anggota untuk bergerak menuju tujuan
yang telah ditentukan. Secara sederhana, pengarahan berfungsi untuk membuat
atau mendapatkan para anggota melakukan apa yang diinginkan. Fungsi ini
melibatkan kualitas, gaya, dan otoritas seorang manajer serta kegiatan-kegiatan
kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Dengan kata lain
pengaraahan berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan
mempengaruhi para anggotanya, dimana seorang manajer tidak hanya
memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu paraa
anggota melakukan pekerjaan secara baik. Fungsi leading sering disebut dengan
berbagai nama, antara lain, leading, directing, motivating, actuating, dan lain-lain.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau controlling atau yang diistilahkan dengan pengendalian
adalah penemuan dan penerapan cara dan fasilitas atau alat untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat bermuatan posistif atau negativ. Positif mencoba mengetahui apakah tujuan
organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Controlling negative adalah
mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan dibutuhkan tidak
akan terjadi.
Dengan memahami sistematika manajemen organisasi sebagaimana tersebut,
maka perbincangan selanjutnya yang tidak dapat dipisahkan adalah eksistensi seorang
manajer ataku pimpinan. Dengan demikian seorang manajer adalah perencana,
pengorganisir, pemimpin (atau pengarah) dan pengawas. Seorang manajer dalam
kenyataannya mengambil peranan yang lebih luas untuk menggerakkan organisasi
menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Jadi, yang terpenting dalam manajemen sebuah organisasi adalah adanya
kesepahaman diantara komponen organisasi itu sendiri. Kesepahaman dimaksud adalah
7
mengenai peran, posisi, situasi, dan kondisi antar pelaku organisasi. Jika tidak maka
sangat sulit sekali program-program yang sudah direncanakan akan ter-realiasasi dengan
optimal, sebab masih ada kesenjangan dan ketidak harmonisan didalam institusi
organisasi. Atau, yang lebih ironis lagi adalah ancama.4
4
https://www.academia.edu/46915633/
MEKANISME_MANAJEMEN_ORGANISASI_Oleh_Rizki_Aditiya_Fratama_112011438_FAKULTAS_EKONOMI_BISNIS
(akses 3 Maret 2023 9.17 WIB)
8
6. Sebagai penghubung dengan pihak lain dari luar perusahaan.
9
yang sudah melakukan konvergensi secara lengkap (cetak, elektronik, dan
situs), adalah Kompas Grup dan Media Grup. Kompas Grup membawahi
koran Kompas, Kompas.com, dan Kompas TV. Sementara itu, Media Grup
membawahi surat kabar Media Indonesia, Metro TV, dan Metro
TVnews.com. Sebagai tempat bertemu (jaringan / berkumpul termasuk untuk
wilayah sosial) dan apa yang terjadi ketika sesuatu itu di kumpulkan
(kompleksitas, berita , peristiwa) misalnya pengisian pengisian lowongan
jabatan dalam organisasi dan komunikasi apabila terjadi perubahan status
jabatan.
7. Pelatihan budaya organisasi dan meningkatkan moral karyawan di semua
tingkatan.
8. Membuat prosedur bagi manajer untuk berinteraksi dengan dan mendorong
karyawan.
9. Merancang prosedur untuk menghadapi tantangan di tempat kerja dan industri
besar.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah
untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam Islam, organisasi pertama, organisasi
sebagai wadah atau tempat, dan kedua, pengertian organisasi sebagai proses yang
dilakukan bersama sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dan juga
dengan cara- cara yang sama. merupakan suatu kebutuhan. Inti organisasi organisasi
berarti kerja bersama. adalah interaksi antar- Organisasi tidak diartikan semata- orang
dalam sebuah mata sebagai wadah. Pengertian wadah untuk organisasi itu ada dua, yaitu
melakukan suatu tujuan yang sama
Definisi dari top management adalah tingkat manajemen yang paling atas dan
memiliki otoritas tertinggi pada sebuah organisasi/perusahaan dan bertanggung jawab
langsung kepada pemilik perusahaan atau pemilik saham. Selain itu, mereka memiliki
otoritas lebih dari 2 level manajemen lainnya karena mereka lebih fokus pada area kerja
perusahaan yang lebih konseptual dan menentukan arah strategi dan visi agar
perkembangan perusahaan lebih baik lagi. Oleh karena itu, manajemen tingkat atas ini
berhak memberhentikan manajemen senior lain di level yang lebih rendah.
11
7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi,
komunikasi yang kontruktif, seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai
mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan agar
lebih baik lagi.
Terdapat beberapa peran dan tugas yang harus diemban oleh manajemen puncak, yaitu:
1. Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini akan bertugas dalam
merumuskan tujuan utama dalam suatu organisasi. Tujuan tersebut bisa dalam
bentuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
2. Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas harus
membuat kerangka kebijakan dan rencana untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yang telah ditetapkan.
3. Mengorganisir seluruh kegiatan dan pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh
manajer yang ada ditingkat menengah.
4. Mengumpulkan dan juga mengatur seluruh sumber daya organisasi perusahaan agar
bisa melakukan seluruh bentuk kegiatan dalam organisasi.
5. Memiliki tanggung jawab penuh atas kelangsungan dan pekembangan organisasi
perusahaan.
6. Sebagai penghubung dengan pihak lain dari luar perusahaan.
12
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
Memahami Proses Organisasi Top Manajemen Khususnya di Konvergensi Media lebih
mendalam. Kami juga mengharapkan kritik dan saran jika ada kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Didin Hafiduddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta, Gema
Insani Pers
Ignatio Haryanto, Jurnalisme Era Digital Tantangan Industri Media Abad 21 (Jakarta: Kompas
Media Nusantara, 2014), hlm. 212 12
Terry , George R, Prinsip – Prinsip Manajemen Jakarta, Bumi Aksara 2019
Burnett, R., & P.D. Marshall. 2003. Web Theory: An Introduction. London
Rahma Sugibartati. Perkembangan Marakat Informasi dan Tes Senial Kontemporer (Jakarta
Kencana Prenademedia Group 2014), hlm. . Sebagai perbandingan bisa dilihat dalam
karya Burhan Bungin 2008. Sosiologi Kamkasi dengan penerbit yang sama
John V. Pavlik, Journalium and New Media (New York: Columbia University Press, 2001), him.
194. 6 Eugenia Sapera. Understanding New Media (California USA: Sage Publications,
2012). him. 127. Tampaknya istilah krisis yang dipergunakan Eugenia Siapera dalam
konteks jurnalisme surat kabar Hal in bisa dilihat dari beberapa indikator yang
disebutkannya. Jadi tidak bisa dipukul rata untuk semua media. Sebah setiap media
memiliki karakteristik jurnalisme yang berbeda
Levi Obijiofor and Folker Hanusch, Journalion Acro Culture An Introduction (London:Palgrave
MacMilan, 2011), hlm. 178-179
Tanja Storal and Dagny Staedahl (ed). Ambivalence Toward Convergence Digitalization and
Media Change (Goteborg Sweden Nordicom, 2007), hlm. 13 8
14