Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

“PENGARUH WARNA PRODUK BARANG TERHADAP

DAYA TARIK PEMBELI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

CLARIZA NANDYA SUCI MAHARANNIE (1820901067)

CUCU WAHYUNI (1810901009)

ERSI MARTA SARI (1810901018)

KHOFIFAH (1810901027)

PASA TIARA (1810901037)

RIZA RAHMAWATI (1820901108)

DOSEN PENGAMPU : : KIKI CAHAYA SETIAWAN, S.Psi., M.Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirannya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Psikologi Eksperimen dengan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kerkurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kami
berharap semoga makalah mata kuliah Tes Inteligensi ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, 8 Januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5

1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 5

1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 7

2.1 Psikologi Warna ............................................................................................................ 7

2.2 Dinamika psikologi warna produk terhadap daya tarik pembeli ............................ 9

2.3 Hipotesis ....................................................................................................................... 11

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................................... 12

3.1 Variabel Penelitan....................................................................................................... 12

3.2 Populasi dan Sample Penelitian................................................................................. 12

3.3 Desain Eksperimen ..................................................................................................... 13

3.4 Analisis Data ................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak faktor yang mempengaruhi minat pembeli dalam memutuskan untuk
membeli suatu produk seperti harga, brand, mode, dan warna. Warna didefinisikan sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subjektif dari pengamatan indera penglihatan,
warna memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, warna juga
mampu mempengaruhi kondisi kejiwaan dan suasana hati seseorang. Selain itu warna juga
berkaitan erat dengan produk, sehingga dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
memilih produk atau barang apa yang hendak konsumen beli. Karena warna merupakan
salah satu media utama yang menjadi daya tarik pembeli dalam membeli suatu produk atau
barang, Penggunaan warna yang tepat dapat mempengaruhi pembeli untuk membeli barang
sekalipun dia tidak ingin membeli dan hal inilah menjadi poin tambahan yang dapat
memberikan keuntungan bagi penjual.
Menurut Rastati, (2010) warna adalah komunikasi non verbal yang memiliki
makna, faktor estetik warna merupakan salah satu faktor penting dalam desain gambaran
kehidupan. Setiap warna memiliki karakteristik tertentu atau memiliki sifat khas yang
dimiliki suatu warna. Dalam hal ini warna memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia, adanya keterikatan yang kuat dengan emosi warna dapat mengakibatkan energi
dan menimbulkan mood atau perasaan tertentu akan mampu untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang selain itu warna memiliki kekuatan untuk menyembuhkan serta
menyeimbangkan emosi dan juga dapat menyeimbangkan keselarasan perasaan.
Menurut teori atribusi pemilihan warna oleh seseorang biasanya disebabkan oleh
faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal erat kaitannya dengan ketertarikan
atau kesukaan seseorang terhadap suatu hal sedangkan faktor situasional berkaitan dengan
tindakan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor estetis warna merupakan
salah satu faktor penting dalam desain gambaran kehidupan faktor warna juga dapat
menimbulkan kesan atau suasana hati terlalu bahkan pengaruh rangsangan tertentu dapat
memberi dampak yang baik dalam kondisi emosional seseorang pesan ini kemudian
diterjemahkan sebagai sebuah efek psikologis yang mempengaruhi perasaan bahkan
kejiwaan manusia.
Penggunaan warna dalam proses komunikasi dapat dikategorikan sebagai pesan
karakter arti warna yaitu memiliki Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang
dengan menggunakan lambang sebagai media lambang di dalam proses komunikasi
menurut bahasa isyarat siapkan warna dan warna dapat menggambarkan suasana suasana
hati seseorang. Dalam klasifikasinya semua warna memiliki karakteristik tersendiri akan
tetapi tidak semua warna bisa digunakan pada semua produk, ada warna-warna pokok yang
sering digunakan yaitu seperti warna hitam, warna biru, warna putih, warna merah, warna
kuning, hijau dan lain sebagainya.
Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan gambaran produk barang yang di
jual, selain itu warna juga mampu memberikan rasa nyaman kepada pelanggan, serta dapat
menjadi ciri khas produk atau pengenalan merek produk, seperti warna oranye pada logo
situs e-commerce “shopee", warna hijau pada logo e-commerce tokopedia, warna merah
pada logo e-commerce JDID dan warna lainnya pada suatu produk. Selain itu warna juga
bisa menunjukkan suatu barang seperti warna merah pada brand “Supreme” untuk
menonjolkan brand produk tersebut. Selain itu warna juga dapat dijadikan sebagai
komunikasi non verbal, namun efek warna pada setiap orang akan berbeda tergantung pada
usia, jenis kelamin dan budaya, dan ras.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan di ungkap dalam penelitian ini yaitu, sebagai
berikut:
1) Mengapa warna produk dapat mempengaruhi daya tarik pembeli?
2) Warna apa sajakah yang dapat mempengaruhi daya beli produk?

1.3 Tujuan
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh warna produk
terhadap daya beli produk.

1.4 Manfaat
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
A. Manfaat Teroris
Dalam bidang psikologi industri dan organisasi, penelitian ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh warna produk terhadap daya tarik
konsumen.

B. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai gambaran untuk para
produsen dalam menentukan warna produk maupun logo atau brand usaha yang
dimiliki.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Psikologi Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Dalam
seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang
terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan
proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna
merah.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial
pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat
karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi
kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan. Warna memiliki
peranan penting yang diterapkan dalam kehidupan manusia.

Menurut proses terjadinya, warna dapat dibagi menjadi dua bagian besar :

1. Warna yang berasal dari pigmen (biasa disebut: warna subtraktif) seperti cat, pewarna
kain dan tinta memiliki warna pembentuk dasar/ warna primer: Biru (Cyan), Magenta
dan Kuning. Gabungan dari 2 warna primer (pigmen) akan menghasilkan warna-warna
sekunder; misal Cyan dan Kuning menghasilkan warna Hijau, kuning dan magenta
menghasilkan merah.
2. Warna yang dihasilkan oleh cahaya (biasa disebut: warna aditif) seperti monitor TV
dan lampu, memiliki warna dasar/primer: Merah, Hijau dan Biru. Gabungan dari warna
primer menghasilkan wana sekunder yaitu Magenta – Cyan - kuning, sedangkan
perpaduan dari ketiga warna tersebut adalah putih.

Dalam ilmu fisika, warna merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang antara 390 hingga 780 nm. Panjang gelombang ini mengacu pada panjang
gelombang yang bisa ditangkap oleh mata manusia dalam kondisi normal tanpa alat apapun.
Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna
biru memiliki panjang gelombang 560-590 nm nanometer dan warna merah antara 620-750
nanometer. Warna yang memiliki panjang gelombang dibawah 390 nm dikenal dengan
ultraviolet sedangkan diatas 750 nm, dikenal dengan infrared. Warna Ultraviolet dan infrared
ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia normal tanpa alat.

Warna tidak mempunyai sifat, tetapi warna dapat menciptakan perpsektif sifat dalam otak
manusia dan secara tidak langsung juga mempengaruhi emosi manusia. Perpektif yang
dihasilkan akan yang berbedabeda terhadap sekelompok orang di waktu dan tempat yang
berbeda pula tergantung oleh beberapa faktor (budaya, geografi dan lain-lain). Contoh warna
hitam pada budaya barat, berarti berduka/kematian, tetapi di sebagian budaya Asia, warna
duka/kematian adalah warana sebaliknya, yaitu putih.

Menurut Johann Wolfgang von Goethe Psikologi warna dapat kita pahami salah satunya
dengan mengetahui perlambangan warna. Perlambangan warna akan berbeda pada setiap
budaya dan masa dimana setiap penemu ada. Nijdam menuliskan bahwa dalam bukunya
Theory of Colours, Goethe menyatakan bahwa setiap warna memberikan kesan yang positif
dan kesan yang negatif yang berpengaruh pada emosi. Warna yang memberikan kesan positif
adalah kuning, sedangkan warna yang lebih memberikan kesan negatif adalah biru seperti yang
terlihat pada tabel berikut :

Pengatuh terhadap
Warna Kesan Postif Kesan Negatif
Emosi
Tidak
Kuning Cepat, Ceria
menyenangkan
Hidup, Passion yang Menimbulkan efek
Kuning-Merah Menejengkelkan
tinggi sukacita
Hangat,
Merah Kuning
Sukacita/Kegembiraan
Warna yang Dingin, Melankolis
Biru
menyenangkan Gelisah Menimbulkan efek
Merah-Biru Aktif Rentan sedih
Biru-Merah Aktif Cemas
Menimbulkan efek
Merah Bermartabat
semangat
Menimbulkan efek
Hijau Tenang
Tenang
Menurut Johannes Itten Dalam Bukunya The elements of color. Itten menyatakan bahwa
warna memberikan kesan dan efek yang berbeda terhadap manusia. Warna dapat memberikan
efek sebagai berikut:

a. Merah : Kekuatan
b. Biru : Keyakinan
c. Kuning : Ceria

Jika dua warna digabungkan akan menghasilkan kesan yang berbeda :

a. Merah + Kuning = Oranye


Kekuatan + Ceria = Kesombongan
b. Merah + Biru = Ungu
Kekuatan + Keyakinan = Kesucian
c. Kuning + Biru = Hijau
Ceria + Keyakinan = Kasih Sayang
2.2 Dinamika psikologi warna produk terhadap daya tarik pembeli
Warna, yang umum dilihat atau sering disebut warna universal, mempunyai arti
dan pengaruh yang berbeda. Apabila dikaitkan dengan desain grafis, produk, iklan, atau
promosi, warna memberikan peran yang sangat penting dalam menciptakan susasana
pembelian, memperkuat citra sebuah produk serta meningkatkan citra bisnis. Warna
juga mempengaruhi kenyamanan lingkungan, yaitu lingkungan di mana tempat orang
berbelanja atau membeli sesuatu. Banyak rumah makan atau yang berhubungan dengan
makanan dan minuman menggunakan nuansa warna merah. Karena warna merah
dipercaya dapat memberikan efek penambah nafsu makan. Contohnya KFC, Pizza Hut,
McDonald, Coca Cola dan lain-lain.
Untuk mencapai desain warna yang efekif, dimulai dengan memilih warna yang
dapat mempresentasikan tujuan dari media komunikasi grafis yang dibuat. Warna akan
membuat kesan/mood keseluruhan visual. Pallet warna yang digunakan sebaiknya
cocok dengan pesan yang ingin disampaikan. Dalam sebuah desain, komposisi warna
sangatlah penting. Komposisi berarti to compose, yang berarti mengarang, menyusun,
atau mengubah. Oleh karena itu warna yang digunakan dalam sebuah kemasan
dipercaya memiliki pengaruh emosi terhadap konsumen. Keuntungan menggunakan
warna yang tepat dalam mendesain kemasan atau iklan, yaitu: (1) warna meningkatkan
pengenalan merk sampai 80%; (2) iklan yang berwarna akan lebih sering dibaca hingga
42 %; (3) warna dapat meningkatkan pembaca hingga 40%; (4) warna dapat
meningkatkan pembelajaran dari 55% sampai 78%; (5) warna dapat meningkatkan
pemahaman sebesar 73%; (6) 73% dari keputusan pembelian dibuat pada saat berada
di toko. Maka dari itu, efektifitas warna sangat berperan untuk menarik minat pembeli;
dan (7) gambar berwarna dapat menarik perhatian seseorang selama dua detik atau
lebih, sedangkan gambar hitam putih hanya dapat menarik perhatian seseorang selama
kurang dari dua detik.
Untuk mencapai semua itu, diperlukan sebuah proses pemilihan warna dengan
mengacu pada beberapa hal seperti: (1) temukan pesan yang ingin disampaikan,
contohnya apakah harus bernuansa tenang, sensual, atau spiritual atau yang lainnya; (2)
apakah perlu adanya pengaruh efek psikologis lain? Misalnya kesan manis, bersih, atau
berkelas; (3) pilih warna-warna pendukung untuk memperkuat pesan yang ingin
disampaikan; (4) kombinasi warna yang baik akan tepat pada sasaran audience; (5) lihat
warna-warna yang dipakai oleh produk kompetitor sebagai pembanding; dan (6) dapat
digunakan buku tabel warna untuk membuat beberapa alternatif kombinasi warna yang
ingin digunakan.
Ada beberapa contoh warna yang sering digunakan pada kemasan produk dalam
mempromosikan brand mereka untuk peningkatan penjualan. Merah, sering
digambarkan dalam pengertian aktif, enerjik, dan penuh vitalitas. Contohnya adalah
pasta gigi Close Up, Lifebuoy, dan sebagainya. Merah muda terang atau bright pink,
menggambarkan semangat kaum muda, merupakan salah satu warna yang cukup
menarik perhatian karena memberikan kesan ceria dan liar. Contohnya adalah
packaging Softex, packaging Nina Ricci, Warna oranye adalah warna rasa yang sering
diasosiasikan dengan makanan, merangsang kegembiraan dan nafsu makan. Contohnya
adalah sereal Kellog's Mini-Wheat, Ovaltine, dan sebagainya. Warna kuning mendapat
sebutan sebagai warna pemecah perhatian yang baik. Kuning memberikan pengaruh
keceriaan bagi konsumen. Mungkin karena efek psikologis yang ditimbulkan warna
kuning adalah kesan tidak nyaman dan gaduh, maka sering digunakan untuk menarik
perhatian orang. Contohnya adalah Kodak, Zwitsal, Shell, Dancow. Warna hijau
memiliki konotasi kesehatan, kekayaan, ketenangan, dan ketentraman. Contohnya
adalah Milo, Attack, Wipol, Stella. Biru mengarah pada kesegaran dan rasa dingin.
Warna ini kerap diasosiasikan dengan produkproduk pembersih atau pelembut.
Contohnya adalah Wings, Downy softener, Close Up. Warna putih melambangkan
kemurnian, kebersihan, dan kehalusan. Contohnya adalah sabun LUX, kosmetik Pixy,
Pigeon, Dove, dan sebagainya. Warna coklat biasanya menggambarkan kesan
maskulin, hangat, aman, membumi, dan lezat, biasanya digunakan untuk tema
lingkungan hidup, makanan, atau yang berhubungan dengan produk pria. Contohnya
adalah iklan rokok, coklat atau permen.
Sebuah desain yang baik harus memperhatikan semua aspek, warna, bentuk, komposisi,
kesatuan, keseimbangan dan lain-lain, bahkan warna yang dianggap sebagai suatu
pendukung harus juga dipikirkan apakah sudah sesuai dengan target yang akan dituju.
Warna adalah elemen desain yang paling sulit diarahkan atau diatur karena selalu harus
melewati proses percobaan dan proses konsep yang jelas untuk mengetahui kesesuaian
antara warna-wrna yang dipakai dengan target yang akan dituju. Ketika warna yang
diinginkan sudah didapat, maka keseluruhan desain akan berhasil menyampaikan
pesannya. Efek psikologis warna memang berbeda pada tiap orang yang melihatnya

Pembeli akan tertarik pada sebuah desain yang baik dan harus memperhatikan
semua aspek, warna, bentuk, komposisi, kesatuan, keseimbangan dan lain-lain, bahkan
warna yang dianggap sebagai suatu pendukung harus juga dipikirkan apakah sudah
sesuai dengan target yang akan dituju. Warna adalah elemen desain yang paling sulit
diarahkan atau diatur karena selalu harus melewati proses percobaan dan proses konsep
yang jelas untuk mengetahui kesesuaian antara warna-wrna yang dipakai dengan target
yang akan dituju. Ketika warna yang diinginkan sudah didapat, maka keseluruhan
desain akan berhasil menyampaikan pesannya. Efek psikologis warna memang berbeda
pada tiap orang yang melihatnya. Namun ada beberapa warna universal yang
memberikan efek hampir sama pada setiap orang. Dan ini menjadi panduan bagi
desainer dalam pemilihan warna yang digunakan. Sebuah desain yang menarik akan
dilihat bahkan ditanggapi audience jika emosi mereka ikut tergugah dan pesan yang
tersirat pada desain tersebut dapat sampai ke otak mereka, sehingga dapat mendongkrak
penjualan atau promosi barang atau jasa yang diiklankan.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kaitan antara masalah yang dirumuskan dengan teori yang
dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis sebagai berikut :
2. Terdapat adanya pengaruh warna terhadap minat pembeli.
3. Untuk warna yang mencolok atau cerah lebih menarik perhatian pembeli
dibanding warna yang gelap.
4. Pembeli tidak akan melihat warna ketika ingin membeli sesuatu barang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitan


Pada setiap penelitian tentunya akan memusatkan perhatian pada beberapa
fenomena atau gejala utama ataupu pada fenomena lain yang relevan. Dalam penelitian
sosial dan psikologis pada umumnya fenomena merupakan suatu konsep mengenai
atribut ataupun sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara
kuantitatif maupun kualitatif dan konsep inilah yang di sebut dengan variabel (Azwar,
2007). Terdapat pendapat lain yang sejalan dengan hal ini adalah sugiyono yang
merumuskan variabel penelitian yakni merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Adapun variabel yang
akan di gunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel, yaitu :
1. Variabel Terikat atau dependent variabel (Y) adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut
diamati dari ada atau tidaknya, timbul atau hilangnya, besar mengecilnya, atau
berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain (Azwar,
2007).
2. Variabel Bebas atau independent variabel (X) yaitu suatu variabel yang variasinya
mempengaruhi variabel lain. Dapat pula di katakan bahwa variabel bebas adalah
variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin di ketahui. Variabel ini dipilih
dan sengaja di manipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain tersebut
dapat di amati dan di ukur (Azwar, 2007).
Identifikasi variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) : Daya tarik pembeli
2. Variabel bebas atau dependent variabel (X) : Warna produk barang

3.2 Populasi dan Sample Penelitian


1. Populasi
Menurut Azwar (2007) populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang
hendak dikenai generlisasi hasil penelitian. Populasi juga di definisikan sebagai
keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini adalah konsumen
JM Group (Department Store & Supermarket).
2. Sample
Sample adalah sebagian dari populasi yang di ambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi. Adapun metode pengambilan sample pada penelitian ini
adalah nonprobabilitas. Nonprobabilitas adalah suatu cara pengambilan sample apabila
besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sample tidak di ketahui.
Sample adalah sebagian atau perwakilan dari suatu populasi yang di teliti.
Apabila subjek kurang dari 100 orang lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjek besar dapat di ambil antara
10-15% atau 20-25% atau bahkan lebih.
Subjek penelitian adalah konsumen JM Group (Department Store &
Supermarket) yang terpilih menggunakan teknik Insidental sampling, dengan
pertimbangan bahwa peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah seta sifat dari
populasi. Sehingga peneliti tidak membatasi penelitian baik dari segi usia jenis kelamin
ataupun pekerjaan.
3.3 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang di gunakan pada penelitian ini adalah Quasy Eksperiment
Design yang bertujuan untuk mengetahui suatu pengaruh yang timbul, sebagai akibat
dari adanya suatu perlakuan tertentu. Adapun rancangan yang di gunakan yakni The
One-Group Pretest-Posttest Design. Pada desain ini akan di bagi menjadi satu
kelompok yang akan di berikan perlakuan dan sebelum di berikan perlakuan juga akan
di ambil hasil skornya sebagai data hasil pretest.
3.4 Analisis Data
Analisis data yang di lakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
bivariat yang bertujuan untuk mengetahui ataupun menguji dari keterlibatan ada tau
tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu melakukan
uji nonparametric untuk mengukur signifikansi perbedaan antara dua kelompok data
berpasangan yang di bantu dengan menggunakan media SPSS 22 for windows.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Oktavia, Wahyu. 2017. Analisa Desain Visual Dan Verbal Kemasan Parfum Eskulin
Terhadap Ketatnya Persaingan Globalisasi. Jurnal Iain Surakarta. Vol. 2. No. 1.

Swasty, Wirania. 2010. A-Z Warna Interior: Rumah Tinggal.. Bandung.

Yoganant, Auria Farantika. 2015. Pengaruh Psikologi Kombinasi Warna Dalam


Website. Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia. Vol.01 No.01.

Anda mungkin juga menyukai