KONSUMEN
MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Selama mengerjakan tugas ini kami sebagai penyusun dan penulis telah
mendapat banyak bantuan dari berbagai sumber dan berbagai pihak. Oleh karena
itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan
mempermudah kami dalam pengerjaan tugas.
Kelompok 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
hubungan dengan yang diinginkan konsumen. Keputusan pembelian oleh
konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian adalah karakteristik pribadi (Kotler dan Keller,
2008:172). Faktor pribadi yang dimaksud meliputi: usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan
nilai. Karakteristik tersebut mempunyai dampak secara langsung terhadap perilaku
konsumen, maka dari itu penting bagi pemasar untuk mengikuti keseluruhan faktor
tersebut secara seksama.
Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilakunya dalam kaitan memilih
suatu produk agar sesuai dengan gaya hidup yang disandangnya (Suharno dan
Sutarso, 2010:89). Gaya hidup sendiri dapat diartikan sebagai pola konsumsi yang
menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang
(Solomon dalam Sumarwan, 2014:45). Dalam perspektif ekonomi, gaya hidup
menunjukkan pada bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya dan
memilih produk serta berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu
kategori jenis produk yang ada (Suryani, 2013:57). Sedangkan dalam perspektif
pemasaran, konsumen yang memiliki gaya hidup yang sama akan mengelompok
dengan sendirinya ke dalam satu kelompok berdasarkan minatnya dalam
menggunakan waktu senggang dan membelanjakan uangnya.
Menurut Hu dalam Lin dan Shih (2012), perbedaan dalam gaya hidup akan
menghasilkan berbagai variasi dalam perilaku dan pemikiran seseorang. Gaya
hidup yang berbeda akan menghasilkan preferensi dan perilaku yang berbeda ketika
membuat keputusan pembelian. Selain itu, gaya hidup juga disebut sebagai salah
satu faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas konsumen
(Hassan dkk, 2015). Berdasarkan teori tersebut, dikatakan bahwa gaya hidup dapat
menjadi tolok ukur bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian yang
nantinya akan berdampak kepada kepuasan konsumen berdasarkan kinerja yang
dihasilkan oleh suatu produk. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel gaya hidup
secara tidak langsung dapat berpengaruh kepada kepuasan konsumen melalui
keputusan pembelian.
2
Gaya hidup juga memiliki keterkaitan terhadap kepuasan konsumen secara
langsung sebagai dampak yang diperoleh setelah melakukan keputusan pembelian.
Dalam perkembangannya, seorang pemasar juga harus dapat memahami
kepribadian seseorang karena kepribadian antara konsumen yang satu dengan yang
lainnya berbeda sehingga dapat dikatakan bersifat unik (Suryani, 2013:47). Atas
dasar itulah, kepribadian menjadi suatu tantangan bagi pemasar untuk memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap konsumen. Menurut Fahmi (2016:32),
kepribadian sering diartikan sebagai karakteristik individual yang Faktor gaya
hidup dan kepribadian tentunya harus didukung oleh kualitas produk yang memadai.
pembelian dan kepuasan konsumen.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sistem psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungannya secara unik. John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian
adalah keseluruhan dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu
yang berinteraksi atau berhubungan dengan serangkaian situasi. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap,
sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut
agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian juga
merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti yang
lain, kepribadian manusia adalah pola pikir („aqliyah) dan pola jiwa (an-nafsiyah).
Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard sebagaimana dikutip oleh
Amirullah, kepribadian adalah sebagai karakteristik psikologi yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten.
Konsumen yang memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian
tinggi tentu menginginkan produk yang sesuai dengan kepribadian itu sendiri.23
Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor
biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-
faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual, sistem saraf, proses
pendewasaan individu yang bersangkutan dan juga kelainan-kelainan biologis
lainnya. Adapun faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen, perasaan,
kemampuan belajar, keinginan, keterampilan dan lain sebagainya. Faktor sosiologis
yang mempengaruhi kepribadian seseorang individu tersebut dapat berupa proses
dari sosialisasi yang diperoleh sejak kecil.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari
tiap-tiap individu itu. Istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang
individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus.
5
2.2 TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Teori-Teori Kepribadian adalah sebagai berikut:
1. Teori psychoanalitis
Teori yang dipelopori Sigmund freud ini menunjukkan bahwa perilaku manusia
dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Teori psikoanalitis menekankan
pada sifat-sifat kepribadian yang disadari sebagai hasil dari konflik masa kanak-
kanak. Konflik itu diturunkan menjadi 3 komponen kepribadian sebagai berikut:
a. Id (libido)
Id adalah sumber kekuatan yang dibawa sejak lahir yang mengendalikan perilaku
dan merupakan sub sistem dari kepribadian. Sumber kekuatan ini selalu
mengarahkan perilaku untuk mencapai kesenangan dan menghindari penderitaan.
Id merupakan upaya untuk memperoleh kesenangan, penghargaan, dan pemuasan
yang diwujudkan lewat libido dan agresi. Libido mengarah pada hubungannya
dengan keinginan seksual dan kesenangfan serta kehangan dan makanan.
Sedangkan agresi mengacu pada kerusakan termasuk perang, berkelahi dan
berkuasa.
b. Ego
Ego sumber rasa sadar yang mewakili logika dan dihubungkan dengan prinsip
realitas. Ego merupakan sub sistem yang berfungsi melayani dan mengendalikan
dua sistem lainnya dengan cara interaksi dengan dunia luar. Ego adalah perantara
Id yang memberikan reaksi terhadap keinginan Id dengan mempertimbangkan
terlebih dahulu apakah keinginan itu dapat memuaskan atau tidak.
c. Superego
Superego adalah pengekang Id yang menekan gejolak nafsu yang ada pada manusia.
Seperego tidak mengatur Id, tapi memberikan hukuman terhadap perilaku yang
tidak dapat diterima dengan menciptakan rasa bersalah. Superego adalh motivasi
untuk bertindak secara bermoral. Superego menetapkan suatu norma yang
melandasi ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Kesadaran dalam
superego diterapkan melalui penyerapan nilai-nilai kultural dan moral masyarakat.
6
Oleh karena itu, orang tua menjadi faktor penting dalam pengembangan superego
anak-anak.
2. Teori sosial
Dari teori sosial, kepribadian dijelaskan dengan perilaku yang konsisten
memperlihatkan hubungan orang-orang dengan situasi sosial. Dalam pandangan
teori ini, setiap orang berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial. Dalam sebuah
penelitian, ditemukan bahwa iklan produk seperti pencuci mulut dan sabun selalu
dikaitkan dengan hubungan sosial karena pesan iklan tersebut selalu
menggambarkan agar seseorang dapat diterima dalam pergaulan sosial.
3. Teori konsep diri
Dalam pandangan teori konsep diri, manusia mempunyai pandangan persepsi atas
dirinya sendiri. Sehingga, setiap individu menjadi subjek dan objek persepsi.konsep
diri yang dimiliki individu adalah penilaian-penilaian terhadap dirinya yang
berhubungan dengan sifat-sifat seperti, bahagia, keberuntungan, modern, praktis,
dll.
Secara umum, konsep diri diatur berdasarkan dua prinsip, yaitu keinginan mencapai
konsistensi dan keinginan meningkatkan harga diri (self esteem). Konsep actual self
(diri yang sebenarnya) yang diterapkan dalam pemasaran menyatakan bahwa
pembelian yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh konsep yang dimiliki oleh
orang itu sendiri. Sedangkan konsep ideal self (dirinya yang ideal) yang
berhubungan dengan self esteem merupakan sifat positif terhadap dirinya sendiri.
Selain dua konsep tersebut, terdapat konsep yang disebut dengan extended self (diri
yang diperluas). Konsep ini menjelaskan bahwa tidak hanya citra diri kita yang
mempengarui pemilihan produk, akan tetapi, produk yang dipilih juga memberikan
pengaruh terhadap diri kita. Terdapat empat level extended self yang digunakan
konsumen untuk mendefinisikan diri mereka, yaitu:
a. Level individu: apa yang seseorang miliki, maka itulah indentitasnya, misalnya:
perhiasan, jam tangan, pakaian, dll.
b. Level keluarga: keluarga merupakan bagian dari identitas diri konsumen. Rumah
dan perabotannya yang menjadi simbol keluarga juga menjadi identitas konsumen.
7
c. Level komunitas: tetangga, lingkungan perumahan, dan asal daerah juga sudah
umum untuk dijadikan identitas.
d. Level kelompok: keterikatan terhadap kelompok sosial dapat menjadi dasar
identitas atau bagian dari kelompok itu.
4. Teori Sifat / Ciri (Trait Theory)
Trait adalah setiap karakteristik yang berbeda yang berbeda antara satu dan lainnya
serta bersifat relatif permanen dan konsisten. Pendekatan kepribadian teori ini
berusaha mengkuantitatifkan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh
seseorang. Ada beberapa ciri spesifik yang sesuai dengan perilaku konsumen, yaitu,
innovativeness (keinginan mencoba sesuatu yang baru), materialism (keinginan
memperoleh atau memiliki produk sebanyak-banyaknya), need cognition (usaha
memikirkan sesuatu yang menimbulkan usaha memikirkan informasi merek).
8
(positif), lawannya, tegang, gelisah, murung dan tak kokoh (negatif)
5. Keterbukaan terhadap pengalaman
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imajinatif, peka, dan
intelektual.
9
2.5 Ciri-ciri kepribadian
Ciri-ciri kepribadian adalah karakteristik-karakteristik seperti sifat malu, agresif,
mengalah, malas, ambisius, dan setia yang diperagakan oleh individu dalam
sejumlah situasi. Dengan kata lain ciri kepribadian adalah karakteristik-
karakteristik yang bertahan yang memberikan perilaku seorang individu. Pencarian
dini ciri-ciri utama dengan identifikasi enam belas faktor kepribadian yang
dipandang sebagai ciri primer kepribadian atau yang merupakan sumber perilaku
yang umumnya konsta, memungkinkan ramalan dari perilaku seorang individu
dalam situasi-situasi khusus, dengan menimbang karakteristik-karakteristik untuk
relevansi situasi awalnya.
10
dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut diatas.
5. Perbedaan dan pengaruh individu
Terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan
faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi
perilaku. Kelima faktor tersebut akanmemperluas pengaruh perilaku
konsumen dalam proses keputusannya.
6. Prosespsikologis
Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan
perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
dalam penambilan keputusan pembelian.
2.7 Memahami Kepribadian dan Perilaku Konsumen
Beberapa pertanyaan dasar yang penting untuk diketahui sebagai landasan
dalam memahami konsumen, yaitu:
1. Mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen
2.Mengetahui apa selerakonsumen
3. Bagaimana konsumen mengambil keputusan
11
3. Apa yangdiharapkankonsumendarianda
Cara terbaik untuk mengetahui harapan dari para konsumen anda adalah
bertanya kepada mereka. Bentuk formulir/angket sederhana (multiple
choice or simple essay) dapat memberikan kita banyak informasi. Mintalah
konsumen memberi penilaian dari yang sangat penting sampai yang tidak
begitu penting. Semakin banyak survei yang dilakukan semakin akurat
informasi yang anda dapatkan.
12
Kotler dan Keller (2008:175) berpendapat bahwa gaya hidup adalah pola hidup
seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat.
Menurutnya, gaya hidup memotret interaksi seseorang secara utuh dengan
lingkungannya. Dengan begitu, penting bagi pemasar untuk meneliti hubungan
antara produk yang ditawarkan dan kelompok gaya hidup.
13
b. Konsep Value and Lifestyle (VALS)
SRI Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup
ditinjau dari aspek nilai kultural yaitu outer directed, inner directed, dan need driven.
Program itu disebut sebagai VALS 1 (value and lifestyle). Outer directed
merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus
sesuai dengan nilai-nilai dan norma tradisional yang telah terbentuk. Konsumen
dalam segmen inner directed, membeli produk untuk memenuhi keinginan dari
dalam dirinya untuk memiliki sesuatu dan tidak memikirkan norma-norma budaya
yang berkembang. Kelompok ketiga yaitu konsumen yang membeli sesuatu
didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan berbagai pilihan yang tersedia.
SRI memperbaiki progaram VALS 1 dengan VALS 2. VALS 2 mengidentifikasi
delapan kelompok konsumen, berikut ini definisi nilai yang didasarkan atas VALS2
1) Actualizer
Mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan harga diri yang tinggi. Mereka
mempunyai rentang minat yang luas pada berbagai bidang dan terbuka pada
perubahan. Mereka membeli produk untuk mencapai yang terbaik dalam hidup
2) Fullfieds
Berpendapatan tinggi, dewasa, bertanggung jawab, mempunyai pendidikan tinggi
dalam bidang profesional. Mereka memusatkan kegiatan, enggan dirumah, tetapi
terbuka dengan gagasan baru dan perubahan. Mereka menghargai pendidikan dan
travel, dan juga mempunyai kesadaran pada kesehatan.
3) Believers
Agak kurang kaya, mereka lebih tradisional dari pada fulfilleds. Mereka hidup
terpusat pada keluarga, pergi kemasjid, kerja, kelompok dan negara. Mereka
menghargai
peraturan.
4) Achiever
Fokus karir dan keluarga, hubungan sosial formal, menghindari perubahan
berlebihan, banyak bekerja kurang rekreasi, politik konservatif.
14
5) Striver
Minat sempit, mudah bosan, agak terkucil, ingin diakui oleh kelompok, tak peduli
kesehatan dan tak peduli politik.
6) Struggeler
Minat terbatas, kegiatan terbatas, cari rasa aman, kesehatan bermasalah, konservatif
dan tradisional, memegang agama.
7) Experiencer
Senang yang baru, aneh dan beresiko, senang olah raga, sosialisasi udara luar,
peduli tentang diri, tidak sama dengan konformis, kagung kekayaan, kekuasaan,
ketenaran, tak peduli politik.
8) Maker
Menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang dengan kalangan dan teman dekat,
menghindari orang, mencemooh politisi, orang asing dan konglomerat
15
dimensi dari AIO yang biasanya ipergunakan untuk melakukan pengukuran gaya
hidup digambarkan dalam tabel berikut:
16
b. Emulators : Pada umumnya mereka berusaha keras dengan semangat lebih
maju dengan mencontoh achievers. Cenderung sangat ambisius, lebih suka
berbelanja daripada menabung.
c. Achievers : Kaya, berpendapatan tinggi, pekerja professional bebas. Di
Amerika mereka biasanya konservatif dan bergabung dengan partai republik dalam
hal politik.
3. Kelompok berorientasi ke dalam (Inner Directed).
Cenderung berfokus pada masalah-masalah dari dalam diri dan mencari
tugas-tugas dengan keterlibatan yang intensif.
1. Kelompok I-am-me : Muda belum menikah dan dicirikan dengan
perubahan dalam hal emosi, perasaan, dan sudut pandang. Antusias, nekat, dan
menyukai ide-ide baru serta posesif. Sangat terlibat dalam aktivitas, seperti
keributan, hedonisme atau olahraga. Mandiri, percaya diri, dan inovatif.
Berpendapatan sedang dan berumur 20 tahun ke atas.
2. Societally conscious : Kelompok yang kecil, berhasil, matang, dan liberal
mengenai isu-isu masyarakat.
4. Kelompok terintegrasi.
Mencakup 2% dari populasi. Merupakan orang yang memiliki aktualisasi
diri. Matang artinya stabil dan dapat mengelola diri dengan cara terbaik daripada
karakteristik kepribadian inner directed dan outer directed.
Pada pengujian pertama, konsep VALS ditemui beberapa kelemahan karena dalam
hasil riset menunjukkan bahwa persetujuan isu sosial ternyata kurang bisa
memprediksi perilaku membeli (Sumarwan, 2014:49). Untuk itulah, inventarisasi
psikografis dengan VALS dilakukan pembaharuan sehingga dapat disebut sebagai
VALS 2. Tujuan dikembangkannya VALS 2 adalah untuk mengidentifikasi
hubungan yang spesifik antar sikap konsumen dan perilaku pembelian (Suryani,
2013:60). Survey yang dilakukan di Amerika pada pasar konsumen dengan VALS
2 dikelompokkan dan dideskripsikan sebagai berikut:
1. Actualizers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebih dengan berfokus
17
pada prinsip dan tindakan. Aktif, bertanggungjawab dalam mengekspresikan selera,
berkarakter, dan mandiri. Umumnya berpendidikan tinggi dan komposisinya 8%
dari populasi. Rata-rata berusia 43 tahun dengan pendapatan sebesar $58.000.
2. Fulfilleds
Mempunyai sumber daya berlimpah dengan berfokus pada prinsip.
Kelompok ini dewasa, bertanggungjawab, dan berpengetahuan praktis yang luas.
Umumnya telah menikah dan memiliki anak yang cukup tua. Ditinjau dari
jumlahnya dalam populasi, komposisi kelompok ini sebesar 11% dari populasi,
berusia rata-rata 48 tahun, berpendidikan tinggi, dan memiliki pendapatan rata- rata
sebesar $38.000.
3. Believers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang lemah dan berfokus pada
prinsip. Bersifat tradisional dan materialistik, gaya hidupnya mudah ditebak yang
terikat pada keluarga dan gereja. Setia terhadap produk-produk Amerika sehingga
dapat dikatakan tidak inovatif. Berpendidikan sekolah menengah atas, mereka
mewakili 16% dari populasi rata-rata berumur 58 tahun dengan pendapatan sebesar
$21.000.
4. Achievers
Kelompok ini mempunyai sumber daya berlebih dan berfokus pada status.
Individu yang berorientasi terhadap karir ini sangat sukses. Mereka termasuk
kurang berani mengambil resiko, menghargai status quo dan otoritas. Pada
umumnya sangat sadar akan citra, mereka membeli mobil mewah yang ekspresif.
Berpendidikan tinggi, mereka mewakili 13% dari populasi. Rata-rata berusia 36
tahun dan berpendapatan rata-rata $50.000.
5. Strivers
Kelompok ini memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada status.
Cenderung impulsif dan mengikuti jaman. Individu seperti ini bertindak sesuai
dengan persetujuan sosial. Segmen ini menganggap uang sebagai keberhasilan
mereka. Kelompok ini kebanyakan berpendidikan tinggi dan mewakili 13% dari
populasi. Rata-rata berpendapatan $25.000 dan berusia 34 tahun.
18
6. Experiencers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebih dan berfokus pada
tindakan. Masih muda dan antusias, menyukai olahraga serta berani mengambil
resiko. Lajang dan pembeli yang impulsif. Mereka kebanyakan tidak
menyelesaikan pendidikannya dan mewakili 12% dari populasi, rata-rata berusia 26
tahun dan pendapatan mereka adalah $19.000.
7. Makers
Memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada tindakan praktis.
Konservatif, berfokus pada keluarga, dan dalam bekerja mengandalkan pada fisik.
Jumlahnya 13% dari populasi. Rata-rata berusia 30 tahun dengan pendapatan
sebesar $30.000. Berpendidikan sekolah menengah atas.
8. Strugglers
Kelompok ini umumnya miskin, berpendidikan rendah, mereka hanya
memiliki sedikit sumber daya dan harus berfokus pada hidup sesaat. Pembeli yang
hati-hati, tetapi setia. Jumlahnya 14% dari populasi. Rata-rata berusia 61 tahun
dengan pendapatan sebesar $9.000. Sebagian besar berpendidikan sekolah
menengah atas.
19
3. Opinion (Opini atau Pendapat)
Pertanyaan mengenai opini membahas tentang pandangan dan perasaan konsumen
mengenai berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar.
Lingkungan tersebut dapat berada dalam lingkup lokal maupun internasional dan
dapat berupa masalah-masalah ekonomi, sosial, dan moral.
Sementara itu, Kotler dan Keller (2008:175) memiliki pandangan yang berbeda
dalam menentukan indikator yang dapat membangun gaya hidup seseorang.
Menurutnya, gaya hidup dapat terbentuk melalui dua indikator, yaitu:
1. Keterbatasan Uang
Konsumen yang memiliki masalah finansial cenderung untuk memilih suatu produk
kepada penyedia barang atau jasa yang menawarkan harga kompetitif. Dan
sebaliknya, konsumen dengan finansial yang baik akan memilih produk sesuai
dengan preferensinya sendiri. Hal ini akan menciptakan beberapa kelompok
konsumen dengan gaya hidup yang berbeda.
2. Keterbatasan Waktu
Konsumen yang memiliki keterbatasan waktu cenderung mengalami multitugas
atau melakukan dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu. Konsumen yang peduli
terhadap waktu akan melakukan kegiatan seefektif dan seefisien mungkin,
termasuk dalam hal pembelian. Mereka akan memilih penyedia produk atau jasa
yang menawarkan aspek kenyamamanan ketika melakukan proses pembelian.
Berdasarkan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis
mempertimbangkan untuk menggunakan tiga indikator yang telah dikemukakan
oleh Suryani (2013:58) untuk mewakili variabel gaya hidup pada penelitian ini,
yaitu bentuk produk, merek, dan cara pembayaran. Tiga indikator tersebut
digunakan mengingat kesesuaiannya terhadap variabel yang terkait dan objek yang
diteliti.
20
2.12Konsep Gaya Hidup Konsumen dan Pengatuhnya Terhadap
Perilaku
Pola yang dilihat dari gaya hidup seseorang sebenarnya tidak berbeda
jauh dengan pola yang dilihat dari kepribadian maupun nilai. Tetapi yang
membedakannya adalah dalam gaya hidup seseorang sangat dipengaruhi
oleh pergaulan dan lingkungan sekitar.
21
keterlibatannya dalam berbagai aktivitas. Mowen dan Minor juga
menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup,
bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada
konsumen tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup
berhubungan dengan tindakan nyata dan pembelian yang dilakukan
konsumen sendiri.
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap
pengambilan keputusan konsumen :
1. Sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada
pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need
recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli
merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan
yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula
tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan
produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam
jangkauannya, ia cenderung akan membelinya
3. Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian
tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu.
Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat
dan pikiran yang logis.
4. Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan
membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan
pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada
dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan
23
pembelian.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka simpulannya adalah sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh kepribadian terhadap kepuasan konsumen.
Artinya konsumen tidak mempertimbangkan variabel kepribadian
dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk yang digunakannya
2. Terdapat pengaruh gaya hidup terhadap kepuasan konsumen. Artinya
keputusan pembelian mampu memediasi hubungan antara gaya hidup
terhadap kepuasan konsumen
3. Kepribadian nilai dan gaya hidup adalah naluri alamiah yang
merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat
manusia, bagaimana cara manusia berfikir, faktor lingkungan
sebagai sebuah objek pengaruh dalam menentukan pola berfikir
manusia, dan juga faktor pendapatan yang membentuk manusia
pada pola-pola konsumerisme.
4. Kepribadian dapat dijelaskan sebagai karakteristik psikologis
yang menen tukan dan menggambarkan bagaimana seseorang
merespon lingkungannya. Walaupun kepribadian cenderung
konsisten dan bertahan lama, tetapi dapat berubah dengan tiba
-tiba sebagai respon terhadap berbagai peristiwa hidup yang
utama maupun secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu.
5. Kepribadian dan gaya hidup merupakan satu Kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan. Dimana dalam Gaya Hidup seseorang
terdapat kepribadian yang bermacam-macam bentuknya yang
tanpa kita sadari, 2 hal tersebut memang saling berkaitan.
25