Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejak dulu, warna diketahui dapat memberikan pengaruh terhadap psikologi, emosi serta cara bertindak manusia. Warna juga menjadi bentuk komunikasi nonverbal yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna. Warna sering digunakan dalam komunikasi visual untuk tujuan branding, penjualan serta marketing perusahaan. Colourology adalah ilmu komunikasi visual yang menggunakan warna untuk terapi penyembuhan. Metode ini sudah dipraktikkan oleh banyak kebudayaan kuno, seperti Mesir dan Cina. Mata manusia dapat menangkap tujuh juta warna yang berbeda, tetapi ada beberapa warna utama yang bisa memberi dampak pada kesehatan dan perasaan konsumen. Hal ini akan mendorong mereka untuk lebih loyal terhadap produk perusahaan tersebut. Setiap warna memancarkan panjang gelombang energi yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pula. Dengan menggunakan berbagai nuansa warna pada materi promosi, branding, marketing, corporate identity serta logo perusahaan, dapat membawa harmoni, stabilitas, keseimbangan, dan peningkatan penjualan yang signifikan. Konsep pemilihan warna dapat menjadi tolak ukur nilai suatu produk di mata masyarakat. Warna dapat membentuk persepsi sebuah produk dan dengan warna,

sebuah perusahaan bisa memanipulasi pola pikir dan psikologis konsumen terhadap barang atau jasa. Marketer harus mengenal warna-warna yang tepat untuk layout produk, sehingga dapat menarik pelanggan untuk membeli produk yang dipasarkan. Tidak sedikit perusahaan yang mengesampingkan pemilihan warna dan logo untuk mereknya. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut enggan mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa desainer yang lebih

berpengalaman dalam hal branding. Beberapa perusahaan lainnya menyewa desainer yang kurang berpengalaman atau mengutamakan selera pribadi dibandingkan warna yang direkomendasikan sehingga desainer tidak

mengeluarkan kemampuannya secara bebas bebas. Hal tersebut berimbas pada tingkat penjualan produk yang kurang maksimal. Makalah ini akan membahas pengaruh warna merek suatu produk terhadap tingkat penjualannya. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana manfaat psikologi warna terhadap marketing suatu produk? 2. Bagaimana pengaruh pilihan warna pria dan wanita terhadap merek yang mereka pakai? 3. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan warna logo suatu produk? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Memahami pengaruh psikologi warna terhadap marketing suatu produk.

2. Mengetahui pengaruh pilihan warna pria dan wanita terhadap produk yang mereka pakai. 3. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan warna logo suatu produk. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan, bahan pembelajaran, dan referensi bagi masyarakat umum terutama para marketer yang ingin memulai usaha dengan membuat logo. 1.5 Sistematika Penulisan Karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Pada bab I, penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, sistematika penulisan, metode penelitian, dan hipotesis. Pada bab II, penulis menjelaskan manfaat psikologi masing masing warna terhadap marketing suatu perusahaan serta contoh contoh produknya. Lalu penulis membahas perbedaan pilihan warna berdasarkan gender dan cara memilih warna yang tepat dalam membuat logo. Pada bab III, penulis menjelaskan simpulan dan saran. 1.6 Metode Penelitian Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu studi pustaka yang bersumber dari internet. 1.7 Hipotesis

Warna memiliki efek terhadap psikologis seseorang. Oleh karena itu, pemilihan warna yang tepat pada merek tertentu dapat meningkatkan penjualan dan kesan positif konsumen.

BAB II PRMBAHASAN

2.1 Manfaat Psikologis Warna dalam Marketing Sebagian besar manusia tidak menyadari kekuatan psikologis warna. Padahal banyak penelitian menunjukkan bahwa warna dapat memengaruhi pola pikir manusia. Warna adalah elemen penting dalam dunia design dan marketing. Psikologi warna memang harus diterapkan dalam pembuatan brosur, kartu nama atau media promosi dan alat penjualan lainnya sebagai identitas dan daya tarik penjualan. Warna juga menunjukkan image produk. Oleh karena itu, kita harus jeli memilih warna yang sesuai agar pesan dan impact dari warna dipilih bisa sampai ke konsumen.
Sebagai contoh, mengapa nuansa merah dan jingga dipilih hampir semua resto fast food? Riset menunjukan bahwa warna merah dan jingga cenderung membuat orang makan dengan cepat. Pemilihan warna pun harus dilihat dari demografi target market yang dituju karena warna memiliki efek yang berbeda di setiap kultur dan daerah yang berbeda. Warna putih melambangkan kematian di china, tetapi di Brazil warna ungu lah yang melambangkan kematian. Orang-orang dari daerah tropis juga lebih tertarik dengan warna warna hangat. Sementara orang dari non-tropis lebih menyukai warna warna yang lebih terang.

Riset marketing juga menunjukan warna mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam keputusan pembelian konsumen. Dalam sebuah studi berjudul Impact of

Color in Marketing, peneliti menemukan bahwa hingga 90 % dari keputusan pembelian cepat didasarkan pada warna saja ( tergantung pada produk ). Penelitian Exciting Red and Competent Blue juga menegaskan bahwa niat beli sangat dipengaruhi oleh warna karena mereka dapat merasakan kepribadian merek yang mereka beli . Para peneliti menemukan bahwa warna merah-oranye, hitam dan biru dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap konsumen dalam kegiatan belanja. Sementara konsumen yang memiliki anggaran pas-pasan akan lebih cepat merespon terhadap warna pink, teal dan biru muda dan bagi masyarakat tradisional lebih cepat menanggapi warna yang memiliki unsur pastel pink dan biru langit. Dan dalam hal peran yang warna bermain dalam branding , hasil dari penelitian The Interactive Effects of Colors menunjukkan bahwa hubungan antara merek dan warna dominan yang harmonis sangat berpengaruh. Untuk memahami bagaimana warna

digunakan dalam marketing, ada baiknya dimulai dengan memahami respons yang ditimbulkan dari masing masing warna. Namun, tentu saja setiap orang memiliki persepsi dan penilaian yang berbeda sehingga apa yang dijelaskan adalah hasil rata rata penelitian.

2.1.1 Kuning Karakteristik yang tergambar dari warna kuning adalah optimistik, penuh konsentrasi, menuntut perhatian dan dianggap sebagai warna sementara (sehingga sebagian besar warna taksi adalah kuning). Kuning merangsang

pemikiran dan kreativitas. Gunakan warna ini seperlunya saja dan jangan terlalu banyak karena warna ini seperti warna merah. Warna ini juga berhubungan dengan rekreasi dan hiburan. Warna kuning sangat mencolok sehingga biasanya perhatian langsung tertuju pada warna ini. Kuning membuat orang cenderung untuk bergerak.

Di daerah Asia, kuning mengandung sifat sakral dan imperial. Berlawanan dengan kepercayaan yang beredar, warna kuning membuat manusia cenderung tidak sabar. Jika dilihat dalam intensitas besar, kuning membuat pupil mengecil karena warnanya yang paling cerah dan dapat menurunkan nilai suatu produk. Tentu saja warna kuning sangat tidak dianjurkan bagi logo perusahaan bank, busana, barang elektronik, serta asuransi.

Veuve Clicquot adalah salah satu merek sampanye yang menggunakan warna shade dari kuning. Warna kuning yang merangsang proses mental dan system saraf, meningkatkan kegembiraan dan kehangatan tepat untuk menggambarkan produk sampanye ternama ini.

2.1.2 Jingga Karakteristik warna jingga adalah enerjik, melambangkan kehangatan, antusiasme, mampu menarik perhatian dalam waktu yang singkat (biasanya tanda tanda di jalan raya), memiliki kecendrungan untuk dipadukan dengan warna kontras, dan membuat hal hal tampak lebih murah.

2.1.3

Merah

Warna merah adalah warna yang dapat melambangkan cinta, kekuatan, kemarahan, bahaya, keberanian, keagresifan, bahkan dendam. Warna merah dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah seseorang. Bagi bangsa China, warna merah adalah simbol kehidupan, sehingga dalam praktiknya para pengantin wanita menggunakan warna ini sebagai warna pakaian yang mereka kenakan.

Karakteristik warna merah sendiri identik dengan rangsangan, baik rangsangan seksual, maupun rangsangan aksi membeli. Warna merah dapat meningkatkan selera seseorang terhadap sesuatu, sehingga dimanfaatkan oleh banyak restaurant di dunia. Merah adalah warna yang dapat membuat penampilan menarik, menghipnotis, dan

menyenangkan. Hal ini merupakan sisi positif dalam hal pemasaran bagi brand yang memanfaatkan warna tersebut. Contoh brand yang sukses

menggunakan warna merah adalah Coca Cola. Untuk beberapa dekade, Coca Cola tetap setia dengan logonya yang bertuliskan putih pada latar

merah. Warna merah disini dimanfaatkan untuk menarik perhatian para konsumen dan merangsang aksi pembeliannya. 2.1.4 Biru Warna biru adalah warna yang melambangkan keharmonisan, persatuan, kepercayaan, dan rasa aman. Warna ini berhubungan dengan sesuatu yang tenang, damai, dan bersih. Bagi bangsa China, warna biru melambangkan keabadian. Berbeda dengan warna merah, warna biru justru menurunkan denyut nadi dan suhu tubuh. Selain itu, warna biru tidak cocok digunakan pada restaurant karena dapat menurunkan selera seseorang.

Warna biru banyak digunakan pada jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Hal ini disebabkan oleh identiknya warna biru dengan

komunikasi, otoritas, dan kejelasan. Selain itu, warna biru pada jejaring sosial dipilih karena merupakan warna yang sebagian besar orang di dunia sukai, baik laki-laki maupun perempuan.
2.1.5 Hijau

Karakteristik warna hijau adalah melambangkan alam dan alami, dianggap sebagai warna yang juga menunjukkan kesehatan, jiwa muda, dan pembaruan karena warnanya yang menyimbolkan musim semi. Warna hijau juga dianggap sebagai warna yang menyimbolkan rasa cemburu dan iri bagi sebagian orang. Hijau juga adalah warna yang membuat orang yang melihatnya menjadi rileks, menenangkan, dan refreshing. Selain itu juga warna-warna shade dari hijau dapat melambangkan kekayaan, oleh karena itu warna hijau juga membuat produk yang dipasarkan terlihat berkualitas tinggi. Contoh dari perusahaan yang memakai warna hijau sebagai identitas dari mereknya adalah Starbucks.

Starbuck menggunakan warna hijau yang langsung dapat kita kenali ketika kita melihat logo dari perusahaan kopi tersebut. Starbucks juga menggunakan warna hijau yang sama pada apron yang digunakan oleh para pelayannya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa starbucks adalah brand

yang membuat rileks tapi juga adalah brand yang memiliki prestige. Penggunaan warna hijau disini untuk melambangkan prestige jelas lebih baik daripada menggunakan kata-kata.

2.1.6

Ungu Ungu adalah warna yang dianggap eksotis dan sering dihubunghubungkan dengan kebangsawanan, kerajaan, dan harta. Oleh karena itu ungu dianggap sebagai warna yang mewah dan cantik, walaupun karena itu pula ungu dianggap sebagai warna yang arogan dan kejam.

Warna ungu yang digunakan oleh perusahaan coklat besar asal inggris Cadbury melambangkan kekayaan, kesuksesan, misterius, dan

kebijaksanaan. Ungu juga melambangkan spiritualitas dimana tidak sedikit orang yang menganggap coklat sebagai pintu gerbang surga.

2.2 Pilihan Warna Berdasarkan Gender

Pada tahun 2003, Joe Hallock melakukan sebuah studi mengenai perbedaaan pilihan warna pria dan wanita, terdiri dari 232 orang dari 22 negara di seluruh dunia. Hasil penelitiannya tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran berikut: Warna yang Paling Dipilih Responden Pria Responden Wanita

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan pilihan yang cukup kontras antara pria dan wanita. Sebesar 23% wanita menjadikan ungu sebagai warna favorit mereka, sedangkan tidak ada laki laki (0%) yang memiliki selera demikian. Inilah yang menjadi dasar pembeda pilihan warna berdasarkan gender. Tidak heran banyak produk produk wanita yang memiliki logo dengan ungu sebagai warna dominannya seperti coklat, kosmetik, dan lainnya.

Namun, favorit warna pria dan wanita sama yaitu biru, hanya saja jumlah laki laki lebih banyak sebesar 22%. Dalam laporan penelitiannya, Tomes menyatakan bahwa biru menggambarkan air bersih, langit cerah, wewenang, kebenaran, ketenangan, dll-membuatnya menjadi favorit di semua kelompok usia dan jenis kelamin. Selain memicu pikiran yang kreatif, alasan penggunaan warna biru di social media adalah karena biru merupakan warna universal sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Warna yang Paling Tidak Dipilih Responden

Responden Pria

Responden Wanita

Warna Murah Berikut ini adalah diagram hasil penelitian seluruh responden tentang warna yang paling mewakili sifat murah. Berdasarkan penelitian Hallock,

responden pria dan wanita memiliki warna nonfavorit yang sama. Ternyata warna

nonfavorit digram sangat mirip dengan hasil respondent saat memilih warna mereka anggap sebagai warna murah.

Pada tahun 2007, Dr. Anya Hurlbert and Yazhu Ling membuat eksperimen tentang bagaimana persepsi pria dan wanita dalam membedakan warna. Apakah terdapat perbedaan? Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita menyukai biru dari set warna. Ketika diminta untuk memilih dari warna campuran, perempuan menyukai warna yang lebih dekat ke ujung merah spektrum, di mana nuansa merah muda ditemukan. Hasil penelitian tersebut antara lain: Bright vs. Soft Colour

Dalam percobaan, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kesukaan secara umum ketika diminta memilih warna terang dan gelap. Namun, wanita tertarik terhadap warnawarna lembut, sementara laki-laki warna yang cerah. Akromatik

Akromatik adalah penyusunan warna hitam dan putih berdasarkan konsep Hue. Warnanya terdiri dari hitam, putih dan abu abu. Pria lebih memilih warna akromatik yang lebih panas (hitam, abu abu tua) sedangkan wanita cenderung memilih warna dingin ( putih, abu abu muda). Tints vs. Shades

Mcllnis dan Shearear mengemukakan bahwa wanita lebih menyukai nuansa tints, warna yang ditambahkan putih. Sedangkan pria lebih menyukai warna shade, warna yang ditambanhkan warna hitam. Warna tints menggambarkan suatu kelembutan, awet muda, dan menenangkan. Sedangkan warna shade memberikan kesan mendalam dan misterius. Mengapa pria terjadi perbedaan plihan warna antara pria dan wanita? Studi terbaru menunjukkan mata pria dan wanita memiliki kemampuan melihat yang berbeda. Mata wanita lebih unggul dalam membedakan warna. Sementara mata pria

lebih baik dalam melacak objek yang bergerak cepat dan melihat secara detail dari kejauhan. Hal ini mungkin yang menjadi alasan para nenek moyang kita berbagi peran, pria berburu makanan sementara wanita mengumpulkan makanan. Dalam penelitiannya, seorang profesor psikologi, Israel Abramov, melakukan tes terhadap orang dengan usia dewasa dan muda dengan penglihatan normal. Dalam percobaan warna tersebut ternyata pria dan wanita memiliki perbedaan kemampuan dalam melihat suatu objek yang sama. Tim peneliti menyimpulkan, untuk dapat mengenali warna, sebagian besar spektrum penglihatan pria membutuhkan gelombang sedikit lebih panjang daripada wanita. Gelombang yang lebih panjang berhubungan dengan warna yang "hangat." Sebagai contohnya warna orange, pada penglihatan pria akan muncul lebih merah dibanding saat ditangkap oleh mata wanita. Sebaliknya, di warna yang lebih "dingin" seperti hijau rumput, mata wanita selalu menangkap lebih hijau dibanding pria. Bagi pria, warna tersebut sedikit lebih kekuning-kuningan. Studi juga menemukan bahwa mata pria kurang mahir dalam membedakan nuansa di tengah spektrum warna biru, hijau dan kuning. Meski demikian, pria lebih unggul mendeteksi objek dengan detail dari kejauhan. Juga lebih baik dalam melacak objek yang lebih tipis. Hal ini karena dipengaruhi oleh pengembangan neuron pada lapisan penglihatan di otak yang mana dipengaruhi oleh hormon maskulin. Tim peneliti mencatat, pria memiliki cairan testosteron sehingga mereka memiliki 25 persen neuron lebih banyak di otak mereka dibanding wanita. Israel Abramov menyatakan hasil studi ini mendukung hipotesis yang beranggapan ahwa

jenis kelamin berevolusi menghasilkan kemampuan psikologis yang berbeda sesuai dengan perannya saat zaman prasejarah dulu. 2.3 Pengaruh warna terhadap tingkat penjualan Pada zaman yang modern ini, penjualan tidak hanya dilakukan di dalam retail stores. Banyak perusahaan-perusahaan yang menyediakan fitur online shop selain itu banyak perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki online shop tetapi memiliki website khusus untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk yang dijualnya. Dalam hal ini warna berperan penting untuk membuat pengunjung merasa nyaman ketika membaca dan melihat website yang dibuat. Website biasanya mempunyai sebssuah tema atau palet warna, pada penggunaannya palet warna yang mengandung terlalu banyak warna atau warna yang sangat berlawanan dengan kontras yang terlalu tinggi dapat membuat pengunjung merasa tidak nyaman ketika melihat website kita, oleh karena itu warna dengan beberapa shade atau tone dari warna tersebut sebagai base dan background adalah pilihan yang tepat sedangkan untuk aksen memang dibutuhkan warna yang berbeda namun tetap serasi ketika dipadukan dengan warna base dan background. Penggunaan warna komplementer juga adalah cara lain untuk mengatasi sulitnya pemilihan wanra. Selain kenyamanan dari website itu sendiri, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesamaan warna tema website dengan warna dari brand itu sendiri karena website adalah salah satu media untuk mempromosikan bahkan menjual produk anda, tentu kesan baik yang sudah didapat melalu retail store juga ingin diaplikasikan pada website yang dimiliki.

Hal yang paling utama dari sebuah website yang menjual atau menawarkan sesuatu adalah call-to-action. Call to action biasanya berupa sebuah tombol yang disediakan dengan tujuan untuk ditekan oleh konsumen. Warna juga memiliki pengaruh yang besar terhadap tombol ini, karena penelitian telah membuktikan bahwa tombol yang terlihat kontras dengan palet dari website tersebut cenderung memiliki jumlah penekan yang lebih banyak ketimbang tombol yang menggunakan warna dari palet yang sama.

Setelah penelitian dilakukan, setelah tombol dengan warna hijau di atas diganti menjadi warna merah, jumlah penekan tombol meningkat 21%. Bukan berarti warna merah mempunyai sihir yang dapat membuat konsumen menekan tombolnya, tetapi kontras yang diberikan oleh tombol tersebut terhadap lingkungannyalah yang membuat mata konsumen dapat segera beralih kepada tombol tersebut. Hal ini

merupakan sebuah peningkatan yang besar dan perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan yang ingin mendongkrak penjualannya melalui website. 2.4 Kegagalan Brand Akibat Pemilihan Warna Tidak jarang brand mengalami kegagalan karena kesalahan pemilihan warna oleh perusahaan itu sendiri. Banyak perusahaan yang mengesampingkan faktor warna karena menganggapnya sepele dan enggan mengeluarkan biaya tambahan. Biaya tambahan tersebut dapat digunakan untuk menyewa desainer yang tentunya lebih berpengalaman di bidang branding. Selain itu, kesalahan beberapa perusahaan lainnya adalah memilih desainer yang kurang tepat atau kurang berpengalaman di bidangnya. Beberapa perusahaan juga mengutamakan selera sendiri, sehingga para desainer tidak dapat bebas mengeluarkan idenya secara bebas berdasarkan ilmu yang mereka dapat. Padahal dalam praktiknya, seharusnya perusahaan mengutamakan selera rakyat ketimbang selera sendiri karena hal ini berpengaruh terhadap tingkat penjualan produk. Produk yang memiliki brand dengan paduan warna yang tidak menarik dapat menurunkan selera konsumen terhadapnya, seperti produk Surge dari Coca Cola. Minuman kaleng ini ditujukan bagi para remaja dan penikmat olah raga pada tahun
Gambar 1 Minuman Kaleng Surge dari Coca Cola

1996. Tetapi, karena penampilannya yang kurang menarik, membuat produk ini

ditarik kembali dan tidak dilanjutkan produksinya karena tidak begitu banyak respon baik terhadapnya. Hal ini membuktikan bahwa warna merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan saat menentukan brand. 2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat Logo Untuk Membuat logo tentunya tidak bisa asal. Sebuah logo haruslah menarik perhatian dan dapat melambangkan suatu produk atau perusahaan. Karena itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk membuat logo yang baik. 1. Logo tidak boleh memiliki warna lebih dari 4 karena akan terlihat membingungkan 2. Semua yang ada dalam logo haruslah memiliki makna dan tidakada satu pun yang tidak berguna 3. Tulisan dalam logo harus bisa dibaca. Font dan ukuran disesuaikan 4. Logo harus bisa dikenali dengan mudah. Jika bisa dikenali dengan mudah maka logo akan mudah diingat. 5. Buatlah logo dengan layout yang unik 6. Jangan membuat logo dengan mengubah atau menambah logo yang sudah ada. 7. Logo harus Flexible. Logo harus bisa diubah menjadi hitam dan putih tanpa merubah makna 8. Logo harus bisa dikenali walaupun warnanya dibalik 9. Logo harus bisa dikenali saat ukurannya diubah

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Buatlah logo yang bisa tahan lama Jangan membuat logo dengan detail yang merumitkan Gambar foto tidak bisa dibuat logo Logo harus disukai semua orang yang melihatnya Logo harus bisa dipakai pada kegunaan yang berbeda Kalimat tidak bisa menjadi logo Logo yang dibuat tidak boleh mengacaukan focus Logo harus seimbang secara visual Logo harus memiliki arti yang sesuai Tidak Menimbulkan arti lain saat dilihat dari sisi yang berbeda Logo harus menarik

Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat sebuah logo. Secara umum logo yang baik adalah logo yang simple. Jika logo itu simple maka logo dapat diingat dengan mudah dan meminimalisasi arti lain dari logo tersebut. Selain itu logo tidak boleh mengikuti logo yang sudah ada. Menggunakan kalimat dan foto pun tidak dibolehkan karena logo adalah suatu simbol dari sebuah perusahaan. Jika nama perusahaan menarik dan gampang untuk diingat, maka nama perusahaan itu bisa menjadi logo. Selain itu logo harus memiliki arti yang absolute. Warna yang digunakan dalam logo pun bisa menunjukan perusahaan apa itu. Logo disarankan agar tidak menggunakan banyak warna karena dapat membinggungkan. Tetapi jika bisa mengkombinasikan banyak warna menjadi suatu

logo yang terlihat harmonis, maka itu akan menambah daya tarik dari logo tersebut. Tetapi logo tersebut tidak boleh kehilangan maknanya.

Anda mungkin juga menyukai